19 research outputs found

    ANALISIS METODE BIAYA PERAWATAN HAUL TRUCK DENGAN SISTEM KONTRAK PADA PT “ABC” BANJARMASIN

    Get PDF
    Maintenance system contracts all this time was popular. It because of marks sense thatperception mantenance model with system contract precious been looked on by heavy equipmentowner. Therefore needs to be done by count outgrows maintenance cost with system contractswith notice reliability of heavy equipments.In this analysis will be worked through about whatever parameters that is used to determinemaintenance cost haul truck with system contracts and how methodic to account maintenancecost with system contracts that effective so can compete and advantages owner and also agentparty. In cost count contracts to be accounted by expectation point full scale downtimeequipment up to one period so gets to be determined by expectation of penalty cost. Fromexpectation Corrective Maintenance and Preventive Maintenance hereafter will bedetermined expectation of the cost contracts

    ANALISIS EKONOMI PENGGUNAAN JASA OUTSOURCING UNTUK PENGADAAN ALAT TRANSPORTASI PT XYZ BANJARMASIN

    Get PDF
    About problem which faced by firm all this time is how to maintenance  and looking after all vehicle in good condition. Operational car maintenance all this time did by mechanical corporate and also by car workshop. In height cost maintenance and acquisition tool which issued by PT. XYZ for operational corporate, cause to need it firm to take into account alternative any other for transportation tool procurement by the way of outsourc-ing . In this research outsourcing  procurement service is seen of PT XYZ'S angle. This rese-arch did by economic analysis to do feasibility study in does outsourcing than by un-dertaking alone management. Economic analysis that is done is by use of analysis NPV (Net Present Value) and IRR (Internal of Return's Rate). After knows that by use of ser-vice outsourcing more advantages therefore analysis further is do election to service pro-vider judgment outsourcing. Judgment election  transportation tool by use of method AHP (Analytical Hierarchy Process). Base alternative observational result investment buys alone operational vehicle get NPV'S point as big as Rp.840.440.945 and Internal Rate Of Return as big as 51 %. Meanwhile by use of service outsourcing  one that is chosen by use of method AHP that gets service outsourcing  the most corresponds to criteria firm, and is chosen on service outsourcing 2 get NPV'S points as big as Rp 1.386.000.000 ,- and Internal Rate Of Return as big as 77% , therefore analysis judgment in observational so in accordance with corporate decision making. service outsourcing  more advantages to be appealed is brought off own

    ANALISIS METODE BIAYA PERAWATAN HAUL TRUCK DENGAN SISTEM KONTRAK PADA PT “ABC” BANJARMASIN

    Get PDF
    Maintenance system contracts all this time was popular. It because of marks sense thatperception mantenance model with system contract precious been looked on by heavy equipmentowner. Therefore needs to be done by count outgrows maintenance cost with system contractswith notice reliability of heavy equipments.In this analysis will be worked through about whatever parameters that is used to determinemaintenance cost haul truck with system contracts and how methodic to account maintenancecost with system contracts that effective so can compete and advantages owner and also agentparty. In cost count contracts to be accounted by expectation point full scale downtimeequipment up to one period so gets to be determined by expectation of penalty cost. Fromexpectation Corrective Maintenance and Preventive Maintenance hereafter will bedetermined expectation of the cost contracts

    PENGARUH VARIASI HEATING RATE PROSES PIROLISIS TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CHAR BAMBU

    Get PDF
    Bambu merupakan salah satu jenis biomassa yang limbahnya termasuk sampah kota atau MSW (municipal solid waste), yang mempunyai energi density rendah. Limbah bam-bu mempunyai potensi sebagai bahan baku untuk bahan bakar. Untuk menghasilkan e-nergi densitas tinggi digunakan proses pirolisis dan dilanjutkan dengan proses densifikasi atau pembriketan untuk membentuk sebuah briket char (arang) bambu. Dalam penelitian ini, akan dipaparkan pengaruh variasi heating rate (laju pemanasan) proses slow pyrolisis (pirolisis lambat) terhadap karakteristik pembakaran briket char  bambu. Heating rate pada sampel 20 gram proses pirolisis divariasikan 5 ÂșC / menit,  10ÂșC / menit dan 20ÂșC / menit, dengan temperatur akhir 400 ÂșC dan holding time 30 me-nit. Char yang terbentuk kemudian dipadatkan dengan proses densifikasi menjadi briket char bambu yang dilakukan secara hidrolik pada tekanan 250 kg/cm2 yang diholding selama 5 menit dan dikeringkan pada temperatur 105 ÂșC selama 20 menit. Sampel briket char bambu ± 3 gram ditempatkan dalam tungku dengan laju pemanasan 20 ÂșC/menit sampai tidak terjadi perubahan massa. Analisis thermogravimetri dilakukan untuk me-ngetahui karakteristik pembakaran briket char bambu.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh heating rate proses slow pyrolisis untuk  pembakaran briket char bambu memiliki nilai kalor yang minimun pada Heating rate  20ÂșC/menit. Harga karakteristik pembakaran ITFC (Fixed Carbon Initiation Temperature) menunjukkan keterkaitan dengan heating rate, dimana semakin lambat heating rate maka harga ITFC dan ITVM (Volatile Metter InitiationTemperature )semakin besar. Untuk karakteristik pembakaran yang lain, yaitu, PT (Peak Temperature ) dan BT( Burning Temperature) tidak menunjukkan keterkaitan dengan  heating rate. Harga Energi Aktivasi minimum pada Heating rate  5ÂșC/menit

    PENGARUH VARIASI HEATING RATE PROSES PIROLISIS TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CHAR BAMBU

    Get PDF
    Bambu merupakan salah satu jenis biomassa yang limbahnya termasuk sampah kota atau MSW (municipal solid waste), yang mempunyai energi density rendah. Limbah bam-bu mempunyai potensi sebagai bahan baku untuk bahan bakar. Untuk menghasilkan e-nergi densitas tinggi digunakan proses pirolisis dan dilanjutkan dengan proses densifikasi atau pembriketan untuk membentuk sebuah briket char (arang) bambu. Dalam penelitian ini, akan dipaparkan pengaruh variasi heating rate (laju pemanasan) proses slow pyrolisis (pirolisis lambat) terhadap karakteristik pembakaran briket char  bambu. Heating rate pada sampel 20 gram proses pirolisis divariasikan 5 ÂșC / menit,  10ÂșC / menit dan 20ÂșC / menit, dengan temperatur akhir 400 ÂșC dan holding time 30 me-nit. Char yang terbentuk kemudian dipadatkan dengan proses densifikasi menjadi briket char bambu yang dilakukan secara hidrolik pada tekanan 250 kg/cm2 yang diholding selama 5 menit dan dikeringkan pada temperatur 105 ÂșC selama 20 menit. Sampel briket char bambu ± 3 gram ditempatkan dalam tungku dengan laju pemanasan 20 ÂșC/menit sampai tidak terjadi perubahan massa. Analisis thermogravimetri dilakukan untuk me-ngetahui karakteristik pembakaran briket char bambu.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh heating rate proses slow pyrolisis untuk  pembakaran briket char bambu memiliki nilai kalor yang minimun pada Heating rate  20ÂșC/menit. Harga karakteristik pembakaran ITFC (Fixed Carbon Initiation Temperature) menunjukkan keterkaitan dengan heating rate, dimana semakin lambat heating rate maka harga ITFC dan ITVM (Volatile Metter InitiationTemperature )semakin besar. Untuk karakteristik pembakaran yang lain, yaitu, PT (Peak Temperature ) dan BT( Burning Temperature) tidak menunjukkan keterkaitan dengan  heating rate. Harga Energi Aktivasi minimum pada Heating rate  5ÂșC/menit

    PENGARUH VARIASI HEATING RATE PROSES PIROLISIS TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CHAR BAMBU

    Get PDF
    Bambu merupakan salah satu jenis biomassa yang limbahnya termasuk sampah kota atau MSW (municipal solid waste), yang mempunyai energi density rendah. Limbah bam-bu mempunyai potensi sebagai bahan baku untuk bahan bakar. Untuk menghasilkan e-nergi densitas tinggi digunakan proses pirolisis dan dilanjutkan dengan proses densifikasi atau pembriketan untuk membentuk sebuah briket char (arang) bambu. Dalam penelitian ini, akan dipaparkan pengaruh variasi heating rate (laju pemanasan) proses slow pyrolisis (pirolisis lambat) terhadap karakteristik pembakaran briket char  bambu. Heating rate pada sampel 20 gram proses pirolisis divariasikan 5 ÂșC / menit,  10ÂșC / menit dan 20ÂșC / menit, dengan temperatur akhir 400 ÂșC dan holding time 30 me-nit. Char yang terbentuk kemudian dipadatkan dengan proses densifikasi menjadi briket char bambu yang dilakukan secara hidrolik pada tekanan 250 kg/cm2 yang diholding selama 5 menit dan dikeringkan pada temperatur 105 ÂșC selama 20 menit. Sampel briket char bambu ± 3 gram ditempatkan dalam tungku dengan laju pemanasan 20 ÂșC/menit sampai tidak terjadi perubahan massa. Analisis thermogravimetri dilakukan untuk me-ngetahui karakteristik pembakaran briket char bambu.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh heating rate proses slow pyrolisis untuk  pembakaran briket char bambu memiliki nilai kalor yang minimun pada Heating rate  20ÂșC/menit. Harga karakteristik pembakaran ITFC (Fixed Carbon Initiation Temperature) menunjukkan keterkaitan dengan heating rate, dimana semakin lambat heating rate maka harga ITFC dan ITVM (Volatile Metter InitiationTemperature )semakin besar. Untuk karakteristik pembakaran yang lain, yaitu, PT (Peak Temperature ) dan BT( Burning Temperature) tidak menunjukkan keterkaitan dengan  heating rate. Harga Energi Aktivasi minimum pada Heating rate  5ÂșC/menit

    Comparison of Injection Characteristics and Droplet Distribution on Crude Palm Oil and Diesel Using CFD

    Get PDF
    CPO (Crude Palm Oil) is a potential renewablefuel as a substitute for fossil fuels used in internal combustionengines. An important parameter that affects the combustion ofan engine with an injection system is the characteristics of thefuel spray. This research was conducted using ComputationalFluid Dynamics (CFD) software to model the atomizationprocess that occurs when CPO and diesel fuel are injected witha pressurized atomizer. The modeling shows the characteristicsof the spray which include the shape of the spray and the dropletdiameter distribution. These characteristics are presented withspray images, droplet diameter distribution graphs, and velocitydistribution graphs. Simulations show that at temperaturesabove 75°C and 100°C, CPO spray produces droplet shapes anddistributions that are almost the same as diesel spray. On theother hand, diesel injection spray produces a lower droplet size.The highest droplet size distribution is at 12-16 microns

    PENGARUH KONSENTRASI CAMPURAN ASETON DAN METANOL TERHADAP UNJUK KERJA TERMAL REVOLVING HEAT PIPE DENGAN ALUR MEMANJANG

    Get PDF
    Heat pipe adalah suatu alat penukar kalor yang memungkinkan perpindahan sejumlah besar kalor melalui luas permukaan yang sangat kecil. Heat pipe terdiri dari evaporator, adiabatis dan kondensor. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh konsentrasi volume aseton – metanol fluida kerja terhadap kinerja termal dan karakteristiknya pada pipa kalor.Pipa kalor dibuat dari pipa tembaga Æ 12,7 x 500 mm, daerah evaporator dan adiabatik diisolasi, sedangkan daerah kondensornya diberi sirip untuk penyerapan kalor. Panjang daerah evaporator 110mm, adiabatik 230 mm, dan kondensor 160 mm. Variasi konsen-trasi volume aseton – metanol fluida kerja yang digunakan adalah 0% ( metanol ), 20%, 40%, 60%, 80%, 100%. Daya input yang digunakan adalah 6; 11,4; 17,2; 25; 32,2; 40,1; 50; 61 Watt. Data yang diperlukan adalah temperatur di evaporator (Te), kondensor (Tk1, Tk2, Tk3), udara (Tu).Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada semua variasi fluida kerja kecuali metanol, semakin besar konsentrasi volume aseton menghasilkan temperatur di bagian evapo-rator, end to end DT, dan tahanan termal yang semakin kecil. Semua variasi fluida kerja pada daya input yang rendah mempunyai tahanan termal tertinggi kemudian terus me-nurun sampai daya input terbesar. Karakteristik fluida kerja pada daya input yang tinggi tidak menjamn bahwa, dengan nilai tahanan termal kecil dapat menghasilkan kapasitas perpindahan panas ( fluk kalor ) yang tinggi

    PENGARUH KONSENTRASI CAMPURAN ASETON DAN METANOL TERHADAP UNJUK KERJA TERMAL REVOLVING HEAT PIPE DENGAN ALUR MEMANJANG

    Get PDF
    Heat pipe adalah suatu alat penukar kalor yang memungkinkan perpindahan sejumlah besar kalor melalui luas permukaan yang sangat kecil. Heat pipe terdiri dari evaporator, adiabatis dan kondensor. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh konsentrasi volume aseton – metanol fluida kerja terhadap kinerja termal dan karakteristiknya pada pipa kalor.Pipa kalor dibuat dari pipa tembaga Æ 12,7 x 500 mm, daerah evaporator dan adiabatik diisolasi, sedangkan daerah kondensornya diberi sirip untuk penyerapan kalor. Panjang daerah evaporator 110mm, adiabatik 230 mm, dan kondensor 160 mm. Variasi konsen-trasi volume aseton – metanol fluida kerja yang digunakan adalah 0% ( metanol ), 20%, 40%, 60%, 80%, 100%. Daya input yang digunakan adalah 6; 11,4; 17,2; 25; 32,2; 40,1; 50; 61 Watt. Data yang diperlukan adalah temperatur di evaporator (Te), kondensor (Tk1, Tk2, Tk3), udara (Tu).Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada semua variasi fluida kerja kecuali metanol, semakin besar konsentrasi volume aseton menghasilkan temperatur di bagian evapo-rator, end to end DT, dan tahanan termal yang semakin kecil. Semua variasi fluida kerja pada daya input yang rendah mempunyai tahanan termal tertinggi kemudian terus me-nurun sampai daya input terbesar. Karakteristik fluida kerja pada daya input yang tinggi tidak menjamn bahwa, dengan nilai tahanan termal kecil dapat menghasilkan kapasitas perpindahan panas ( fluk kalor ) yang tinggi
    corecore