176 research outputs found
Nature Symbols and Symbolism in Sufic Poems of Ibn Arabi
Ibn Arabi is regarded as a pioneer of wahdat al-wujud concept seeing that all creatures unite with the essence of God. Ibn Arabi frequently depicts his concepts and thoughts on Sufism through poetries that contain nature symbols. It raises questions in this study: what symbols are in Ibn Arabiās poetries? What do these symbols mean? Is there a correlation between nature symbols in his poetries with his concept of wahdat al-wujud? To answer those three questions, the author uses qualitative methodology by using a number of both primary and secondary resources for library research. To analyze the symbols, Arabic rhetoric science-based approach is used, especially bayan. The study finds that certain symbols have been used by Ibn Arabi as such sun, moon, star, earth and sky. Ibn Arabi uses the symbols of sun to represent God as the main source of universe, of moon to represent Godās tajalli in His creatures, of sky for the highest attribute of God, of earth for humanās contemptible nature, and of stars bridging the sky and earth representing spirit blown by God onto human. Hence, nature symbols themselves disprove the concept of wahdat al-wujud that has been proposed by scholars so far.Copyright (c) 2017 by KARSA. All right reservedĀ DOI: 10.19105/karsa.v25i2.130
The Struggle of Jihadistās Ideology in Hikayah Wahabiyyah
Hikayah Wahabiyyah was banned (2013) in Saudi Arabia because it was considered to undermine the honor of religion, institutions and state stability. HikÄyah Wahabiyyah describes the struggle of the ideology of a Wahabi who wants to escape from a total domination (herrschaft) that has eliminated the freedom and clarity of modern human thinking. This study aims to reveal the struggle of a Wahabi jihadist as reflected through internal elements of the Hikayah Wahabiyah. To uncover this ideological struggle, I use the ideological criticism approach to the intrinsic elements of the novel. Based on the analysis results are summarized, that (1) the word ājihadisā in this novel is interpreted as a kinayah which has two meanings, haqiqi and majazi (real and figurative). The meaning of haqÄ«qi is those who strive in jihad through the path of war, while the meaning of the majazi is those who strive to maintain their ideological beliefs. (2) the intrinsic elements of literature built by the author in general illustrate the ideological struggle of a mutadayyin (follower of the Wahhabi ideology) who turns into a muntakis (someone who escapes from Wahabi ideology)
Analisis Kecelakaan Lalu Lintas di Ruas Jalan Raya Sumenep-Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur
Berdasarkan hasil anev Satlantas Polres Sumenep, Jalan Raya Sumenep-Pamekasan ditetapkan sebagai salah satu jalur tengkorak yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Seringnya terjadi kecelakaan di Jalan Raya Sumenep-Pamekasan membuat perlunya dilakukan audit terhadap jalan tersebut. Karena kecelakaan terjadi akibat banyak faktor, diantaranya kelalaian pengguna jalan, kondisi infrastruktur jalan yang kurang baik ataupun kondisi lingkungan yang kurang mendukung, dan ketidakpatuhan pengguna jalan. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai kecelakaan lalu lintas. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kecelakaan dari tiap tingkat keparahan korban menggunakan metode Accident Rate, ruas-ruas jalan yang rawan terjadi kecelakaan dengan menggunakan metode Z-score, mengetahui besaran kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan menggunakan metode The Gross Output (Human Capital), dan dapat menemukan alternatif yang bisa digunakan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan Raya Sumenep-Pamekasan di masa mendatang.mDari hasil analisis memperlihatkan bahwa angka kecelakaan tertinggi pada tahun 2016 sampai 2020 untuk kelas meninggal dunia, luka berat, dan luka ringan adalah Jalan Raya Saronggi dengan angka kecelakaan sebesar 111,42 kecelakaan /100JPKP untuk kelas meninggal dunia, Jalan Raya Pragaan dengan angka kecelakaan sebesar 77,22 kecelakaan/100JPKP untuk kelas luka berat, dan Jalan Raya Saronggi dengan angka kecelakaan sebesar 270,58 kecelakaan/100JPKP untuk kelas luka ringan. Daerah rawan kecelakaan (black site) yang berada di kuadran 1 yaitu kuadran dengan angka kecelakaan tinggi dan pertumbuhan di atas nilai rataārata angka kecelakaan di seluruh ruas jalan yang ditinjau adalah Jalan Raya Bluto dengan angka kecelakaan sebesar 1,33 dan pertumbuhan kecelakaan sebesar 0,58. Total biaya korban kecelakaan berdasarkan metode gross output human capital pada ruas Jalan Raya Sumenep-Pamekasan adalah pada tahun 2016 sebesar Rp 9.525.282.378,00- , tahun 2017 sebesar Rp 9.869.560.677,00- , tahun 2018 sebesar Rp 13.783.177.461,00- , tahun 2019 sebesar Rp 16.424.599.273,00- , dan tahun 2020 sebesar Rp 16.431.044.096,00-
Studi Kelayakan Jalan Tol Serpong-Cinere Ditinjau dari Segi Ekonomi dan Finansial
Studi kelayakan jalan tol Serpong-Cinere dimaksud untuk medapatkan nilai manfaat secara ekonomi dan finansial. Dalam analisis ini digunakan data-data sekunder yang didapat dari instansi terkait. Dari data-data sekunder yang ada akan dapat dianalisis kelayakan proyek pembangunan jalan tol Serpong-Cinere dengan cara merekapitulasi data-data volume lalu lintas di jalan eksisting. Dan menganalisis persebaran demand kendaraan yang akan terjadi (with project) dengan metode JICA Model 1 serta menghitung penghematan (Saving) Biaya Operasioanl Kendaraan (BOK) dan nilai waktu (time value) menggunakan metode Jasa Marga dari aspek ekonomi, hingga menganalisis aspek finansial berupa keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh investor. Dari hasil analisis didapatkan untuk kelayakan ekonomi BCR sebesar 1,22 > 1 dan nilai NPV sebesar Rp 1.740.033.235.539,35 > 0. Untuk kelayakan finansial didapatkan nilai BCR sebesar 1,35 > 1, nilai NPV sebesar Rp 2.820.418.653.985,31 > 0 dan nilai IRR sebesar 7,066% > 5,01% (MARR). Serta waktu Payback Period selama 25 tahun 4 bulan 18 hari. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan pembangunan jalan tol Serpong-Cinere layak dari segi ekonomi dan finansial
Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Barat-Tanggulangin Ditinjau dari Segi Ekonomi
Studi ini didasarkan pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) Sidoarjo yang akan dibangun Jalan Lingkar Barat- Tanggulangin dalam program pengembangan jalan alternatif yang menghubungkan jalan utara dan selatan kabupaten. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis kelayakan pembangunan Jalan Lingkar Barat-Tanggulangin ditinjau dari segi ekonomi. Pada tahap penyelesaian studi ini diperlukan data primer dan data sekunder dengan melampirkan data volume lalu lintas, data PDRB, PDRB per kapita serta penunjang lainya. Tahap awal dalam perencanaan kelayakan ekonomi yaitu menganalisis lalu lintas yang melewati jalan eksisting serta lalu lintas jalan rencana. Selanjutnya melakukan forecasting dengan cara memperkirakan biaya-biaya yang akan dikeluarkan dimasa mendatang mengunnakan metode bunga majemuk. Analisis trip assignment juga dilakukan untuk mengetahui prosentase jumlah kendaraan yang melewati jalan eksisting serta jalan rencana menggunakan metode smock 1962. Tahap akhir menganalisis nilai penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) dan nilai waktu menggunakan metode Jasa Marga. Adapun menganalisis aspek ekonomi berdasarkan paramater benefit cost ratio (BCR) dan net present value (NPV) sebagai acuan kelayakan. Dari hasil analisis didapatkan nilai penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) jalan lingkar sebesar Rp.8.867.096.078,00 dan saving nilai waktu jalan lingkar sebesar Rp.10.069.363.697. Adapun hasil kelayakan ekonomi dari jalan lingkar Barat-Tanggulangin didapatkan nilai BCR 1,03>1 dan NPV Rp.24.842.941.583,82 > 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangunan Jalan Lingkar Barat-Tanggulangin layak secara ekonomi
Budaya Satire pada Masa Dinasti Umayyah dalam Syair HijÄā Al-Farazdaq
HijÄā atau satire adalah salah satu genre syair yang mengandung konten sinisme atau ejekan. Jenis puisi ini berkembang pesat pada masa Dinasti Umayyah. Penyair yang sangat terkenal dengan genre ini di antaranya adalah al-Farazdaq. Kajian ini bermaksud untuk mengungkap jenis budaya satire yang berkembang pada masa Bani Umayyah melalui syair al-Farazdaq serta latar belakang munculnya budaya tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, saya akan menggunakan metode penelitian qualitatif melalui pendekatan budaya dan sejarah pada teks-teks syair hija al-Farazdaq. Berdasarkan hasil analisis terungkap bahwa budaya satire yang berkembang pada masa Bani Umayah dalam puisi hija al-Farazdaq adalah jenis satire personal (al-hijÄ al-syakhsyi) yaitu satire yang menyerang pribadi seseorang dengan cara mengejeknya melalui hal-hal yang bersifat fisik, satire moral (al-hijÄ al-akhlÄqi) yaitu sindiran-sindiran yang ditujukan kepada lawan karena dianggap memiliki moralitas yang rendah, satire politik (al-hijÄ al-siyÄsi) yang digunakan untuk kepentingan politik, satire sosial (al-hijÄ al-ijtimÄi) yaitu sindiran yang terkait perilaku sosial yang kurang lazim terjadi pada masyarakat pada umumnya dan satire agama (al-hijÄ al-dÄ«nÄ«) yaitu satire-satire yang digunakan untuk menyindir perilaku keagamaan seseorang. Adapun latar belakang munculnya budaya satire di antaranya disebabkan oleh motif politik, ekonomi dan fanatisme kesukuan. Ā HijÄ' or satire is a genre of poetry that contains cynicism or mockeries. This type of poetry developed rapidly during the Umayyad Dynasty.Ā This study was intended to reveal the type of satirical culture in the era of Umayyads through al-Farazdaqās poetry and the background of its emergence.Ā To achieve this purpose, I used a qualitative research method implementing cultural and historical approaches to read critically hija al-Farazdaq's poetic texts. The result of analysis revealed there were five kinds of satirical culture developing during the Umayyads in the poetry hija al-Farazdaq. There were a personal satire (al-hijÄ al-syakhsyi) attacked someone by mocking him through things that were physical; a moral satire (al-hijÄ al-akhlÄqi), namely allusions that addressed the opponents because they were considered to have low morality; a political satire (al-hijÄ al-siyÄsi) which was used for political purposes; a social satire (al-hijÄ al-ijtimÄi) which was an allusion related to social behavior that were less common in the society in general; and a religious satire (al-hijÄ al-dÄ«nÄ«) which was used to insinuate one's religious behavior. The background for the emergence of satire culture were due to political, economic and tribal fanaticism
Nilai-Nilai Moralitas dalam Syair Jahiliyah Karya Zuhair Ibnu Abi Sulma
AbstrakMasa Jahiliyah selalu identik dengan dengan kebodohan dan amoralitas. Namun demikian, berdasarkan fakta sejarah, bangsa Arab pada masa Jahiliyah telah mengenal seni sastra yang berkualitas tinggi, baik dari segi isi maupun gaya bahasa. Syair sebagai karya sastra yang sulit dan rumit ternyata telah lama berkembang di Jazirah Arab, sebagaimana berkembang di kerajaan-kerajaan besar sekitarnya seperti Romawi dan Persia yang terkenal dengan peradabannya yang sangat tinggi di masa itu. Syair sebagai karya seni tidak terlepas dari unsur emosi, imajinasi, ide, dan gaya bahasa yang indah. Unsur-unsur ini tentu saja sulit diekspresikan oleh masyarakat yang tidak memiliki rasa seni dan budaya yang tinggi. Jika demikian, benarkah bangsa Arab Jahiliyah adalah bangsa yang benar-benar tidak mengenal peradaban dan tidak mengenal nilai-nilai moralitas? Melalui kajian Strukturalis genetik terhadap syair karya Zuhair ibnu Abi Sulma seorang penyair sekaligus filsuf bangsa Arab Jahiliyah,Ā penulis mengungkap nilai-nilai moralitas yang terdapat dalam kehidupan bangsa Arab pada masa Jahiliyah.Berdasarkan hasil analisis, terbukti bahwa bangsa Arab Jahiliyah telah mengenal nilai-nilai moralitas universal baik yang bersumber dari pengalaman hidup, maupun nilai-nilai keimanan. Secara umum, nilai-nilai moralitas yang mereka pahami bukan bersumber dari keyakinan terhadap Tuhan, melainkan bersumber dari pengalaman hidup.---AbstractPeriod of Ignorance always synonymous with ignorance and immorality. However, based on historical facts, the Arabs at the time of Ignorance had known literary art of high quality, both in terms of content and style. Poem as a literary work difficult and complicated turns have long been grown in the Arabian Peninsula, as developed in the kingdoms surrounding large as the Roman and Persian civilization is known for very high at that time. Poem as a work of art can not be separated from the element of emotion, imagination, ideas, and style that is beautiful. These elements are of course difficult to be expressed by people who do not have a sense of art and high culture. IfĀ that, did the Arabs Ignorance is the nation that really knows no civilization and do not know the values of morality? Through genetic studies of the poetry works Structuralists Zuhair Ibn Abi Sulma poet and philosopher of the Arabs of ignorance, the authors reveal the moral values contained in the life of the Arabs at the time of Ignorance.Based on the analysis, it is evident that the Arabs of ignorance have known values of universal morality both from life experiences, as well as the values of faith. In general, the values of morality they understood not from belief in God, but rather comes from life experience.DOI: 10.15408/al-turas.v23i1.480
PENGARUH SASTRA ARAB TERHADAP SASTRA INDONESIA LAMA
Hamzah fansuri adalah penyair dan penulis sufi Indonesia yang sangat terkenal Ia telah menulis sejumlah puisi yang berisi tentang konsep-konsep sufi khususnya āwahdah al-wujudā Puisi-puisi tersebut diasumsikan terpengaruh oleh literatur Arab. Untuk membuktikan asumsi ini, penulis membuat perbandingan antara literatur berbahasa Arab dan Indonesia. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gaya puisinya dipengaruhi oleh Arudlh dan Balaghah, seperti metre (wazan), rhyme (qefryah ), iqtibas, dan yang lainnya. Sedangkan kandungannya berisi tentang ghazal (puisi cinta dan erotis), yang biasa digunakan dalam syair-syair Arab.Kata Kunci: Hamzah Fansuri, syi'r, syair, wazan, qafiyah, sajaā, ghazal, istiara
Analisis Penilaian Kerusakan Jalan dan Perbaikan Perkerasan pada Jalan Raya Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik
Jalan Raya Roomo di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik merupakan salah satu jalan yang termasuk dalam kategori kelas fungsi jalan arteri nasional. Jalan sepanjang 1,9 km ini merupakan jalan penghubung antara Pelabuhan Gresik menuju jaringan jalan tol, sebagai pengganti Jalan Harun Thohir yang sudah dilakukan pemasangan portal akibat terjadinya kerusakan pada tahun 2018. Beberapa kerusakan yang terjadi pada Jalan Raya Roomo antara lain lubang, retak halus, alur, dan kerusakan lain. Selain itu sistem drainase yang buruk menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar ketika terjadi hujan. Kerusakan jalan tersebut dianalisa menggunakan 3 (tiga) metode, yaitu metode Bina Marga yang dilakukan per segmen 100 meter dengan hasil akhir berupa urutan prioritas, metode PCI (Pavement Condition Index) yang dilakukan per segmen 100 meter dengan hasil akhir berupa nilai PCI, dan metode Indrasurya dan Dirgolaksono (1990) yang dilakukan per segmen 250 meter dengan hasil akhir berupa nilai kondisi jalan. Ketiga metode tersebut dilakukan dengan cara survei visual langsung ke lapangan. Kemudian dilakukan perbandingan yang selanjutnya dapat diketahui penanganan kerusakannya. Selanjutnya dilakukan juga perbaikan perkerasan dengan dipilih tipikal perkerasan lentur, dengan menggunakan metode Bina Marga 2017 dan digunakan usia rencana 40 tahun. Dari hasil analisis diatas, didapatkan bahwa terjadi perbedaan hasil antara ketiga metode penilaian kerusakan jalan. Kemudian didapatkan jenis penanganan kerusakannya berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, serta peningkatan jalan. Untuk peningkatan jalan, dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama, penambahan tebal lapis tambah (overlay) dengan tebal lapis AC-BC 90 mm dan AC-WC 50 mm. Yang kedua, perbaikan perkerasan dengan didapatkan perkerasan lentur dengan tebal lapis agregat kelas A 150 mm, CTB 150 mm, AC Base 160 mm, AC-BC 60 mm, dan AC-WC 50 mm. Kemudian didapatkan total rencana anggaran biaya dengan penanganan overlay sebesar Rp. 914.990.000,- dan dengan perencanaan ulang perkerasan lentur sebesar Rp. 4.318.144.000,-Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Rp. 4.318.144.000,-
- ā¦