136 research outputs found

    Hubungan optimisme karir dan kesuksesan karir subjektif pada guru

    Get PDF
    The lack of fulfillment of teachers' rights has resulted in teachers feeling less prosperous and less satisfied with their current careers. In order to feel career satisfaction, teachers need a measure of subjective career success. Achieving subjective career success requires career optimism so that teachers can view their future career positively, focus on developing their potential, and plan their career path. The objective of this study is to determine the relationship between career optimism and the eight dimensions of subjective career success among teachers. The study used quantitative methods and quota sampling techniques with a total of 300 participants. The result of the study showed that career optimism is significantly related with the five dimensions of subjective career success, (i.e., authenticity, growth and development, influence, personal life, and satisfaction). Moreover, career optimism is not significantly related with the three other dimensions of subjective career success (i.e. meaningful work, quality of work, and recognition).Fenomena kurang maksimalnya pemenuhan hak guru mengakibatkan guru merasa kurang sejahtera dan kurang puas pada karirnya saat ini. Oleh karena itu, ukuran kesuksesan karir subjektif dibutuhkan guru untuk memaknai karirnya secara lebih luas sehingga mampu merasakan kepuasan karir. Dalam mendukung pencapaian kesuksesan karir subjektif, guru membutuhkan sikap optimisme karir agar dapat memandang masa depan karir dengan positif, fokus mengembangkan potensi diri, serta mampu merencanakan jalur karirnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara optimisme karir dan delapan dimensi kesuksesan karir subjektif pada guru. Metode yang digunakan ialah studi kuantitatif dan teknik quota sampling dengan total 300 partisipan. Hasil analisis menunjukkan career optimism signifikan dengan lima dimensi dari subjective career success yaitu authenticity, growth and development, influence, personal life, dan satisfaction. Selain itu, career optimism ditemukan tidak signifikan dengan ketiga dimensi lain dari subjective career success yakni meaningful work, quality of work, dan recognition. 

    Intervensi berbasis self-help daring kurang efektif untuk menurunkan depresi: Sebuah meta analisis

    Get PDF
    The increasing number of depressed people in Indonesia has not been matched by the available professionals and services. The development of online technology has encouraged researchers to develop online-based psychological intervention approaches for people to utilize independently (self-help). However, research remains inconsistent regarding the effectiveness of this approach. This study sought to examine the effectiveness of online self-help in reducing depression using a meta-analysis approach. Specifically, we systematically collected and analyzed 16 scientific publications. Findings show that the effectiveness of online self-help interventions in reducing depression is low. This may be due to the influence of several issues, such as the circumstances of the participants and the implementation of the intervention. The results of this study can be taken into consideration for practitioners or for individuals who would like to implement self-help interventions.Meningkatnya angka masyarakat yang depresi di Indonesia belum sebanding dengan tenaga dan layanan profesional yang tersedia. Perkembangan teknologi daring mendorong para peneliti berinisiatif mengembangkan pendekatan intervensi psikologis berbasis daring untuk dapat masyarakat manfaatkan secara mandiri (self-help). Akan tetapi, penelitian masih menunjukkan adanya inkonsistensi terkait dengan efektivitas pendekatan ini. Penelitian ini berusaha menelaah efektivitas penggunaan self-help daring dalam mengurangi depresi, dengan pendekatan analisis meta. Secara spesifik, kami mengumpulkan dan menganalisis secara sistematis 16 terbitan ilmiah. Hasil menunjukkan bahwa efektivitas intervensi self-help daring terhadap penurunan depresi tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh beberapa hal, seperti kondisi partisipan dan pelaksanaan intervensi. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi praktisi atau individu yang akan berencana menerapkan intervensi self-help daring

    Resiliensi pelajar komunitas Kawruh Jiwa dalam menghadapi pandemi COVID-19

    Get PDF
    Excessive information about COVID-19 comes and goes, causing panic and psychological pressure. It takes awareness of reality and resilience in dealing with uncertain conditions. This study aimed to determine the resilience of the Kawruh Jiwa community students in facing a pandemic. The Phenomenology descriptive qualitative research method with data collection techniques using semi-structured interviews and literature review. The informants of this study were two people aged 51 and 45 years who were determined using a probability sampling technique. The data were analyzed thematically by understanding, analyzing and determining the aposterior coding theme. The results of this study reveal that the teachings of Kawruh Jiwa have a role of self-control when facing reality that is faced with mikir leres (think right), ngudari raribet (unravel commotion), mengenal rasa (recognize feelings), tatag (be steadfast) dan mawas diri (be vigilantly applied) by Kawruh Jiwa students can develop resilience when facing the COVID-19 pandemic.Simpang siur Informasi tentang COVID-19 menimbulkan kepanikan dan tekanan psikologis. Kesadaran terhadap realitas dan resiliensi penting dalam menghadapi situasi yang tidak menentu. Penelitian ini bertujuan mengetahui resiliensi para pelajar komunitas Kawruh Jiwa dalam menghadapi pandemi. Metode penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara semi terstruktur dan kajian literatur. Informan penelitian ini dua orang yang dengan usia 51 dan 45 tahun.  Data dianalisis secara tematik, dengan memahami, menganalisis dan menentukan tema coding apriori. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa ajaran Kawruh Jiwa memiliki peran kontrol diri saat menghadapi realita yang dihadapi dengan cara mikir leres (berpikir benar), ngudari raribet (memecahkan masalah), mengenal rasa (mengenal rasa sendiri dan orang lain), tatag (tangguh) dan mawas diri (introspeksi diri) yang diterapkan oleh pelajar Kawruh Jiwa dapat mengembangkan resiliensi ketika menghadapi pandemi COVID-19

    Studi kualitatif pengalaman emosi ayah dalam pengasuhan anak balita

    Get PDF
    The presence of a father in childcare is as important as a mother. This study aims to explore how fathers describe their emotional experiences of parenting. The research participants were fathers who have children under the age of five (1-3 years old). The data collection method used a semi-structured interview technique conducted online with reference to the Parent Development Interview-Revised (PDI-R). A phenomenological approach and iterative coding techniques were used to analyze the data and determine themes. The results identified six main emotions: joy, pain/difficulty, happiness, pride, annoyance/anger, and guilt based on four father’s experiences in parenting: father-child relationship, child-focused experience, father-focused experience, and father role fulfillment experience. The implication of this study is that people can know and realize that fathers feel a variety of positive and negative emotions in their relationship with children, so that they can comprehensively explore the role of fatherhood.Kehadiran ayah dalam pengasuhan anak sama pentingnya dengan seorang ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana para ayah mendeskripsikan pengalaman emosi mereka dalam pengasuhan anak. Partisipan penelitian adalah ayah yang memiliki anak usia balita (1-3 tahun). Metode pengambilan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur yang dilakukan secara online dengan mengacu pada Parent Development Interview-Revised (PDI-R). Pendekatan fenomenologi dan teknik iterative coding digunakan untuk menganalisis data dan menentukan tema. Hasil penelitian mengidentifikasi adanya enam emosi utama yakni terkait enam emosi: gembira (joy), rasa sakit/kesulitan (pain/difficulty), bahagia (happiness), bangga (pride), kesal/marah (annoyance/anger), dan rasa bersalah (guilt) yang dilatar belakangi pada empat pengalaman ayah dalam pengasuhan yaitu pengalaman hubungan ayah dan anak, pengalaman yang berfokus pada anak, pengalaman yang berfokus pada ayah dan pengalaman pemenuhan peran sebagai ayah. Implikasi penelitian ini adalah masyarakat dapat mengetahui dan menyadari bahwa para ayah merasakan berbagai emosi positif dan negatif dalam hubungannya dengan anak, sehingga dapat mendalami secara komprehensif peran sebagai ayah

    Future-mindedness pada gelandangan dan pengemis yang menjalani rehabilitasi

    Get PDF
    Homelessness and beggary are social problems, particularly for urban community. The Indonesian government has long used rehab centers to train vagrants and beggars to be fully functioning members of society. Future-mindedness is one of the life-attitudes that the homeless and beggars are to learn to adopt. Using the case study approach, this qualitative psychological research explores future-mindedness among vagrants and beggars undergoing rehab programs. Data were collected through semi-structured interviews with four participants and two of their significant others. The thematic analysis conducted on the interview data produced three key findings: a) the circumstances that had helped bring about beggary and vagrancy; b) the ways the beggars and vagrants learned to plan their lives; and c) the factors that enabled them to think about the future. This study concludes that employment, place of residence, and family life formed the center of these people’s future plans. Rehab programs—if they are to succeed—must take into account both the personal context and the social environment in which beggars and vagrants have lived their lives and are learning to re-think their futures.Gelandangan dan pengemis merupakan masalah sosial, khususnya di masyarakat perkotaan. Pemerintah Indonesia telah lama menggunakan pusat rehabilitasi untuk melatih gelandangan dan pengemis menjadi anggota masyarakat yang berfungsi penuh. Pandangan ke depan adalah salah satu sikap hidup yang harus dipelajari oleh para tunawisma dan pengemis. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus, penelitian psikologi kualitatif ini mengeksplorasi pandangan masa depan para gelandangan dan pengemis yang menjalani program rehabilitasi. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan empat partisipan dan dua orang penting lainnya. Analisis tematik yang dilakukan terhadap data wawancara menghasilkan tiga temuan kunci: a) Keadaan yang menyebabkan terjadinya pengemis dan gelandangan; b) cara para pengemis dan gelandangan belajar merencanakan hidup mereka; dan c) faktor-faktor yang memungkinkan mereka memikirkan masa depan. Studi ini menyimpulkan bahwa pekerjaan, tempat tinggal, dan kehidupan keluarga menjadi pusat dari rencana masa depan orang-orang ini. Program rehabilitasi—jika ingin berhasil—harus mempertimbangkan baik konteks pribadi maupun lingkungan sosial tempat para pengemis dan gelandangan menjalani hidup mereka

    Sumber kecemasan dan strategi koping remaja pada masa pandemi COVID-19

    Get PDF
    This research was conducted to explore the source of anxiety and coping strategy of youth during the COVID-19 pandemic in Indonesia. A qualitative survey was conducted online with 365 young people aged 15-23 year. Six themes arise in this study that show sources of anxiety of young people, namely: a) fear of being infected with the COVID-19, b) uncertainty about the future, c) social relation problems, d) academic-related anxiety, e) family economic problems, f) exposure to information on cases of COVID-19 infection. We also found eight coping strategies to deal with anxiety, namely religious coping, active coping, making meaning, seeking emotional support, optimism, avoidance, emotional regulation, and exercises. The findings implied that young people develop religiosity and in combination with other coping strategies to endure the unprecedented outbreak of COVID-19. This finding implies that psychological interventions should address religious coping to help young people to cope with various sources of anxiety during stressful life events such as the COVID-19 pandemic.Penelitian ini mengeksplorasi sumber kecemasan dan strategi koping remaja selama pandemi COVID-19 di Indonesia. Survei kualitatif dilakukan secara daring dengan jumlah partisipan 365 orang remaja berusia 15-23 tahun. Enam tema sumber kecemasan remaja muncul dalam penelitian ini, yaitu: a) ketakutan terinfeksi COVID-19, b) ketidakpastian tentang masa depan, c) masalah relasi sosial, d) kecemasan terkait akademik, e) masalah ekonomi keluarga, f) paparan informasi kasus infeksi COVID-19. Penelitian ini juga menemukan delapan strategi koping yang dilakukan remaja untuk mengatasi kecemasan, yaitu koping religius, koping aktif, membangun makna, mencari dukungan emosional, optimisme, penghindaran, regulasi emosional, dan olahraga. Temuan ini menunjukkan bahwa remaja mengembangkan religiusitas dan dikombinasikan dengan strategi koping lainnya untuk menghadapi wabah COVID-19. Temuan ini mengimplikasikan bahwa intervensi psikologis seharusnya memasukkan strategi koping religius untuk membantu remaja mengatasi berbagai sumber kecemasan selama peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti pandemi COVID-19

    Kesepian sebagai faktor prediktif ide bunuh diri di kalangan mahasiswa: Studi pada mahasiswa Universitas Padjadjaran selama pandemi Covid-19

    Get PDF
    The pandemic situation required the majority of universities to carry out online learning, including Universitas Padjadjaran. The pandemic situation tends to decrease students' probability to interact while doing academic activities. This study was conducted to prove whether loneliness can also predict the emergence of suicide ideation during pandemic Covid-19 using the R-UCLA Loneliness Scale and the Suicide Ideation Scale. The research sample was 171 active students from Universitas Padjadjaran, with 49 male participants and 122 female participants. 20.47% of participants had severe loneliness and 19.3% of participants had high level of suicide ideation. Simple regression test showed that loneliness can be used to predict 27.8% the occurrence of suicidal ideation in male participants and 30% in female participants. Further research can be done by balancing the number of male participants.Pandemi mengharuskan mayoritas universitas melaksanakan pembelajaran secara daring. Selama masa tersebut, mahasiswa tidak dapat melakukan interaksi dengan mahasiswa lain seperti biasanya. Kondisi ini dapat menimbulkan perasaan kesepian. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah rasa kesepian dapat memprediksi kemunculan ide bunuh diri pada dengan menggunakan alat ukur R-UCLA Loneliness Scale dan Suicide Ideation Scale. Sampel penelitian adalah 171 mahasiswa aktif Universitas Padjadjaran, dengan 49 partisipan laki-laki dan 122 partisipan perempuan. Sebesar 20.47% dari partisipan memiliki tingkat kesepian yang berat dan 19.3% partisipan memiliki tingkat ide bunuh diri yang tinggi. Uji regresi sederhana menunjukkan bahwa rasa kesepian dapat memprediksi 27.8% variasi kemunculan ide bunuh diri pada partisipan laki-laki dan 30% pada partisipan perempuan. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan menyeimbangkan jumlah partisipan jenis kelamin laki-laki

    Perilaku Phubbing Dengan Kualitas Persahabatan Remaja Di Pekanbaru

    Get PDF
    The quality of friendship is a bond of relationship that is formed and has various aspects of support, conflict, and qualitative aspects of friendship that can determine how a friendly relationship can run well as it should and be able to resolve various conflicts faced. The high and low quality of friendship can be influenced by phubbing behavior. The aim of this study is to identify the relationship between phubbing behavior and the quality of friendship in Pekanbaru. This study uses quantitative methods with Pearson product moment analysis. The total sample in this study amounted to 348 respondents who were taken using quota sampling technique. Based on the results of research conducted that there is a negative relationship between phubbing behavior and the quality of adolescent friendship in Pekanbaru City with a significant value of 0.115 and a correlation coefficient of -0.463, meaning that the higher the phubbing behavior, the lower the quality of friendship, while on the contrary the lower the quality of friendship. the higher the phubbing behavior of adolescents in Pekanbaru. Therefore, the phubbing behavior of adolescent in Pekanbaru has a relationship with the quality of friendship.Kualitas persahabatan merupakan sebuah ikatan hubungan yang terbentuk dan memiliki berbagai aspek dukungan, konflik, dan aspek kualitatif pertemanan yang dapat menentukan bagaimana sebuah hubungan persahabatan dapat berjalan dengan baik serta mampu menyelesaikan berbagai konflik yang dihadapi. Tinggi rendahnya kualitas persahabatan salah satunya dapat dipengaruhi oleh perilaku phubbing. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku phubbing dengan kualitas persahabatan di Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis pearson product moment. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 348 responden yang diambil menggunakan teknik quota sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa terdapat hubungan negatif antara perilaku phubbing dengan kualitas persahabatan remaja di Kota Pekanbaru dengan nilai signifikan sebesar 0,115 dan koefisien kolerasi -0,463, artinya semakin tinggi perilaku phubbing, maka semakin rendah kualitas persahabatan, sedangkan sebaliknya semakin rendah kualitas persahabatan. maka semakin tinggi perilaku phubbing pada remaja di Pekanbaru, Dengan demikian, perilaku phubbing yang dilakukan oleh remaja kota Pekanbaru memiliki hubungan dengan kualitas persahabatan

    Resilience as a form of mental health defense in COVID-19 survivors

    Get PDF
    COVID-19 pandemic that has occurred since 2020 worldwide has attracted attention because of its impact on all aspects of life. Mentality studies are important to support resilience for COVID-19 survivors and society in general. This study aims to explore the experiences and potentials of COVID-19 survivors. This study uses a phenomenological approach with Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), data collection methods using semi-structured interviews. This study involved four respondents who conducted in-depth interviews. The purpose of this study was to reveal the initial reaction in COVID-19 survivors, to identify sources of resilience and protective factors and risk factors, as well as changes in the subject's behavior. The results show fear in COVID-19 survivors in the early stages of diagnosis. Survivors of COVID-19 can make decisions and solve problems well when they get social support from people around them and can optimize their spiritualit

    Pengantar editorial MediaPsi 9(1) 2023

    Get PDF
    The contributions to this edition of MediaPsi are summarized in the opening paragraph. The articles in this issue of MediaPsi are based on psychological dynamics that take place throughout the lifespan of an individual. The first three articles present research findings on adolescents dealing with various phenomena, such as friendship and dating relationships and coping mechanisms for adolescents dealing with anxiety. The fourth article discusses the early adulthood period in the context of organizations and workers. The fifth article presents research findings on a variety of late adults and elderly who are in rehabilitation situations as beggars and homeless.Bagian pendahuluan ini merangkum kontribusi dalam MediaPsi edisi ini. Mediapsi edisi ini menyajikan artikel berdasarkan dinamika psikologis yang terjadi sepanjang rentang hidup manusia. Tiga artikel pertama menyajikan hasil penelitian pada remaja dengan berbagai fenomena yang dihadapi seperti hubungan pertemanan maupun berpacaran, serta strategi koping remaja dalam menghadapi kecemasan, artikel ke empat menampilkan periode dewasa awal di dalam konteks organisasi dan pekerja,  serta artikel ke-lima menyajikan hasil penelitian pada rentang usia dewasa akhir dan lansia yang berada dalam situasi rehabilitasi sebagai pengemis dan gelandangan. &nbsp
    • …
    corecore