7,629 research outputs found

    Applying Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning and Capital (Rgec) Method to Predict the Bank Health (Case Study on PT. Bank Tabungan Negara)

    Full text link
    This study aimed to analyze the health of PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk over period of 2013 to 2017 RGEC method approach (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). This research is quantitative descriptive method. The variables in this study include Risk Profile using the ratio of Non Performing Loans (NPLs) and loan to Deposits Ratio (LDR), GCG using Composite Rating GCG, Earnings use ratios Return on Assets (ROA) and Net Interest Margin (NIM) and Last Capital uses Adequacy Capital ratio (CAR). The results showed Bank BTN predicate healthy enough where banks are still quite capable of carrying out risk-based banking management well, so they deserve to be trusted community. However, the calculation of the proportion of Loan to Deposits Ratio (LDR) is below standard bank of Indonesia with the predicate less healthy

    Semiotic in “a Mild Go Ahead” Version on Television

    Full text link
    This research focused on semiotic used in A Mild Go Ahead. The aims are to find the use of semiotic and identify the meaning in A Mild Go Ahead.The data werethree television advertisements from A Mild Go Ahead entitled “Satu Aksi = Segalanya, We Are One and Free, and Orang Pemimpi. The researchwas conducted by using descriptive qualitative research.The findings show that there were three elements of semiotic used, such as representamen (qualisign, sinsign, legisign), object (icon, index, symbol), and interpretant (rheme, decisign, argument),which then devided into 9 types of semiotic;Qualisign (0),Legisign (9), Sinsign (34), Icon (12), Index (27), Symbol (4), Rheme (9), Decisign (19) and Argument (16). The most dominant type of semiotic in the advertisements is sinsign, and it means that A Mild Go Aheadpersuade their audiences by showing the real example of their products

    Study of Karonese Affixation in Forming Verb

    Full text link
    This study deals with affixation of Karo Language in forming verb. The objectives of this study are to describe the morphological process of affixation in forming verbin Karo language as well as to describe the function and the grammatical meanings of affixation in forming verb in Karo language. The method of research is library research by reading some books related to this study. The instruments of collection data used tape recorder. The technique of analysis data is documentary technique namely identifying the data, classifying the data and finding the dominant type of affixation in Karo language. The findings showed that there are four kinds of Karonese affixation in forming verb namely: (1). Prefix occurs 51 (48%). (2). Infixes occurs 3 (2%), (3). Suffixes occurs 43 (30%) and (4). Confixes occurs 18 (10%) and the total occorences is 119. So the dominant type of affixation found in Karonese in forming verb is Prefix occurs 51(48%). The function of affixation in Karo language are derivational and inflectional, derivational is change the meaning after attached by affix to the stem for example: {er-} + lajang → /erlajang/, /lajang/ means ‘alone', prefix {er-} is inserted, it becomes /erlajang/ means ‘going' and inflectional is does not change the meanings after attached by affix to the stem for example: ayak + {-i} → /ayaki/ , /ayak/ means ‘running', suffix {-i} inserted, it becomes /ayaki/ means “running” . The grammatical meanings of affixation in Karo language in forming verb are process and activity for example /ersada/ ‘gathered' meaning of affix {er-} is as process and /erjuma/ ‘ farming' meaning of affix {er-} is as activity

    PSYCHOLOGICAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF MEN AND ENVIRONMENT ON MARK TWAIN’S THE ADVENTURE OF HUCKLEBERRY FINN BY ALBERT BANDURA PERSPECTIVE

    Get PDF
    Abstrak: The Adventure of Huckleberry Finn merupakan sebuah novel yang menceritakan pengalaman seorang anak dalam berinteraksi dengan lingkungan. Yang memotivasi peneliti adalah untuk menganalisis sisi psikologi dalam novel ini. Fokus dari penelitian ini yang pertama adalah apakah pengaruh kepribadian Huck terhadap lingkungan, kedua bagaimana pengaruh lingkungan pada perkembangan psikologi Huck, ketiga bagaimana hubungan antara Huck dan lingkungan ditinjau dari teori Reciprocal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengekplor bagaimana kepribadian Huck terhadap lingkungannya, untuk menggambarkan pengaruh lingkungan pada kepribadian Huck, dan untuk menggambarkan hubungan antara Huck dan lingkungannya dilihat dari teori reciprocal. Desain dari penelitian ini adalah diskriptif qualitatif. Pendekatan dari analisis karya sastra adalah pendekatan Psikologi. Data-datanya diambil dari novel dan beberapa referensi yang berhubungan. Untuk pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan observasi. Proses menganalisis data dimulai dari pengurangan data, menampilan data, dan menyimpulkan data. Untuk mengetahui kevalidan data, peneliti menggunakan tehnik uraian. Hasil dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Huck sebagai karakter utama termasuk didalam reciprocal, Ini membuktikan bahwa beberapa pengaruh yang dialami oleh Huck Finn dapat dianalisa.   &nbsp

    The Problems of Conception of Law Amendment with Government Regulations of Omnibus Bill on Job Creation Studied from the Theory of Legislation Perspective

    Get PDF
    Crucial issues in the Omnibus Bill on Job Creation are the actual discussion today. In particular, the potential for executive heavy in Article 170 paragraph (1) of Omnibus Bill on Job Creation is because  the Law could be amended by a Government Regulation. This paper trues to analyze the problems of conception in the Omnibus Bill on Job Creation and also the problems in the perspective of statutory theory. The research method used is normative juridical legal research. The results show that Article 170 paragraph (1) of Omnibus Bill on Job Creation contradicts Article 7 of Law no. 12 of 2011 and the theory of legislation put forward by Adolf Merkl and Hans Kelsen's theory of norms level

    KRISIS IDENTITAS BANGUNAN DI KOTA BANDA ACEH

    Get PDF
    Kota di Indonesia sedang memperbaiki proses modernisasi yang tidak menghasilkan keunikan dan meningkatkan khasanah budaya lokalnya. Kota menjadi seragam, bahkan menjadi korban dari majalah. Kota memecahkan degradasi budaya, sedangkan arsitektural bangunannya terlalu banyak menyetujui paham-paham luar dan melepaskan filosofi-filosofi lokal. Memperbaiki struktur ruang kota yang berbeda dan memulihkan pola sosial masyarakat yang lama dipelihara. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan krisis identitas bangunan yang telah dimulai melanda kota Banda Aceh dan membuktikan era globalisasi yang tengah gaya bangunan modern dengan identitas bangunan di kota Banda Aceh. Temuan penelitian menunjukkan sebagian besar masyarakat Banda Aceh mulai tahu tentang bangunan kuno / bersejarah di Banda Aceh mulai memfokuskan karena menyebabkan lagi menerjemahkan perkembangan gaya arsitektur modern yang lebih menarik dibahas gaya arsitektur tradisional; bangunan kuno / bersejarah yang jelas-jelas memiliki identitas kota Banda Aceh dibiarkan rusak begitu saja tanpa adanya insiatif dari pihak terkait untuk diterjemahkan; dari hasil survey yang diperoleh dari bangunan kuno / bersejarah di Banda Aceh. Bangunan yang dapat diakses di pergunakan dengan fungsi yang baru dibuat juga membantu untuk tidak menambah bangunan

    Lafaz Al Bai’u Mistlu Al Riba dalam Surah Al Baqarah Ayat 275

    Get PDF
    This paper discusses the views of the commentators on the lafadz al-bai'u mitslu al-riba in surah al-Baqarah verse 275. Some commentators interpret the word amtsal, as tasybih and majaz, and others interpret it as i'jaz. This paper uses the method of interpretation of tahlili, through the approach of the field of amtsal al-Qur'an, literature research. The main sources are the books of tafsir, with the aim of studying and knowing the lafadz al-bai'u mitslu al-riba according to the mufassirs. So that the economic principles of monotheism, humanity, justice and peace were developed. The conclusion of this article is that Allah deliberately raised the parable of the ignorant, because socio-cultural Arab society and humans in general have a culture that is difficult to abandon the practice of usury until now, even building the image of tasybih maqlĆ«b style that usury and buying and selling are the same in terms of taking more profit.ABSTRAKTulisan ini membicarakan pandangan para mufassir tentang lafadz al-bai’u mitslu al-riba dalam surah al-Baqarah ayat 275. Sebahagian mufassir menafsirkan lafaz amtsal, sebagai tasybih dan majaz, dan lainya memaknai dengan i’jaz. Tulisan ini menggunakan metode penafsiran tahlili, melalui pendekatan bidang amtsal al-Qur’an, penelitian kepustakaan. Sumber utama adalah kitab-kitab tafsir, dengan tujuan untuk mengkaji dan mengetahui lafadz al-bai’u mitslu al-riba menurut para mufassir. Sehingga terbangun prinsip ekonomi ketauhidan, kemanusiaan, keadilan dan kedamaian. Kesimpulan tulisan ini sengaja Allah mengangkat kembali perumpamaan kaum jahiliyah, Sebab secara sosio kultural masyarakat Arab dan manusia pada umumnya memiliki budaya yang sulit meninggalkan praktik riba hingga sekarang, bahkan membangun image gaya tasybih maqlĆ«b bahwa riba dan jual beli itu sama dari segi mengambil nilai lebih keuntungan
    • 

    corecore