453 research outputs found

    Serum antibodies in first-degree relatives of patients with IBD: A marker of disease susceptibility? A follow-up pilot-study after 7 years

    Get PDF
    Introduction: Various disease-specific serum antibodies were described in patients with inflammatory bowel disease and their yet healthy first-degree relatives. In the latter, serum antibodies are commonly regarded as potential markers of disease susceptibility. The present long-term follow-up study evaluated the fate of antibody-positive first-degree relatives. Patients and Methods: 25 patients with Crohn's disease, 19 patients with ulcerative colitis and 102 first-degree relatives in whom presence of ASCA, pANCA, pancreatic- and goblet-cell antibodies had been assessed were enrolled. The number of incident cases with inflammatory bowel disease was compared between antibody-positive and antibody-negative first-degree relatives 7 years after storage of serum samples. Results: 34 of 102 (33%) first-degree relatives were positive for at least one of the studied serum antibodies. In the group of first-degree relatives, one case of Crohn's disease and one case of ulcerative colitis were diagnosed during the follow-up period. However, both relatives did not display any of the investigated serum antibodies (p = 1). Discussion: The findings of our pilot study argue against a role of serum antibodies as a marker of disease susceptibility in first-degree relatives of patients with inflammatory bowel disease. However, these data have to await confirmation in larger ideally prospective multicenter studies before definite conclusions can be drawn

    Desain Vegetasi Bernilai Konservasi Dan Ekonomi Pada Kawasan Penyangga Sistem Tata Air DAS Bolango (Designing of Vegetation Which Conservation and Economic Values in the Buffer Area of Water System at the Bolango Watershed)

    Get PDF
    Perencanaan pembangunan arboretum di DAS Bolango dengan konsep konservasi dan ekonomi perlu dilakukan karena DAS ini memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat sekitar. Tujuan penelitian ini adalah memberikan rekomendasi tentang komposisi dan struktur vegetasi penyusun hutan pada kawasan arboretum sebagai pemelihara mata air Sungai Bolango. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi sumber mata air, tanah, dan kondisi vegetasi eksisting. Metode wawancara kepada masyarakat setempat dilakukan untuk mendukung data etnobotani. Kajian lahan dilakukan antara lain tata guna, kelas kemampuan, konsep pengelolaan, kesesuaian lahan, dan penentuan vegetasinya. Hasil identifikasi sumber mata air menunjukkan bahwa terdapat 3 lokasi yang potensial dibangun arboretum, yaitu Desa Meranti Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, Desa Dulamayo Selatan Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, dan Desa Mongiilo Kecamatan Bolango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan data kualitas tanah, ketiga lokasi memiliki media perakaran yang cukup baik untuk tanaman budi daya. Secara umum, semua jenis tanaman budi daya sesuai untuk ditanam di ketiga lokasi arboretum. Perlu dilakukan pembuatan teras dan penerapan pola tanam konservasi yang mengaplikasikan tanaman penutup tanah (cover crop), tanaman budi daya, dan pohon penyusun hutan. Selain itu, perlu pemberian pupuk organik berupa kompos dan pupuk kandang

    Bioakumulasi Merkuri Dan Struktur Hepatopankreas Pada Terebralia Sulcata Dan Nerita Argus (Moluska: Gastropoda) Di Kawasan Bekas Penggelondongan Emas, Muara Sungai Lampon, Banyuwangi, Jawa Timur(bioaccumulation of Mercury and the Hepatopancreas Structure)

    Get PDF
    Amalgamasi pada proses penggelondongan emas tradisional di muara sungai Lampon menggunakan Merkuri (Hg). Limbah dibuang langsung ke muara dan lingkungan sekitar. Walaupun aktivitas penggelondongan emas telah dihentikan, efek cemar Merkuri terhadap lingkungan termasuk biota terus berlangsung. Bioakumulasi Merkuri dapat ditelusuri menggunakan bioindikator anggota Gastropoda. Penelusuran bioakumulasi Merkuri menggunakan spesimen Terebralia sulcata yang hidup di hutan mangrove sekitar lokasi penggelondongan, dan Nerita argus yang hidup di muara pantai. Analisis Merkuri berdasar metode SNI 06-6992.2-2004 menggunakan perangkat Mercury Analyzer. Hepatopankreas sebagai organ detoksifikasi Merkuri digunakan sebagai parameter patologis. Hepatopankreas masing-masing spesimen dipreparasi dengan metode parafin, diwarnai dengan Hematoksilin Ehrlich\u27s-Eosin untuk pengamatan struktur mikroskopis. Bioakumulasi Merkuri dalam tubuh T. sulcata hingga 3,10 ppm, sedangkan dalam tubuh N. argus hingga 3,03 ppm. Tampak banyak vesikula residu diduga berisi inklusi pemadatan elektron dan metalotionin sebagai dampak detoksifikasi ion logam Merkuri dalam hepatopankreas. Tubulus hepatopankreas N. argus mengalami disintegrasi dan atropi cukup parah. Walaupun tambang emas di Lampon berskala kecil dan telah ditutup, efek patologis pencemaran Merkuri terhadap biota terutama Gastropoda sangat signifikan

    Pencemaran Kadmium Di Sedimen Waduk Saguling Provinsi Jawa Barat (Cadmium Pollution in Saguling Dam Sediment West Java Province)

    Get PDF
    Sungai Citarum Hulu merupakan sumber air utama Waduk Saguling. Kualitas air sungai ini telah mengalami penurunan bahkan terpantau beberapa logam berat terkandung dalam air Sungai Citarum. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pencemaran Cd di sedimen Waduk Saguling pada dua musim yang berbeda. Lokasi penelitian dilakukan di 10 titik di Waduk Saguling. Penelitian mengkaji perbedaan konsentrasi Cd pada Bulan Juli 2015 mewakili musim kemarau dan Bulan November 2015 mewakili musim hujan. Sedimen yang diperiksa merupakan sedimen permukaan pada kedalaman 0-10 cm pada dasar waduk. Konsentrasi Cd di sedimen dianalisis menggunakan ICP-MS. Tingkat pencemaran sedimen akibat Cd dinilai dengan menggunakan dua metode yaitu: faktor contaminasi/contamination factor, CF dan indeks pencemaran logam/Metal Pollution Index, MPI. Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi Cd dalam air selama satu dekade mulai tahun 2008-2014 cenderung mengalami peningkatan, dengan konsentrasi berkisar antara 0 mg/L-0,14 mg/L. Konsentrasi rata-rata Cd di sedimen Waduk Saguling pada Bulan Juli 2015 mewakili musim kemarau sebesar 13,54 mg/kg, sedangkan pada Bulan November 2015 mewakili musim hujan sebesar 21,08 mg/kg. Konsentrasi Cd di sedimen Waduk Saguling tidak memenuhi baku mutu kualitas sedimen berdasarkan baku mutu yang berlaku di Australian dan New Zaeland mengingat Indonesia belum memiliki baku mutu kualitas sedimen yaitu sebesar 1,5 mg/kg. Hasil penilaian kualitas sedimen dengan menggunakan metode CF di semua titik penelitian di Waduk Saguling termasuk kategori terkontaminasi sangat tinggi sedangkan berdasarkan hasil penilaian dengan MPI kualitas sedimen Waduk Saguling termasuk kategori tercemar oleh logam berat Cd. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengelolaan Waduk Saguling mengenai kondisi pencemaran logam berat yang telah terjadi di waduk tersebut

    Studi Kelayakan Lahan Budidaya Rumput Laut Eucheuma Cottonii Di Kecamatan Bluto Sumenep Madura Jawa Timur (Feasibility Study of Eucheuma Cottonii Seaweed Farming in Bluto Subdistric of Sumenep Madura East Java)

    Get PDF
    Budidaya rumput laut di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mempunyai kontribusi bagi perekonomian masyarakat pesisir, akan tetapi terdapat kegiatan perikanan seperti penangkapan dan pengolahan hasil laut yang berdampak pada degradasi kualitas air yang berpengaruh langsung kepada hasil produksi rumput laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lokasi baru pengembangan kegiatan budidaya rumput laut secara berkelanjutan yang terbebas dari kegiatan masyarakat dengan melihat faktor ekologis dan daya dukung perairan di Kecamatan Bluto. Metode yang digunakan mengukur kesesuaian ekologis meliputi suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus, kondisi dasar perairan, salinitas, DO, nitrat, ortofosfat, pH, BOD, dan COD, serta estimasi hama dan penyakit rumput laut. Selanjutnya data diskoring untuk menentukan kelas kesesuaian dengan pendekatan SIG. Daya dukung perairan di analisis dengan menghitung 60% dari jumlah kawasan yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan Bluto memiliki potensi lahan pengembangan rumput laut berdasarkan kelas S1 (sangat sesuai) dan S2 (sesuai bersyarat) seluas 770,19 ha, dan mampu menampung maksimal 42.788 unit rakit rumput laut. Hama dan penyakit yang teridentifikasi di perairan Bluto adalah ikan baronang (Siganus. sp), ice-ice, lumut (Chaetomorpha crassa), dan teritip (Chthamalus stellatus)

    Adsorpsi Ion Sianida Dalam Larutan Menggunakan Adsorben Hibrida Aminopropil Silika Gel Dari Sekam Padi Terimpregnasi Aluminium (Adsorption of Cyanide Ions in Solution Using a Hybrid Adsorbent Aminopropyl Silica Gel From Rice Husks of Impregnated With)

    Get PDF
    This research has made two kinds of adsorbents, namely hybrid aminopropil silica gel from rice husk that has been impregnated with aluminum (APSG-Al) and silica gel impregnated with aluminum (SG-Al) of rice husk silica gel as the material for the adsorption of cyanide ions in solution. The interaction between the adsorbent with cyanide ions in solution performed in a batch system. The parameters examined in this study were the influence of medium pH, the effect of interaction time and the effect of initial concentration of cyanide ion adsorption ability of adsorbent hybrid amino silica gel impregnated with aluminum. Quantitative Analysis of cyanide ions left in the filtrate was tested by means of ion selective electrode. The effect of interaction time data were analyzed with kinetic model, the data of the influence of cyanide ion concentration was analyzed by Langmuir adsorption isotherm model and Freundlich. The results showed that the infrared spectroscopic identification results show APSG-Al adsorbent has silanol groups (Si-OH), siloxil (Si-O-Si), primary amine group, NH2. The result of XRD analysis of the price of 2θ at 65.51 indicates that the aluminum impregnated with the silica in the form of alumina Al2O3. The result of adsorption of cyanide by the hybrid silica gel impregnated with aluminum aminopropil (APSG-Al) showed maximum adsorption occurred at pH 5 was 67.62%, silica gel impregnated with aluminum was 51,11%. Study the kinetics of the effect of interaction time showed that the adsorbent APSG-Al and SG-Al-Al has the adsorption rate constant k1 is 2.7, 10-3and 1.9,10-3 min-1, respectively. Adsorption equilibrium data showed that the adsorbent APSG-Al and SG-Al tend to follow the adsorption isotherm model Freundlich

    Monitoring Kadar Nitrit Dan Nitrat Pada Air Sumur Di Daerah Catur Tunggal YOGYAKARTA Dengan Metode Spektrofotometri Uv-vis (Monitoring of Nitrite and Nitrate Content in Ground Water of Catur Tunggal Region of YOGYAKARTA by Uv-vis Spectrophotometry)

    Get PDF
    Metode analisis nitrit dan nitrat perlu dikembangkan untuk memonitor kualitas air minum. Kualitas air sumur untuk parameter nitrit dan nitrat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kedalaman air sumur.Penelitian ini bertujuan menganalisis nitrit dan nitrat menggunakan asam p-aminobenzoat (PABA) pada air sumur di daerah perkotaan Yogyakarta. Analisis nitrit didasarkan pada reaksi antara ion nitrit dengan PABA yang membentuk senyawa azo dengan panjang gelombang maksimum 546 nm. Kedalaman air sumur di daerah Catur Tunggal rata-rata > 10 m. Kadar nitrit dan nitrat pada air sumur adalah 0,05-0,09 dan 8,22-36,58 mg/L. Kadar nitrit dan nitrat tersebut memenuhi baku mutu dan aman untuk dikonsumsi. Konsentrasi nitrit dan nitrat pada air RO adalah 0,05 dan 2,72-59,57 mg/L. Kadar nitrit pada air RO tidak memenuhi baku mutu sedangkan kadar nitrat memenuhi baku mutu kecuali RO 5

    Senyawa Aktif Antikanker Payudara Dan Antimalaria Dari Tumbuhan Dadap Ayam (Erhythrina Valeriegata) Secara in Vitro (Anti Breast-cancer and Anti-malarial Active Compounds of Erithrina Variegata by in Vitro Test)

    Get PDF
    Tumbuhan Erythrina variegata (Leguminosae) secara tradisional dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai obat antikanker dan antimalaria. Bagian tumbuhan ini yang biasa digunakan sebagai bahan pengobatan adalah daun dan kulit batang, tapi kandungan senyawa kimia aktif biologisnya belum banyak dilaporkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan senyawa aktif antikanker dan antimalaria secara in vitro yang terdapat di dalam daun dan kulit batang E. variegata. Penelitian dilakukan dengan cara ekstraksi metanol dan fraksionasi dari daun dan kulit batang E. variegata yang dipandu dengan uji antikanker secara in vitro terhadap sel kanker payudara T47D menggunakan metode Sulforodamin B (SRB) dan uji antimalaria secara in vitro terhadap Plasmodium falciparum 3D7 (sensitif klorokuin) dan K1 (resisten klorokuin) menggunakan metode laktatdehidrogenase (LDH). Selanjutnya dilakukan pemisahan fraksi etil asetat daun dan kulit batang E. variegata yang dipantau dengan uji antikanker dan antimalaria secara in vitro menggunakan kombinasi kolom kromatografi diperoleh tiga senyawa aktif (1, 2, dan 3). Struktur kimia senyawa aktif (1, 2, dan 3) ditetapkan berdasarkan data-data spektroskopi dan diidentifikasikan sebagai turunan triterpenoid pentasiklik glikosida(1); flavonoid, eristagallin A (2); dan steroid, (22E)-5α,8α-epidioksiergosta-6,22-dien-3β-ol (3). Senyawa (1) menunjukkan aktivitas antimalaria secara in vitro terhadap P. falciparum strain 3D7 (sensitif klorokuin) dengan IC50 1,8 µg/mL dan terhadap strain K1 (resisten klorokuin) dengan IC50 3,3 µg/mL. Senyawa (2) dan (3) menunjukkan aktivitas antikanker secara in vitro terhadap sel kanker payurada T47D dengan IC50 masing-masing 3,0 dan 3,2 µg/mL. Tumbuhan E. variegata mempunyai potensi sebagai bahan dasar obat herbal antikanker payudara dan antimalaria

    Monitoring Status Daya Dukung Perairan Waduk Wadaslintang Bagi Budidaya Keramba Jaring Apung Monitoring of Carrying Capacity Status of Wadaslintang Reservoir on Cage Net )

    Get PDF
    Carrying capacity of waters is defined by physical condition such as quantity and quality of the waters. Physical condition alteration from time to time can cause alteration of the carrying capacity status. Monitoring of carrying capacity of Wadaslintang Resevoir was conducted in relation to change in water volume and the present of cage net activity. Carrying capacity of waters can be calculated based on P content one of the limiting factors of waters productivity. The research was conducted using survei method in five stations during dry (May 2008) and wet (November 2008) seasons, each season with three times sampling against parameters for cage net suitability. Carrying capacity was analyzed using the Beveridge formula (1996) which indicate the permissible productivity of the net cage. The result of this research showed that physical condition of Wadaslintang Reservoir can support the cage net activity. The present cage net activity is still appropiate with the carrying capacity and the production is potentially to be increased with 87tons/harvest

    Aktivitas Antibakteri Kain Kasa Terlapisi Tio¬2/ag Amorf, Ag, Dan Kitosan/ag Terhadap Bakteri Gram Negatif Dan Positif (the Antibacterial Activity of Gauze Coated by Tio¬2/ag Amorphous, Ag, and Chitosan/ag Against Gram Negative and Positive Bacteria)

    Get PDF
    TiO2/Ag amorphous composite has been synthesized by sol gel method in ethanol. This composite was characterized using FTIR and XRD. TiO2/Ag amorphous composite, chitosan/ Ag, and Ag coated in gauze using dip coating method with plating sequence variation. Coated gauze was characterized using XRD and antibacterial test was conducted by optical density at λ 600 nm against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The results showed that coated gauze with the sequence was chitosan/Ag, TiO2/Ag amorphous composite, and Ag was optimum antibacterial power. The inhibition against Escherichia coli was greater than Staphylococcus aureus. The inhibition against Escherichia coli was 98.66% for 24 hours and against Staphylococcus aureus was 71.47% for 24 hours
    corecore