92 research outputs found

    Evaluasi Tingkat Penerimaan Sistem Informasi E-Learning Menggunakan Metode TAM (Technology Acceptance Model) Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Gorontalo

    Get PDF
    Pembuatan suatu sistem informasi yang berfungsi untuk membantu dan memecahkan masalah dalam pembelajaran disebut dengan sistem informasi E-Learning. Berbagai keunggulan yang ditawarkan sistem informasi untuk mendorong penggunaan E-Learning menjadi suatu kebutuhan dan bukan lagi keharusan ataupun keterpaksaan. Contoh sekolah yang telah menerapkan sistem informasi dalam proses pembelajaran adalah MAN 1 Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem informasi E-Learning menggunakan metode Technology Acceptance Model (TAM) dengan beberapa variabel yaitu persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, sikap terhadap penggunaan, dan niat berperilaku serta menambahkan variabel eksternal yaitu pengalaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji hipotesis 1 pengalaman terhadap persepsi kegunaan berpengaruh signifikan, uji hipotesis 2 kemudahan terhadap persepsi kegunaan berpengaruh signifikan,uji hipotesis 3 kegunaan terhadap sikap memiliki pengaruh signifikan, uji hipotesis 4 kemudahan terhadap sikap memiliki pengaruh signifikan, dan uji hipotesis 5 sikap mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat berperilaku. Dengan nilai tingkat capaian responden (TCR) yaitu 76,8% atau berada pada kategori sangat diterima

    Kajian Perilaku Pengguna E-Learning dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) (Studi Kasus : E-learning Universitas Padjadjaran)

    Full text link
    E-learning is believed by various parties to be effective and efficient learning media if implemented through good governance. Although some problems arise not only in terms of governance but also arise from the side of user behavior. This problem encourages experts to conduct researches that support the formation of models to measure user behavior towards the acceptance of technology, especially information technology. Models which recorded in various literature and references on results of information technology research are such as Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), and Technology Acceptance Model (TAM). The most popular and widely used model in various studies is the TAM model that contains 3 factors which are perceived usefulness, perceived ease of use, behavioural intention to use, and 1 final factor which is actual system use. E-learning in Unpad is known as the LIVE (Learning in Virtual Environment) of Universitas Padjadjaran with the website address http://live.unpad.ac.id. This study uses the TAM model involving 3 external factors namely e-learning self efficacy, complexity and lack of time. The results showed that the factors of e-learning self efficacy, complexity and lack of time for educators are not an obstacle in the use of e-learning. This is supported by the testing result. (1) The e-learning self-efficacy factor has a significant effect on the factor of the e-learning actual system use through behavioural intention to use factor, meaning that the factor of self-efficacy influence the intention of e-learning actual system use, (2) complexity factors influences the e-learning actual system use factor through behavioural intention to use factor, which means the complexity factor influences the behavioural intention to use factor of the teaching staff to use e-learning and the last (3) the lack of time factor influences the actual system use of technology through behavioural intention to use factors, meaning that lack of time affect the behavioural intention to use of the teaching staff to use e-learnin

    Penerimaan Penggunaan Mobile Learning di kalangan Pelajar Tingkatan 6 dalam Mata Pelajaran Geografi

    Get PDF
    Kajian ini dilaksanakan untuk melihat penerimaan terhadap penggunaan mobile learning di kalangan pelajar tingkatan 6 dalam mata pelajaran geografi. Kaedah kuantitatif digunakan dalam kajian ini yang melibatkan sebuah pusat tingkatan 6 yang terletak di daerah Kota Kinabalu, Sabah seramai 137 orang pelajar. Semua pelajar yang mengambil mata pelajaran geografi telah diambil sebagai sampel kajian. Borang soal selidik digunakan sebagai instrumen dalam kajian ini yang telah diubahsuai dan dirujuk daripada Technology Acceptance Model (TAM) untuk menentukan tahap penerimaan terhadap penggunaan mobile learning di kalangan pelajar tingkatan 6 dalam mata pelajaran Geografi. Hasil daripada analisis statistik menunjukkan bahawa tahap penerimaan pelajar terhadap mobile learning berada di tahap yang tinggi

    Fast-fashion Social Campaign Advertisement in YouTube: Does Brand Storrytelling Impacted Behavior Intention to Use? (Study case in Surabaya, Indonesia)

    Get PDF
    One of the common tools that usually to be used is advertising. Today, there are many advertisements in YouTube. Especially for fast-fashion company which needed them to make it easier communicated with their target market. Many fashion lover are really fond with YouTube. But there are later issues about fast-fashion. It’s about waste of the products, children’s employee, fabrics that is not environmental friendly, etc. There are many people gained awareness about these social issues. Many companies also concerned about them and tried to convinced people by social campaign in YouTube. This research analyzed how people will have a behavior intention to use the brand through brand storytelling in their social campaign advertisement by YouTube. The respondents would be 100 people in Surabaya city, Indonesia. The results is brand storytelling is important to make people perceived more about advertisement value and enjoyment to impact the behavior intention to use

    Faktor kebergunaan dan kemudahgunaan terhadap niat penggunaan e-dagang di kalangan industri kecil dan sederhana di Sabah

    Get PDF
    Kajian ini bertujuan untuk menentukan penerimaan e-dagang di kalangan pengurusan atasan Industri Kecil dan Sederhana di Sabah dari persepktif niat bertingkah laku untuk menggunakan e-dagang. E-dagang merujuk kepada proses penyediaan, pembelian dan penjualan maklumat, produk atau perkhidmatan dengan bantuan rangkaian komputer dan telekomunikasi yang menggunakan teknologi internet untuk tujuan komersial.Teori kajian ini diadaptasi daripada Model Penerimaan Teknologi (TAM) dengan memasukkan dua pembolehubah tidak bersandar dan satu pembolehubah bersandar.Pembolehubah tidak bersandar merangkumi persepsi kebergunaan dan persepsi kemudahgunaan.Manakala pembolehubah bersandar ialah niat bertingkah laku untuk menggunakan e-dagang.Data diperolehi menggunakan instrumen soal selidik melibatkan 550 responden yang terdiri daripada pengurusan atasan Industri Kecil dan Sederhana (IKS) di Sabah. Bagaimanapun, hanya 281 borang soal selidik yang diterima lengkap dan diambil kira untuk tujuan analisis. Kadar respon daripada responden ialah 51.1%. Analisis dilakukan menggunakan ujian deskriptif, korelasi dan regresi berganda.Ujian deskriptif adalah untuk mengetahui frekuensi dan peratusan profil responden.Ujian korelasi pula untuk mengetahui hubungan di antara dua pembolehubah tidak bersandar iaitu persepsi kemudahgunaan dan persepsi kebergunaan.Manakala ujian regresi berganda untuk mengetahui signifikan di antara dua pembolehubah tidak bersandar dengan satu pembolehubah bersandar.Hasil daripada kajian menunjukkan 37.4 peratus responden mempunyai niat bertingkah laku untuk menggunakan e-dagang.Di samping itu, persepsi kemudahgunaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan persepsi kebergunaan.Hasil ujian regresi berganda menunjukkan persepsi kebergunaan dan persepsi kemudahgunaan mempunyai pengaruh positif ke atas niat bertingkah laku menggunakan e-dagang.Hasil daripada dapatan kajian, beberapa perbincangan dan cadangan telah dikemukakan dalam kertas projek ini

    INFORMATION TECHNOLOGY AND BUSINESS PERFORMANCE A CASE STUDY ON SMALL FOOD PROCESSING FIRMS

    Get PDF
    Small and medium enterprise (SME), including small food processing firm (SFF), based on its unit numbers and the number of involved labors, has the potentials to play an important role in the Indonesia’s economy. However, its contribution to the national economy (i.e., GDP) has been minimal as to compare with its unit numbers and number involved labor. This indicates that improvement of SME’s productivity is required. Information technology, especially internet technology, application within SMEs is regarded to have significant impact on their business performance. This study is intended to investigate factors that affect internet adoption and the impact of internet adoption on business performance within small food processing firm operators. Modified Supply Process Model, 100 SFF operators—from which primary data were collected, and path analysis were used in this study. It was found that internet adoption was significantly affected by perceived usefulness, perceived ease of use, internet self efficacy, and internet anxiety. Firms’ business performance, however, was not significantly affected by internet adoption

    ANALISIS PENERIMAAN APLIKASI FIELD SERVICE OPERATION (FSO) MOBILE MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) (Studi Kasus : PT PLN (Persero) Rayon Kota Bandung)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji tingkat penerimaan Aplikasi Field Service Operation (FSO) Mobile di PT PLN (Persero) Rayon Kota Bandung, dimana hasil dari adanya pengukuran ini yaitu dapat memberikan kepuasan pelayanan kepada konsumen yang menjadi sasaran terakhir dalam penggunaan aplikasi Field Service Operation (FSO) Mobile yang digunakan oleh petugas penyambungan di PT PLN (Persero) Kota Bandung. Model yang digunakan untuk menjelaskan penerimaan Aplikasi Field Service Operation (FSO) Mobile adalah Technology Acceptance Model (TAM) dengan lima konstruk utama, yaitu persepsi pengguna terhadap kegunaan (Perceived Usefulness), persepsi pengguna terhadap kemudahan (Perceived Ease of Use), persepsi pengguna terhadap sikap (Attitude toward Using), persepsi pengguna terhadap intensi atau minat (Behavior Intention to Use), serta penggunaan nyata (Actual System Usage). Kemudian ditambahkan variabel eksternal yang dapat memperkuat konstruk utama yaitu keyakinan diri (Self-Efficacy), kerumitan (Complexity), dan kualitas akses (Quality Akses). Data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuisioner. Sampel diambil sesuai dengan responden yang menggunakan aplikasi Field Service Operation (FSO) Mobile di PT PLN (Persero) Rayon Kota Bandung. Kuisioner yang disebar adalah sebanyak 77 kuisioner. Pengujian dialkukan dengan menggunakan teknik analisis jalur (Path-Analysis).\ud Hasil penelitian ini membuktikan terdapat 11 hipotesis dari 12 hipotesis yang diajukan yang terbukti signifikan. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi Field Service Operation (FSO) Mobile tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh Technology Acceptance Model. Kata kunci : FSO Mobile, Technology Acceptance Model (TAM), Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude toward Using, Behavior Intention to Use, Actual System Usage, Self-Efficacy, Complexity, Quality Akse
    • …
    corecore