18 research outputs found

    THE RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP STYLE AND NURSE’S WORK MOTIVATION WITH THE APPLICATION OF PATIENT SAFETY CULTURE OF THE INPATIENT INSTALLATION IN THE C CLASS HOSPITAL, BONE REGENCY

    Get PDF
    In building patient safety culture, leadership is one of the behavioral factors in the Total Safety Culture model. The patient safety culture is related to the issue of Adverse Events as the main issue of this study. Beside that, active involvement of organization members is also needed in the form of work motivation. Therefore, this study aims to identify the dominant leadership style of the inpatient nurse managers  in the c class hospitals and to analyze the relationship between the leadership style and nurse’s work motivation with the application of patient safety culture in the c class hospitals of Bone regency. This research is a cross sectional study with 104 samples of nurses providing care, taken in total sampling at three hospitals, namely Datu Pancaitana Regional Hospital, M. Yasin Army Hospital, and Hapsah Hospital. Data were collected using a structured questionnaire and statistically analyzed using the chi-square test (k x k). The results of this study indicate that the dominant leadership style of the inpatient nurse managers is transactional with the percentage of 69.2%. The results also showed that there was a relationship between leadership style (p <0.05) and nurse’s work motivation (p <0.05) with the application of patient safety culture. It was concluded that the transactional leadership had a positive impact in building an independent culture. The combination of extrinsic and intrinsic motivation has succeeded in creating a public service motivation that has a positive impact in building a reporting and learning culture

    A Critical Review of The Role of Clinical Governance in Health Care and Its Potential Application in Indonesia

    Get PDF
    In modern society, people???s behaviour towards any service tends to be concerned about the quality of goods or services as\ud consumers.The NHS has developed programs to support the implementation of clinical governance based on five strategies:\ud system awareness, teamwork, communication, ownership, and leadership. All are built on seven pillars: clinical effectiveness,\ud risk management effectiveness, patient experience, communication effectiveness, resources effectiveness, strategic effectiveness\ud and learning effectiveness. This system can bridge the gap between professional aspects and management aspects, while other\ud quality system tend to focus on management aspects. Clinical governance is applicable to health care organizations around\ud the world including Indonesia since clinical governance is a framework for clinicians and management to collaborate to\ud provide better quality of health care.. In Indonesia, clinical governance is a new concept, even though some health care\ud organizations have implemented quality management through ISO 9000 accreditation and patients safety standard based on\ud Joint Commission International(JCI), the International standard for Hospital accreditation.Therefore, the Indonesia Ministry\ud of Health may want to learn from the UK about the implementation of the pillars and strategies of clinical governance,\ud although Indonesia may have some limited resources (financial and human) to implement clinical governance

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RSUD HAJI MAKASSAR

    Get PDF
    Salah satu indikator mutu rumah sakit adalah angka kejadian infeksi nosokomial. Angka kejadian infeksi nosokomial di Instalasi Rawat Inap RSUD Haji Makassar tahun 2012 masih belum memenuhi standar KMK No. 129 Tahun 2008. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi dan supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dalam pencegahan infeksi nosokomial. Jenis penelitian yang digunakan observasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi yaitu seluruh perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD haji Makasssar berjumlah 126 perawat. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan besar sampel 118 responden. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan (p=0,000), motivasi (p=0,000), dan supervisi (p=0,000) berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pencegahan infeksi nosokomial. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan signifikan antara pengetahuan, motivasi, dan supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dalam pencegahan infeksi nosokomial di Instalasi Rawat Inap RSUD Haji Makassar

    HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

    Get PDF
    Insiden keselamatan pasien di instalasi rawat inap RSUD Haji Makassar, yaitu angka kejadian nosokomial (phlebitis dan Infeksi luka Operasi) sebesar 3,45%, kejadian reaksi tranfusi darah sebanyak tiga kejadian, kejadian pasien jatuh sebanyak 10 kasus, kesalahan pemberian obat sebanyak empat kasus dan insiden tersebut merupakan salah satu penilaian kinerja rumah sakit yang dapat dipengaruhi oleh kinerja individu (perawat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, masa kerja, dan beban kerja dengan kinerja keselamatan pasien oleh perawat di instalasi rawat inap RSUD Haji Makassar Makassar 2014. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat rawat inap sebanyak 125 perawat. Teknik pengambilan sampel mengunakan teknik total sampling dengan responden sebanyak 124 perawat. Analisis data adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan (p=0,002), masa kerja (p=0,033), dan beban kerja (p=0,00) berhubungan dengan kinerja keselamatan pasien oleh perawat. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pendidikan, masa kerja, dan beban kerja dengan kinerja keselamatan pasien oleh perawat di instalasi rawat inap RSUD Haji Makassar 2014. Saran untuk RSUD Haji Makassar adalah agar memperhatikan pemenuhan standar pendidkan perawat dan memperpanjang kontrak kerja perawat serta mengevaluasi ulang beban kerja perawat

    GAMBARAN KEPUASAN KERJA PERAWAT RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

    Get PDF
    Sumber daya manusia terpenting dalam rumah sakit adalah perawat yang merupakan jumlah terbesar dari seluruh petugas dirumah sakit. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai kepuasan kerja yang merupakan bagian dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas seorang karyawan. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja perawat rawat inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar. Desain penelitian ini adalah dengan penelitian deskriptif yang teknik pengambilan sampelnya mengunakan teknik sampling jenuh, sehingga responden pada penelitian ini berjumlah 130 perawat di ruang rawat inap. Analisis data pada penelitian ini adalah univariat dan alat analisis data yang digunakan adalah program SPSS 16.0. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu responden yang memiliki minat yang baik 96,2%, ketentraman kerja 72,3%, keterampilan yang baik 56,2%, interaksi perawat dengan atasan yang baik 83,8%, interaksi antar perawat yang baik 90%, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat yang sesuai 96,9%, perlengkapan kerja yang tidak sesuai 60,8%, keadaan ruangan yang nyaman 68,5%, gaji yang merasa kurang 86,9%, jaminan sosial yang tidak sesuai 64,6%, tunjangan yang kurang 69,2%, dan promosi yang kurang baik 55,4%, sehingga tingkat kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap adalah 60,8%. Peneliti menyarankan agar pihak rumah sakit lebih memperhatikan kepuasan kerja perawat dan melakukan evaluasi terhadap aspek-aspek yang menyebabkan perawat di ruang rawat inap tidak puas kaarena hal tersebut dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam pengelolaan sumber daya manusia

    KOMPETENSI MANAJERIAL PEJABAT STRUKTURAL DI RSUD KABUPATEN PANGKEP

    Get PDF
    Kompetensi manajerial merupakan salah satu kompetensi utama yang disyaratkan bagi seluruh pejabat struktural di rumah sakit berdasarkan Permenkes No. 971 Tahun 2009 akan tetapi saat ini sangat marak terjadi pengangkatan dan penempatan pejabat struktural utamanya di daerah yang tidak sesuai dengan kompetensi yang di syaratkan. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran kompetensi manajerial pejabat struktural di RSUD Kabupaten Pangkep. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi adalah seluruh bawahan langsung pejabat struktural di RSUD Kabupaten Pangkep berjumlah 75 orang. Penarikan sampel menggunakan total sampling. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat. Hasil Penelitian menujukkan kompetensi manajerial top manajer yang terdiri dari Direktur dan empat Kepala Bidang sebesar 23% sudah dalam kategori sedang dan 77% masih kompetensi manajerial rendah dan kompetensi manajerial middle manajer yang terdiri dari tiga Kepala Sub Bagian dan enam Kepala Seksi sebesar 100% masih dalam kategori rendah. Sedangkan kompetensi manajerial low manajer yang terdiri dari sebelas Kepala Instalasi sebesar 16,6% masih rendah dan 83,4% sedang. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa sebagian besar pejabat struktural yang berada pada posisi jabatannya saat ini masih memiliki kompetensi manajerial yang rendah dan masih sangat sedikit memiliki kompetensi manajerial sedang. Penelitian ini menyarankan perlunya peningkatan kompetensi manajerial utamanya untuk kompetensi pengambilan keputusan dan analitik serta memperhatikan jenis pendidikan yang dimiliki oleh para pejabat struktural yang menjabat saat ini

    Strengthening Community-based Surveillance Cadre Activeness through Interpersonal Communication and Module Development in Barru District

    Get PDF
    BACKGROUND: The low activity of community-based surveillance (CBS) cadres reflects the inadequate implementation of the CBS program. It can hinder the CBS program’s success. AIM: This study aimed to increase the activeness of CBS cadres through interpersonal communication and module development. METHODS: This research was a quasi-experimental research with the non-randomized pre-test and post-test control group design. This study’s population was all 48 cadres of CBS. They were not active in several subdistricts, including Tanete Riaja subdistrict, Barru subdistrict, Balusu subdistrict, and Mallusetasi subdistrict. The intervention sample was 20 people in the Tanete Riaja subdistrict. The control sample was 20 people scattered in the subdistricts of Barru, Balusu, and Mallusetasi, obtained by purposive sampling. Data analysis used the Chi-square test. RESULTS: There are differences in the increase before and after the interpersonal communication intervention and module development, from 0% to 65%. There was a difference in increasing activeness in the interpersonal communication intervention group and module development compared to the control group, which was only given module development (0.011). CONCLUSION: There were differences in the increased activity before and after interpersonal communication intervention and module development. There was a higher increase in the interpersonal communication intervention group and module development than only module intervention. It is suggested that the health office provides modules and interpersonal communication training to CBS cadres

    Pengaruh Lama Kerja terhadap Tingkat Organizational Citizenship Behavior (OCB) Perawat Suku Bugis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Labuang Baji

    Get PDF
    Bugis tribes is one of the most widely tribes spread in Indonesia known to have high enthusiasm, likes adventureand wandering.Their cultural value may affect to their performance in organization.This study aim was to analyzethe influence length of work employment on organizational citizenship behavior of bugineese nurse in the inpatientunit at Labuang Baji Hospital. This research is a quantitative research. The design used was analytic observationalwith a cross-sectional study approach. A sample of 98 nurses were selected by purposive sampling technique withthe Bugis tribe criteria. Data were analyzed using multiple linear regression tests. The results of the study showedthat all bugineese nurses at inpatient unit at Labuang Baji Hospital had a high OCB level. The results of the linearregression test between the length of employment and OCB showed that there was no effect between length ofemployment and OCB, with value of p = 0.203> 0.005. It was concluded that nurses had a high level of OCB, althoughwith different length of work, this was because the bugineese nurses had reflected the cultural value of siri ‘na pesse inthe form of matinulu (hard work), getteng (firm) and marenreng perru (loyal) when provided services in the hospital

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KESELAMATAN PASIEN RSUD SYEKH YUSUF GOWA

    Get PDF
    Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang dibuat oleh rumah sakit agar asuhan pasien lebih aman. Insiden keselamatan pasien merupakan salah satu penilaian kinerja rumah sakit yang dapat dipengaruhi oleh kinerja individu (perawat). Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, dan beban kerja terhadap kinerja perawat dalam mengimplementasikan keselamatan pasien di instalasi rawat inap RSUD Syekh Yusuf Gowa. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh perawat rawat inap sebanyak 82 perawat.Pengambilan sampel menggunakan teknik exhautive sampling.Analisis data adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0,28), motivasi (p=0,00), dan beban kerja (p=0,10) berhubungan dengan kinerja keselamatan pasien oleh perawat. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan, motivasi, dan beban kerja terhadap kinerja perawat dalam mengimplementasikan keselamatan pasien di instalasi rawat inap RSUD Syekh Yusuf Gowa

    PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD MASSENREMPULU ENREKANG

    Get PDF
    Kepuasan kerja perawat sangat di butuhkan bagi perawat agar meningkatkan pelayanan kesehatan. Penelitian inibertujuan mengalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja perawat di RSUD MassenrempuluEnrekang Tahun 2017. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Rancangan yang digunakan adalahobservasional analitik dengan pendekatan cross sectional study . Sampel sebanyak 94 orang yang ditentukandengan teknik Accidental sampling. Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistikmelalui uji regresi linier sederhana dan dilanjutkan dengan uji regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat. Pengaruh yang positif dansignifikan ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,005 nilai α serta nilai t hitung = 19,692 > t tabel= 1,960. kolaborasi perawat-dokter tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat. Pengaruhinsignifikan ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,245 > 0,005 nilai α serta nilai t hitung = 1,170< t tabel= 1,960. Keikutsertaan dalam pengambilan keputusan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat .Pengaruh yang positif dan signifikan ditunjukkan oleh nilai t hitung = 1,990 > t tabel = 1,960. Dan variabelyang paling berpengaruh adalah kepemimpinana dengan nilai p=0.000 <0.05. kesimpulan dari hasil penelitianini adalah lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat ditunjukkan oleh nilaisignifikansi sebesar 0,036 < 0,005
    corecore