16 research outputs found

    Hubungan Antara Ukuran Lingkar Pinggang Dengan Kadar Gula Darah Postprandial Pada Anggota Kepolisian Resor Karanganyar

    Get PDF
    Latar belakang: Obesitas merupakan keadaan patologis yang menimbulkan perubahan – perubahan metabolik sehingga timbul kumpulan gejala yang disebut sindrom metabolik. Individu dengan sindrom metabolik mengalami resistensi insulin yang merupakan predisposisi menjadi prediabetes atau diabetes tipe 2 kemudian didiagnosis dengan tes toleransi glukosa oral. Obesitas dapat diukur melalui metode antropometri lingkar pinggang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan kadar gula darah postprandial di Polres Karanganyar. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Polres Karanganyar pada tanggal 14 – 15 November 2013. Besar sampel yang digunakan adalah sebesar 75 sampel yang dikumpulkan dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan berdasarkan pengukuran lingkar pinggang dilanjutkan dengan pengukuran kadar gula darah postprandial. Data kemudian dianalisis dengan program SPSS. Hasil: Dari 75 didapatkan 29 sampel dengan obesitas dan kadar gula darah postprandial tinggi. Dengan menggunakan uji analisis Chi – Square didapatkan nilai p = 0,029 (<0,05), sehingga hipotesis kerja diterima. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan kadar gula darah postprandial

    Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Postprandial Pada Anggota Kepolisian Resor Karanganyar

    Get PDF
    LatarBelakang: Obesitas merupakan timbunan abnormal dari jaringan lemak berlebih di bawah kulit. Obesitas disebabkan karena intake makanan dengan jumlah yang lebih besar daripada penggunanya sebagai energi bagi tubuh (Guyton,2008). Obesitas merupakan faktor risiko utama terjadinya DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (resisten insulin). Insulin berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka akan mengakibatkan kadar gula darah postprandial mengalami peningkatan. TujuanPenelitian: Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah postprandial pada anggota di Kepolisian Resor Karanganyar. MetodePenelitan: Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian berjumlah 70 sampel. Instrumen yang digunakan adalah microtoise dan timbangan berat badan untuk mengukur indeks massa tubuh, serta larutan gula 75gram sebagai pembebanan gula darah 2 jam. Hasil: Karakteristik pasien sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 62 sampel (88,6%). Terbanyak pada kelompok umur 51 tahun (27,1%). Sebagian besar sampel menunjukkan IMT normal (40%). Sampel dengan kadar gula darah post prandial meningkat sebanyak (48,6%) dan sampel pada kadar gula darah postprandial pada kategori normal (51,4%). Analisis stastistik menunjukkan ada hubungan antara IMT dengan kadar gula darah postprandial dengan nilai p 0,016 (p< 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah post prandial pada anggota Kepolisian Resor Karanganyar

    Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Dengan Kejadian Diare Bayi Usia 0-6 Bulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    Latar belakang : ASI merupakan makanan terbaik yang memenuhi standar tertinggi dengan kandungan gizi yang tepat dan aman, sehingga dapat memberikan perlindungan pada tubuh bayi. Dianjurkan pemberian full ASI sampai 6 bulan. Namun sebagian ibu-ibu sudah memberikan ASI parsial sebelum usia 6 bulan, sehingga timbul berbagai penyakit pada bayi seperti diare. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola pemberian makanan dengan kejadian diare bayi usia 0-6 bulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Penelitian menggunakan data primer dan skunder. Subyek penelitian adalah seluruh bayi yang berusia 0-6 bulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dengan menggunakan purposive sampling. Subyek akan diklasifikasikan menjadi kelompok yang mendapat full ASI dan ASI parsial. Kemudian data dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil : Subyek penelitian berjumlah 60 bayi yang terdiri atas 30 bayi mendapatkan full ASI yang terdiri dari 5 (16,7%) bayi mengalami diare dan 25 (83,3%) bayi tidak mengalami diare, sedangkan 30 bayi yang mendapatkan ASI parsial terdiri dari 22 (73,3%) bayi mengalami diare dan 8 (26,7%) bayi tidak mengalami diare. Analisis dari Chi Square menghasilkan p 1) (Confidence interval (CI) 95% antara 3,917 - 48,266). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pola pemberian makanan dengan kejadian diare bayi usia 0-6 bula

    Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229

    Get PDF
    Latar Belakang : Daun asam jawa (Tamarindus indica L.) secara tradisional memiliki khasiat sebagai obat. Senyawa tannin, flavonoid, anthroquinone, saponin, alkaloid yang terkandung dalam daun asam jawa (Tamarindus indica L.) dapat berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun asam jawa (Tamarindus indica L.) terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229. Metode : Desain penelitian eksperimental laboratorik dengan metode post test only control group design. Kadar ekstrak etanol daun asam jawa yang diujikan terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan menggunakan metode difusi sumuran adalah 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Sumuran dibuat pada media agar Mueller Hinton yang telah diolesi dengan biakan Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 yang telah distandarisasi dengan standar 0.5 Mc Farland. Sumuran yang telah dibuat kemudian ditetesi dengan ekstrak etanol daun asam jawa dengan berbagai konsentrasi. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam dan zona hambat yang terbentuk diukur. Hasil : Konsentrasi ekstrak etanol daun asam jawa (Tamarindus indica L.) 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dengan membentuk rerata diameter zona hambat 10.5 mm; 11.25 mm; 12.75 mm; 13.75 mm; dan 15 mm, dengan nilai uji statistik p = 0.001. Sedangkan rerata diameter zona hambat yang terbentuk terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 11229 adalah 10 mm; 13.5 mm; 13.25 mm; 14 mm; dan 15 mm, dengan nilai uji statistik p = 0.001. Kesimpulan : Ekstrak etanol daun asam jawa (Tamarindus indica L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229

    Hubungan Status Gizi Dengan Titer Anti HBs Pada Anak Usia 10-12 Tahun yang Telah Mendapat Vaksinasi Hepatitis B Lengkap

    Get PDF
    Latar Belakang : Virus Hepatitis B (HBV) pada populasi tertentu termasuk Asia Tenggara, Alaska, dan Afrika merupakan endemik dan prevalensi kronis mencapai angka 20%. Proporsi seroproteksi anti-HBs pada 100 anak pada usia 10- 12 tahun pasca imunisasi dasar hepatitis B lengkap 38%. Persistensi antibodi anti- HBs secara langsung berhubungan dengan kadar puncak yang diperoleh setelah dosis ke tiga vaksinasi. Tujuan: Untuk mengetahui titer antibodi anti HBs terhadap status gizi baik, status gizi kurang dan status gizi buruk pada anak usia 10-12 tahun yang telah mendapat vaksinasi hepatitis B lengkap Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan dipilih dengan teknik simple random sampling. Hasil: Dari uji chi square, diperoleh nilai p value sebesar 0,074 dengan taraf signifikan (α) 0,05 (nilai value: 3,199). Jadi penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan titer anti HBs pada anak usia 10-12 tahun yang telah mendapat vaksinasi hepatitis B lengkap. Dari hasil analisis didapatkan nilai RP (Ratio Prevalency) = 3,879 dengan Confidence Interfals 95% (0,837-17,966). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan titer anti HBs pada anak usia 10-12 tahun yang telah mendapat vaksinasi Hepatitis B lengkap

    Perbedaan Kadar Kolesterol LDL Pasien DM Tipe 2 Terkontrol dengan Ulkus Diabetik dan Non Ulkus Diabetik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    Get PDF
    Latar belakang: World Health Organization (WHO) memprediksikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari berjumlah 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Besarnya peningkatan insidensi DM tentu akan diikuti oleh peningkatan komplikasi kronik DM seperti ulkus diabetik. 15% dari seluruh penderita DM mengalami komplikasi ulkus diabetik yang dapat disebabkan oleh ateroslerosis, sementara itu Low Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) merupakan faktor utama terbentuknya aterosklerosis. Tujuan: Mengetahui perbedaan kadar LDL-C pasien DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik dan non ulkus diabetik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel meliputi pasien DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik dan non ulkus diabetik di poli penyakit dalam, bagian rawat inap dan instalasi rekam medis RSUD Dr. Moewardi periode Januari 2010 - Desember 2012. Besar sampel mencapai 60 pasien. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling yang terdiri dari 30 orang penderita DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik dan 30 orang penderita DM tipe 2 terkontrol tanpa ulkus diabetik. Data diperoleh dari catatan rekam medis pasien. Peneliti menggunakan uji T tak berpasangan sebagai uji analisis data. Hasil: Terdapat perbedaan rerata kadar LDL-C yang bermakna antara penderita DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus dan tanpa ulkus dengan nilai p=0,039 (p<0,05). Rerata kadar LDL-C pada penderita DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus mencapai 107,43 mg/dl sedangkan rerata LDL-C pada penderita DM tipe 2 terkontrol tanpa ulkus mencapai 93,10 mg/dl dengan perbedaan mencapai 14,33 mg/dl. Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL-C yang bermakna antara pasien DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik dan tanpa ulkus diabetik dimana rerata kadar LDL-C lebih tinggi pada pasien DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik

    Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.) Terhadap Staphylococcus Aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 Secara In Vitro

    Get PDF
    Latar belakang: Rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan tanaman yang mempunyai potensi sebagai tanaman obat. Senyawa yang terkandung didalam rimpang seperti kurkumin, flavonoid, dan saponin memiliki khasiat sebagai antibakteri. Tujuan: Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) dalam menghambat pertumbuhan taphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode: Desain penelitian true experimental laboratorik dengan metode post test only control group design. Kadar ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Curcuma manga Val.) yang diujikan dengan metode sumuran dengan masing-masing konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%b/v. Sumuran dibuat pada media pertumbuhan bakteri Muller Hinton yang diolesi dengan biakan Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 yang telah distandarisasi dengan standar 0,5 Mc Farland. Sumuran ditetesi dengan ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) dengan masing-masing konsentrasi. Diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam dan zona hambat yang terbentuk diukur dengan jangka sorong. Hasil: Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val) dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%b/v, dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan rerata masing-masing diameter zona hambat yaitu 13,6mm, 16,4mm, 17,8mm, 18,6mm, 23,4mm, dengan nilai uji statistik p= 0,000 sedangkan Escherichia coli dengan rerata masing-masing yaitu 5mm, 5,4mm, 6mm, 6,8mm, 7,4mm dengan nilai p= 0,000. Kesimpulan: Ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 secara in vitro

    Hubungan Antara Angka Leukosit Dengan AngkaKematian Penderita Infark Miokard Akut Di Rsud Dr. Moewardi Pada Tahun 2012

    Get PDF
    Latar Belakang. Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis irrevesible pada otot jantung akibat iskemia yang berkepanjangan. Terdapat 2 macam IMA yaitu IMA dengan ST elevasi maupun IMA tanpa ST elevasi. Dalam proses patofisiologi IMA, angka leukosit yaitu sel darah putih yang berfungsi sebagai suatu sistem pertahanan tubuh yang mobile sangat berperan dalam menentukan angka kematian IMA. Angka leukosit tinggi dapat menjadi prediktor dan indikator prognostik setelah kejadian iskemik dan infark miokard. Dan dengan angka leukosit yang tinggi dapat menyebabkan gagal jantung kongesti yang berakhir kematian 5 kali lipat dibandingan angka leukosit normal. Metode. Jenis penelitian ini adalah obervasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 30 Oktober-28 November 2013. Besar sampel yang digunakan ialah sebanyak 100 sampel dengan teknik non-probability sampling dengan pendekatan Purposive sampling. Hasil. Didapatkan 4 dari 50 pasien IMA mati dengan angka leukosit tinggi sedangkan 3 dari 50 pasien IMA mati dengan angka leukosit normal. Dengan menggunakan uji hipotesis fisher’s exact didapatkan nilai p=1,00 (p>0,05) sehingga H1 ditolak H0 diterima. Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan signifikan antara angka leukosit dengan angka kematian penderita Infark Miokard Akut di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2012

    Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Adas (Foeniculum vulgare Mill.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 Secara in Vitro

    Get PDF
    Latar Belakang: Daun Adas (Foeniculum vulgare Mill.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi digunakan menjadi obat. Senyawa flavonoid, anethol, limonene, fenchone, estragole yang terkandung di dalamnya menunjukkan efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ektrak etanol daun adas (Foeniculum vulgare Mill.) dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode: Desain penelitian true experimental laboratorik dengan metode post test only control group design. Kadar ekstrak etanol daun adas (Foeniculum vulgare Mill.) yang diujikan dengan metode sumuran yaitu 20%, 40%, 60%, 80%, 100%b/v. Sumuran dibuat pada media pertumbuhan kuman Muller Hinton yang diolesi dengan biakan Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Esherichia coli ATCC 11229 yang telah distandarisasi dengan standar 0,5 Mc Farland. Sumuran ditetesi ekstrak etanol daun adas (Foeniculum vulgare Mill.) dengan berbagai konsentrasi. Diinkubasi dengan suhu 37o C selama 24jam dan zona hambat yang terbentuk diukur. Hasil: Ekstrak etanol daun adas (Foeniculum vulgare Mill.) dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, 100%b/v, dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan masing-masing dengan rerata diameter zona hambat yaitu 9,5mm, 11mm, 12mm, 13mm,dan 15mm dan nilai pada uji statistik p= 0,000 sedangkan Escherichia coli dengan rerata masing-masing yaitu 7mm, 7mm, 6,5mm, 7,75mm,dan 7,75mm dengan nilai p = 0,001

    Hubungan Kadar Asam Urat Dalam Darah pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik dengan Kejadian Artritis Gout di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    Get PDF
    Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penurunan fungsi ginjal pada PGK dapat menyebabkan berbagai manifestasi keadaan klinis salah satunya kenaikan kadar asam urat dalam darah/hiperurisemia. Diketahui bahwa hiperurisemia dapat menyebabkan artritis gout. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kadar asam urat dalam darah pada penderita PGK dengan kejadian artritis gout. Subjek dan Metode. Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik yang dilakukan dengan metode cross sectional. Populasi yang menjadi subyek penelitian adalah pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani dialisa di Unit Hemodialisa RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Hasil. Hasil penelitian dari 62 pasien PGK didapatkan 50 pasien PGK dengan hiperurisemia, 2 (3,3%) mengalami artritis gout dan 48 (77,4%) tidak mengalami artritis gout. Sedangkan 12 pasien PGK dengan normourisemia, 1 (1,6%) mengalami artritis gout dan 11 (17,7%) tidak mengalami artritis gout. Hasil uji statistik dengan Fisher diperoleh hasil nilai P = 0,482 (P>0,05) maka secara statistik tidak terdapat hubungan kadar asam urat dalam darah pada penderita penyakit ginjal kronik dengan kejadian artritis gout. . Kesimpulan. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan kadar asam urat dalam darah pada penderita penyakit ginjal kronik dengan kejadian artritis gout di RSUD Dr.Moewardi Surakarta
    corecore