4 research outputs found

    SA-15 Antibiotic Resistance Microbial Infection in Five Dogs in Bali

    Get PDF
    Antimicrobial Resistance is a global public health problem that is influenced by the use of antimicrobial agents in humans, animals and elsewhere. Abuse of antibiotics has increased the prevalence of human and animal microbioma resistance genes over the last 75 years (Pal et al, 2016). Antibiotic resistance occurs when bacteria are able to reduce or eliminate the effectiveness of drugs, chemicals or other agents designed to cure or prevent infection. Thus bacteria survive and continue to multiply causing more harm (Bisht et al 2009). A strain is resistant against an antibiotic if its minimal inhibitory concentration (MIC) is higher than for the corresponding parental wild-type strain (Martinez et al, 2015;Bengtsson-palme, 2017). As well as humans, pet animal like dogs that have certain medical conditions that are often prescribed antibiotics have a higher risk of infection with antibiotic resistant bacteria. Antibiotic resistance in dog or other pet animal causes very adverse effects such as treatment failure with antibiotics that can cause severe infections, complications,  increased mortality. Antibiotic resistance leads to extended treatment time leading to increased medical expenses. Another impact that is considered very dangerous is the zoonotic potential of resistant microbes that can be transmitted to humans. Infections that do not respond to antibiotics appropriately, should be suspected of having an antibiotic resistant microbial infection. Actibiotic sensitivity test is necessary in the selection and use of appropriate antibiotics for therapy

    PRIMARY IMUNE RESPON OF LAYER POST VACCINATED WITH THE EGG DROPS SYNDOME VACCINE

    No full text
    This study was conducted to determine the primary immune response post vaccination using EDS inactivated vaccine polyvalent. The sample used was a commercial layer farm in the village of Tiga, regency of Bangli, Bali. A total of 25 layer which were14 weeks old vaccinated using EDS-76 inactivated vaccine containing polyvalent Newcastle disease antigen virus, infectious bronchitis and egg drop syndrome by intramuscularly injection. Examination of EDS antibody titer using serologic test by Hemagglutination Inhibition (HI) test.  Egg drops syndrome antibody titer checked four times, once before vaccination, and every week for three weeks post-vaccination to see the immune responses. The average antibody titer then analyzed using an univariate of variance test followed by a test of Least Significant Difference, Duncan test and regression analysis. The result showed an increase antibody of EDS was significantly every week post vaccination. The average antibody titers of EDS are 22,6 HI unit at one weeks post vaccination, about 25,04 HI unit at two weeks post vaccination and  26,4 HI unit at three weeks post vaccination

    POROSIDING SEMINAR NASIONAL KECERDASAN DALAM MENGGALI BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

    No full text
    “Kecerdasan Dalam Menggali Budaya Nusantara Sebagai Sumber Penciptaan dan Pengkajian Seni” cukup menarik diangkat sebagai tema dalam seminar nasional yang diselenggarakan Program Pascasar- jana Institut Seni Indonesia Denpasar. Karenanya perlu diingat kembali kata “Budaya Nusantara” sangat identik dengan tradisi, dalam hal ini, kesenian tradisional nusantara adalah pondasi yang mendasari segala bentuk dan perkembangan kesenian yang selama ini membawa nama Indonesia ke ranah Global. Dengan demikian kesenian nusantara perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar tidak terseret oleh terpaan arus globalisasi yang akan mengkaburkan identitas budaya kita. Perkembangan kesenian di zaman ini penuh dengan pencarian, penggalian ide-ide yang mengede- pankan kreativitas dalam proses penciptaan dan pengkajian seni, sehingga melahirkan karya-karya spek- takuler yang bermutu tinggi. Di dalam ranah seni pertunjukan, para Etnomusikolog di masa ini berjuang mengangkat citra lokal ke ranah global dengan segala bentuk perkembangannya. Hal ini sangat berkaitan dengan topik seminar, yaitu keindahan budaya nusantara yang terbalut oleh nilai estetika tinggi mampu bersaing dalam dunia global. Dan kenyataannya budaya nusantara sudah mulai mengglobal. Di ranah visual art atau seni rupa dan desain dewasa ini terhembus wacana mengenai Global Art yang kembali mengambil dan meminjam ikon atau unsur tradisional yang kemudian di visualkan secara kreatif dengan ide-ide “gila”, sehingga disetiap karya-karya yang diciptakan bernuansa lokal dengan penggayaan baru yang mampu eksis di dalam ranah seni rupa dunia. Hal ini dalam konsep postmodern disebut dengan- pendekatan pasticheya itu mengangkat dan meminjam kembali bentuk-bentuk teks atau bahasa estetik tradisi yang kemudian dikonstruksi kembali dengan bahasa seni yang baru, kemudian menempatkannya kedalam konteks semangat masakini yang sering disebut dengan seni kontemporer tanpa meninggalkan dan merusak kesenian lokal
    corecore