research

Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Postprandial Pada Anggota Kepolisian Resor Karanganyar

Abstract

LatarBelakang: Obesitas merupakan timbunan abnormal dari jaringan lemak berlebih di bawah kulit. Obesitas disebabkan karena intake makanan dengan jumlah yang lebih besar daripada penggunanya sebagai energi bagi tubuh (Guyton,2008). Obesitas merupakan faktor risiko utama terjadinya DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (resisten insulin). Insulin berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka akan mengakibatkan kadar gula darah postprandial mengalami peningkatan. TujuanPenelitian: Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah postprandial pada anggota di Kepolisian Resor Karanganyar. MetodePenelitan: Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian berjumlah 70 sampel. Instrumen yang digunakan adalah microtoise dan timbangan berat badan untuk mengukur indeks massa tubuh, serta larutan gula 75gram sebagai pembebanan gula darah 2 jam. Hasil: Karakteristik pasien sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 62 sampel (88,6%). Terbanyak pada kelompok umur 51 tahun (27,1%). Sebagian besar sampel menunjukkan IMT normal (40%). Sampel dengan kadar gula darah post prandial meningkat sebanyak (48,6%) dan sampel pada kadar gula darah postprandial pada kategori normal (51,4%). Analisis stastistik menunjukkan ada hubungan antara IMT dengan kadar gula darah postprandial dengan nilai p 0,016 (p< 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah post prandial pada anggota Kepolisian Resor Karanganyar

    Similar works