90 research outputs found

    Penggunaan Statin pada Pasien Hiperkolesterolemia

    Get PDF
    AbstrakHiperkolesterolemia ditandai kadar kolesterol total di dalam darah melebihi batas normal (>200 mg/dL). PedomanNational Cholesterol Education Program (NCEP), Adult Treatment Panel III (ATP III) merekomendasikanpenggunaan statin sebagai pilihan pertama pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dalamdarah. Tujuan penelitian ini untuk melihat perubahan kadar kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida pasiensetelah pengobatan golongan statin. Pengambilan data dari rekam medik sejak Januari 2015 - Januari 2017 didua rumah sakit. Terdapat 58 kasus memenuhi kriteria inklusi, 42 perempuan dengan usia rata-rata 59 ± 9 dan16 laki-laki dengan usia rata-rata 60 ± 9. Statin yang digunakan di dua rumah sakit adalah simvastatin (70,7%)dan atorvastatin (29,3%). Terdapat 23 pasien dengan kadar kolesterol tinggi yang dapat mencapai nilai optimalsesuai NCEP ATP III. Hal tersebut dipengaruhi beberapa hal diantaranya ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan;pertimbangan biaya obat sebagian pasien; evaluasi atau monitoring pengobatan tidak dilakukan secara berkala;pemeriksaan kadar kolesterol tidak dilakukan secara konsisten sehingga tingkat keberhasilan terapi yang dijalanitidak diketahui atau perlunya penyesuaian dosis atau jenis statin yang diberikan. Sebab itu monitoring dan evaluasiterapi hiperkolesterolemia perlu dilakukan.Kata Kunci: hiperkolesterolemia, statin. AbstractHypercholesterolemia is a condition of cholesterol levels in the blood beyond the normal limits (>200 mg/dL).National Cholesterol Education Program (NCEP) Adult Treatment Panel III (ATP III) Guidelines recommends theuse of statins as the first-choice drug to decrease total cholesterol and LDL levels in the blood. The purpose ofthis study was to looking changes in total cholesterol, LDL, HDL and triglyceride levels of patients after statintreatment. Data collection from medical records from January 2015 - January 2017 in two hospitals. There were 58cases of hypercholesterolemia fulfilling the inclusion criteria, 42 women with mean age 59 ± 9 and 16 men withmean age 60 ± 9. Statin used in both hospitals were simvastatin (70.7%) and atorvastatin (29.3%). Only 23 patientswith high cholesterol levels reached optimal levels regarding NCEP ATP III. This happened due to several things,imcompliance of patients with treatment; consideration of drug costs for some people; treatment evaluation ormonitoring is not performed regularly; examination of cholesterol levels is not done consistently so that the successrate of therapy is unknown or required adjustment of dose or type of statins selected. Therefore, monitoring andevaluation of hypercholesterolemia therapy needs to be improved.Keywords: hypercholesterolemia, statin

    Stres pada Pramugari

    Get PDF

    Efikasi dan Efek Simpang Ramelteon untuk Pengobatan Insomnia Kronik

    Get PDF
    Insomnia dengan tanda utama kesulitan untuk mulai tidur dan mempertahankan tidur sering ditemui dalam praktek sehari-hari. Psikoterapi, latihan dan farmakoterapi merupakan pendekatan umum untuk insomnia. Hipnotika dan sedativa yang masuk dalam benzodiazepin dan fenobarbital digunakan untuk mengurangi kondisi ini. Namun, benzodiazepin dan fenobarbital memiliki kekurangan, antara lain kekambuhan insomnia, efek lepas obat dan penyalahgunaan senyawa tersebut yang membuat dokter dan pasien berhati-hati menggunakan kedua obat tersebut terutama untuk jangka panjang. Melatonin disintesis dan dilepaskan dari kelenjar pineal dan berperan penting pada irama sirkadian mamalia dan fungsi reproduksi. Melatonin MT1-receptor mRNA dan MT2-receptor mRNA terdapat di nukleus suprakiasma (NSK) yang berhubungan dengan efek pergeseran-fase melatonin pada irama sirkadian. Karena itu senyawa aktif yang berinteraksi tinggi dengan kedua reseptor ini telah diteliti, dan ramelteon, suatu agonis reseptor melatonin tampaknya menjadi jawaban. Ramelteon memiliki selektifitas dan affinitas yang kuat terhadap reseptor MT1 dan MT2 manusia. Dari beberapa uji klinik ditemukan bahwa ramelteon menurunkan periode laten menuju tidur dan memperbaiki waktu tidur total dengan efek simpang yang minimal

    The new role of universities: Societal and intellectual entrepreneurs

    Get PDF
    “Change or perish” is a well known idiom which also has a certain resonance in universities, the so called knowledge provider, although it is not widely recognized or implemented. Considering themselves the guardians of science and knowledge, universities have acquired a new title as “diploma mills”. This phenomenon is true in developing countries for several reasons. First, since education should be accessible for everybody, not only for the elites, so the government facilitates anyone who wishes to pursue higher education, or any institution that is willing to help government in providing education to the society. Thus, mass education is recognized. Secondly, quality has not yet been prioritized and considered unimportant although Indonesian government introduced an accreditation system around 10 years ago. Thirdly, more people - even from the rural areas - want to go to tertiary education to get a university degree. Therefore, the number of higher education institutions (HEI) has grown significantly to meet the demand. The society is now very demanding, not only because they demand that graduates achieve good grades and skills, but also (com) passion to solve the societal problems. In addition to that, the Indonesian Department of National Education has promoted and challenged top rank universities to increase their capabilities to be world class universities. To achieve these ambitious objectives, universities have to equip themselves with (new) mindsets and capabilities. Universities which stand for their "classical" tradition and keep their distance from society should transform themselves completely into intellectual entrepreneurs and social entrepreneurs. In this networked and interdependent world, the transformation process of the universities can be accelerated by incorporating “protagonists”. A protagonist is a person that will bring a “wind of change.” Not necessarily a structural leader of the institution, he or she can be someone from outside the university, a new person that will help the institution cope with the rapid change outside. Examples of lively interactions raised in universities which changed their virtues are also discussed in the paper

    Lipodistrofi akibat Anti Retroviral

    Get PDF
    HIV dan AIDS telah menjadi pandemi. Lebih dari 30 juta orang terinfeksi HIV terutama di daerah Afrika-Sahara. Penyakit ini dahulu memiliki tingkat kematian tinggi, namun semenjak digunakannya Highly Active Anti Retroviral Therapy (HAART), mortalitas penyakit ini menurun dengan drastis, bahkan mengubah status AIDS menjadi penyakit kronis layaknya hipertensi dan diabetes mellitus. Penurunan morbiditas dan mortalitas HIV dan AIDS meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) secara siginifikan, namun di samping itu, efek simpang jangka panjang anti retroviral (ARV) bermunculan, di antaranya terkait dengan sistem kardiovaskuler. Lipodistrofi salah satu keadaan akibat komplikasi metabolik dan distribusi lemak yang terganggu banyak ditemui pada pasien dengan terapi kombinasi analog nukleosida dan protease inhibitor (PI). Prevalensi lipodistrofi antara 30-50%. Tetapi menurut beberapa penelitian, hubungan antara PI dan lipodistrofi masih belum jelas. Perlu dilakukan penggantian NRTI atau PI yang menyebabkan lipodistrofi

    Aspek Etnofarmakologi,Medis dan Prospek Ekonomi Cannabis

    Get PDF

    Kuliah Pakar Blok 12 Metodologi Penelitian

    Get PDF
    • …
    corecore