19 research outputs found

    Uji Efektivitas Ekstrak Kombinasi Daun Beluntas (Pluchea Indica L. Less) dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat

    Get PDF
    Daun beluntas (Pluchea indica L. Less) dan rimpang jahe merah (Zinngiber officinalle Roscoe) merupakan tanaman yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri penyebab jerawat. Daun beluntas mengandung senyawa anti bakteri yang berasal dari alkaloid, flavonoid bebas jenis flavonol, steroid dan tanin. Ekstrak rimpang jahe merah mengandung flavonoid, minyak atsiri, polifenol, dan saponin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menguji kombinasi ekstrak daun beluntas dan rimpang jahe merah yang efektif sebagai anti jerawat yang diuji terhadap bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis. Daun beluntas dan rimpang jahe merah masing-masing diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak selanjutnya dikombinasi dan diuji terhadap bakteri P. acne dan S. epidermidis dengan perbandingan konsentrasi daun dan beluntas jahe merah 1,5:1,5 ; 0,75:1,5 dan 2,25:1,5. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan konsentrasi daun beluntas dan beluntas jahe merah pada perbandingan 2,25% : 1,5% memiliki aktivitas yang lebih baik pada Staphylococcus epidermidis sebesar 7,2 mm dan pada konsentrasi 0,75% : 1,5% efektif terhadap bakteri  bakteri Propionibacterium acne dengan diameter daya hambat sebesar 8,3 mm

    Uji Aktivitas Antiinflamasi Kombinasi Ekstrak Daun Torbangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) dan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) dengan Metode Penghambatan Denaturasi Protein

    Get PDF
    Inflamasi merupakan reaksi lokal terhadap kerusakan sel dan jaringan tubuh yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, kimia, termal dan mekanik. Terjadinya inflamasi pada jaringan ditandai dengan timbulnya rasa panas, kemerahan, pembengkakan, dan nyeri. Proses yang berlanjut diikuti dengan perubahan struktur jaringan yang dapat menimbulkan kehilangan fungsi sehingga menyebabkan timbulnya penyakitsalah satunya yaitu rheumaoid athritis. Penanganan inflamasi pada umumnya menggunakan obat-obatan golongan antiinflamasi non steroid (AINS), dimana obat golongan tersebut banyak menimbulkan efek samping pada penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penggunaan ekstrak daun torbangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) dan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.) serta kombinasinya terhadap penghambatan terjadinya denaturasi protein sebagai salah satu pemicu terjadinya inflamasi. Kombinasi ekstrak etanol daun torbangun dan ektrak etanol daun kelor dibuat dengan perbandingan kelor dan torbangun (K:T) masing-masing 1:0, 0:1,1;1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5, 5:1, 4:1, 3:1, 2:1, dengan Natrium diklofenak sebagai kontrol positif. Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan menggunakan metode penghambatan denaturasi protein. Hasil pengujian aktivitas antiinflamasi menunjukkan bahwa terdapat 3 kombinasi ekstrak memiliki nilai IC50 yang termasuk dalam kategori antiinflamasi kuat. Ketiga kombinasi tersebut adalah K:T 3:1, 4:1, dan 5:1 dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 74.23 ppm, 50.80 ppm, dan 74.23 ppm. Nilai IC50 Natrium diklofenak yang digunakan sebagai pembanding yaitu sebesar 11 ppm. Kombinasi ekstrak daun torbangun dan ekstrak daun kelor memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi dengan metode penghambatan denaturasi protein, namun aktivitasnya lebih kecil dibandingkan Natrium diklofenak sebagai obat pembanding

    The Development of Creambath Preparation with Combination of Garlic Extract (Allium sativum L.) and Custard Apple Seeds Extract (Annona squamosa L.) as Anti-Dandruff and Anti Head Lice (Pediculus humanus capitis)

    Get PDF
    Allicin and ajoene are active compounds in garlic which have proven to be of benefit as antifungal. Meanwhile, the content of oleic acid and triglycerides from the custard apple seeds extract showed anti-fungal activity in vitro. This study aimed to obtain a preparation of creambath combination of garlic extract and custard apple seeds extract which have anti-dandruff and anti head lice activity. Garlic extract was obtained by adding phosphate buffer with freeze-dry method, while custard apple seeds extract was obtained from maceration using petroleum ether. Garlic extract provides an anti-dandruff effect with a minimum inhibitory concentration (MIC) of 6.25 mg/mL and the smallest custard apple seeds extract (LD 100%, 3 hours) which is 3.13 mg/mL can provide anti head lice effect. Variations in the concentration of the combination of garlic extract and custard apple seeds extract used in creambath preparations were (6.25 mg/mL and 3.13 mg/mL), (12.5 mg/mL and 6.25 mg/mL) and (25 mg/mL and 12.5 mg/mL). The resulting creambath preparations have characteristics that are light green, green tea flavored, homogeneous, semisolid form, o/w cream type, pH 5.85-6.25, viscosity 34,000-72,000 cps with thixotropic pseudoplastic flow properties, average size particle 34.31-57.66 μm, anti-dandruff activity with diameters of inhibitory 9, 12, and 16 mm in 72 hours incubation time and LD 100% hair lice activity in 157, 133 and 105 minutes

    Efek Peningkat Respon Imun dari Ekstrak Etanol Pegagan (Centella Asiatica Urban) pada Tikus

    Get PDF
    This research had been conducted to verify the activity of ethanolic extract of Pegagan or Centella asiatica Urban (CA) from Indonesia as immune enhancing with the activity and capacity of peritoneal macrophages as parameters tested. Sprague Dawley male rats were divided into 4 groups of 5 rats each. Dose 1, dose 2 and dose 3 groups were treated with extract at the dose of 10, 20 and 40 mg/200 g b.w. p.o. for 15 consecutive days, respectively, and the control group was supplemented with carrier. One day after the last treatment, all rats were sacrificed after induced by Staphylococcus epidermidis (109 CFU per rat) i.p. and then the activity and capacity of peritoneal macrophages were examined with giemsa staining microscopically. The results showed that the immune-enhancing effect of the extract was a dose dependent manner. Based on statistical analysis (ANOVA, p < 0.05), the administration of CA extract at the dose of 40 mg/200 g bw demonstrated the highest result and differed from control group significantly (96% of macrophage activity and 61 bacteria of macrophage capacity). From these experiments could be concluded that the ethanolic extract of CA had potential to be developed as immune-enhancing agent. However, it was still needed to conduct further study for elaborating the mechanism of immune enhancer completely.Penelitian ini bertujuan memferifikasi aktivitas ekstrak etanol pegagan atau Centella asiatica Urban (CA) local sebagai peningkat imunitas tubuh dengan parameter uji kapasitas dan aktivitas fagositosis makrofag peritoneum secara in vivo. Tikus jantan galur Sprague Dawley dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kelompok dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 diberi ekstrak 10, 20 dan 40 mg/200 g BB . secara oral selama 15 hari berturut-turut, dan kelompok kontrol mendapat pembawa. Satu hari setelah pemberian ekstrak yang terakhir, semua hewan coba dibunuh setelah diinduksi dengan bakteri Staphylococcus epidermidis (109 CFU per ekor) i.p. Aktivitas makrofag dan kapasitas makrofag peritoneum dihitung dengan dengan pewarnaan giemsa menggunakan mikroskop. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara peningkatan dosis dan aktivitas maupun kapasitas makrofag. Nilai aktivitas dan kapsitas makrofag pada kelompok yang mendapat ekstrak 40 mg/200 g BB secara statistik berbeda secara bermakna dibanding kelompok control (96% aktivitas makrofag dan 61 bakteri untuk kapasitas makrofag). Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol CA berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan peningkat daya imunitas tubuh. Namun demikian, masih perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengelaborasi kemampuan peningkat system imun secara lengkap dan detail

    Isolation and structure elucidation of main compound originated from sponge Axynissa aplysinoides

    Get PDF
    Isolation of the main compound of sponge Axynissa aplysinoides collected from Lombok seawater, has been conducted. Methanol extract of dried sponge was fractionated into nonpolar, semipolar and polar fractions using hexane, ethyl acetate and buthanol. Identification and final purification of the main compound was done using column chromatography and high performance liquid chromatography (HPLC). Structure elucidation of the main compound was performed using mass spectrometry (EIMS), 1H- and 13C-NMR spectroscopies. The main compound was identified as (E)-(4-hydroxystyryl) trimethylammonium.Key words : isolation, structure elucidation, Axynissa aplysinoide

    Cytotoxic Activity of Ethyl Acetate Fraction of Aglaia elliptica Blume Leaves Extract on HepG2 Hepatocarcinoma Cells

    Get PDF
    Aglaia elliptica Blume belongs to Meliaceae family which contain an active compound of rocaglamid as anticancer. The research was conducted to evaluate the biological activities of ethyl acetate fraction of Aglaia elliptica Blume leaves. The dry powder of Aglaia elliptica Blume leaves was extracted with methanol using maceration method, then was fractionated using n-hexane and ethyl acetate, guided by brine shrimp lethality test (BSLT). The most toxic fraction then processed by column chromatography and resulted in eight subfractions. Three of them showed the most toxic effect on BSLT namely FEA 3.3, FEA 3.4 and FEA 3.5 with LC50 of 40.81, 18.56 and 13.40 ppm respectively. The cytotoxic activities of those three active subfractions were assayed on HepG2 hepatocarcinoma cells using enzymatic reaction of 3-(4,5-dimethylthiazoyl-2-yl) 2,5 diphenyltetrazolium bromide (MTT), and the results showed that the IC50 were 35.10, 14.36 and 14.09 ppm respectively. The most active sub fraction (FEA 3.5) was then performed further analyzed using preparative high performance liquid chromatography (HPLC). The HPLC results indicated that there were three active compounds, which were suspected as derivatives of rocaglamid. The molecular docking simulation indicated that rocaglamide formed complex with Toll-like Receptor 4 in HepG2 hepatocarcinoma cells and affected the inhibition of proliferation of its cell. Keywords : Aglaia elliptica Blume leaves extract, fractionation, BSLT, MTT assay,hepatocarsinoma cell line

    Aktivitas Antikanker Ekstrak Daun Aglaia elliptica Blume pada Tikus Betina yang Diinduksi 7,12 dimethylbenz[a] antracene

    Get PDF
    Aglaia elliptica Blume is one of plants that contain cyclopenta[b] tetrahydrobenzofuran compound with strong cytotoxic effect on various types of cancer cell lines. The objective of this study is to determine the inhibition effect of ethanol extract of A. elliptica leaves on mammary tumor growth in Sprague Dawley female rats induced by 7.12-dimethylbenz[a]anthracene (DMBA). The study was conducted with induction of 50 female rats with DMBA at a dose of 20 mg/kg orally for 11 times. Twenty-five female rats suffering mammary tumor were divided into 5 groups. Three groups were treated with ethanol extract at a dose of 50, 100 and 200 mg/200 g BW one day after the tumor appeared for 30 days, 1 group as a negative control and 1 group as a positive control (doxorubicin 2 μg/200 g BW). The results showed that the induction of DMBA resulting tumor incidence by 74% and tumor multiplicity of 2 nodules/rat. Histopathological analysis of mammary tumor, suggested that the carcinogenesis has reached the level of ductal carcinoma invasive (DCIV). The administration of ethanol extract at dose of 50, 100 and 200 mg/200 g BW suppressed the growth of mammary tumor volume by 30 %, 33.5% and 37.4%, respectively.Aglaia elliptica Blume adalah tanaman dari suku Meliacecae yang mengandung senyawa cyclopenta[b]tetrahydrobenzofuran dengan efek sitotoksik kuat pada berbagai jenis sel kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hambatan karsinogenesis ekstrak etanol daun Aglaia elliptica Blume pada mamae tikus betina galur Sprague Dawley (SD) yang diinduksi 7,12 dimetilbenz[a] antracene (DMBA). Penelitian diawali dengan induksi 50 ekor tikus betina galur SD menggunakan DMBA dosis 20 mg/kg BB secara oral sebanyak 11 kali. Sebanyak 25 ekor tikus betina yang tumbuh tumor mamae dibagi dalam 5 kelompok. Tiga kelompok diberi ekstrak pada dosis 50, 100 dan 200 mg/200 g BB sehari setelah muncu tumor selama 30 hari, 1 kelompok sebagai kontrol negatif dan 1 kelompok sebagai kontrol positif (diberi doksorubisin 2 μg/200 g BB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi DMBA memberikan insidensi tumor sebesar 74% dan multiplisitas sebesar 2 nodul/ekor. Hasil analisis histopatologi tumor mamae menunjukkan bahwa tingkat karsinogenesis sampai kategori Ductal Carcinoma Invasive (DCIV). Pemberian ekstrak etanol dosis 50,100 dan 200 mg/200 g BB dapat menekan pertumbuhan volume tumor berturut-turut sebesar 30%, 33.5% dan 37.4%

    Formulasi Gel Kombinasi Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum L.) dan Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat

    No full text
    Daun sirsak (Annona muricata L.) dan bawang putih (Allium sativum L.) secara tradisional diketahui dapat digunakan untuk mengobati jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi dan uji aktivitas antibakteri penyebab jerawat dari sediaan gel kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan bawang putih.Tahapan penelitian ini meliputi determinasi tanaman, pembuatan ekstrak, pemeriksaan ekstrak (organoleptik, pH, uji skrining fitokimia), pengujian aktivitas ekstrak  dan formulasi sediaan gel. Formulasi sediaan gel dibuat menggunakan carbophol 940, trietanolamin, metil paraben, propilen glicol, natrium metabisulfit. Tiga Formulasi gel yang dihasilkan (F1, FII, FIII) dievaluasi organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar,viskositas, dan aktivitas anti bakteri, serta uji keamanan formulasi terhadap hewan uji. Uji stabilitas pendahuluan dilakukan selama 1 bulan pada suhu kamar (25°) dan suhu panas (40°C). Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa sediaan gel formula III lebih baik dibandingkan formula I dan II. Sediaan gel formula III dengan kombinasi ekstrak daun sirsak  dan ekstrak bawang putih (3:1) menunjukkan warna sediaan hijau tua, homogen, viskositas 102000 cps, kemampuan menyebar 2433,71 mm2, pH 5,17, dan mempunyai aktivitas anti mikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan  diameter daya hambat 3,33 mm dan aktivitas pada Propionibacterium acnes dengan diameter daya hambat 3,67 mm. Sediaan gel formula III tidak menimbulkan iritasi pada hewan uji

    Formulasi Sediaan Deodoran Spray dari Kombinasi Minyak Atsiri Kulit Jeruk Kalamansi (Citrofortunella microcarpa) dan Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L) serta Uji Aktivitas Antibakteri

    No full text
    Penggunaan sabun dan air sebagai pencuci badan pada waktu mandi relatif kurang efektif untuk mencegah bau badan. Sehingga dapat  dilakukan beberapa alternatif tindakan lain, seperti menggunakan sediaan kosmetik anti bau badan (deodorant). Berdasarkan hasil penelitian dari 90% populasi di dunia ini telah menggunakan deodorant untuk mengontrol keringat dan bau di ketiak. Jeruk kalamansi (Citrusfortunela microcarpa) dipercaya dapat menghilangkan bau badan karena memiliki kandungan vitamin C dan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan serta antibakteri. Sedangkan kandungan astringent alami pada teh hijau (Camellia sinensis L) dapat mengecilkan pori yang terbuka sehingga mengurangi produksi keringat. Pada penelitian ini dilakukan formulasi deodoran antiperspiran spray dari kombinasi minyak atsiri kulit jeruk kalamansi  dan ekstrak teh hijau dengan tiga formula dengan perbandingan 1:1 yaitu formula 1 dengan perbandingan konsentrasi 1,5%:1,5% Formula 2 dengan perbandingan konsentrasi 0,75%:0,75% dan Formula 3 dengan perbandingan konsentrasi 0,375%:0,375%. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian antibakteri terhadap bakteri Pseuodomonas aureugenisa dan Staphylococcus epidermidis, uji iritasi, uji stabilitas dan uji antiperspiran dengan metode gravimetri. Hasil uji menunjukkan bahwa pengujian antibakteri memberikan diameter hambat tertinggi sebesar 17,3mm dan 20mm yaitu pada formulasi 1 masuk dalam kategori kuat. sedangkan pengujian antiperspiran dengan pada formula 1 mengurangi produksi keringat  dengan hasil tertinggi sebanyak 9%. Dari hasil pengujian anti iritasi di dapat hasil negatif yang mana menunjukkan tidak terjadi iritasi sehingga aman untuk digunaka

    Cytotoxic and Apoptotic Activity on Mcf7 Cell from Ethanolic Extract of Trigonella foenum-graecum L., Aglaia elliptica Blume. and Foeniculum vulgare Mill.

    Get PDF
    Indonesian medicinal herbs have so many biological activity, including anticancer activity. This assay aims to evaluate three Indonesian medicinal plants (Trigonella foenum-graecum L. (TFG), Aglaia elliptica Blume. (AE) and Foeniculum vulgare Mill. (FV)) which have potency in anticancer activity. The experiment was done by MTT assay to observe the cytotoxicity activity on breast cancer cell lines MCF7.  Apoptotic potency was evaluated based on % population of MCF7 cell in subG0/G1 phase.  The results showed that IC50 from ethanolic extract of TFG was 241.24 ppm, ethanolic extract of AE was 19.442 ppm and  ethanolic extract of FV was 69.41 ppm.  Apoptotic potency for TFG was 6.46%,  AE was 11.94% and for FV was 8.73%. Thus, it is concluded that ethanolic extract of AE gives the lowest IC50 and the higher potency of apoptotic by significantly (p<0.05) increase % population of cells in subG0/G1 phase on 100ppm concentration. Keywords :  Trigonella foenum-graecum L., Aglaia elliptica Blume. and Foeniculum vulgare Mill., MCF-7, Apoptotic, Cytotoxi
    corecore