9 research outputs found

    Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting pada Siswa Kelas VII.A SMP Hang Tuah Makassar

    Get PDF
    Jenis penelitian ini adalah  penelitian pra-eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui model pembelajaran probing prompting pada Siswa kelas VII.A SMP Hang Tuah Makassar Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini mengacu pada tiga kriteria keefektifan pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar, aktivitas siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, dan respons positif siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran probing prompting. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design, yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding (kontrol). Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII.A SMP Hang Tuah Makassar sebanyak 36 orang sebagai kelas uji coba untuk diterapkan model pembelajaran probing prompting. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran malaui model pembelajaran probing prompting, teknik observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan angket respons siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran probing prompting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) skor rata-rata tes hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran probing prompting adalah 83,19 dengan standar deviasi 9,76. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa 33 siswa (91,67%) telah mencapai ketuntasan individu dan ini berarti bahwa ketuntasan secara klasikal telah tercapai. (2) Rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa untuk setiap indikator mencapai kriteria efektif, yaitu 82,78%. (3) Angket respons siswa menunjukkan bahwa respons siswa terhadap model pembelajaran probing prompting positif yaitu 85%. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran probing prompting efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII.A SMP Hang Tuah Makassar

    Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator And Explaining terhadap Hasil Belajar Metematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 18 Lau Kabupaten Maros

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain pre-test and post-test group design yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining terhadap hasil belajar matematika peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 18 Lau Kabupaten Maros. Kriteria keefektifan pembelajaran matematika ditinjau dari 3 aspek yaitu: (1) Aktivitas Peserta Didik, (2) Respon Peserta Didik dan (3) Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 18 Lau Kabupaten Maros dengan sampelnya adalah kelas VIII B sebagai kelas kontrol dan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yang diambil dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan berupa bbservasi, angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian dari analisis data deskriptif pada aktivitas peserta didik diperoleh nilai rata-rata 3,33 dalam skala penilaian masuk kategori baik/efektif. Pada respon peserta didik diperoleh nilai rata-rata 100% dalam skala penilaian masuk kategori baik/positif. Kedua kelompok tersebut, yaitu kelas kontrol (pretest) sebesar 34,16 dan posttest sebesar 82,24 sedangkan pada kelas eksperimen sebelum perlakuan (pretest) sebesar 39,20 dan setelah perlakuan (posttest) sebesar 86,88. Pada hasil analisis Uji Independen Sample T-Test diperoleh nilai = 0,000 ≤ 0,05. Sedangkan hasil perhitungan gain kelas eksperimen diperoleh gain 78,37. Artinya kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar dengan kategori efektif karena berada diatas 76. Pada kelas kontrol diperoleh gain 72,85. Artinya kelas kontrol juga mengalami peningkatan hasil belajar, namun berada pada kategori cukup efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining peserta didik kelas VIII SMP Negeri 18 Lau Kabupaten Maros efektif

    Kemampuan Metakognisi dalam Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII.A SMP Hang Tuah Makassar

    Get PDF
    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan metakognisi dalam pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII.A SMP Hang Tuah Makassar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.A dengan mengambil 3 orang siswa yang mewakili kelompok kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian dengan kemampuan tinggi dapat menyelesaikan soal yang diberikan, hampir semua indikator terpenuhi pada masing-masing proses perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), maupun evaluasi (evaluation). Untuk subjek dengan kemampuan sedang dalam pemecahan masalah tidak lebih baik dibanding kelompok tinggi saat merencanakan penyelesaian pada masing-masing proses perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), maupun evaluasi (evaluation). Kemudian untuk subjek dengan rendah dalam pemecahan masalah semua indikator tidak terpenuhi pada masing-masing proses perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), maupun evaluasi (evaluation)

    Penyebab Kesulitan dalam Memahami Materi Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang.

    No full text
    ABSTRAK SYAMSURIYAWATI. 2013. Penyebab Kesulitan dalam Memahami Materi Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang. (Dibimbing oleh Hamzah Upu dan Djadir). Tujuan penelitian ini adalah: (i) untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang dalam memahami materi kubus dan balok; (ii) untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan dalam memahami materi kubus dan balok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang; dan (iii) mendeskripsikan rekomendasi solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi kubus dan balok. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif bersifat kualitatif dengan teknik pengumpulan data pelaksanaan tes diagnostik dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i) kesulitan–kesulitan yang dialami siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang dalam memahami materi kubus dan balok adalah pada pemahaman konsep, subjek 2 (WA) kurang memahami penjelasan definisi diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal; pada pemahaman prinsip, yaitu: subjek 1 (RA) tidak memahami penentuan panjang diagonal bidang dan panjang diagonal ruang, dan kurang memahami penentuan luas permukaan kubus; subjek 2 (WA) kurang memahami perbedaan diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal, serta tidak memahami penentuan panjang diagonal bidang, panjang diagonal ruang, luas bidang diagonal, luas permukaan balok; subjek 3 (AA) tidak memahami penentuan panjang diagonal bidang dan panjang diagonal ruang; pada pemahaman operasi, yaitu: subjek 1 (RA) kurang memahami operasi aljabar dalam menghitung lebar alas pada balok; (ii) faktor–faktor yang menyebabkan kesulitan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang dalam memahami materi kubus dan balok adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa ditinjau dari pengetahuannya, yaitu: untuk jenis kesulitan pada pemahaman konsep, subjek 2 (WA) kurangnya pengetahuan mengenai konsep pada diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal, dan kurang teliti; untuk jenis kesulitan pada pemahaman prinsip, subjek 2 (WA) tidak mengerti dengan baik tentang konsep diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal, dan kurang teliti dalam menjawab soal; subjek 1 (RA) dan subjek 2 (WA) lupa rumus, tidak mengerti menggunakan rumus phytagoras, dan kurangnya pemahaman terhadap materi prasyarat; subjek 3 (AA) tidak mengerti menggunakan rumus phytagoras; untuk jenis kesulitan pada pemahaman operasi, subjek 1 (RA) kurang memahami materi prasyarat; (iii) Rekomendasi solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami kubus dan balok adalah pengajaran matematika hendaknya diarahkan agar guru mampu secara sendiri menyelesaikan masalah dengan bantuan teori belajar matematika. ABSTRACT SYAMSURIYAWATI. 2013. The Causes of Grade VIII Students’ Difficulty in Understanding Topic of Cube and Rectangular Prism in SMP Negeri 1 Suppa Pinrang Regency. (Supervised by Hamzah Upu and Djadir). The aims of this research were: (i) to identify the difficulties found on students grade VIII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang in understanding topic of cube and rectangular prism; (ii) to identify the causal factors causing the students’ difficulties in understanding topic of cube and rectangular prism; and (iii) to make recomendation for overcoming students difficulties in understanding topic of cube and rectangular prism. The present research is a qualitatively explorative research using diagnostic test and interview as the data collection techniques. The results of the research suggest that: (i) the difficulties of students in understanding the topic of cube and rectangular prism were caused by conceptual understanding, the subject 2 didn’t quite understand the definition of plane diagonal, space diagonal, and diagonal plane; in the principle understanding, namely: subject 1 (RA) didn’t understand how to obtain the length of plane diagonal and the length of space diagonal. In addition he didn’t quite understand how to obtain the surface area of cube; subject 2 (WA) didn’t quite understand the difference among plane diagonal, space diagonal, and diagonal plane. Moreover, he didin’t understand the length of plane diagonal and space diagonal, the area of diagonal plane and the surface area of rectangular prism; subject 3 (AA) didn’t understand how to obtain the length of plane diagonal and space diagonal; in the operational understanding, namely: subject 1 (RA) had lack of understanding of algebraic operation in determining the width of the base of a rectangular prism; (ii) the causal factors of the students’ difficulties stem from students own knowledge namely, in the term of the difficulty of conceptual understanding, subject 2 (WA) had lack of understanding to the concept of plane diagonal, space diagonal, and diagonal plane. In addition he was careless. In the term of principal understanding, subject 2 (WA) didin’t come up well with the concept of diagonal, space diagonal, and diagonal plane. Moreover, he was not careful in solving problems given; both subject 1 (RA) and subject 2 (WA) forgot the formulas and didn’t know how to use phytagoras formula. Furthermore, they had lack of understanding of prerequisite material; the subject 3 (AA) didn’t know how to use phytagoras formula. In the difficulty of operational understanding, the subject 1 (RA) didn’t quite understand the prerequisite material; (iii) the recommendation resulted from the present research is that to overcome students’ difficulties in understanding cube and rectangular prism, mathematics learning should be arranged such that teachers are able to solve problems by themselves with the help of learning mathematics theory

    ANALISIS PENERAPAN ASESMEN DIAGNOSTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP YP PGRI 4 MAKASSAR

    No full text
    This research is motivated by the independent curriculum which has begun to be implemented in several schools by implementing inclusive learning, where every child gets equal opportunities in education regardless of the child's condition. To support the implementation of inclusive education, the first thing every teacher needs to do before starting the learning process is a diagnostic assessment. The purpose of this study was to analyze and describe the application of diagnostic assessment of algebraic material to class VII students of SMP YP PGRI 4 Makassar. The research subjects were 30 class VII students of SMP YP PGRI 4 Makassar. This type of research is descriptive qualitative. Collecting data using diagnostic assessment and interviews. The research data are combined to determine the classification of students' answers. The results showed that 16.67% of students were in the complete understanding category, 10% were in the misconception category, 3.33% were in the guessing category, 50% were in the lack of understanding category, and 20% were still in the do not understand category
    corecore