14 research outputs found

    Perancangan Pressure Vessel Kapasitas 0,017 M3 Tekanan 1 Mpa Untuk Menampung Air Kondensasi Boge Screw Compressor

    Get PDF
    Dalam rangka mendukung kebijakan Perusahaan untuk melakukan penghematan biaya operasional dengan cara efisiensi dan melakukan perbaikan terus menerus pada mesin, termasuk saluran buang air hasil kondensasi mesin kompresor dan mencegah terbuangnya udara bertekanan secara kontinyu, maka dirancanglah sebuah pressure vessel dengan kapasitas 0,017 M3 tekanan 1 MPa untuk menampung air hasil kondensasi mesin boge screw compressor.Perancangan pressure vessel ini berdasarkan tekanan dalam dari mesin kompresor sebesar 1 MPa, diameter shell, tegangan yang diijinkan pada bahan shell sebesar 103,421 MPa, bahan flathead sebesar 120,658 MPa dan efisiensi sambungan las sebesar 0,6. Hal dasar tersebut diperlukan untuk menghitung tebal minimum yang dibutuhkan pada dinding shell dan tebal minimum yang dibutuhkan pada flathead agar tidak pecah saat di operasikan. Bahan yang digunakan adalah baja karbon rendah berbentuk silinder atau pipa untuk shell dan nozzle dengan diameter luar shell 219,1 mm dan tebal dinding shell adalah 6,4 mm, diameter luar nozzle 48,3 mm tebal 3,7 mm, diameter luar nozzle 26,7 mm tebal 2,9 mm, diameter luar nozzle 21,3 mm tebal 2,8 mm serta pelat dengan tebal 15 mm untuk flathead dan tebal 6 mm untuk support. Baja karbon dipilih karena punya sifat mampu las yang tinggi, kuat dan banyak digunakan di banyak industri

    Analisa Pengaruh Pengelasan Tig dan Mig pada Sambungan Las dengan Material Tipe Ss316 dan Ss304

    Get PDF
    Pada umumnya material baja digunakan tidak dalam bentuk lembaran ataupun potongan.Tetapi digunakan dengan membuatnya suatu bentuk sehingga perlu dilakukannya proses penyambungan (pengelasan) untuk menghasilkan suatu produk yang siap pakai. Jenis pengelasan yang tersedia beaneka ragam. Sehingga harus dapat memilih teknik pengelasan yang tepat agar diperolehnya suatu produk dengan hasil yang baik. Masalah yang ada pada pengelasan baja tahan karat sangat tergantung pada jenis baja tahan karat yang akan dilas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pengelasan terhadap kekuatan tarik, kekuatan impak, kekerasan mikro Vickers dan struktur mikro pada material SS304 dan SS316. Pengelasan dilakukan dengan metode TIG dan MIG serta benda uji memiliki ketebalan 2 - 3 mm. Selanjutnya dilakukan pengujian yang meliputi uji tarik, uji impak, uji kekerasan serta uji struktur mikro. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai tegangan tarik tertinggi pada material SS316 dengan metode pengelasan TIG yaitu sebesar 602.61 N/mm2 dan untuk material SS304 dengan metode pengelasan MIG yaitu sebesar 347.71 N/mm2. Nilai kuat impak terbesar pada material SS316 dan SS304 diperoleh dengan metode pengelasan MIG yaitu sebesar 570.5 J/cm2 dan 696.8 J/cm2. Nilai kekerasan mikro Vickers tertinggi untuk material SS316 nilai kekerasan mikro Vickers tertinggi pada daerah lasan dan HAZ diperoleh dengan metode pengelasan MIG yaitu sebesar 528.1 HVn dan 231.8 HVn, sedangkan pada daerah base metal nilai kekerasan mikro Vickers tertinggi diperoleh dengan metode pengelasan TIG yaitu sebesar 187.5 HVn. Untuk material SS304 pada daerah lasan dan HAZ diperoleh dengan metode pengelasan MIG yaitu sebesar 548.6 HVn dan 362.2 HVn, sedangkan pada daerah base metal mempunyai nilai yang sama besar yaitu sebesar 220.6 HVn baik dengan metode pengelasan TIG maupun MIG. Sehingga dapat diperoleh metode pengelasan yang baik digunakan untuk material SS316 dan SS304 adalah metode pengelasan MIG

    Pengaruh Hasil Pengelasan Gtaw dan Smaw pada Pelat Baja Sa 516 dengan Kampuh V Tunggal

    Get PDF
    Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas dan menggunakan bahan tambah atau elektroda yang dipanaskan sehingga mempunyai kekuatan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh hasil pengelasan yang berbeda yaitu pengelasan GTAW ( gas tungsten arc welding ) dan pengelasan SMAW ( shield metal arc welding ) pada pelat baja SA 516 terhadap kekuatan tarik, kekerasan dan struktur mikro. pelat baja SA 516 adalah pelat baja standar America dari ASME yang termasuk baja karbon rendah dengan nilai carbon 0,17. proses pengelasan yang dilakukan peneliti menggunakan pengelasan manual. heat input yang digunakan pada pengelaan GTAW 1709J / mm dan SMAW 1636J / mm. Pada hasil pengujian tarik hasil pengelasan GTAW lebih tinggi dibandingkan pengelasan SMAW dengan selisih tegangan tarik maksimum sebesar 6,62 N/mm2 (6,62MPa), selelisih tegangan yield adalah 17,83 N/mm2 (17,83MPa) lebih tinggi pengelasan GTAW serta pada elongasi pengelasan GTAW lebih tinggi dengan selisih 2,09% dibandingkan pengelasan SMAW, kekerasan pengelasan GTAW tidak terlalu jauh dengan hasil pengelasan

    Analisa Kegagalan pada Poros Baja Karbon S45c Aplikasi Komponen AS Sink Roll

    Get PDF
    Telah terjadi kegagalan pada komponen poros baja karbon, kegagalan terjadi pada saat komponendioperasikan. Poros untuk aplikasi as sink roll berfungsi untuk memutar drum, poros atau asdisambungkan dengan drum melalui pengelasan, pada area lasan tersebut terjadinya kegagalan.Untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan, dilakukan serangkaian pengujian terhadapkomponen as sink roll antara lain : pengamatan visual (fraktografi), pengujian komposisi kimia,pengamatan metalografi, pengujian kekerasan dan pengujian SEM/EDS pada bagian komponenyang mengalami kegagalan. Hasil pengujian menunjukkan material komponen as sink roll sesuaidengan standar JIS G4051 S45C untuk kategori Carbon Steels for Machine Structural Use.Kegagalan yang dialami adalah kegagalan fatique dengan daerah awal retakan berasal dari bagiantepi komponen. Kegagalan ini terjadi disebabkan oleh konsentrasi tegangan pada daerah logam lasselama komponen dioperasikan, adanya mikroporositas di permukaan logam las dan adanyainklusi

    Analisa Kegagalan Komponen Front Axle pada Kendaraan Bermotor Roda Empat

    Get PDF
    Kegagalan material berupa patahnya front axle bagian kanan dan bagian kiri pada komponen kendaraan bermotor roda empat jenis bus terjadi pada saat kendaraaan sedang beroperasi. Analisa kegagalan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab utama dan mekanisme kegagalan yang mengakibatkan patahnya front axle pada kedua bagian serta memberikan solusi agar kegagalan serupa dapat dihindari dikemudian hari. Pengujian telah dilakukan berupa fraktografi melalui pengamatan visual secara makro dan mikro, uji kekerasan mikro vickers dan metalografi diharapkan dari serangkaian pengujian dan evaluasi dapat diketahui faktor penyebab kegagalan. Material komponen front axle dapat dikelompokkan kedalam baja karbon paduan rendah, analog dengan standar JIS G5111 SCC5 (high tensile strength carbon steel and low alloys steel castings for structural purpose) dengan nilai kekerasan rata-rata 262,9 – 291,0 HV hasil proses quench & temper serta memiliki struktur mikro martensit temper. Jenis patahan yang terjadi adalah patah ulet terjadi pada bagian atas komponen di tandai dengan bentuk permukaan yang lebih halus akibat kegagalan akibat beban lebih (over load) sehingga melebihi batas luluh material pada saat operasi. Kegagalan akibat beban lebih pada kasus ini terjadi akibat adanya porositas pada material sehingga dapat menurunkan kekuatan material

    Perlakuan Termomekanikal Ingot Paduan Ti-al-mo

    Get PDF
    Paduan titanium, khususnya Ti-Al-V dikenal sebagai salah satu material implan, namun unsur Vanadium dalam tubuh manuisia birsifat racun. Vandium dalam paduan Ti-Al dapat disubtitusi dengan Molibdeum. Proses pembuatan material implan paduan titanium dapat dilakukan dengan proses arc melting. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan ingot paduan Ti-Al-Mo, kemudian dilakukan pengamatan struktur mikro dan kekerasannya setelah mengalami perlakuan termomekanikal. Ingot dibuat dengan memadukan Ti-6%Al-6%Mo (%berat) dalam tungku busur listrik(arc melting), kemudian dilakukan homogenisnasi pada temperature 1100 °C selama 24 jam, hot roll dengan pemanasan awal 1100 °C selama 1 jam dan stress relief annealing selama 8 jam dengan variasi temperatur 500, 700 dan 900 °C. Mikrostruktur yang terbentuk tampak adanya fasa α dan β yang terdistribusi secara homogen dan penurunan nilai kekerasan akibat perlakuan termomekanikal stress relief annealing terhadap ingot paduan Ti-Al-M

    Analisa Kekuatan Material pada Aplikasi Dowel Jalan Beton

    Get PDF
    Jumlah kendaraan yang lewat dengan beban kendaraan melewati batas kuota beban kendaraan yang diperbolehkan melewati jalan tersebut menyebabkan jalan beton mengalami keretakan dan penurunan. Keretakan umumnya terjadi di antara segmen sehingga diperlukan dowel. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kekuatan dowel sebagai pengait antar segmen beton yang akan berpengaruh terhadap jalan itu sendiri. Material yang digunakan adalah baja dengan diameter 19 mm dan 22 mm. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan melakukan uji tarik dan uji bending.Hasil pengujian tarik pada dowel diameter 19 mm didapatkan tegangan tarik maksimum sebesar 414,61 N/mm², kekuatan luluh sebesar 291,11 N/mm², dan regangan 23,8%. Sedangkan untuk uji bending pada gaya 15.000 N, tegangan bending sebesar 54,536 MPa. Sedangkan hasil pengujian tarik pada dowel dengan diameter 22 mm didapatkan tegangan tarik maksimum sebesar 565,94 N/mm2, kekuatan luluh sebesar 375,10 N/mm², dan regangan 25,6%. Sedangkan untuk uji bending pada gaya 29.500 N didapatkan tegangan bending sebesar 79,997 MPa.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Nilai kuat tarik untuk kedua baja tersebut tinggi karena melebihi kuat tarik minimum Standar SNI untuk BJPT, yakni 382 N/mm² untuk dowel dengan diameter 19 mm dan 480 N/mm2 untuk dowel dengan diameter 22 mm. Kekuatan material dowel dengan diameter 19 mm mampu menahan beban maksimal 15 ton. Sedangkan kekuatan material dengan diameter 22 mm mampu menahan beban maksimal 30 ton

    Karakteristik Material Biokompetibel Aplikasi Implan Medis Jenis Bone Plate

    Get PDF
    Komponen bone plate adalah salah satu alat medis yang di buat untuk menggantikanstruktur dan fungsi suatu bagian biologis. Di pasaran komponen bone plate mempunyaiharga yang variatif tergantung materialnya, karakterisasi material bone plate telahdilakukan menggunakan beberapa pengujian yaitu pengujian komposisi kimia, metalografi,pengujian kekerasan dan pengujian korosi. Hasil pengujian komposisi kimia padakomponen bone plate A dan bone plate B menunjukan material klasifikasi jenis baja tahankarat Austenitik. Bone plate A baja tahan karat Austenitik 316L dengan kandunganmolibdenum 1,94%, dan khrom 20,48%, sedangkan bone plate B baja tahan karatAustenitik 304L kandungan molibdenum 0,149%, dan khrom 20,08%. Nilai kekerasanbone plate A sebesar 181,56 HB dan bone plate B sebesar 152,92 HB. Hasil metalografipada material bone plate A dan bone plate B menunjukkan struktur mikro dengan fasaaustenitik. Hasil pengujian korosi metode CMS menunjukkan bahwa bone plate A denganlaju korosi 0,80 mpy dan bone plate B dengan laju korosi 1,15 mpy. Dari karakterisasi datapengujian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komponen bone plate yang berasaldari material baja tahan karat Austenitik 316L dapat dibuat melalui proses manufakturyang ada tanpa harus import, sehingga dapat lebih tepat dimensinya sesuai dengan anatomidengan harga yang terjangkau
    corecore