3,895 research outputs found

    PEMBERIAN ABU KAYU DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY MENTIMUN PADA TANAH GAMBUT

    Get PDF
    Pemberian abu kayu dan NPK pada tanah gambut dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai untuk tanaman baby mentimun pada tanah gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi abu kayu dan NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman baby mentimun pada tanah gambut. Penelitian dilaksanakan di lahan KEP’S Agro Jl. Sui Raya Dalam, Kota Pontianak berlangsung dari 4 Februari  – 16 Maret 2021. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah abu kayu dengan 3 taraf perlakuan dan faktor kedua adalah pupuk NPK. Masing-masing faktor diulang sebanyak 3 kali, setiap ulangan terdiri dari 4 tanaman sampel sehingga jumlah tanaman seluruhnya adalah 108 tanaman. Faktor pertama adalah Abu Kayu (A) a1 = Abu Kayu 310 g/polybag setara dengan 20 ton/ha, a2 = Abu Kayu 430 g/polybag setara dengan 28 ton/ha, a3 = Abu Kayu 552 g/polybag setara dengan 36 ton/ha. Faktor kedua adalah pupukNPK (N) n1 =  pupuk NPK 16 g/polybag setara dengan 200 kg/ha, n2 = pupuk NPK 24 g/polybag setara dengan 300 kg/ha, n3 = pupuk NPK 32 g/polybag setara dengan 400 kg/ha Variabel yang diamati yaitu, berat kering tanaman, volume akar, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan berat buah per buah. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya interaksi dari pemberian abu kayu dan NPK pada variabel volume akar yaitu abu kayu 28 ton/ha yang setara 430 g/polybag dengan NPK 400 kg/ha yang setara 32 g/polybag. Pemberian abu kayu dosis 36 ton/ha berbeda nyata dengan 20 ton/ha dan 28 ton/ha terhadap berat kering sedangkan pemberian NPK tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan.Kata kunci : Abu kayu, baby mentimun, gambut, pupuk NPK

    KEMAMPUAN MELAKUKAN PROSES IPA GURU-GURU SD KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) Memperoleh gambaran penguasaan ketram-pilan proses IPA guru SD Kabupaten Gunungkidul (2) Mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap penguasaan ketrampilan proses IPA dan (3) Mengetahui pengaruh pengalaman lama mengajar terhadap penguasaan ketrampilan proses IPA. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian survei, dengan variabel penelitian berupa (1) Jenis ketrampilan proses yang dikuasai guru SD Kabupaten Gunungkidul dan (2) Latar belakang pendidikan guru dan pengalaman lama mengajar. Populasi penelitian adalah guru-guru IPA SD di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel penelitian sebanyak 30 guru IPA SD yang mengajar di kelas 3,4,5 dan 6. Pengambilan sampel dilakukan secara berjenjang. Dimulai darip penetapan 5 sampel kecamatan , dilanjutkan dengan penetapan 2 gugus di masing-masing kecamatan yang dilakukan secara acak. Tiap gugus diambil 3 orang guru sebagai responden dilakukan secara purposif, sehingga diperoleh sebanyak 30 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan (1) Guru SD di Kabupaten Gunungkidul kurang menguasai ketrampilan proses IPA. (2) Latar belakang jenjang pendidikan guru tidak menunjukkan perbedaan pengaruh terhadap penguasaan ketrampilan proses IPA (3) Perbedaan pengalaman lama mengajar tidak menunjukkan perbedaan pengaruhnya terhadap ketrampilan proses IPA guru SD. Kata kunci : Ketrampilan proses IPA, Guru IPA SD, Kabupaten Gunungkidul DIY

    Pemanfaatan Tanaman Di Halaman Sekolah Dalam Pembelajaran Anatomi Tumbuhan Di SMA Negeri Bantul

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) respon siswa dalam belajar anatomi tumbuhan meng-gunakan tanaman yang tumbuh di halaman sekolah, 2) nilai-nilai belajar yang berkembang pada siswa yang diperoleh sebagai efek pengiring dalam belajar anatomi tumbuhan, 3) ragam hambatan dan solusi yang dilakukan guru Biologi SMA Negeri Bantul dalam memanfaatkan tanaman yang tumbuh di hala-man sekolah dalam pembelajaran anatomi tumbuhan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif, dengan variabel yang diteliti berupa respon siswa dalam belajar anatomi tumbuhan, nilai-nilai belajar yang berkembang selama proses pembelajaran anatomi tumbuhan, dan ragam hambatan yang dialami guru Biologi SMA Negeri Bantul dalam memanfaatkan objek tanaman yang tersedia di halaman sekolah dalam pembelajaran anatomi tumbuhan. Subjek penelitiannya adalah satu kelas siswa Kelas XI SMA Negeri I Banguntapan, dan guru-guru Biologi SMA Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan potensi tanaman di halaman sekolah dengan menggunakan panduan belajar berupa LKS direspon cukup baik oleh siswa, nilai-nilai afektif sebagai bentuk produk belajar berkembang cukup baik, dan hambatan guru dalam memanfaatkan potensi tanaman di halaman sekolah lebih banyak terjadi akibat kurang memadainya alat dan bahan belajar yang tersedia di sekolah

    PENGARUH PEMBERIAN LUMPUR MERAH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH PADA TANAH PMK

    Get PDF
    Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan satu di antara komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi karena digunakan sebagai rempah dan penyedap rasa makanan. Permasalahan yang dihadapi pada lahan PMK adalah pH termasuk masam, Al-dd yang tinggi, kandungan P yang rendah, kapasitas tukar kation yang rendah (KTK) dan tanah yang miskin unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lumpur merah dan dosis pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan hasil bawang merah yang terbaik pada tanah PMK. Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dalam bentuk faktorial dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah lumpur merah (M) yang terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua adalah pupuk NPK (F) yang terdiri dari 3 taraf. Perlakuan seluruhnya 9 kombinasi terdiri dari 3 ulangan dan setiap kombinasi perlakuan terdapat 4 tanaman sampel, dengan demikian terdapat 108 tanaman. Faktor pertama: Lumpur Merah (M) terdiri dari 3 taraf: m1 = 1: 500 (0,016 kg/polybag) setara dengan 16 gram/polybag , m2 = 1: 750 (0,01067 kg/ polybag) setara dengan 10,67 gram/polybag, m3 = 1: 1000 (0,008 kg/polybag) setara dengan 8 gram/polybag. Faktor kedua: Pupuk NPK (F) terdiri dari 3 taraf: f1 = 0,0008 kg/tanaman setara denga 0,8 gram/tanaman, f2 = 0,0012 kg/tanaman setara dengan 1,2 gram/tanaman, f3 = 0,0016 kg/tanaman setara dengan 1,6 gram/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian lumpur merah dan NPK  terjadi interaksi pada variabel jumlah anakan minggu ke 4 dan minggu ke 6 sedangkan pada variabel jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah umbi, berat basah dan berat kering angin berpengaruh tidak nyata. Perlakuan terbaik terdapat pada pemberian lumpur merah 8 g/tanaman dan NPK 1,6 g/tanaman

    The Diversity of Mycorrhiza Arbuscular Fungi in Several Types of Peatland Utilization in Sungai Asam Village Kubu Raya District

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the diversity of FMA from the rhizosphere of cassava, corn, taro, ginger, kale, pineapple which was cultivated in the Sungai Asam peatland by using a corn plant host. This research was conducted at the Soil Biology and Biotechnology Laboratory of the Faculty of Agriculture and plastic houses in the Universitas Tanjungpura Faculty of Agriculture’s experimental garden. The study was conducted from August 2nd to October 21st, 2018. The procedure was done by taking soil and root samples from cassava, corn, taro, and peanut rhizosphere cultivated on peatland. A sampling of soil and roots in each rhizosphere was carried out at 4 observation points as replication with a depth of 0-20 cm and a diameter of 20 cm and then put into a plastic bag and labeled. Then, the soil samples taken were used for microscopic analysis (extraction and identification) and were analyzed to determine their chemical properties. Root samples were colorized to determine the percentage of colonization, and corns were used to cultivate. Furthermore, extraction and identification of spores were carried out using the same technique as extraction and identification of soil samples. The variables observed included the percentage of root colonization, spore density, and spore diversity. The FMA diversity of the 6 types of peatland utilization from the rhizosphere of cassava, corn, taro, ginger, pineapple, and kale in the Sungai Asam village before and after trapping showed an increase in the number of spores, diversity of FMA”while the percentage value of root colonization was varied. Moreover, the number of spores increased from around 36 - 52 spores per 50 g of soil to 61 - 178 spores per 50 g of soil. The diversity of spore types increased from 10 types of Glomus, 1 type of Gigaspora, and 4 types of Acaulospora to 13 types of Glomus, 3 types of Gigaspora, and 5 types of Acaulospora. The highest percentage of infected roots before trapping ranged from 48.89% - 78.48% and after trapping ranged from 78.89% - 94.80%

    RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH AKIBAT PEMBERIAN LUMPUR MERAH DAN PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM PADA TANAH ULTISOL

    Get PDF
    Bawang merah (Allium ascalonicum  L.)  adalah salah satu tanaman hortikultura yang termasuk dalam kelompok rempah dan digunakan sebagai rempah penyedap rasa masakan serta dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya bawang merah salah satunya adalah pada tanah ultisol. Penggunaan tanah ultisol sebagai media tanam memiliki kendala seperti ketersediaan unsur hara yang rendah, dan pH relatif masam. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian lumpur merah dan pupuk kandang kotoran ayam, sehingga pH tanah ultisol dapat meningkat dan dengan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan membantu tersedianya unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik dari interaksi pemberian lumpur merah (Red mud) dan pupuk kandang kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di tanah ultisol. Penelitian ini dimulai dari tanggal 22 Agustus 2022 hingga 15 November 2022. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktorial. faktor pertama adalah lumpur merah /red mud (R) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yakni,  r1 = 5,3 g/polybag setara dengan 1,32 ton/ha, r2 = 8 g/polybag setara dengan 2 ton/ha, dan r3  = 16 g/polybag setara dengan 4 ton/ha dan faktor kedua adalah pupuk kandang kotoran ayam (A) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yakni, a1 = 80 g/polybag setara dengan 20 ton/ha, a2 = 120 g/polybag setara dengan 30 ton/ha, dan a3 = 160 g/polybag setara dengan 40 ton/ha. Masing-masing perlakuan dilakukan 3 ulangan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah anakan , jumlah umbi per rumpun, berat segar umbi per rumpun (g), dan berat kering angin umbi (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap interaksi perlakuan yang diberikan berpengaruh tidak nyata pada variabel jumlah daun, jumlah umbi, berat segar umbi dan berat kering umbi, dan hanya berpengaruh nyata pada variabel tinggi tanaman 6 - 8 MST dan jumlah anakan 6 MST, sehingga efesiensi penggunaan dosis lumpur merah adalah 1,32 ton/ha dan pupuk kandang kotoran ayam 20 ton/ha

    PENGARUH KOMBINASI BOKASI KOTORAN WALET DAN PUPUK KCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS BUNGA PADA TANAH ALUVIAL

    Get PDF
    Kubis bunga atau biasa disebut kembang kol (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu komuditas tanaman hortikultura yang diminati masyarakat karena rasanya yang enak ketika dikonsumsi dan mengandung gizi yang baik bagi tubuh. Budidaya kubis bunga mempunyai prospek yang tinggi untuk diusahakan di Kalimantan Barat terutama di tanah aluvial. Tanah aluvial sebagai media tumbuh tanaman dihadapkan pada kendala antara lain sifat fisik yang kurang baik yaitu bahan organik rendah, struktur tanah kurang baik mengupal atau keras waktu kering, tanah yang lembab waktu basah serta aerasi yang kurang baik, sifat kima tanah masam seperti pH Tanah rendah dan miskin unsur hara salah satunya adalah unsur hara kalium. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian kombinasi bokasi kotoran walet dan pupuk KCl sehingga dapat memperbaiki sifat fisik dan mengatasi kekurangan unsur hara kalium pada tanah yang tidak tersedia menjadi tersedia pada tanah untuk menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman kubis bunga. Pemberian bokasi kotoran walet dapat memperbaiki kerusakan tanah akibat penggunaan kalium anorganik yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatakan kombinasi yang terbaik dari bokasi kotoran walet dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah aluvial. Penelitian ini dimulai dari tanggal 12 Agustus 2022 hingga 23 Oktober 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima taraf perlakuan kombinasi bokasi kotoran walet dan pupuk KCl. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali, setiap ulangan terdiri dari empat sampel. Perlakuan yang dimaksud yaitu : P1 = 5 ton/ha bokasi kotoran walet + 350 kg/ha KClP2 = 10 ton/ha bokasi kotoran walet + 300 kg/ha KClP3 = 15 ton/ha bokasi kotoran walet + 250 kg/ha KCl P4 = 20 ton/ha bokasi kotoran walet + 200 kg/ha KCl P5 = 25 ton/ha bokasi kotoran walet + 150 kg/ha KCl. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi : volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), luas lingkar bunga (cm), dan berat segar bunga (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi bokasi kotoran walet 20 ton/ha dan pupuk KCl 200 kg/ha adalah perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah aluvial
    corecore