30,762 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA PASIEN LANSIA DENGAN ATRIAL FIBRILASI

    Get PDF
    Latar belakang:Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Atrial fibrilasi dapat disebabkan oleh kelainan struktur jantung. Salah satu penyebab kelainan struktur jantung adalah hipertensi lama.Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung. Perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan kelainan, salah satunya hipertrofi ventrikel kiri. Tujuan: Mengetahui hubungan antara hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri pada pasien lansia dengan atrial fibrilasi. Metode: Data rekam medis yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu pasien lansia dengan atrial fibrilasi yang menderita hipertensi dan atau hipertrofi ventrikel kiri.Data disajikan secara deskriptif kemudian dianalisis dengan metode Chi Square atau uji FisherExactbila syarat metode Chi Square tidak terpenuhi untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Hasil:Dari data yang didapatkan pada 105 sampel pada pasien lansia (> 60 tahun) dengan atrial fibrilasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 2013 tercatat 67 (63,80%) pasien menderita hipertensi, 36 (34,28%) pasien menderita hipertrofi ventrikel kiri, dan 2 (1,90%) pasien menderita hipertensi dan atau hipertrofi ventrikel kiri. Selanjutnya tidak didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiripada pasien lansia dengan atrial fibrilasi (p=0,204). Kesimpulan:Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang tidak bermakna antara hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri pada pasien lansia dengan atrial fibrilasidan didapatkan prosentase pada lansia dengan atrial fibrilasi yang menderita hipertensi lebih tinggi dari padahipertrofi ventrikel kiri. Kata kunci:Hipertensi, hipertrofi ventrikel kiri, atrial fibrilasi pada lansia

    TRANSFORMASI SERAT PRABU NALA DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KULIT LAKON NALA-DAMAYANTI SAJIAN SRI JOKO RAHARJO

    Get PDF
    Penelitian yang berjudul “Transformasi Serat Prabu Nala Dalam Pertunjukan Wayang Kulit Lakon Nala, Damayanti Sajian Sri Joko Raharjo”.bertujuan untuk mencari jawaban atas dua pertanyaan pokok. [1] Bagaimana struktur adegan pertunjukan wayang kulit lakon Nala- Damayanti sajian Sri Joko Raharjo? [2] Bagaimana bentuk transformasi Serat Damayanti ke dalam pertunjukan wayang lakon Damayanti sajian Sri Joko Raharjo? Penelitian ini menggunakan landasan Teori resepsi dan intertekstual dan serta konsep setruktur dramatic lakon wayang oleh Sumanto. yang di gunakan selama proses penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif , lalu untuk keabsahan data, penulis menggunakan metode Observasi, Transkripsi, Studi Pustaka, Wawancara dan Analisis Data. Hasil Penelitian Transformasi Serat Prabu Nala dalam Pertunjukan Wayang Kulit Lakon Nala-Damayanti adalah [1] pendeskripsian Serat Prabu Nala yang tertuang dalam pupuh-pupuh macapat [2] Struktur adegan dan setruktur dramatik pertunjukan wayang kulit lakon Nala, Damayanti. Meliputi penggambaran adegan Pathet Nem, Sanga, Manyura dalam unsur Garap Catur, Sabet Dan Iringan. [3] bentuk transformasi Serat Prabu Nala dalam wayang kulit Lakon Nala-Damayanti yang meliputi Pola Alur, Penokohan, Latar atau Setting

    Aplikasi Metode Weighted Principal Component Analysis (WPCA) Dengan Software S-PLUS2000

    Full text link
    Sebuah metode baru untuk mereduksi ruang berdimensi tinggi yang dikembangkan dari metode PCA yaitu Weighted Principal Component Analysis (WPCA) diperkenalkan oleh J.F. Pinto da Costa, H. Alonso dan L. Roque (2011). Oleh karena pada metode PCA, koefisien korelasi Pearson sangat sensitif dengan kehadiran gangguan dan pencilan, maka pada metode WPCA ini digunakan koefisien korelasi baru yang melibatkan rank dari setiap pengamatan untuk setiap variabel. Untuk memberikan gambaran tentang metode WPCA ini, Pada artikel ini program untuk WPCA dibuat dengan software S-PLUS 2000 diterapkan pada data bayi (Damayanti, 2008) serta data catatan waktu pelari (Johnson, 2007), dan hasilnya dibandingkan dengan hasil metode PCA klasik

    CHINA’S MILITARY RISE AND ITS IMPACT ON INSTABILITY IN EAST ASIA

    Get PDF
    AbstrackMeningkatnya anggaran militer China lebih dari satu dekade terakhir ini menyebabkanterjadinya instabilitas di kawasan Asia Timur. Hal ini terutama disebabkan karena Jepangmerasa terancam dengan strategi China dan karenanya Jepang melakukan perubahanterhadap kebijakan pertahanannya. Jepang yang memiliki masalah perbatasan denganChina di sekitar Laut Timur, beranggapan bahwa modernisasi persenjataan China,terutama yang dilakukan terhadap armada lautnya, bukan ditujukan utk menciptakanstabilitas keamanan kawasan namun sebaliknya, menimbulkan ancaman bagi Jepang dannegara tetangga lainnya. Sebagai reaksi terhadap kebijakan pertahanan China tersebut,Jepang, di samping tetap menikmati kerjasama pertahanan dengan Amerika Serikat, telahmemutuskan untuk merubah postur pertahanannya dan meningkatkan anggaran belanjamiliternya. Meskipun terlalu dini untuk menyatakan akan terjadi perang antara Jepangdan China, namun dinamika yang terjadi pada keduanya menimbulkan persepsi yangberagam bagi negara-negara di kawasan Asia Timur, namun yang paling mencolok adalahmeningkatnya perasaan terancam yang akan mengarah pada security dilemma (dilemakeamanan).Kata kunci: Modernisasi pertahanan, Instabilitas, Dilema keamana

    Perencanaan Kebijakan Persediaan Obat dengan Menggunakan Metode Probabilistik Continuous Review (S,s) System pada Bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Amc

    Full text link
    Rumah sakit AMC merupakan sebuah institusi kesehatan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dan memiliki 6 fasilitas pelayanan yang salah satunya adalah instalasi farmasi. Selama ini rumah sakit AMC belum mempunyai kebijakan persediaan yang tepat. Dalam melakukan pengendalian persediaan obat, rumah sakit AMC belum melakukan pengklasifikasian obat berdasarkan nilai penyerapan dana dan tingkat kekritisan obat serta melakukan pemesanan obat tanpa memperhatikan jumlah persediaan obat yang ada sehingga rumah sakit mengalami overstock dan menyebabkan total biaya persediaan yang dikeluarkan tinggi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, rumah sakit perlu melakukan pengendalian persediaan obat. Metode yang digunakan adalah analisis ABC-VED dan metode probabilistik Continuous Review (s,S) System untuk mengetahui ukuran jumlah pemesanan, safety stock dan reorder point sehingga dapat mengurangi terjadinya kelebihan persediaan serta meminimalisir total biaya persediaan yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode probabilistik Continuous Review (s,S) System, dapat diketahui bahwa total biaya persediaan obat yang dihasilkan sebesar Rp 226.160.240 dan mengalami penghematan sebesar Rp 164.400.215 atau 42,09%  dari kondisi aktual

    Keefektifan Telenomus Remus (Nixon) (Hymenoptera: Scelionidae) Dalam Mengendalikan Hama Tanaman Bawang Daun Spodoptera Exigua HĂĽbner (Lepidoptera: Noctuidae)

    Full text link
    The objective of this research is to study the effectiveness of T. remus as biocontrol agent for S. exigua. The study was conducted by releasing a set of T. remus females on potted onion plants that have been attacked by S. exigua. Three different parasitism level was artificially created by releasing different numbers of females: low rate parasitism (release of 4 adult females), moderate parasitism (7 females) and high parasitism level (11 females). The result of this study showed that T. remus is effective to control S. exigua population. Up to 48.2% of S. exigua. population was able to be suppressed by the high parasitism level. Rate of parasitisation was more when more adult female T. remus was released. Release of 11 adult female of T. remus can increase the population level of the parasitoid up to 24.1 times than the initial population. This express that T. remus is a mortality factor which can regulate the population of S. exigua. However, the succesfull parasitisation of T. remus is also dependent on environmental factors such as temperature, humidity, food, and host suitability

    THE ENGLISH DEPARTMENT STUDENTS’ USE OF JAVANESE LANGUAGE

    Get PDF
    This paper concerns the use of Javanese language by English department students of Diponegoro University, Semarang, Indonesia. The students selected as the subjects of research are those of the second (2 nd ) and fourth (4 th ) semesters whose both parents are Javanese. In total, there were sixty-two (62) students participating in the research. The students were given questionnaires and discourse completion tasks to fill in; the questionnaires were used to elicit data regarding the students’ choice of codes in the family or home domain, and the discourse completion tasks (DCT-s) were used as a means to double check their answers in the questionnaires. The highest statistics of Javanese usage in the family domain is between the respondents and their older siblings because within this context they can use ngoko, the style of Javanese they master the most, whereas in interactions other than that with their siblings, the students must use krama, madya or ngoko alus styles, depending upon the participants’ ages, social status and distance. Most of the students, as is shown in the DCT-s, are at best in the ngoko style

    Inhibitory of Encapsulated Earthworm Extract (Lumbricus rubellus) on Pathogenic Bacteria in Vitro

    Get PDF
    The objective of this study was to determine the inhibitory of earthworm (Lumbricus rubellus) extract (ECT) and encapsulated earthworm extract (ECT-t) as poultry feed additive against some pathogenic bacteria. Earthwom extract was prepared by dekokta method with water at 90 ÂşC then encapsulated by spray drying with maltodextrin as filler. In vitro antibacterial activity was performed using dilution method against Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella pullorum, and Pseudomonas aeruginosa. The optical density results showed that started from ECT level 0.26% inhibited (PP. aeruginosa and S. aureus, while ECT level 0.52% inhibited (PE. coli and S. pullorum along with the increased levels of concentration. The percentage of growth showed that ECT level 1.04% had inhibitory (PE. coli and P. aeruginosa, while ECT level 0.52% showed antibacterial activity (PS. aureus. The result showed that S. aureus was the most sensitive bacterium to earthworms extract. ECT-t level 0.78% and 1.04% measured by spectrophotometer showed inhibitory (PP. aeruginosa and S. pullorum respectively. While ECT-t level 0.26% measured by spread plate count method showed inhibitory activity against P. aeruginosa. LD50 of E. coli and P. aeruginosa were found at ECT level 1.04%, while LD50 of S. aureus was found at level 0.52%. LD50 of P. aeruginosa was found at ECT-t level 0.52%. There were no antibacterial action (P>0.05) of ECT and ECT-t against S. pullorum.
    • …
    corecore