9,164 research outputs found

    PERAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHASISWA TATA BUSANA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PADA MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    ABSTRAK— Virus Corona memicu tantangan global yang tak pernah terjadi terdahulu, berdampak besar pada semua aspek kehidupan, salah satunya adalah pada bidang pendidikan [3]. E-learning adalah cara yang paling efektif untuk menghubungkan antara dosen dengan mahasiswa pada masa pendemi covid-19. E-learning ialah proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik selaku peralatan guna memberikan bantuan kepada aktivitas belajar mengajar dan dengan dukungan jaringan internet [4]. Artikel penelitian ini memiliki tujuan untuk mendiskripsikan: 1. Platform yang dipakai pada pembelajaran mahasiswa tata busana pada masa pandemi covid-19; 2. Kelebihan e-learning dalam pembelajaran mahasiswa tata busana pada masa pandemi covid-19; 3. Hambatan-hambatan e-learning dalam pembelajaran mahasiswa tata busana pada masa pandemi covid-19; 4. E-learning dalam pembelajaran praktik mahasiswa tata busana pada masa pandemi covid-19. Artikel penelitian berikut termasuk pada penelitian deskriptif kuantitatif melalui penggunaan metode survei yang dilaksanakan dengan online. Pengumpulan data primer pada penelitian berikut dilaksanakan melalui penyebaran angket dengan online pada 14 orang responden Dosen S1 Pendidikan Tata Busana dan 135 orang responden mahasiswa prodi S1 Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Surabaya  yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2020,2019, 2018 dan 2017. Data didapatkan dari mengisi beberapa pertanyaan yang disebar pada keseluruhan responden pada wujud google form dan data yang sudah dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisa serta pendeskripsiannya.  Hasil penelitian ini adalah: 1) Perkuliahan e-learning mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Surabaya menggunakan beberapa platform pembelajaran yaitu google meet, vilearning unesa, google classroom, google form, whatsapp, quiziz, zoom, youtube, email; 2) kelebihan e-learning dalam pembelajaran yaitu waktu belajar menjadi lebih fleksibel pada pembelajaran prodi S1 Pendidikan Tata Busana Unesa; 3) hambatan e-learning dalam pembelajaran mahasiswa tata busana adalah keterbatasan interaksi antara dosen dengan mahasiswa dalam penjelasan materi mengakibatkan kurangnya pemahaman terhadap materi yang sudah dijelaskan; dan 4) e-learning dalam pembelajaran praktik kurang efektif dikarenakan minimnya pengawasan ketika mahasiswa melakukan praktik. Kata Kunci: Covid-19, E-Learning, Mahasiswa Tata Busana

    PERAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENDIDIKAN BERBASIS KETERAMPILAN TATA BUSANA

    Get PDF
    Model experiential learning memiliki keunggulan dapat meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi, perencanaan, serta pemecahan masalah, menumbuhkan tanggungjawab, memperkuat kepercayaan, kerjasama dan kompromi dalam suatu kelompok. Tujuan penulisan artikel ini adalah: 1) mendeskripsikan karakteristik model experiential learning, 2) mendeskripsikan karakteristik pembelajaran keterampilan tata busana, 3) merancang pembelajaran keterampilan tata busana dengan menerapkan model experiential learning dalam, 4) menganalisis faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran tata busana dengan menerapkan model experiential learning. Artikel studi literatur ini merupakan analisis dari teori-teori serta hasil-hasil penelitian tentang peran model experiential learning dalam konteks pendidikan berbasis keterampilan tata busana. Kesimpulan hasil analisis studi literatur ini antara lain: 1) karakteristik Experiential Learning  merupakan pembelajaran holistik yang cara belajarnya dapat dilihat melalui proses,  merupakan proses belajar berkelanjutan berdasarkan pengalaman, membutuhkan resolusi konflik berbagai macam gaya belajar yang berlawanan secara dialektis, menghubungkan seseorang dengan lingkungan serta menggabungkan pengetahuan sosial dan pribadi, 2) keterampilan tata busana adalah kemampuan menciptakan produk kerajinan busana yang membutuhkan  kreatifitas dasar dalam memilih, mengatur serta memperbaiki cara berbusana agar didapatkan busana yang indah, serasi, sesuai dengan usia, kesempatan dan warna, 3) rancangan model experiential learning dalam pembelajaran keterampilan tata busana mencakup 4 fase yaitu: concrete experience (CE), reflective observation (RO), abstract conceptualization (AC), dan active experimentation (AE), 4) faktor pendukung penerapan model experiential learning dalam pembelajaran keterampilan tata busana antara lain: guru memahami siklus model experiential learning, siswa terlibat aktif, pengalaman langsung dialami siswa, komunikasi dengan baik antara guru dan peserta didik. Adapun yang termasuk faktor penghambat yaitu tingkat IQ siswa yang berbeda serta keterbatasan durasi dalam pembelajaran.   Kata Kunci: experiential learning, keterampilan tata busana, rancangan pembelajara

    MANFAAT HASIL BELAJAR EVALUASI PEMBELAJARAN TATA BUSANA PADA PEMBUATAN PERANGKAT EVALUASI DALAM KEGIATAN PPL

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentang manfaat hasil belajar Evaluasi Pembelajaran Tata Busana pada pembuatan perangkat evaluasi dalam kegiatan PPL. Evaluasi merupakan suatu proses yang dapat dijadikan salah satu acuan seorang pendidik untuk mengetahui keberhasilan suatu proses belajar mengajar melalui pembuatan perangkat evaluasi untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran, mampu mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendukung proses pembelajaran. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana angkatan 2011 yang telah mengikuti pembelajaran mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Tata Busana dan Melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL), dengan sampel total sebanyak 34 orang. Hasil penelitian menunjukan, bahwa lebih dari setengahnya responden merasakan manfaat hasil belajar Evaluasi Pembelajaran Tata Busana, ditinjau dari penguasaan kompetensi pengetahuan konsep dasar evaluasi pembelajaran tata busana, perencanaan evaluasi pembelajaran, alat evaluasi pembelajaran, mengolah data hasil tes dan sebagian besar responden merasakan manfaat hasil belajar merefleksi hasil tes belajar. Rekomendasi ditujukan pada mahasiswa, dari hasil penelitian dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat perangkat evaluasi dalam kegiatan PPL, dan kepada dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Tata Busana hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Tata Busana untuk membimbing, memotivasi mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membuat perangkat evaluasi dalam kegiatan PPL. Kata Kunci: Evaluasi Pembelajaran Tata Busana, Kegiatan PPL, Perangakat Evaluasi.   This research discusses the advantages of learning in fashion design Lesson Evaluation to creating an evaluation tools in pre service teaching practicum (PPL) activities. Evaluation is a process that can be used as an educator reference to determine the success of a learning process through the creation of evaluation tools to help achieve the learning goals, able to identify the obstacle and proponent factors in learning process. The method used is descriptive method, data collection techniques using a questionnaire. The population research is program studi pendidikan tata busana students class of 2011 who have followed the learning of fashion design Lesson Evaluation and pre service teaching practicum (PPL), which numbered 34 people in total sample. The results showed that more than half respondents felt the advantages of learning outcomes in fashion design lesson evaluation, In terms of fashion design lesson evaluation basic concepts knowledge, planning evaluation of learning, evaluation learning tools, test results of data processing and generally respondents felt the benefits of learning. Keywords : Evaluation Of Learning Tata Busana, Evaluation Tool, PPL

    Pengembangan E-modul Pembuatan Kebaya Di Kelas XII Tata Busana 2 SMK Negeri 2 Jombang

    Get PDF
    ABSTRAK— E-modul menjadi media penunjang bahan ajar yang bisa membantu belajar mengajar dalam kelas berbasis media elektronik yang akan menjadi proses penghubung materi ke siswa termasuk SMK tata busana, yang menjadikan siswa bisa memahami materi secara mudah dan efektif. Tujuan penelitian ini yakni : 1) mendiskripsikan tingkat kelayakan e-modul pembuatan kebaya di kelas XII tata busana 2 di SMK Negeri 2 Jombang, dan 2) mendiskripsikan hasil belajar siswa kelas XII tata busana 2 menggunakan e-modul pembuatan kebaya di SMK Negeri 2 Jombang. Penelitian ini menggunaan model pengembangan ADDIE meliputi analysis, design, development, implementation, and evaluation. Metode pengumpulan data memakai metode penilaian kelayakan e-modul dan tes. Kelayakan e-modul diuji 3 ahli meliputi ahli Bahasa, ahli materi, serta ahli media. Subjek dari penelitian ialah 34 siswa kelas XII tata busana 2 SMK Negeri 2 Jombang. Instrumen penelitian yang dipakai yaitu lembar penilian kelayakan e-modul serta lembar tes. Metode analisis data memakai analisis deskriptif. Hasil penelitian menyatakan: 1) hasil kelayakan e-modul pembuatan kebaya untuk siswa kelas XII tata busana 2 SMK Negeri 2 Jombang berada pada kriteria sangat layak dengan hasil presentase sebesar 95%. dan 2) hasil belajar siswa XII Tata Busana 2 menggunakan e-modul pembuatan kebaya dinyatakan tuntas dengan hasil presentase sebesar 97%. &nbsp

    PENERAPAN PENGETAHUAN BERBUSANA DALAM PENAMPILAN DIRI MAHASISWA TATA BUSANA PKK FKIP UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    Get PDF
    ABSTRAKKata Kunci : Penerapan, Pengetahuan Berbusana, Penampilan DiriPenelitian ini mengkaji tentang bagaimana penerapan pengetahuan berbusana dalam penampilan diri Mahasiswa Tata Busana PKK FKIP Unsyiah. Tujuan penelitian untuk mengetahui cara berbusana dalam penampilan diri Mahasiswa pada kesempatan kuliah dan faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan diri Mahasiswa Tata Busana PKK FKIP Unsyiah. Populasi adalah mahasiswa Tata Busana PKK FKIP Unsyiah angkatan 2012/2013 dengan jumlah mahasiswa 32 orang. Penentuan sampel dilakukan secara total sampling yaitu cara pengumpulan sample dengan berdasarkan jumlah populasi. Pengumpulan data digunakan dengan teknik penyebaran angket tertutup untuk mendapatkan data yang sebenarnya dan menggunakan observasi lapangan pada saat pengamatan awal. Teknik pengolahan data menggunakan rumus distribusi frekuensi yaitu nilai persentasi yang terbesar dari jawaban responden. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa cara berbusana dalam penampilan diri mahasiswa pada kesempatan kuliah, sebagian besar sudah menerapkan cara berbusana yang sesuai dengan ilmu pengetahuan yang didapatkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan diri mahasiswa Tata Busana PKK FKIP Universitas Syiah Kuala, sebagian besar dipengaruhi oleh faktor kebiasaan keluarga dan masyarakat lingkungan yang sangat mendukung responden dalam perpenampilan yang sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pengetahuan berbusana dalam penampilan diri mahasiswa Tata Busana PKK FKIP Unsyiah sesuai dengan pengetahuan berbusana yang dimiliki oleh responden. Disarankan kepada Mahasiswa Tata Busana dapat menggunakan busana yang sesuai dengan pengetahuan yang sudah didapatkan tetap berusaha meningkatkan pengetahuannya dalam berbusana serta mengikuti perkembangan fashion.

    ANALISIS MINAT MAHASISWA TATA BUSANA PKK FKIP TERHADAP PRODUK BUSANA ONLINE SHOPPING

    Get PDF
    ABSTRAKMauliza, elsa. 2016.Analisis Minata Mahasiswa Tata Busana Pkk Fkip Terhadap Produk Busana Online Shopping. Skripsi, Program Studi Tata Busana, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. (1) Dra.Mukhirah.M.Pd, (2) Novita, S.Pd, MAKata kunci: analisis, minat, busana onlinePenelitian ini telah selesai dilakukan dengan mengangkat masalah bagaimana minat mahasiswa tata busana pkk dalam online shopping dan bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa terhadap busana online. Tujuan penelitian ini mengetahui jumlah mahasiswa Tata Busana PKK FKIP yang berminat terhadap online shopping, mengetahui faktor-faktor minat mahasiswa Tata Busana PKK FKIP terhadap produk yang dipasarkan secara online, dan mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa Tata Busana PKK FKIP terhadap produk busana online. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis data distribusi frekuensi persentase, teknik pengambilan sampel menggunakan ramdom sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup. Hasil penelitian diperoleh bahwa mahasiswa yang menjadi konsumen dalam berbelanja online memilki persentase lebih dari 50%. Produk atau jasa yang dibeli beragam, terutama di bidang fashion Selanjutnya ketertarikan konsumen terhadap produk yang dijual secara online antara lain harga terjangakau, banyak pilihan model, pelayanan yang memuaskan dan mutu barang yang berkualitas. Ketertarikan mahasiswa PKK yang berbelanja online juga tidak jarang mengalami beberapa keluhan, seperti warna dan bahan produk yang tidak sesuai. Sebanyak 60% mahasiswa merasa puas karena lebih praktis dibandingkan harus membuat baju sendiri, meskipun mereka adalah mahasiswa Tata Busana yang dapat memproduksi baju sendiri yang lebih baik dan nyaman untuk dipakai karena ukuran yang pas. Alasan lainnya yaitu bahan yang bagus, produk yang berasal dari luar negeri, dan model baju yang tidak banyak dipasaran. Saran untuk mahasiswa yang telah menjadi konsumen dalam berbelanja online shop, hendaknya dapat mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari pengalaman tersebut. Seperti mempelajari ilmu bisnis pemasaran, dan mengambil referensi model baju

    Manajemen kurikulum tata busana di MAN 1 Tegal

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan karena pada zaman sekarang ini keterampilan/skill sangat dibutuhkan bagi peserta didik. Pada kenyataannya tidak semua peserta didik lulusan SMA/MA dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Berangkat dari permasalahan tersebut MAN 1 Tegal menerapkan program tata busana, untuk menunjang pembelajaran tersebut maka diperlukan manajemen kurikulum tata busana yang baik, sehingga dapat mengatur bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum tata busana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian untuk mengecek keabsahan data tersebut dilakukan melalui teknik triangulasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa:(1) Perencanaan kurikulum tata busana di MAN 1 Tegal meliputi kegiatan perumusan visi, misi dan tujuan tata busana, rapat tahunan madrasah, landasan kurikulum tata busana yang berpegang pada KMA No 184 tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah, serta kegiatan studi banding. (2) Pelaksanaan Kurikulum tata busana mencakup tentang alokasi waktu, proses pembelajaran tata busana, serta sarana prasarana. (3) Evaluasi kurikulum tata busana di MAN 1 Tegal meliputi evalusi guru tata busana yang dilakukan dengan mengisi jurnal guru, serta evalusi pembelajaran tata busana

    Sistem Pendidikan Calon Guru Tata Busana: Perspektif Para Akademisi dan Praktisi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk konsepsi sistem pendidikan calon guru tata busana dari perspektif para akademisi dan praktisi, ditinjau dari: (1) input pendidikan calon guru tata busana; (2) proses pendidikan calon guru tata busana; (3) output pendidikan calon guru tata busana; dan (4) bangunan sistem pendidikan calon guru tata busana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, tradisi Grounded Theory. Setting penelitian di UNJ, UNY, dan Unesa di program studi S1 Pendidikan Tata Busana, SMK Negeri kompetensi keahlian tata busana di Surabaya, Yogyakarta dan Sidoarjo, serta lembaga kursus tata busana, rumah mode dan butik di Surabaya dan Yogyakarta. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan sebanyak (13) orang terdiri atas akademisi dan praktisi di bidang tata busana. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret 2015 hingga Februari 2018. Instrumen penelitian adalah peneliti yang didukung pedoman wawancara, catatan lapangan, dan alat perekam suara. Keabsahan data penelitian meliputi credibility, dependability dan confirmability. Analisis data dilakukan secara induktif dalam konteks grounded theory, terdiri atas tiga tahap yaitu open coding, axial coding dan selective coding. Hasil penelitian berupa konsepsi sistem pendidikan calon guru tata busana berdasarkan perspektif para akademisi dan praktisi yang mencakup input, proses dan output. Komponen input meliputi lulusan Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan yang telah memahami misi dan tujuan LPTK Tata Busana; sistem rekrutmen, dan program matrikulasi. Komponen proses meliputi penguasaan kompetensi bidang studi tata busana dan kompetensi pedagogik, sebagai fondasi yang kukuh untuk kegiatan magang di lembaga pendidikan formal/non formal dan di dunia industri busana, dan pembuatan karya busana serta penulisan karya ilmiah. Output pendidikan calon guru tata busana adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang memenuhi syarat untuk dikembangkan baik dalam karir keguruan maupun non-keguruan (profesional). Sistem yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sistem pendidikan calon guru tata busana berbasis pengalaman. Kata Kunci: sistem pendidika calon guru, Guru tata busana, Pengalama

    PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRODUKTIF TATA BUSANA (DASAR POLA) MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS X-1 JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 10 MEDAN

    Get PDF
    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas X-1 Jurusan Tata Busana SMKN 10 Medan tahun pelajaran 2018-2019 didasarkan atas pengamatan rendahnya hasil belajar produktif tata busana (dasar pola) siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan dalam tiga siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap siklusnya. Tindakan yang dilakukan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division. Instrumen yang digunakan adalah berupa lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, instrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen pengamatan aktivitas guru, serta nilai hasil evaluasi setiap selesai pertemuan. Nilai data yang diperoleh menjadi bahan refleksi untuk dilakukan di siklus berikutnya. Ketika dilakukan refleksi awal hasil belajar siswa sekitar 57,75 (sangat kurang). Pada siklus Irata-rata hasil belajar siswa 74,3 (cukup), pada siklus II  80,0 (cukup), dan pada siklus III menjadi 83,1 (tinggi) sehingga disimpulkan bahwa penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar produktif tata busana (dasar pola) di kelas X-1 jurusan Tata Busana SMKN 10 Meda

    PEMANFAATAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 KLATEN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: 1) Ketersediaan Buku Sekolah Elektronik (BSE), 2) Tingkat pemanfaatan BSE oleh guru dan siswa sebagai sumber belajar pada program keahlian Tata Busana, 3) Faktor-faktor yang menjadi hambatan guru dan siswa dalam memanfaatkan Buku Sekolah Elektronik tercetak sebagai sumber belajar pada program keahlian Tata Busana di SMK Negeri 3 Klaten. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Ketersediaan BSE, Adaptif meliputi: Bahasa Inggris (450 eks), Matematika (256 eks), IPA (144 eks), IPS (496 eks), KKPI dan Kewirausahaan sekolah belum menyediakan, sedangkan BSE Normatif meliputi: Bahasa Indonesia (900 eks), Seni Budaya (220 eks), Pend. Agama dan Pend. Kewarganegaraan sekolah belum menyediakan, dan untuk mata pelajaran Produktif BSE yang tersedia: Tata Busana jilid I (110 eks), Tata Busana Jilid II (110 eks) dan Tata Busana jilid III (110 eks). 2) Pemanfaatan BSE sebagai sumber belajar, menurut guru, 63,63% guru menyatakan BSE bermanfaat, 13,63% guru menyatakan BSE cukup bermanfaat dan 22,72% guru menyatakan BSE kurang bermanfaat. Sehingga pemanfaatan BSE oleh guru dikategorikan bermanfaat. Sedangkan menurut siswa, 19,56% siswa menyatakan BSE bermanfaat, 28,26% siswa menyatakan BSE cukup bermanfaat dan 52,17% siswa menyatakan kurang bermanfaat. Sehingga, pemanfaatan BSE oleh siswa dikategorikan kurang bermanfaat. 3) Faktor yang menghambat pemanfaatan BSE menurut guru meliputi: faktor ketersediaan BSE di sekolah, faktor jumlah BSE, faktor materi BSE yang belum lengkap, dan faktor karakteristik pembelajaran. Sedangkan faktor yang menghambat siswa dalam pemanfaatan BSE: faktor guru, faktor ketersediaan BSE di sekolah, faktor jumlah BSE dan faktor kepemilikan BSE secara pribadi
    • …
    corecore