6 research outputs found
ANALISIS TINGKAT RISIKO DI LABORATORIUM JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2021.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium merupakan bagian dari upaya preventif kepada para pekerja untuk mewujudkan tempat kerja yang memiliki tingkat risiko sakit maupun celaka yang seminimal mungkin. Manajemen risiko merupakan aspek yang sangat vital dalam upayanya menurunkan risiko penularan penyakit maupun kejadian kecelakaan di lingkup laboratorium kesehatan. Inti dari manajemen risiko adalah bagaimana risiko penyakit maupun kecelakaan dapat diketahui, dievaluasi hingga dikendalikan. Untuk mengetahui keberadaan faktor risiko tersebut maka perlu dilakukan dengan metoda asesmen risiko. Tujuan dari riset ini adalah untuk menganalisis tingkat risiko pada laboratorium Jurusan Analis Kesehatan. Adapun manfaat dari penelitian ini untuk mendapatkan data tingkat risiko dan dapat dilakukan upaya pengendalian risiko dari kegiatan di laboratorium. Metode yang digunakan menggunakan desain penelitian potong lintang dan bersifat kuantitatif, dengan menggunakan total sampel data diperoleh menggunakan kuesioner JSA terhadap para dosen dan laboran praktik. Data ini kemudian diolah dan dianalisis secara literatur memakai matriks risiko, Fault Tree Analysis dan brainstorming what if. Dari tabel TRA-DC tersebut diperoleh 70 titik potensi dengan 5 faktor risiko kecelakaan dengan tingkatan tertinggi menggunakan metoda What If dengan berbagai jenis, dampak akibat yang ditimbulkan, tingkat keparahan dan kemungkinan berikut prosentasenya hingga upaya pengendalian berdasarkan FTA yang memerlukan antisipasi para pengelola, dosen maupun laboran praktek. Prosentase tingkat risiko terkait kecelakaan, kebakaran dan kerusakan alat tergolong risiko sedang (51%). Prosentase tingkat risiko terkait penularan penyakit, keracunan dan pencemaran (B3) tergolong risiko rendah 48%.Kata Kunci : K3 ; Asesmen Risiko ; FT
LEVELS OF MINERALS, VITAMIN AND POWER RECEIVED IN DRINK INFUSED WATER WITH DIVERSIFICATION
Infused water is drinking water that has been given additional pieces of fruit so that the water gives a certain sensation of water. Infused water are consumed by the community because the manufacturing process is easy and use local fruits. To determine the vitamin content (A and C), mineral content (K, Ca, Mg) and acceptability of infused water with sample codes (A, B and C). The benefits of this study are to be able to add to the list of healthy and nutritious drinks that are beneficial for health because infused water contains vitamins and minerals. Experiments with Complete Random Design (CRD), Sample code A, B and C in the analysis of vitamin levels, mineral content and acceptability. Acceptance analysis was carried out Friedman test and Wilcoxon test. Vitamin and mineral levels were analyzed by ANOVA and LSD statistics. Infused water contains mineral potassium, calcium and magnesium and contains vitamins A and C, there are significant differences between the sample code A, B and C. Infused water containing minerals, vitamins, and accepted by the community
DETEKSI ANEMIA DAN PENDAMPINGAN PADA ANAK ASUH
Ministry of Health in the Kirana (2011), showed patients with anaemia in adolescent girls and women amounted to 26.50% (WUS) 26.9%. In Central Java adolescents with relatively high anaemia reached 43.2% (Prov Health Profiles, Central Java, 2010). The number of incident cases of anaemia among students shows that the lack of nutrient consumption of iron (Fe) in adolescent girls. The objective of seeking out the health status of participants of community service after getting HB examination and found cases of anaemia in adolescent girls as a means for sustainable prevention. Benefits Service to the community is that as media early case finding for the management of anaemia in order to not become more severe through preventive measures such as health checks Hb. Community service execution activities conducted at two locations: at the Foundation and Pondok Pesantren Fatimatuzahro and Narun Najah pengabmas haemoglobin results by age group in the foundation and Darun Najah Pesantren is Fatimatuzahro and normal but the haemoglobin level Darun Najah better than difatimatuzahro. The conclusion of this devotion haemoglobin in foster care in both the Foundation and Pondok Pesantren is norma
KAITAN KADAR ZINC DENGAN KEMAMPUAN ADAPTASI GELAP PADA ANAK SEKOLAH DASAR
Zinc is a crucial element not only in carbohydrate, fat, and protein metabolisms, but also in synthesis for nucleate acid and cell degradation (Prasad, 1985). Zinc also involves in injured recovery, fertility, cell reproduction, growth velocity and prevents from free radicals (Cousins, 1986). A recent study found an association between Zinc deficiency with visual disorder such as night blindness.
There has been a high number of children with Zinc deficiency in Indonesia. Satoto (2001) argue that 26,8% of 500 children under two years in Grobogan Central Java experienced Zinc deficiency (Satoto, 2001). Another study by Endang-Purwaningsih (2001) found 47,9% of infant (4-7 months) with Zinc deficiency in lndramayu, West Java.
Zinc and Vitamin A supplementation contribute a positive result in dark adaptory ability on children (Udomkesmalee Ed al., 1992). The study also recommends an adequate intake of Zinc and Vitamin A at once for nutrition improvement in the community.
The study objective is to identify the relationship between Zinc serum with dark adaptory ability on primary school children. To achieve the objective, there are some explanation as a project framework including the assessment of Zinc serum, dark adaptory ability and analysis of the two variables.
The study utilised Observational study design. 51primary school children (years 5) involved in the study. Those were from SD 1 and SD 2 Deras, Kedungjati municipality, Grobogan district. Several kinds of data such as sample characteristics, blood sampling, and demography of Deras village are also obtained. Data collection was undertaken by professional workers based on their qualification (general practitioner, Ophthalmologist, nutritionists, laboratory person). Training was also provided to the workers to eliminate bias. Data analysis used SPSS program under Windows to transfer data into information needed. A linier regression was used to test the study hypothesis. Confident level was set by 5%.
There is a significant association between Zinc serum level with dark adaptory ability on primary school children (p-value=0,001, and multiple-r =0,182). Result of this study showed that 60,8% of the children has lower Zinc serum, where is normally 85 pg/dl for men and 90 pg/dl for women (Gibson, 1990).
Zinc adalah komponen penting lebih dad sekitar 200 metallo¬enzim yang yang berperan pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sintesa asam nucleat dan degradasi sel (Prasad, 1985). Zinc juga terlibat dalam memperbaiki / menyembuhkan luka, menjaga kesuburan, menolong sel-sel untuk berproduksi, reproduksi, tumbuh kembang dan mencegah serta melawan radikal-radikal bebas terhadap fungsi-fungsi yang lain (Cousins, 1986). Dari fungsi Zinc tersebut, ternyata ditemukan juga adanya kaftan antara defisiensi Zinc dengan gangguan penglihatan mata seperti buta senja (night blindness).
Angka defisiensi Zinc pada anak-anak di Indonesia masih cukup tinggi berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli. Satoto (2001) menemukan bahwa 26,8% clari 500 anak usia 0-2 tahun yang diteliti di Grobogan Jawa Tengah mengalami defisiensi Zinc (Satoto, 2001). Penelitian lain dilakukan oleh Endang-Purwaningsih (2001) mendapatkan 47,9% anak usia 4-7 bulan di Indramayu menderifa defisiensi zinc.
Hasil yang dapat disimpulkan pada penelitian di Thailand ternyata suplementasi Zinc don Vitamin A memberikan hash positif terhadap kemampuan adaptasi gelap pada mata anak. Penelitian tersebut juga merekomendasikan perbaikan Zinc dan vitamin A dipopulasi dapat dilakukan dengan memberikan suplementasi kedua zat gizinutrient tersebut kurang dari duo kali angka kecukupan Zn dan Vitamin A yang dianjurkan (Udomkesmalee et al., 1992).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan kadar Zinc dengan kemampuan adaptasi gelap pada anak sekolah dasar. Penjabaran tujuan tersebut meliputi pengukuran kadar serum Zinc, pengukuran kemampuan adaptasi gelap serta menganalisis hubungan antara kadar serum Zinc dengan kemampuan adaptasi gelap.
Penelifian ini menggunakan observational study design melalui pendekatan waktu secara crossectional. Sampel menggunakan 51 anak sekolah kelas V pada Sekolah Dasar Negeri 1 dan 2 desa Deras, kecamatan Kedungjati, kabupaten Grobogan. Data yang dikumpulkan meliputi karakieristik sampel, contoh darah serta demografi desa Deras. Seluruh proses pengambilan data dilakukan oleh tenaga terlatih sesuai dengan kualifikasi seperti dokter spesialis mata, dokter umum, GNI gizi dan tenaga laborat. Analisis data penelitian menggunakan program SPSS under Windows yang dilakukan secara deskriptif dan analitik. up regresi linier digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian dengan tingkat kemaknaan 5%.
Terdapat hubungan yang signifikan antara variable kadar serum Zinc dengan kemampuan adaptasi gelap dengan p-value=0,001 dengan keeratan hubungan mencapai= 0,182. Hasil yang diperoleh dari studi ini menunjukkan bahwa masih 60,8% sampel yang mempunyai kadar Zinc serum di bawah batas ambang normal yaitu 85 pg/dl untuk anak laki-laki dan 90 pg/dl untuk anak perempuan (Gibson, 1990