19 research outputs found

    PROSES PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK (NABATI) UNTUK MENGENDALIKAN KUTU DAUN DI DESA SRIBATARA KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON

    Get PDF
    Pestisida nabati merupakan pestisida yang terbuat dari bahan aktifnya berasal dari tumbuhan ataupun bagian tumbuhan yaitu akar, daun, batang ataupun buah. Pestisida nabati mempunyai keunggulan murah dan mudah di buat oleh petani bahkan relatif aman digunakan oleh manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang, sulit menimbulkan kekebalan hama, kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain, menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia. Pestisida nabati dapat digunakan untuk pengendalian hama kutu daun (Aphids). Hama kutu daun adalah salah satu jenis hama dari golongan kutu-kutuan yang sering ditemukan pada hampir semua jenis tanaman hortikultura dan pada jenis tanaman lainnya Pengendalian kutu daun secara alami menggunakan pestisida nabati.&nbsp

    PENYULUHAN PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN ORGANISME PENGANGGU TANAMAN HORTIKULTURA DI DESA LAWELA KABUPATEN BUTON SELATAN

    Get PDF
    Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki masa depan sangat cerah meniliki  keunggulan komparatif dan kompetitif dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang. Oleh karenanya kita harus berani untuk memulai mengembangkannya pada saat ini  Salah satu tujuan pengembangan hortikultura adalah peningkatan pendapatan petani yang dicapai melalui peningkatan produksi dan produktivitas. Pembangunan subsektor hortikultura di Indonesia pada masa mendatang di pacu ke arah sistem agribisnis. Salah satu kendala dalam prospek pengembangan tanaman hortikultura yaitu pengganggu organisme tanaman. Kesimpulan yang dapat di ambil yaitu petani dapat mengetahui pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman hortikultura sehingga meningkatan hasil panen petani sayuran dan petani dapat mengetahui cara pengendalian OPT

    Efektivitas Manajemen Produksi Dalam Pengembangan Produk Pada Usaha Industri Rumah Tangga Kue Kacang Ijo KN Lumpia Sabang di Aceh Besar

    Get PDF
    Efektifitas menunjukkan tercapainya tujuan yang diinginkan melalui serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Konsekuensinya adalah inovasi dan kreativitas, tujuannya adalah menyempurnakan dan mengembangkan produk baru dalam rangka bersaing, kelangsungan hidup dan profitabilitas perusahaan. Usaha Industry Rumah Tangga Kue Kacang Ijo KN Lumpia Sabang di Aceh Besar merupakan industry rumah tangga yang berdiri sejak tahun 2009 dan menjadi subjek penelitian ini. Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana efektifitas manajemen produksi dalam pengembangan produk yang dihasilkan pada Usaha Indutri Rumah Tangga Kue Kacang Ijo KN Lumpia Sabang dan bagaimana upaya pengembangan produknya. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan dengan total populasi 16 (enam belas) orang sebagai responden dengan menggunakan Teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi. Penulis menggunakan analisa Deskriptif Kualitatif kemudian menyimpulkan bahwa efektifitas manajemen produksi dalam pengembangan produk pada usaha tersebut bertujuan untuk meningkatkan penjualan pada usaha, meningkat atau tidaknya penjualan tergantung bagaimana manajemen produksi, efektivitas dalam memproduksi kue lumpia yang dipesan oleh konsumen. Upaya Usaha Indutri Rumah Tangga dalam pengembangan produk memodifikasi produk lama dengan berbagai variasi bentuk kue lumpia dan modifikasi kemasan produk serta segmentansi untuk produk kue lumpia sebagai inovasi produk baru dalam usahanya guna mencapai hasil optimal

    ANALISIS PEMASARAN BERAS MERAH DI KELURAHAN KARYA BARU KECAMATAN SORAWOLIO

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1)sistem pemasaran beras merah di Keluarahan Karya Baru, (2) besar biaya, margin dan keuntungan yang diterima oleh tiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran beras merah dan (3) untuk mengetahui sistem pemasaran yang efisien dilakukan oleh lembaga pemasaran di Keluarahan Karya Baru.Populasipenelitian adalah keseluruhan petani yang mengusahakan beras merah yang berjumlah 22 petani. Penentuan responden dilakukandengan metodesensus dengan mengambil keseluruhan petani yang berjumlah 22 petani responden. Penentuan sampel pedagang dengan metode Snowbell sampilngsehingga diperoleh pedagang pengumpul Desa sebanyak dua orang dan pedagang pengecer kota Baubau dua orang.PadasaluranpemasaranpolaI diperoleh margin pemasaranditingkatpedagangpengumpulkelurahansebesar Rp2.500/kg,biaya yang dikeluarkansebesar Rp 160/kg, keuntungan yang diterimasebesarRp 2.340/Kg. Margin pemasaranpadapedagangpengecersebesar Rp 2.000/kg, biayasebesar Rp 100/kg dankeuntungan yang diterimasebesar Rp 1900/kg.Padasaluranpemasaranpola II, margin pemasaranditingkatpedagangpengecersebesar Rp 3.000/kg, biaya yang dikeluarkansebesar Rp 200/kg, keuntungan yang diterimasebesar Rp 3.800/kg.NilaiEfisiensipemasaranSaluranpemasaranpola I sebesar 71,5% dansaluranpemasaran pola II sebesar 75%. Sehingga sistem pemasaranberas di KelurahanKaryaBarudikatakanefisien

    Behavior and Marketing Analysis of Pepper (Piper nigrum L.): A Comparative Study of Farmers, Trading Districts and Retailers in Southeast Sulawesi, Indonesia

    Get PDF
    Inefficient marketing and low production are the main obstacles in the selling of pepper and they also cause a low bargaining position for farmers in the market. Therefore, this study aims to determine the market behavior activities carried out to determine prices, as well as analyze marketing channels, profits received by participants and efficiency. Samples used in this study were 27 farmers, 4 trading districts, and 3 respondent retailers. The qualitative analysis was used to analyze the pattern of channels, the functions performed by associated agencies and the market behavior of the pepper commodity. Quantitative analysis was also carried out to evaluate the marketing margins, costs incurred by traders, profits received and efficiency. The results show that the selling price of pepper was determined by the merchant, with different payment systems including cash, initial deposit, and balance through oral cooperation in the form of an agreement on a place of sales, followed by the provision of capital to farmers. In the marketing process, 4 patterns of channels were formed, which include local markets and others outside the regency, and their efficiencies were above 50%. These results show that government need to provide pepper markets outside the province to improve the welfare of farmers and ensure they don't depend only on the local marketplace during harvest

    The Behavior and Performance of Cashew Market in South Buton Regency, Indonesia

    Get PDF
    Some of the major problems in cashew marketing performance are low production, inefficient marketing system and low income received by farmers. In addition, farmer with a low bargaining position will only receive prices from market players in the midst of increasing demand and competition in the market. The aim of this study is to examine the behavior and performance of the cashew market in South Buton Regency, Indonesia. Furthermore, the marketing channels, margins, costs and benefits received by each agency were used to analyze the technical and economic efficiency. In addition, random and snowball sampling techniques were applied to determine the farmers and traders, respectively. The results showed that the behavior of market price was based on the cost analysis, supply and demand, as well as the expected benefit. Meanwhile, the transactions were made partially (initial payment before and after the products were sold) and some in cash. The market players were unique in providing cooperate capital to farmers. Moreover, the market performance shows an efficient system from the two channel patterns formed, close distance indicates a technically efficient system and low marketing cost indicates economic efficiency

    PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR MELALUI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT

    Get PDF
    Tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini melalui seminar adalah Masyarakat Pesisir khususnya generasi muda memahami bagaimana memelihara dan mengolah rumput laut menjadi produk bernilai ekonomis tinggi serta Masyarakat Pesisir mempunyai kreatifitas untuk menghasilkan inovasi produk baru dari bahan pokok Rumput Laut. Salah satu produk inovasi dari potensi rumput laut yang dipraktekkan bersama dengan masyarakat yakni Es Sarang Rumput Laut. generasi muda masyarakat pesisir yang merupakan penerus harus ikut serta dalam pengelolaan, pemanfaatan serta penciptaaan produk baru berbasis potensi lokal seperti Rumput Laut.  Untuk mendukung hal tersebut maka kegiatan seperti ini hendaklah selalu dilakukan baik itu dalam bentuk seminar, pelatihan, penyuluhan, sosialisasi dan sebagainya, agar masyarakat mendapatkan penyegaran secara terus menerus

    PENYULUHAN PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN JERUK SIOMPU DI KECAMATAN SIOMPU KABUPATEN BUTON SELATAN

    Get PDF
    Kegiatan Laboratorium lapang Hortikultura sangat diperlukan untuk mendukung Visi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Buton, kegiatan Penyuluhan pengendalian dan pencegahan organisme penganggu tanaman jeruk tersebut selain sebagai pendukung PBM (proses belajar mengajar) dan pengabdian kepada masyarakat, juga dapat dijadikan sebagai etalase (show window). Keberadaan Penyuluhan pengendalian dan pencegahan organisme penganggu tanaman jeruk ini diharapkan dapat membangun image baru pada bidang pertanian khususnya sektor hortikultura bagi petani jeruk.  Permasalahannya mengindentifikasi hama dan penyakit tanaman jeruk dan langkah-langkah pengendalian dan pencegahan organisme penganggu tanaman jeruk, adapun tujuan kegiatan ini adalah  untuk mengetahui ciri-ciri hama dan penyakit pada tanaman jeruk dan mengetahui langkah-langkah pengendalian dan pencegahan OPT Jeruk.  Lokasi kegiatan penyuluhan yaitu di Kecamatan Siompu seperti Desa Kaimbulawa, Waindawula dan Tongali dengan jumlah peserta sebanyak 40 Orang. &nbsp

    STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DAN WIRAUSAHA

    Get PDF
    Kewirausahaan identik dengan Wirausahawan dan wirausaha adalah orang-orang yang mampu mengidentifikasi dan menangkap peluang, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan dan mencapai kesuksesan. Pengembangan kewirausahaan merupakan tujuan setiap daerah. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada pelaku usaha mengenai strategi pengembangan bisnis dan wirausaha di kabupaten Buton. Strategi yang perlu dilakukan adalah kesinambungan pelatihan kewirausahaan dan pendampingan berkaitan dengan pelatihan design, packaging, inovasi serta kualitas produk, izin edar produk, serta penggunaan media online guna memaksimalkan strategi pemasaran. bagi pelaku usaha atau calon pelaku usaha dalam mengasah keahlian dan skill agar bisa dimanfaatkan untuk berwirausaha. Hal ini akan memberikan efek yang besar terhadap masa depan dan pola perilaku mereka di lingkungannya. Secara lebih spesifik permasalahan dari pelaku usaha yang ada ini antara lain diversifikasi prosuk masih rendah, modal yang sangat terbatas, kurangnya inovasi, dan belum mampu mengambil peluang perkembangan teknologi infomasi berkaitan dengan tekhnik pemasaran.   &nbsp
    corecore