117,278 research outputs found

    Electrical stimulation with non-implanted devices for stress urinary incontinence in women

    Get PDF
    The authors would like to thank Luke Vale, Imran Omar, Sheila Wallace and Suzanne MacDonald at the Cochrane Incontinence Group for their support. We would also like to thank Mette Frahm Olsen, Gavin Stewart, Miriam Brazelli, Anna Sierawska, and Beatriz Gualeo for help with translations.Peer reviewedPublisher PD

    Speech Act Analysis of Commissive Utterances Found in English Translation of Surah Ali Imran

    Get PDF
    The objectives of this research are (1) to identify the types of commissive utterances found in English translation of Surah Ali Imran and (2) to describe the intentions of commissive utterances found in English translation of Surah Ali Imran. The type of this study is descriptive qualitative research. The data of this research are ayahs which are included as commissive utterances. The data source which is used by the researcher in this research is English translation of Surah Ali Imran by Dr. Muhammad Taqiuddin Al-Hilali and Dr. Muhammad Muhsin Khan. The methods used by the researcher in collecting data are documentation and observation. The data of this research are analyzed by the theory of commissive classification by Searle (1979), the theory of types of utterance and speech situation by Leech (1983). The finding of this research shows that there are 43 data of commissive utterances found in the data source. There are three types of commissive utterances found in English translation of Surah Ali Imran such as 37 of declarative (86%), 5 of imperative (12%), and 1 of interrogative (2%). There are also five intentions of commissive utterances found in English translation of surah Ali Imran, such as 21 of threatening (49%), 11 of promising (26%), 9 of warning (21%), 1 of refusing (2%), and 1 of vowing (2%). Based on the result of this research, it can be concluded that declarative is the most doinant type of commissive utterances found in English translation of surah Ali Imran. Meanwhile, threatening is the most dominant intention of commissive utterances found in English translation of Surah Ali Imran

    CORAK PENAFSIRAN TASAWUF QS. AL-FATIHAH DALAM MANUSKRIP TAFSIR KARYA M. BASUNI IMRAN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Basiuni Imran (Sambas), Kalimantan Barat adalah mufassir yang hidup di abad 20 M, dan dia pernah belajar ilmu keislaman ke Timur Tengah. Secara interes keilmuan, M.Basiuni Imran kurang bertendensi dengan ilmu tasawuf. Tetapi kenyataannya, dalam penafsiran surat al-fatihah, M. Basiuni Imran memvisualisasikan tafsir esoteris. Berdasarkan kontestasi tersebut maka peneliti tertarik mengkaji tema ini lebih jauh. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan teori relasi kuasa dan jejaring aktor. Kesimpulan artikel ini adalah : Pertama, Sajian Tafsir Esoteris Qs. Al-Fatihah oleh Basiuni Imran menafsirkan secara literal-tekstualis, lalu kemudian menafsirkan secara esoteris-teosofis. Kedua, Makna Interpretasi Qs. Al-Fatihah ; Basiuni Imran memahami dan manafsirkan bahwa secara general-tekstual Qs. al-Fatihah mengandung makna esoteris. Ketiga, Faktor Munculnya Visualisasi Tafsir Esoteris dalam Qs. Al-Fatihah : 1) Relasi intelektual antar guru dan murid yang menjadi basis regulasi dan normalisasi pemikiran penafsir ; 2) Historisitas dan antropik-sosial yang berkembang pra dan masa ketika tafsir ditulis ; dan 3) Relasi dan tendensi literatur tasawuf atau tarekat yang berkembang dalam realitas masyarakat, sehingga menghegemoni dan membentuk pemikiran tafsir esoteris

    Pemikiran Maharaja Imam Kerajaan Sambas Haji Mohamad Basioeni Imran Tentang Kemunduran dan Perbedaan Pendapat Umat Islam

    Get PDF
    Dalam berbagai tulisan disebutkan bahwa Maharaja Imam Kerajaan Sambas Haji Mohamad Basioeni Imran adalah seorang pembaru Islam. Beberapa kajian telah dilakukan untuk menunjukkan hal tersebut seperti kajian terhadap pemikiran pendidikan, pemikiran fikih dan pemikiran tafsirnya. Namun beberapa kajian itu belum mampu menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana pembaruan yang digagas oleh Basioeni Imran. Tulisan ini berupaya menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana pemikiran pembaruan Islam Basioeni Imran. Kajian menggunakan metode sejarah dengan sumber-sumber primer karya Basioeni Imran ini berupaya menunjukkan latar belakang sosio-kultural dan pemikiran pembaruan yang digagas oleh Basioeni Imran. Menurut Basioeni Imran, faktor utama penyebab mundurnya umat Islam adalah perbedaan pendapat yang berubah menjadi perselisihan dan perpecahan umat. Termasuk penyebab perpecahan itu adalah sikap taklid dan anggapan bahwa pintu ijtihad sudah tertutup. Jalan keluar dari masalah tersebut adalah memberikan pemahaman dan membuka cakrawala berpikir umat bahwa perbedaan pendapat adalah kenicayaan yang terjadi sejak masa Rasulullah hingga pada masa lahirnya para ulama mujtahid atau para imam mazhab. Jika ulama dan umat dapat menerima perbedaan pendapat sebagai sebuah rahmat, maka upaya selanjutnya adalah membuka kembali peluang setiap orang yang memenuhi persyaratan untuk berijtihad. Dengan demikian akan terjadi dinamika dalam masyarakat, ilmu pengetahuan berkembang sebagaimana terjadi pada masa-masa keemasan Islam.

    PERAN DAN KARAKTER GURU STUDI TERHADAP AL-QUR’AN SURAT ALI IMRAN AYAT 159

    Get PDF
    ASEP NURWAHID, NIM: 06410234, Peran dan Karakter Guru Studi terhadap Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 159. Guru merupakan hal urgen yang harus diperhatikan dalam rangka menciptakan kondisi pendidikan yang kondusif, efektif dan efisien sehingga melahirkan lulusan yang memiliki kepribadian yang istimewa. Fenomena yang terjadi belakangan menunjukkan hal yang memprihatinkan di dunia pendidikan, tawuran antar pelajar sudah menjadi hal yang rutin dilakukan siswa. Beberapa kasus bahkan dilakukan oleh seorang guru. Diantaranya, ada guru yang dilaporkan ke pihak berwajib oleh orang tua murid terkait dengan tindakan kekerasan terhadap anaknya. Belum lagi yang tersiar di media, baik media elektronik maupun media cetak yang menunjukkan kasus-kasus yang menimpa seorang guru. Al-Quran merupakan sumber kehidupan yang berlaku sampai kapanpun. Di dalamnya memuat ide-ide ilmiah yang mengatur segala persoalan dan kebutuhan manusia termasuk salah satu diantaranya adalah pembahasan mengenai peran dan karakter guru yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 159. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai yang terkandung dalam Al- Qur’an surat Ali Imran ayat 159, mengetahui peran dan karakter guru menurut menurut Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 159 dan implikasi dari konsep pendidikan menurut Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159. Guru yang merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dan memiliki peran yang sangat penting yang dalam penyelenggaraan pendidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, membimbing, melatih, meneliti, mengelola pendidikan dan menentukan kuantitas serta kualitas pengajaran yang dimaksud. Semua pola tingkah guru menjadi sorotan sekaligus contoh bagi murid, sehingga dalam proses pendidikan guru berperan sebagai figur yang dijadikan tauladan oleh murid-muridnya. Atas dasar itu, sudah semestinya guru memiliki karakter pribadi yang cakap dan memadai sehingga dapat menjadi figur yang baik dan mampu melaksanakan peran dan fungsinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik library research dengan menganalisis Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159 dengan menggunakan kitab-kitab tafsir disertai dengan survei terhadap literatur yang berkaitan dengan masalah yang diamati. Setelah data terkumpul, penulis akan menganalisis dengan didasarkan kepada prosedur yang harus dijalani. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, 1) Nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159 adalah sikap lemah lembut, memaafkan, bermusyawarah dalam menyelesaikan persoalan, bertawakkal dan yakin akan pertolongan Allah SWT. 2) Peran dan karakter guru dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159 menunjukkan gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. yang lemah lembut, yang mengutamakan musyawarah untuk kepentingan bersama walaupun otoritas ada ditangan beliau. Nilai yang lain adalah tawakkal kepada Allah SWT. sebagai bentuk penyerahan diri. 3) Implikasi dari konsep pendidikan menurut Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159 adalah guru harus mengajar dengan memperhatikan segala kelebihan dan potensi murid sehingga dapat lebih berkembang. Pola pengajaran yang dilakukan dengan cara memberikan pengajaran kepada murid secara santun

    Visualisasi Nalar Esoteris dalam Tafsir Melayu-Jawi (Studi Interpretasi QS. Al-Fatihah dalam Manuskrip Tafsir M. Basiuni Imran Sambas Dan Tafsir Nurul Ihsan Said bin Umar Al-Kedah)

    Get PDF
    Research on M. Basiuni Imran and Said b. Umar Al-Kedah has been carried out by many researchers, including Luqman, who studies the description of the interpretation SevenSurah by M. Basiuni Imran, M. Nazri, examines the application of qiraat in the interpretation of Nurul Ihsan, and several other researchers.Thus in general, the research that has been done is conceptual in nature, has not studied the esoteric aspects in the interpretation of M. Basiuni Imran and Said b. Umar al-Kedah. Based on these reasons, this research is important to be conducted.This articleislibrary research and usesthe theory of power relation and actor-network. The conclusions of this article are: First, the Esoteric Interpretation of Qs. Al-Fatihah; Said b. Umar and Basiuni Imran both interpreted literal-textualism, then later interpreted esoteric-theosophical interpretations. Second, the Meaning of Qs Interpretation. Al-Fatihah;  Basiuni Imran understands and interprets that in general-textual Qs. al-Fatihah contains an esoteric meaning, while Said b. Umar understands and interprets parochially that only a few verses in Qs. Al-Fatihah has an esoteric dimension. Third, the Emergence of Esoteric Interpretation Visualization in Qs. Al-Fatihah: 1) Intellectual relations between teachers and students which are the basis for regulation and normalization of interpreters' thoughts; 2) The historical and anthropic-social that developed before and when the commentary was written, and 3) The relations and tendencies of Sufism or tarekat literature that develop in the reality of society so that they hegemony and form the esoteric interpretation of M. Basini Imran and Said b. Umar

    Tafsir Al-Qur’an Bahasa Melayu-Jawi di Kalimantan Barat (Kajian Kodikologi dan Historis-Periodik Naskah Tafsīr Tūjuh Sūrah dan Āyāt aṣ-Ṣiyām karya Muhammad Basiuni Imran)

    Get PDF
    In the 20th century AD, the writing of the Qur'anic tafsir that was born in the archipelago generally displayed its modern characteristics, both in terms of language and script. However, it is different from the Tafsīr Tūjuh Sūrah manuscript written in 1935 AD and the Tafsīr Āyāt aṣ-Ṣiyām manuscript which was written in 1936 AD by Muhammad Basiuni Imran, a scholar from the Sambas Sultanate, West Kalimantan, who still uses the language and script of classical interpretations of the archipelago, namely using the Malay language and the Jawi script.Therefore, it is urgent to study because of the polemic in terms of the emergence of interpretations, so a comprehensive way to understand the two interpretations of MuhammadBasiuni Imran is to use a codicological and historical-periodic approach.The results of this study indicate that first, the codicological aspects of the two interpretations of Muhammad Basiuni Imran manuscripts, including the identification of texts, aspects of books, aspects of writing and binding. Second, the emergence of the two interpretations of Muhammad Basiuni Imran in the 20th century AD in the form of the Malay-Jawi language, because it was born in the golden period (1920-1960 AD) in the periodization of the development of the al-Qur'an interpretation of the Malay-Jawi language. Third, the context of the emergence of the two interpretations of Muhammad Basiuni Imran in the Malay-Jawi language because they are influenced by socio-geographic, the history of the developing books and religious conditions

    INGKAR SUNNAH ( Sejarah, Argumentasi, dan Respon Ulama Hadits)

    Full text link
    Pertanda munculnya “Ingkar Sunnah” sudah ada sejak masa sahabat, ketika Imran bin Hushain (w. 52 H) sedang mengajarkan hadits, seseorang menyela untuk tidak perlu mengajarkannya, tetapi cukup dengan mengerjakan al-Qur'an saja. Menanggapi pernyataan tersebut Imran menjelaskan bahwa “kita tidak bisa membicarakan ibadah (shalat dan zakat misalnya) dengan segala syarat-syaratnya kecuali dengan petunjuk Rasulullah saw. Mendengar penjelasan tersebut, orang itu menyadari kekeliruannya dan berterima kasih kepada Imran. Sikap penampikan atau pengingkaran terhadap sunnah Rasul saw yang dilengkapi dengan argumen pengukuhan baru muncul pada penghujung abad ke-2 Hijriyah pada awal masa Abbasiyah. Pada masa ini bermunculan kelompok ingkar as-sunnah dan diikuti periode-periode berikutnya dengan bermunculan tokoh-tokoh yangmengingkari keberadaan Sunnah. Siapa saja mereka dan bagaimana respon ulama terhadap mereka akan dibahas dalam tulisan ini

    Coverage, capacity and energy efficiency analysis in the uplink of mmWave cellular networks

    Get PDF
    In this paper, using the concept of stochastic geometry, we present an analytical framework to evaluate the signal-to-interference-and-noise-ratio (SINR) coverage in the uplink of millimeter wave cellular networks. By using a distance-dependent line-of-sight (LOS) probability function, the location of LOS and non-LOS users are modeled as two independent non-homogeneous Poisson point processes, with each having a different pathloss exponent. The analysis takes account of per-user fractional power control (FPC), which couples the transmission of users based on location-dependent channel inversion. We consider the following scenarios in our analysis: 1) Pathloss-based FPC (PL-FPC) which is performed using the measured pathloss and 2) Distance-based FPC (D-FPC) which is performed using the measured distance. Using the developed framework, we derive expressions for the area spectral efficiency and energy efficiency. Results suggest that in terms of SINR coverage, D-FPC outperforms PL-FPC scheme at high SINR where the future networks are expected to operate. It achieves equal or better area spectral efficiency and energy efficiency compared with the PL-FPC scheme. Contrary to the conventional ultra-high frequency cellular networks, in both FPC schemes, the SINR coverage decreases as the cell density becomes greater than a threshold, while the area spectral efficiency experiences a slow growth region

    Coverage Analysis in the Uplink of mmWave Cellular Network

    Get PDF
    In this paper, we present an analytical framework to evaluate the coverage in the uplink of millimeter wave (mmWave) cellular networks. By using a distance dependent line-of-sight (LOS) probability function, the location of LOS and non-LOS user equipment (UE) are modeled as two independent non-homogeneous Poisson point processes, with each having different pathloss exponent. The analysis takes account of per UE fractional power control (FPC), which couples the transmission of UE due to location-dependent channel inversion. We consider the following scenarios in our analysis: (1) Pathloss based FPC (PL-FPC) which is performed using the measured pathloss and (2) Distance based FPC (D-FPC) which is performed using the measured distance. Results suggest that D-FPC outperforms the PL-FPC at high SINR. Also, the SINR coverage probability decreases as the cell density becomes greater than a threshold
    corecore