640 research outputs found

    Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merr) Pada Berbagai Interval Penyiraman Dan Takaran Pupuk Kandang

    Full text link
    The aims of the research were to study the interaction and the independent effects of irrigation frequency and manure on soybean vegetative growth. This research was arranged based on Completely Randomized Block Design in a factorial pattern, consisted of two factors. The first factor was irrigation frequency, consisted of four irrigation frequencies, i.e., 2, 4, 6, and 8 days. The second factor consisted of 3 manure dosages, i.e. without manure, 10 ton ha-1, and 20 ton ha-1. Each treatment was replicated 3 times, therefore, overall there were 36 experimental units. Data were analysed using analysis of variance. The variables observed were: plant height, stem diameter, number of leaves per plant, and leaf area. The result of the reasearch indicated that interaction between irrigation frequency and rate of manure did not affect the vegetative growth. Independent effect of irrigation frequency and rate of manure occured at plant height, stem diameter, number of leaves per plant, and leaf area per plant. The irrigation frequency of 2 days and manure 10 ton ha-1 significantly affected soybean vegatative growth

    EFEK PUPUK BIOMINERAL TERHADAP KARAKTER AGRONOMI DAN INDEKS TANAMAN KEDELAI JEPANG (Glycine max L. Mer) DI LAHAN VULKANIK

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek pupuk biomineral terhadap karakter agronomi dan indeks tanaman kedelai jepang di lahan vulkanik, telah dilaksanakan di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian pada ketinggian 400 m di atas permukaan laut, jenis tanah vulkanik regusol, pH 6,0-7,0 curah hujan 2500 mm per tahun, suhu rata-rata 28 0C, kelembaban 80%, dan intensitas cahaya 100%. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama dosis pupuk NPK terdiri dari 4 tingkat 50, 100, 150 dan 200 kg per ha, faktor kedua dosis Micorhhiza Arbusculare Fungi terdiri dari 2 tingkat yaitu 75 dan 150 kg per ha. Variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan dan hasil polong kedelai jepang. Analisis statistik dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test pada tingkat signifikan 5%. Kesimpulan: tidak terjadi interaksi antara pemberian dosis pupuk NPK dan mikoriza terhadap semua variabel pengamatan. Pemberian pupuk NPK dosis 150 kg per ha meningkatkan karakter agronomi dan indeks tanaman. Pemberian mikoriza dosis 150 kg per ha meningkatkan karakter agronomi bobot polong namun tidak meningkatkan indeks tanaman. Pemberian pupuk NPK dan mikoriza meningkatkan karakter agronomi dan indeks tanaman edamame dibandingkan dengan kontrol. Kata kunci: Bobot polong segar, efektivitas bintil akar, mikoriza

    Dramaturgi Pertunjukan Tari Negeri Budaya Latah Koreografer Deslenda

    Get PDF
    Artikel dengan judul “Konsep Dramaturgi dalam Pertunjukan Tari Negeri Budaya Latah, Koreografer Deslenda” secara eksplisit merupakan usaha peneliti di dalam menjawab berbagai pertannyaan terkait bentuk karya tari yang digarap oleh Deslenda, terlihat berbeda dengan karya beberapa koreografer Sumatera Barat di masanya, sebut saja Gusmiati Suid, Boy G Sakti, Hartati, Indra Yudha, Syaiful Erman, Susas Rita Loravianti (sekadar menyebut beberapa nama).  Hal yang membedakan terletak pada kemampuan Deslenda di dalam  meletakkan unsur teaterikal  pada karya tarinya, sehingga secara visual bentuk yang diusung tidak lagi bentuk tari yang  konvensional, tetapi Deslenda berupaya untuk keluar dari zona nyaman untuk menemukan bentuk tari kontemporer yang anti mainstream. Kecenderungan unsur teaterikal di dalam karya Deslenda, apakah dipengaruhi oleh latar belakang suaminya Hardian Radjab (alm), atau justru hal tersebut lahir sebagai bentuk perenungan sehingga melahirkan bentuk dramaturgi pertunjukan tari yang estetik dan artistik.    Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang konsep galuik dalam pertunjukan Tari Negeri Budaya Latah karya Deslenda dan menganalisis tentang kencendrungan Deslenda selaku seniman sekaligus koreografer, dalam mencipta karya tari dengan menggunakan unsur teaterikal pada tari Negeri Budaya Latah. Metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif berpusat pada data wawancara dan dokumentasi. Temuan dari penelitian ini adalah Galuik sebagai konsep dramaturgi dalam proses kreatif yang dilakukan oleh Deslenda, terutama dalam penggarapan karya tari kontemporer Negeri Budaya Latah.

    UPAYA SANGGAR SENI LIPU SARAWA MELESTARIKAN MUSIK SIMPONI KECAPI

    Get PDF
    ABSTRAK Musik Kecapi merupakan seni pertunjukan yang terdapat dalam masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang dan berkembang menjadi sebuah kelompok Simponi Kecapi yang terdiri dari pemain kecapi, pemain suling, pemain gendang, gesok – kesong dan perkusi, berdasrkan uraian diatas kelompok ini sangat perlu dilestarikan yaitu salah satuhnya melalui upaya sanggar di masyarakat. Sanggar Lipu Sarawa merupakan sanggar yang terdapat di Kabupaten Sidenreng Rappang. Sanggar Lipu Sarawa selalu berupaya untuk melestarikan Simponi Kecapi. Berdasarkan paparan tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana Upaya Sanggar Seni Lipu Sarawa Melestarikan Musik Simponi Kecapi (2) Faktor apa yang mempengaruhi Upaya Sanggar Seni Lipu Sarawa Melestarikan Musik Simponi Kecapi. Tujuan penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui dan mendeskripsikan usaha- usaha yang dilakukan Sanggar Seni Lipu Sarawa melestarikann Musik Simponi Kecapi. (2). Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi Upaya Sanggar Seni Lipu Sarawa Melestarikan Musik Simponi Kecapi. Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis yaitu penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan masyarakat luas mengenai kajian budaya terkhusus tentang bagaimana bentuk upaya-upaya Sanggar Seni Lipu Sarawa melestarikan Musik Simponi Kecapi dan manfaat praktis menambah pengetahuan bagi masyarakat dapat agar tetap melestarikan musik simponi kecapi serta hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi latihan pada kegiatan pelatihan Musik Simponi Kecapi di Sanggar Seni Lipu Sarawa.Lokasi dan sasaran penelitian yang dipilih peneliti adalah Sanggar Seni Lipu Sarawa, Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi, sintesisasi dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sanggar Seni Lipu Sarawa memiliki upaya melestarikan musik Simponi Kecapi melalui revitalisasi aransemen pementasan dan pelatihan. Saran dari hasil penelitian ini yaitu bagi Sanggar Seni Lipu Sarawa diharapkan lebih mengoptimalkan kegiatan- kegiatan dalam rangka upaya Sanggar Seni Lipu Sarawa dalam melestarikan musik simponi kecapi serta bagi masyarakat hendaknya mendukung dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sanggar untuk pelestarian musik simponi kecapi. Kata Kunci: upaya, sanggar, pelestaria

    Uji Kisaran Inang Potyvirus Penyebab Mosaik Nilam (Pogostemon Cablin (Blanco) Benth) Asal Sulawesi Tenggara

    Full text link
    The objective of the research was to determine the host alternate of Potyvirus in Southeast Sulawesi using a host range technique. Observed variables were incubation period, disease incidence, and variation symptom. The research results showed that virus isolates could be mechanically transmitted to melon plant (Cucumismelo) but showing no external symptoms while on tomato (Solanum lycopersicum), long-beans (Vigna sinensis), tobacco (Nicotiana tabacum and Nicotiana benthamiana), swamp-land (Ipomoea reptana), red-amaranth (Alternantheraamoena), chili (Capsicum annum), and egg plant (Solanum melongena) so far the existence of the Potyvirus could not be detected after mechanically inoculated

    EKSISTENSI TARI RAMO-RAMO TABANG DUO PADAMASYARAKAT LUNDANG SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Tari Ramo-ramo Tabang Duo merupakan salah satu tari tradisional yang masih eksis sampai saat ini pada masyarakat sungai Pagu Solok Selatan. Tujuan dari tulisan ini untuk mengetahui eksistensi tari Ramo-ramo Tabang Duo dalam kehidupan masyarakat yang sarat dengan perubahan. Tulisan ini merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitis. Fakta lapangan menjelaskan bahwa tari Ramo-ramo Tabang Duo terinspirasi dari kehidupan masyarakatnya dalam melakukan aktifitas seharihari. Tari ini dinamakan tari Ramo-ramo Tabang Duo, karena gerakannya memiliki kemiripan dengan aktivitas ramo-ramo tabang yang mencari makan dari pagi sampai sore hari. Tari ini ditarikan oleh enam orang penari laki-laki, pola lantainya adalah garis lurus dan saling berhadapan. Kostum yang digunakan dalam pertunjukan ini adalah baju gadang, sarawa galembong, dan destar. Ramo-ramo Tabang Duo dance is one of traditional dances that still exists until nowadays in the society of Sungai Pagu, South Solok. The objective of this writing is to know the existence of Ramo-ramo Tabang Duo dance in people’s life that is full of changings. This writing is research result achieved by using the research method of analytic-descriptive. Field fact shows that Ramo-ramo Tabang Duo dance is inspired from the people’s life of Sungai Pagu in doing daily activities. This dance is named as Ramo-ramo Tabang Duo dance because its movements are similar to the activity of flying butterfly that seeks food from morning until late afternoon. This dance is danced by six male dancers, its floor patterns are straight line and face-to-face. Costumes used in this performance are Gadang shirt, sarawa galembong, and destar

    Improvement in yield of peanut (Arachis hypogaea L.) with combination treatments of bio-organic fertilizers

    Get PDF
    Peanut is a plant food with high economic value because of their nutritional content, especially protein, and high fat.  The nut land needs from year to year continue to increase in line with the increase in number population, nutritional needs of the community, food diversification, and increasing feed and food industry capacity. The present study aimed to determine the effectiveness of bio-organic fertilizers in producing local peanuts (Wadaga) from Muna Island, Indonesia. The randomized block design (RBD) was done with 12 bio-organic fertilizer  treatments (T1 to T12)  based on arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) and cow manure fertilizer (CMF). The variables were viz.  pod weight, total pod number, filled pod number, percentage of empty pods, seed number, the weight of 100 seeds, dry seed weight, and productivity were observed. The results of the study showed that the highest average pod weight  (55.0 g), total pod number  (50.3 pods), filled pod number  (46.3 pods), and seed number (84.3 seeds) occurred with the treatment of T8: A2B1 ( AMF 10 g per plant + CMF 3 kg per plot).  The highest average productivity was obtained with T3: A0B2  (without AMF + CMF 6 kg per plot)  as 3.97 tons ha-1.  The use of mycorrhizal fungi combined with organic fertilizers can improve the growth of peanut plants which has a positive impact on their production

    TARI TANDUAK DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT NAGARI LUBUAK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG: SUATU KAJIAN SEMIOTIKA

    Get PDF
    Tanduak dance is a traditional performing art form that is performed within the royal court, and without this dance, guests are not allowed to enter the kingdom. Over time, the dance has also been performed in community events, under the supervision of the village head. The existence of Tanduak dance is recognized by the local community as the identity of the village and a genuine cultural product of Nagari Lubuak Tarok, carrying special meanings in the lives of its supporting community. These meanings include the four colors of fabric used in the Tanduak props and the twenty-two mirrors, all of which hold significance in the dance. The aim of this research is to explore and understand the meanings embedded in Tanduak dance in Nagari Lubuak Tarok. The research method used is qualitative, collecting data through observation and studying traditional arts, particularly Tanduak dance and its environment, audio and visual documentation, and interviews with artists and the community. This research is analyzed using semiotic theory. In general, this study found the extent to which artists foster solidarity through the use of universal symbols in their artistic activities
    corecore