2,426 research outputs found

    Analisis Nilai Tambah Peningkatan Kualitas Edamame Siap Saji dengan Teknik Pengeringan Food Dehydrator Berputar

    Get PDF
    Edamame adalah salah satu komoditas unggulan Kabupaten Jember dipasarkan untuk ekspor maupun konsumsi nasional dan lokal. Edamame kualitas rendah dijual dengan harga hingga 4 kali lebih rendah dari kualitas super. Pengolahan menjadi produk edamame siap konsumsi dapat meningkatkan nilai jualnya, salah satu produk edamame yang dapat dikelola dengan mudah adalah edamame kering. Produk edamame kering dapat dikonsumsi langsung atau selanjutnya diolah menjadi tepung edamame. Artikel ini memberikan informasi nilai tambah produk edamame kering yang diproduksi dengan mesin food dehydrator tipe berputar serta proses lanjutan menjadi tepung edamame yang dibandingkan dengan produk edamame kukus. Analisis nilai tambah dilakukan dengan metode hayami dan kawagoe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi edamame kering lebih efektif dibandingkan tepung edamame sebab nilai tambah tepung edamame lebih besar dari edamame kering dan edamame kukus; tetapi rasio nilai tambah dan keuntungan perusahaan akan produksi edamame kering lebih besar dari tepung edamame.Edamame adalah salah satu komoditas unggulan Kabupaten Jember dipasarkan untuk ekspor maupun konsumsi nasional dan lokal.  Edamame kualitas rendah dijual dengan harga hingga 4 kali lebih rendah dari kualitas super. Pengolahan menjadi produk edamame siap konsumsi dapat meningkatkan nilai jualnya, salah satu produk edamame yang dapat dikelola dengan mudah adalah edamame kering. Produk edamame kering dapat dikonsumsi langsung atau selanjutnya diolah menjadi tepung edamame. Artikel ini memberikan informasi nilai tambah produk edamame kering yang diproduksi dengan mesin food dehydrator tipe berputar serta proses lanjutan menjadi tepung edamame yang dibandingkan dengan produk edamame kukus. Analisis nilai tambah dilakukan dengan metode hayami dan kawagoe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi edamame kering lebih efektif dibandingkan tepung edamame sebab nilai tambah tepung edamame lebih besar dari edamame kering dan edamame kukus; tetapi rasio nilai tambah dan keuntungan perusahaan akan produksi edamame kering lebih besar dari tepung edamame

    Direct Marketing Edamame (Glycine max [L.] Merrill) to Professional Chefs

    Get PDF
    A consumer-research study was conducted in Metro-Philadelphia to determine professional chef demand for edamame (Glycine max [L.] Merrill). Cultivar preferences and partiality for shelled or inshell edamame were also investigated. The majority of chefs indicated that they were very likely to use edamame again, and many were interested in acquiring Pennsylvania-grown edamame from small-acreage growers. Most chefs liked all three cultivars, and the majority preferred shelled edamame. Using this methodology, Extension personnel can continue to investigate professional chef demand and preferences for specialty crops and provide grower clientele with information on how to best meet consumer needs

    Antioxidant and Antimicrobial properties of Glycine Max-A review

    Get PDF
    Vegetable soybean is rich in phytochemicals beneficial to the human being and is therefore considered a neutraceutical or a functional food crop. Soybean as a “functional food” that reduces the risk of range of hazardous diseases like atherosclerosis, osteoporosis, various types of cancer (breast, uterus cancer, and prostrate) has attracted people’s attention across the globe. People in India are becoming increasingly aware about the health benefits of consuming soy food. Although isoflavones present in soy are believed to be major components responsible for the antioxidative activity, a recent study showed that anthocyanins present in black soybean had strong antioxidative potential. This review article focuses on both the antioxidant and antimicrobial activity of Glycine max

    First Record of the Soybean Aphid, \u3ci\u3eAphis Glycines\u3c/i\u3e (Hemiptera: Sternorrhyncha: Aphididae) in Connecticut and Massachusetts

    Get PDF
    The soybean aphid, Aphis glycines Matsumara, was first found in the United States in Wisconsin in the summer of 2000. Since that time it has spread to 21 states, primarily in the upper Midwest and 3 Canadian provinces. The predicted range of soybean aphid includes all of New England, but it had not yet been reported from Connecticut and Massachusetts. I surveyed two sites in each state during the summer of 2004: Hamden, CT on 4 August, Cromwell, CT on 1 September, and Plainfield, MA and Conway, MA on 10 September. Soybean aphids were present at all four sites. This is the first report of soybean aphid for Connecticut and Massachusetts

    Kewirausahaan Selai Kedelai Edamame Kaya Manfaat dan Nutrisi

    Get PDF
    Kedelai Edamame mengandung protein, senyawa organik seperti asam folat, mangan, isoflavones, betekaroten dan suklosa. Jenis-jenis olahan Edamame yang sudah ada adalah susu Edamame, kripik Edamame dan Edamame kering. Salah satu olahan yang dapat dibuat adalah selai yang biasanya dibuat dari bahan dasar buah-buah sebagai pengentalnya. Dilihat dari manfaatnya kedelai Edamame sangat bermanfaat bagi kesehatan maka dari itu  dibuat  SELADA  MEKAR  KAMANDANU  (Selai Edamame Kartun Kaya Manfaat dan Nutrisi). Selai Edamame ini bertujuan untuk membantu memenuhi asupan gizi pada anak melalui produk olahan pangan yang disukai oleh anak-anak kemudian sebagai metode konsumsi baru bagi anak yang tidak suka mengonsumsi sayur, meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis Edamame  serta menghasilkan produk selai terbaru. Pembuatan produk selai Edamame ini cara membuatnya sama seperti pembuatan selai buah seperti biasanya hanya saja bahannya yang berbeda. Pembuatan selai Edamame menggunakan kedelai Edamame yang sudah tidak layak eksport agar nilai jual nya tetap terjaga, dan juga membantu masyarakat yang ekonominya rendah karena selai buah pada umumnya harganya mahal. Produk olahan ini di pasarkan di warung, bazar, media online dan dijajahkan pada anak-anak dan masyarakat. Produk SELADA MEKAR KAMANDANO ini dipasarkan seharga Rp. 15.000/botol. Produk yang dihasilkan dalam satu periode masa produksi adalah 800 kemasan. Dengan biaya produksi sebesar Rp.5.500.000 diperoleh keuntungan dalam satu periode sebesar Rp.995.000. Pembuatan SELADA MEKAR KAMANDANO ini menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam bidang berwirausaha dan membuka lapangan pekerjaan baru

    Food Recognition using Fusion of Classifiers based on CNNs

    Full text link
    With the arrival of convolutional neural networks, the complex problem of food recognition has experienced an important improvement in recent years. The best results have been obtained using methods based on very deep convolutional neural networks, which show that the deeper the model,the better the classification accuracy will be obtain. However, very deep neural networks may suffer from the overfitting problem. In this paper, we propose a combination of multiple classifiers based on different convolutional models that complement each other and thus, achieve an improvement in performance. The evaluation of our approach is done on two public datasets: Food-101 as a dataset with a wide variety of fine-grained dishes, and Food-11 as a dataset of high-level food categories, where our approach outperforms the independent CNN models

    Strategi Peningkatan Kualitas untuk Pasar Internasional melalui Penerapan Manajemen Kualitas Total: Pembelajaran dari Produk Edamame Beku

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan standar kualitas produk edamame beku, mengidentifikasi atribut kunci yang diharapkan pasar ekspor dalam peningkatan kualitas edamame beku, merumuskan strategi yang tepat dalam peningkatan kualitas produk edamame beku, dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam peningkatan kualitas produk edamame beku. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Alat analisis dalam penelitian ini, yaitu QFD (Quality Function Deployment), Pareto, SWOT, dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Hasil pengolahan data QFD yaitu tidak ada hama dan penyakit yang merupakan harapan tertinggi dari pelanggan. Sortasi merupakan titik paling krusial dalam menghasilkan kualitas edamame yang diminta pelanggan. Hasil analisis pareto menunjukkan bahwa permasalahan utama adalah waktu pengolahan dengan nilai 20,7%. Artinya, proses pengolahan yang belum mampu ditangani secara optimal karena menumpuknya komoditas edamame pada saat musim panen raya. Analisis SWOT menghasilkan empat alternatif strategi, yaitu optimalisasi penggunaan teknologi untuk menjaga kualitas edamame, evaluasi dan monitoring standart operating prosedure pengendalian kualitas, optimalisasi kerja sama research and development dengan perguruan tinggi atau lembaga penelitian pemerintah untuk menghasilkan benih unggul, efisiensi dan efektifitas kegiatan produksi. Analisis AHP menghasilkan prioritas strategi yang direkomendasikan ke Perusahaan yaitu penerapan optimalisasi optimalisasi penggunaan teknologi untuk menjaga kualitas edamame. Hal ini bertujuan agar penerimaan bahan baku yang belum dapat diproses langsung tidak sampai menurunkan kualitas produk akibat waktu tunggu pengolahan yang terlalu lam

    Analisis Kandungan Protein dan Daya Terima Putri Salju Substitusi Tepung Edamame (Glycine max (L) Merrill)

    Get PDF
    Edamame merupakan tanaman potensial yang ketersediaannya melimpah di Indonesia, namun tingkat konsumsinya belum optimal, padahal memiliki kandungan gizi terutama protein yang tinggi sehingga dapat mengatasi permasalahan stunting. Salah satu olahan edamame yaitu tepung edamame yang dapat dijadikan bahan tambahan olahan kue kering putri salju. Putri salju substitusi tepung edamame diharapkan dapat menjadi makanan tambahan tinggi protein yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan protein dan daya terima putri salju substitusi tepung edamame. Penelitian quasi-eksperimental ini menggunakan rancangan penelitian posttest-only control group design. Analisis kandungan protein menggunakan metode kjeldahl dan uji daya terima menggunakan uji hedonic test. Sampel penelitian yaitu tepung edamame (Hasil Bumiku) dan 25 siswa SDN Ajung 1 sebagai panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kandungan protein (p-value 0,000) dan daya terima warna (p-value 0,001), aroma (p-value 0,001), rasa (p-value 0,000), dan tekstur (p-value 0,000) putri salju substitusi tepung edamame. Perlakuan terbaik yaitu putri salju substitusi tepung edamame perlakuan X1 (10%). Formulasi yang tepat dalam pembuatan putri salju perlakuan X1 yaitu 225 gram tepung terigu, 25 gram tepung edamame dan bahan dasar pembuatan putri salju lainnya. Rekomendasi konsumsi putri salju perlakuan X1 sebagai makanan tambahan anak usia 12-24 bulan yaitu 6 keping per hari. Kesimpulannya terdapat perbedaan kandungan protein dan daya terima warna, aroma, rasa serta tekstur putri salju substitusi tepung edamame. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis kandungan energi, karbohidrat, kalsium, zinc, dan fosfor serta menguji daya simpan putri salju

    Weed Control and Management for Vegetable Soybeans in Arkansas

    Get PDF
    Vegetable soybean [Glycine max (L.) Merr.], known as edamame, needs weed management tools. Releasing locally adapted edamame soybean varieties and registering herbicides are necessary for successful production and expanding the edamame industry. This research aimed to 1) identify herbicides labeled for grain soybean for potential use on edamame; 2) evaluate differential tolerance of edamame soybean varieties to selected grain soybean herbicides; and 3) identify a feasible edamame-based crop rotation system. For objective 1, 26 herbicide treatments were tested on AVS-4002 edamame including preplant (PPL), preemergence (PRE) and postemergence (POST) herbicides labeled for grain soybean. Preplant herbicides caused 9 to 28% crop stand loss and \u3c12% injury on remaining plants 21 d after planting (DAP). Plots treated with pyroxasulfone PRE had 8 to 30% crop stand loss with no effect on yield. Postemergence herbicide treatments (acifluorfen, acifluorfen+bentazon, fomesafen, imazethapyr, imazamox+bentazon, and S-metolachlor+fomesafen) caused some injury, but did not reduce yield. For objective 2, 11 edamame and grain soybean varieties were treated with flumioxazin, metribuzin, sulfentrazone, and pyroxasulfone PRE and fomesafen POST. Metribuzin caused the highest crop stand reduction and injury. Flumioxazin and sulfentrazone caused 54% and 60% stand reduction, respectively. Postemergence application of fomesafen caused 11% leaf necrosis at 7 days after treatment. Grain soybean UA 5612 had the highest tolerance to sulfentrazone but was sensitive to metribuzin. Edamame varieties AVS 4002 and R07-7645 had good tolerance to pyroxasulfone. In summary, fomesafen and pyroxasulfone are good herbicides for edamame. Sulfentrazone can only be used on tolerant edamame varieties. For objective 3, four crop rotation systems were evaluated at Kibler and Rohwer, Arkansas. Rotations were composed of greenbeans/edamame (Rotation A), short-season soybean/edamame (Rotation B), sweet corn/edamame (rotation C), and edamame monoculture (Rotation D). Yield of fall-harvested edamame relative to the monoculture in rotation C was 128% and 77% in 2014 and 2015, respectively. Inclement weather in both years compromised crop performance at Rohwer. The monoculture rotation is not sustainable; thus, possible crop diversification schemes need to be investigated. Edamame-based crop rotation systems will have more chance for success in the southern US where the crop growing period is longer
    • …
    corecore