10,727 research outputs found

    ANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca) ANALYSIS OF C-BANDING CHROMOSOMES OF MALE AND FEMALE SALAK (Salacca zalacca var. zalacca)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pola pita-C kromosom salak jantan dan betina, selanjutnya mengidentifikasi penanda kelamin tanaman salak berdasar perbedaan pola pita-C kromosom.Tanaman salak jantan dan betina varietas pondoh asal cangkok anakan digunakan untuk mempelajari perbedaan pola pita-C. Pengamatan pita-C kromosom dilakukan dengan teknik pemitaan geimsa (geimsa C-banding technique). Analisis perbedaan pola pita-C kromosom salak jantan dan betina dilakukan berdasar jumlah dan posisi pita-C dengan membandingkan karyogram dan idiogram pita-C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pita-C kromosom salak dapat dihasilkan menggunakan metode pemitaan- C geimsa (Geimsa C-banding technique), sebagian pita-C berada pada ujung kromosom atau terletak pada daerah telomer dan sebagian yang lain terletak di daerah sentromer. Pita-C dapat dihasilkan pada kromosom metafase awal (pro metaphase) maupun kromosom metafase (late metaphase). Tidak terdapat perbedaan pola pita-C antara kromosom tanaman salak jantan dan betina, sehingga jenis kelamin tanaman salak tidak didapatkan ditentukan berdasar pola pita-C kromosom. Kata kunci: kromosom, pita-C, penanda kelamin, salak

    Studi Penyiapan Akar Berkualitas Untuk Uji Kromosom Dan Penggandaan Kromosom Planlet Hasil Kultur Anter Anthurium

    Full text link
    Pengakaran berkualitas yang sesuai untuk uji kromosom dan penggandaan kromosom merupakan masalah kritikal dalam pengembangan teknologi kultur anter Anthurium. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh media dan arang aktif dalam mempersiapkan akar berkualitas yang sesuai untuk uji kromosom dan (2) pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi kolkisin terhadap keberhasilan penggandaan kromosom. Studi penyiapan akar berualitas dan penggandaan kromosom planlet hasil kultur anter Anthurium telah dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Rumah Kaca, Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung dari Bulan Februari sampai September 2009. Pembentukan akar berkualitas yang sesuai untuk uji kromosom dipengaruhi oleh media pengakaran dan penambahan arang aktif. MP-7 [medium Winarto-Teixeira (WT) tanpa hormon yang ditambah 1% arang aktif] merupakan medium induksi pembentukan jumlah dan kualitas akar terbaik dengan 4,5 akar per tunas dan 83% nya ialah akar yang sesuai untuk uji kromosom. MPH-1 [Murashige dan Skoog (MS) yang ditambah 0,2 mg/l N6-benzylaminopurin (BAP) dan 0,02 mg/l asam asetat naftalen (NAA)] merupakan medium pengakaran tunas haploid yang sesuai untuk induksi pembentukan akar hingga 2,5 akar per tunas. Konsentrasi kolkisin 0,25% dengan 7 hari waktu aplikasi dan 0,05% dengan 10 hari periode aplikasi merupakan perlakuan yang sesuai untuk mendapatkan tanaman haploid ganda dengan persentase yang tinggi yaitu 80 dan 76,5% secara berurutan. Ini berarti 19–20 tanaman haploid ganda diperoleh dengan perlakuan tersebut. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat terutama dalam mempersiapkan akar berkualitas yang sesuai untuk uji kromosom dan mendapatkan tanaman haploid ganda yang optimal melalui perlakuan kolkisin

    STUDI KROMOSOM IKAN PELANGI (Melanotaenia Lacustris) [Chromosome Study of Rainbowfish (Melanotaenia Lacustris)]

    Full text link
    Penelitian sitogenetika pada ikan pelangi (Melanotaenia lacustris) difokuskan pada pengungkapan keanekaragaman kromosom dalam hal jumlah, bentuk, dan karyotipenya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Genetika dan Reproduksi ikan Fakuitas Perikanan dan 11 mu Kelautan IPB, pada bulan on Mei — Deseber 2000. Preparat kromosom dibuat dengan metode jaringan padat yang menggunakan larva ikan umur 10-30 hari. Analisis kromosom dilakukan setelah pewarnaan dengan larutan Giemza. Kromosom diploid ikan M. lacustris adalah (2N = 46). Karyotipenya menunjukkan 46 kromosom yang terdiri atas 9 pasang berbentuk submetasentrik (SM) (no. 1, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 13, and 14); 3 pasang subtelosentrik (ST) (no. 4, 12, 22) dan 10 pasang telosentrik (T) (no. 2, 5, 11, 15, 16, 17, IB, 19, 20, and 21) dengan 1 ST dan 1 T pada no. 23. Dari basil tersebut diduga bahwa M, lacustris memiliki kromosom sek

    Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

    Full text link
    Algoritma Genetika (AG) adalah algoritma pencarian untuk menyelesaikan masalah yang didasarkan pada evolusi genetika yang terjadi pada makhluk hidup. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah pencarian akar persamaan polinomial dengan menggunakan algoritma genetika. Tujuan penulisan skripsi ini adalah menjelaskan implementasi algoritma genetika dengan metode seleksi roullette wheel untuk mencari akar persamaan polinomial.Langkah-langkah pencarian akar persamaan polinomial menggunakan algoritma genetika adalah membangkitkan populasi secara random, evaluasi fitness tiap individu, seleksi kromosom denga metode roullette wheel, melakukan crossover pada kromosom yang terpilih, mutasi gen pada kromosom yang terpilih, menyusun populasi baru sampai memperoleh individu dengan nilai fitness optimum.Hasil implementasi algoritma genetika untuk mencari akar persamaan dari sebuah fungsi P(x) pada interval [0.3] didapat bahwa pada generasi pertama kromosom kedua belas telah dihasilkan fitness 1,000, dengan kromosom 10101010 yang akarnya adalah .2,00

    Variation of morphology, karyotype and protein band pattern of adenium (Adenium obesum) varieties

    Get PDF
    Abstrak. Hastuti D, Suranto, Setyono P. 2009. Variasi morfologi, karyotipe dan pola pita protein pada berbagai varietas kamboja jepang (Adenium obesum). Nusantara Bioscience 1: 78-83. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi Adenium obesum dari enam varietas yaitu obesum, cery, red lucas, red fanta , white bigben, dan harry potter berdasarkan sifat morfologi, karyotipe, serta pola pita protein. Preparat kromosom dibuat dengan metode squash semi permanen dengan bahan ujung akar tanaman dan pola pita protein dilakukan dengan metode SDS-PAGE. Data kualitatif meliputi bentuk dan warna daun dan bunga dari masing-masing varietas. Data morfometri antara varietas dianalisis dengan analisis sidaik ragam (ANAVA), dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT), pada taraf 5% terbukti terdapat beda nyata antar varietas. Pola pita protein akar, batang, daun serta semua organ dianalisis secara kualitatif menggunakan analisis kelompok hierarkhis Average Linkage (between Groups) dalam program SPSS 10.0. Hasilnya menunjukkan bahwa keenam varietas memiliki karakter morfologi yang bervariasi, yaitu warna daun hijau muda sampai hijau tua, tidak berbulu, tulang daun polos, sedangkan warna mahkota merah muda sampai merah tua, walaupun ada yang putih dan kuning. Jumlah kromosom semua sama yaitu n =22, dimana panjang absolut kromosom berkisar antara 2,56-5,13 ÎĽm. Pola pita protein yang terbentuk secara kualitatif terdapat variasi ketebalan di antara keenam varietas, yang menunjukkan adanya perbedaan kandungan proteinnya. Kata kunci: Adenium, morfologi, karyotipe, elektroforesis

    Hubungan Kekerabatan Fenetik Beberapa Varietas Pisang Lokal Kalimantan Selatan

    Full text link
    Hubungan kekerabatan fenetik pisang dapat diketahui dengan teknik analisis kromosom akar pisang, yaitu dengan membuat kariotipe kromosom sehingga jenis genom dan tingkat ploidi kromosom pisang terlihat dengan jelas. Selain itu, jenis genom dan tingkat ploidi kromosom pisang dapat ditentukan dengan metode skoring berdasarkan ekspresi fenotif Musa acuminata dan Musa balbisiana. Kesemua varietas lokal pisang Ka-limantan Selatan, yaitu pisang Ambon, pisang Mahuli, pisang Palembang dan pisang Raja tidak berkerabat dekat. Pisang Ambon bergenom AAA dengan subgroup Cavendish, pisang Mahuli bergenom AA dengan subgroup pisang Mas dan pisang Raja memiliki genom ABB dan termasuk subgroup Kepok. Untuk pisang Pa-lembang, tidak dapat diketahui genom dan subgroupnya karena analisis kromosom akar pisangnya tidak jelas

    RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE METAHEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH)

    Get PDF
    Penjadwalan kegiatan perkuliahan dalam sebuah Perguruan Tinggi / Kampus adalah suatu hal yang rumit dan sering mengalami kesulitan, yang menyebabkan pengalokasian mata kuliah, dosen, dan ruangan sering bentrok dengan jadwal mata kuliah, dosen, dan ruangan yang lain dalam suatu periode jadwal kuliah. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem dan metode optimasi yang dapat diterapkan untuk menyusun sebuah jadwal mata kuliah. Dalam Algoritma Genetika, populasi awal dibangun secara acak, sedangkan pada populasi berikutnya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui interasi yang disebut dengan istilah generasi. Setiap generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi yang akan menghasilkan nilai fitness. Nilai fitness suatu kromosom akan menunjukan kualitas tiap kromosom dalam populasi tersebut.(Kusumadewi & Purnomo, 2005). Sedangkan Prinsip dasar Tabu Search adalah untuk mengikuti kemampuan local search bertemu sebuah lokal optimum dengan cara membiarkan nonimproving bergerak kembali ke solusi sebelumnya yang dicegah dengan menggunakan memori yang disebut dengan Tabu List. Dengan adanya perangkat lunak penjadwalan kuliah yang menggunakan penggabungan metode Algoritma Genetika dan Tabu Search, aplikasi ini mampu membuat sebuah jadwal yang meminimalisir jumlah bentrok pada sisi mahasiswa maupun dosen, baik pada jam kuliah maupun hari. Kata Kunci: penjadwalan, Algoritma Genetika, Tabu Searc
    • …
    corecore