546 research outputs found

    Attention, predictive learning, and the inverse base-rate effect: Evidence from event-related potentials

    Get PDF
    We report the first electrophysiological investigation of the inverse base-rate effect (IBRE), a robust non-rational bias in predictive learning. In the IBRE, participants learn that one pair of symptoms (AB) predicts a frequently occurring disease, whilst an overlapping pair of symptoms (AC) predicts a rarely occurring disease. Participants subsequently infer that BC predicts the rare disease, a non-rational decision made in opposition to the underlying base rates of the two diseases. Error-driven attention theories of learning state that the IBRE occurs because C attracts more attention than B. On the basis of this account we predicted and observed the occurrence of brain potentials associated with visual attention: a posterior Selection Negativity, and a concurrent anterior Selection Positivity, for C vs. B in a post-training test phase. Error-driven attention theories further predict no Selection Negativity, Selection Positivity or IBRE, for control symptoms matched on frequency to B and C, but for which there was no shared symptom (A) during training. These predictions were also confirmed, and this confirmation discounts alternative explanations of the IBRE based on the relative novelty of B and C. Further, we observed higher response accuracy for B alone than for C alone; this dissociation of response accuracy (B>C) from attentional allocation (C>B) discounts the possibility that the observed attentional difference was caused by the difference in response accuracy

    Perancangan Alat Uji Kemampukerasan Jominy Test Untuk Laboratorium Teknik Mesin Universitas Islam “45” Bekasi

    Full text link
    Kemampukerasan (Hardenability) adalah kemampuan suatu material untuk dapat di keraskan sampaikedalaman tertentu dengan cara perlakuan panas (Hardening) dengan properti mekanik, hingga terbentukmartensit pada proses pendinginan untuk mencapai kekerasan tertentu. Salah satu metode pengujianhardenability yaitu jominy test (uji jominy) (Van Vlack, 1991) Uji jominy merupakan sebuah metode untukmengetahui kemampuan pengerasan logam (baja). Caranya yaitu benda uji dipanaskan pada suhu yangditentukan, kemudian didinginkan dengan menyemprotkan air pada salah satu ujungnya (bagian bawah).Setelah pengujian dengan alat uji jominy, diukur kekerasannya dengan menggunakan alat uji kekerasan(Parker,1967).Mengingat penting proses hardenability dalam industri mesin dan logam, penulis bermaksudmengembangkan penelitian ini dengan rancang bangun untuk menghasikan mesin uji Jominy berdasarkanstandard ASTM A255. Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan terhadap perancangan kelayakan alatalat uji joiminy dengan sample matrial uji S45C, setelah di panaskan (Hardening) dengan suhu 8700C di tahanselama 30 menit kemudian dilakukan pengujian Quenching pada ujung specimen matrial S45C pada pengujianpertama,kedua,dan ketiga nilai kekerasan pada ujung matrial uji tersebut memiliki nilai kekerasan palingtinggi yaitu pada daerah terdekat dengan semburan air dari nozel. Dengan demikian perancangan alat ujikemampukerasan Jominy Test standar ASTM dengan metode A255 telah berhasil dan layak di gunakan

    PERANCANGAN ALAT UJI KEMAMPUKERASAN JOMINY TEST UNTUK LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI

    Get PDF
    Kemampukerasan (Hardenability) adalah kemampuan suatu material untuk dapat di keraskan sampaikedalaman tertentu dengan cara perlakuan panas (Hardening) dengan properti mekanik, hingga terbentukmartensit pada proses pendinginan untuk mencapai kekerasan tertentu. Salah satu metode pengujianhardenability yaitu jominy test (uji jominy) (Van Vlack, 1991) Uji jominy merupakan sebuah metode untukmengetahui kemampuan pengerasan logam (baja). Caranya yaitu benda uji dipanaskan pada suhu yangditentukan, kemudian didinginkan dengan menyemprotkan air pada salah satu ujungnya (bagian bawah).Setelah pengujian dengan alat uji jominy, diukur kekerasannya dengan menggunakan alat uji kekerasan(Parker,1967).Mengingat penting proses hardenability dalam industri mesin dan logam, penulis bermaksudmengembangkan penelitian ini dengan rancang bangun untuk menghasikan mesin uji Jominy berdasarkanstandard ASTM A255. Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan terhadap perancangan kelayakan alatalat uji joiminy dengan sample matrial uji S45C, setelah di panaskan (Hardening) dengan suhu 8700C di tahanselama 30 menit kemudian dilakukan pengujian Quenching pada ujung specimen matrial S45C pada pengujianpertama,kedua,dan ketiga nilai kekerasan pada ujung matrial uji tersebut memiliki nilai kekerasan palingtinggi yaitu pada daerah terdekat dengan semburan air dari nozel. Dengan demikian perancangan alat ujikemampukerasan Jominy Test standar ASTM dengan metode A255 telah berhasil dan layak di gunakan

    EMS-45 Tool Steels Hardenability Experiment using Jominy ASTM A255 Test Method

    Get PDF
    Hardenability of steels is an important way to determine heat treatment and material properties that produce component products. Jominy test is one of the method to know hardenability of steels. The Jominy ASTM A255 in used as a method for carriying out and this reseach. Parameter such as austenite temperature, holding time, cooling rate and then the results is dedicated by the prediction result, with Non Linear Numerical Equation Method. Based on test, it’s known, increasing austenite temperature, longer holding time and high cooling rate, will increase hardenability of steels. The different between the results and the prediction result done by Sonh Yue-Peng[15], Matja equation[14] and Zehtab equation[10], about 5 % -10 %. The data obtained from this experiment can be used to determine the appropriated heat treatment in order to get the desired mechanical properties, as well as to avoid distortion

    ANALISIS DISTRIBUSI KEKERASAN LOGAM KUNINGAN DENGAN JOMINY TEST

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi kekerasan logam kuningan dengan metode jominy test. Material yang dijadikan sampel adalah kuningan dengan standar pengujian jominy dengan dimensi panjang 100mm dan diameter 25 mm. Pada pengujian ini metode jominy test adalah metode pendingin yang digunakan setelah melalui proses heat treatment dengan temperatur pemanasan 500℃, 600℃, dan 700℃ dengan holding time 30 menit dengan cara meyemprotkan air ke ujung sampel selama 10menit. Setelah proses pendinginan, sampel di ukur distribusi kekerasannya pada beberapa titik dengan alat uji kekerasan equotip. Nilai kekerasan tertinggi benda uji sebelum di lakukan perlakuan panas adalah 394 HL dan terendah adalah 392 HL. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, mendapatkan nilai distribusikekerasan yang berbeda pada material uji setelah dilakukan pemanasan. Pada spesimen yang dipanaskan dengan temperatur 500℃, nilai kekerasan pada jarak 1 cm dari ujung penyemprotan adalah 323 HL, jarak 3 cm adalah 360 HL, jarak 5 cm adalah 363 HL, jarak 7 cm adalah 362 HL, dan pada jarak 9 cm adalah 364HL. Sampel yang dipanaskan hingga 600℃, nilai distribusi kekerasannya berturut-turut pada ukuran yang sama adalah 311 HL, 355 HL, 356 HL, 355 HL, 355 HL. Dan sampel yang dipanaskan hingga 700℃ adalah 303 HL, 337 HL, 336 HL, 333 HL, 330 HL. Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkanbahwa semakin tinggi temperatur yang digunakan untuk memanaskan logam kuningan dalam uji jominy, maka tingkat kekerasan logam tersebut akan semakin menurun

    Pengaruh jarak nozzle penyemprot terhadap kemampukerasan baja komersil dengan metode jominy test

    Get PDF
    Steel is the material most widely used in the industry. To avoid wear and tear on steel, it is necessary to do heat treatment to improve the mechanical properties of the steel according to its application in the field. The increase in hardenability in metals can be determined by doing a hardenability test, namely the Jominy test method. The Jominy test is a method to determine the hardness value of metal using ASTM standards. This research was conducted with varying the distance of the nozzle of the sprayer to the lower end of the specimen, namely 10 mm, 12.5 mm, and 14 mm with a long spraying time of 15 minutes. The heat treatment process at temperature of 780oC and 90 minutes holding time. The averagehardness value of specimen number one (10 mm spraying distance) is 45.43 kgf, specimen number two (12.5 mm spraying distance) is 45.68 kgf, and specimen number three (14 mm spraying distance) is 44.31 kgf. The highest hardness value was specimen number two, there was an increase of 1.87 kgf (4.02%), according to ASTM standards where the spraying distance was 12.5 mm.Keywords: Steel, spraying distance, Jominy test

    RANCANG BANGUN ALAT UJI JOMINYMENURUT ASTM A255

    Get PDF
    Ahamad Sabekti, 2009, RANCANG BANGUN ALAT UJI JOMINY MENURUT ASTM A255. Diploma III Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.Proyek Akhir ini bertujuan merencanakandanmembuat alat uji jominy yang sesuai dengan ASTM A255 untuk keperluan praktikum uji jominydi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Metode dalam pembuatan alat ini adalah studi pustaka, perencanaan, pembuatan alat, pengujian alat dan terakhir proses finishing. Dari perancangan yang dilakukan, dihasilkan suatu alat bantu proses pedinginan dalam uji jominydengan spesifikasi benda kerja, panjang 100 mm, diameter 25 mm, total biaya untuk pembuatan 1 unit alat ini adalah Rp. 773.500,
    corecore