15 research outputs found

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP PERILAKU SWAMEDIKASI NYERI YANG RASIONAL DI APOTEK HARISH FARMA KABUPATEN SUKOHARJO

    Get PDF
    AbstrakSelf-medication (pengobatan sendiri) adalah penggunaan obat-obatan dengan maksud terapi tanpa saran dari profesional atau tanpa resep. Swamedikasi dapat dilakukan dengan menggunakan obat dari pengobatan sebelumnya, dengan membeli obat tanpa resep, mengikuti saran dari saudara atau teman tentang penggunaan obat tertentu. Nyeri menjadi salah satu penyakit yang banyak dialami pasien yang kadang tidak bisa ditolerensi sehingga pasien melakukan pengobatan sendiri. Penggunaan obat nyeri banyak digunakan bebas di masyarakat sehingga dapat menyebabkan ketergantungan, sehingga diperlukan edukasi sehingga pengobatan tersebut rasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap swamedikasi nyeri di Apotek Harish Farma, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan rancangan survey cross sectional dengan menggunakan accidental sampling dan data kuesioner diolah dengan metode uji Pearson. Pada penelitian ini melibatkan 84 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2020. Dari penelitian dapat dilihat 46% responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, 48% responden memiliki pengetahuan yang cukup baik dan 6% responden memiliki pengetahuan yang baik dan untuk perilaku swamedikasi sebanyak 37% responden memiliki perilaku swamedikasi yang kurang, 39% responden memiliki perilaku swamedikasi yang cukup baik, dan 24% memiliki perilaku swamedikasi yang baik. Pada analisis dengan menggunakan uji pearson diperoleh hasil r hitung sebesar 0,309 dan nilai sig. 0,004 yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku swamedikasi nyeri. Kata Kunci: tingkat pengetahuan, swamedikasi; antinyeri; apotekAbstractSelf-medication is the use of drugs for the purpose of therapy without professional advice or without a prescription. Self-medication can be done by using drugs from previous treatment, by buying drugs without a prescription, following advice from relatives or friends about the drugs. Pain is one of the diseases which sometimes cannot be tolerated so patient do self-medication. The analgetic is widely used in the community so education to the patient is needed in order to make the medication will be rational. The purpose of this study was to determine the correlation between patient knowledge and pain self-medication at Apotek Harish Farma, Kabupaten Sukoharjo. This study used a cross-sectional survey design using accidental sampling and the questionnaire data were processed using the Pearson test method. This study was used by 84 respondents. This research was conducted in July - August 2020. The results showed that 46% of respondents had a low level of knowledge, 48% of respondents had good enough knowledge and 6% of respondents had good knowledge and 37% of respondents had less self-medicated behavior, 39% of respondents had good enough self-medicated behavior, and 24% have good self-medicated behavior. In the analysis using the Pearson test, the r count was 0.309 and the sig value. 0.004 which shows the relationship between knowledge and pain self-medication behavior. Keyword: level of knowledge; self-medication; analgetic; apote

    TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DALAM SWAMEDIKASI PADA MAHASISWA FARMASI IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI

    Get PDF
    Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses informasi, termasuk informasi mengenai kesehatan. Disamping itu adanya kemudahan dalam memperoleh obat tanpa resep yang banyak dijual dipasaran akan menimbulkan kecenderungan semakin meningkatnya masyarakat untuk melakukan swamedikasi. Swamedikasi merupakan upaya untuk mengatasi keluhan penyakit sebelum memutuskan mencari pertolongan ke pusat pelayanan kesehatan/petugas kesehatan. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan Pada pelaksanaan swamedikasi masih banyak terjadi ketidakrasionalan dalam penggunaannya sehingga  diperlukan pengetahuan yang memadai akan obat dan penggunaannya. Penggunaan obat bebas dan bebas terbatas dalam swamedikasi harus mengikuti prinsip penggunaan obat secara umum, yaitu penggunaan obat secara aman dan rasional. Penggunaan obat jika tidak rasional memungkinkan dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding manfaatnya Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan tentang swamedikasi dan mengetahui perilaku penggunaan obat rasional dalam swamedikasi pada Mahasiswa S-1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei deskriptif yang menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sebanyak 100 Responden digunakan sebagai subjek penelitian yang merupakan mahasiswa Program Studi S-1 Farmasi yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pengolahan dan penyajian data secara deskriptif. Hasil: Tingkat pengetahuan swamedikasi tergolong dalam kategori baik (73%), sedang (23%), dan buruk (4%). Perilaku responden terhadap penggunaan obat rasional dalam swamedikasi tergolong dalam kategori rasional (45%) dan tidak rasional (55%)

    Hubungan Pengetahuan Tentang Obat Dengan Tindakan Swamedikasi NSAIDs di Desa Klampisan

    Get PDF
    Tindakan swamedikasi NSAIDs merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat atas inisiatif diri sendiri dalam melakukan pengobatan untuk mengatasi keluhan nyeri yang dialami tanpa berkonsultasi dengan dokter. NSAIDs (Nonsteroidal Anti-Inflammatori Drugs) merupakan salah satu golongan obat analgesik yang sering digunakan untuk swamedikasi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang obat dengan tindakan swamedikasi NSAIDs di desa Klampisan tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan motode Stratified Random Sampling dengan instrumen penelitian berupa kuesioner, data dianalisis menggunakan uji statistik chi square.  Besar sampel pada penelitian ini adalah 322 responden. Dari hasil penelitian dapat diketahui sebagian besar masyarakat desa Klampisan memiliki pengetahuan tentang obat yang baik (77%) dengan tindakan swamedikasi NSAIDs (59%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 maka nilai p-value < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang obat dengan tindakan swamedikasi NSAIDs di desa Klampisan tahun 2022

    RESEARCH ON KNOWLEDGE AND BEHAVIOR LEVEL IN SELF-MEDICATION OF GASTRITIS AMONG MEDICAL STUDENTS

    Get PDF
    Self-medication is a process that is carried out to deal with complaints and minor ailments that are often experienced. Gastritis is a mild disease that can be self-medicated by individuals. The level of self-medicated knowledge among health students is in a good category. However, good knowledge does not always show good behavior in doing self-medication. The purpose of this study was to analyze the relationship between the level of knowledge and gastritis selfmedication behavior in health students. Methods : This type of study is an descriptive observational study with a cross-sectional study design. The sampling technique used was quota sampling. The data analysis used was the Spearman Rank correlation test with a confidence level of 95%. Results and Conclusions : Most respondents were 19 years old (34.769%), female gender (81.788%), third semester (34.438%). The most frequently consumed drug is Promag® (62.914%), and the most often visited place to get an gastritis drug is a pharmacy (58.278%). The level of knowledge possessed by health students was classified as good, namely as many as 186 respondents (61.590%) and positive gastritis self-medication behavior as many as 229 respondents (75.828%)

    Hubungan Karakteristik Sosiodemografi terhadap Tingkat Pengetahuan pada Masyarakat Kota Malang tentang Swamedikasi Varisela dan Herpes Zoster

    Get PDF
    ABSTRAKPendahuluan : Tindakan swamedikasi saat ini masih banyak dilakukan di masyarakat. Tingkat pengetahuan dankarakteristik sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan) diketahui menjadifaktor yang mempengaruhi masyarakat dalam melakukan swamedikasi. Khususnya, varisela dan herpes zosteryang dikenal sangat menular. Karena tindakan swamedikasi merupakan hasil olah dari tingkat pengetahuan dankarakteristik sosiodemografi seseorang, maka penelitian mengenai karakteristik sosiodemografi terhadap tingkatpengetahuan perlu dilakukan.Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectionalmenggunakan kuesioner. Responden (n 234) adalah masyarakat Kota Malang, terbagi atas kelompok kontrol (n96) dan uji (n 138) (menderita varisela atau herpes zoster) yang memenuhi kriteria inklusi. Analisa perbedaanantara kelompok kontrol dan uji menggunakan uji Mann Whitney. Sedangkan, hubungan karakteristiksosiodemografi terhadap tingkat pengetahuan diuji menggunakan korelasi Rank Spearman. Dikatakan bermaknabila nilai p kurang dari 0,05.Hasil : Tingkat pengetahuan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol (MeanRank=95.84) dan uji (Mean Rank=132.57) dengan nilai p 0.000 dan menunjukkan nilai signifikan pada usia (p0.001), jenis kelamin (p 0.001), pendidikan (p 0.001) dan pekerjaan (p 0.015).Kesimpulan : Karakteristik sosiodemografi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan berpengaruh terhadaptingkat pengetahuan swamedikasi infeksi varisela dan herpes zoster pada masyarakat Kota Malang.Kata kunci : Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaa

    Gambaran Pengetahuan Sikap dan Tindakan Swamedikasi Jerawat Pada Mahasiswa Farmasi Politeknik Baubau

    Get PDF
    Jerawat merupakan suatu keadaan dimana ketika pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan munculnya kantung nanah dan peradangan pada permukaan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan sikap dan tindakan swamedikasi jerawat dikalangan mahasiswa Program Studi Farmasi, mencangkup pola swamedikasi jerawat, terapi nin farmakologi, dan terapi farmakologi. Penelitian ini dilakukan di kampus Politeknik Baubau. Metode Penelitian ini yaitu penelitian non-eksperimental dengan metode survey deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel secara random sampling menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 67 mahasiswa di Program Studi Farmasi Politeknik Baubau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 60 orang (89,55%), pengetahuan yang cukup sebanyak 2 orang (2,98%), dan pengetahuan yang kurang sebanyak 5 orang (7,48%). Sikap yang baik sebanyak 52 orang (77,61%), sikap yang cukup sebanyak 11 orang (16,41%), dan sikap yang kurang sebanyak 4 orang (5,97%). Tindakan yang baik sebanyak 62 orang (92,53%), tindakan yang cukup sebanyak 4 orang (5,97%), dan tindakan yang kurang sebanyak 1 orang (1,49%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan berada dalam kategori baik, tingkat sikap dalam kategori baik, dan tingkat tindakan dalam kategori baik
    corecore