Insomnia dengan tanda utama kesulitan untuk mulai tidur dan mempertahankan tidur sering ditemui dalam praktek
sehari-hari. Psikoterapi, latihan dan farmakoterapi merupakan pendekatan umum untuk insomnia. Hipnotika dan
sedativa yang masuk dalam benzodiazepin dan fenobarbital digunakan untuk mengurangi kondisi ini. Namun,
benzodiazepin dan fenobarbital memiliki kekurangan, antara lain kekambuhan insomnia, efek lepas obat dan
penyalahgunaan senyawa tersebut yang membuat dokter dan pasien berhati-hati menggunakan kedua obat tersebut
terutama untuk jangka panjang. Melatonin disintesis dan dilepaskan dari kelenjar pineal dan berperan penting pada
irama sirkadian mamalia dan fungsi reproduksi. Melatonin MT1-receptor mRNA dan MT2-receptor mRNA terdapat di
nukleus suprakiasma (NSK) yang berhubungan dengan efek pergeseran-fase melatonin pada irama sirkadian. Karena
itu senyawa aktif yang berinteraksi tinggi dengan kedua reseptor ini telah diteliti, dan ramelteon, suatu agonis
reseptor melatonin tampaknya menjadi jawaban. Ramelteon memiliki selektifitas dan affinitas yang kuat terhadap
reseptor MT1 dan MT2 manusia. Dari beberapa uji klinik ditemukan bahwa ramelteon menurunkan periode laten
menuju tidur dan memperbaiki waktu tidur total dengan efek simpang yang minimal