62 research outputs found
PENGEMBANGAN PRODUK LOKAL DESA MARGOREJO SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG PENGEMBANGAN RINTISAN DESA WISATA
ABSTRAKÂ Tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan produk lokal di rintisan Desa Wisata Margorejo yang berupa keripik singkong, kecap dan kue kering. Metode yang digunakan adalah pemberian motivasi kewirausahaan, pendampingan pengurusan Perijinan Industri Rumah Tangga (PIRT), pendampingan produksi dan pendampingan pemasaran produk. Hassil kegiatan menunjukkan bahwa ibu Kunarti sebagai demonstration plot meningkat motivasi usahanya. Selanjutnya ijin PIRT telah selesai pada 30 Agustus 2016. Keberlanjutan pendampingan didukung oleh tim promosi dan pemasaran desa wisata Margorejo. Tim promosi dan pemasaran terdiri dari temen-teman IPPNU hasil pemberdayaan masyarakat KKN PPM A-R-S UNDIP 2016
Profil Hematologi Rusa Timor(Rusa timorensis) Betina Berahi yang Disuplementasi dengan Mineral Selama Satu Siklus Berahi
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Maret sampai 31 Mei 2016 di
penangkaran rusa Timor, Kudus. Penelitianini bertujuan mengetahui dinamika
profil hematologi selama fase estrus dan mengetahui pengaruh suplementasi seng
(Zn), selenium (Se) dan magnesium (Mg) terhadap dinamika profil hematologi
selama fase berahi rusa Timor.
Materi yang digunakan darah rusa Timor betina dewasa sebanyak 10ekor
yang mempunyai body condition score(BCS) 2-3,25, poel 2, kondisi fisik baik dan
sudah pernah partus serta sampel darah. Perlakuan yang dilakukan adalah T0
(kontrol) tanpa suplementasi mineraldan T1 dengan suplementasi mineral.
Mineral yang digunakan dalam penelitian ini adalah magnesium (Mg), seng (Zn)
dan selenium (Se). Parameter yang diamati adalah total eritrosit, kadar
hemoglobin dan nilai hematokrit. Data rata-rata fluktuasi tiap fase dijelaskan
secara deskriptif, sedangkan data pengaruh suplementasi dianalisis statistic
menggunakan T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rusa Timor betina selama pengamatan
menunjukkan bahwa rata-rata total eritrosit memperlihatkan perbedaan jumlah
rata-rata total eritrosit dalam darah pada kelompok (T1) dengan kelompok (T0).
Perbedaan nyata (P≤0,05) total eritrosit pada jam ke-84 serta sangat nyata
(P≤0,01) pada jam ke-96, 108 dan 120. Perbedaan nyata (P≤0,05) kadar
hemoglobin pada jam ke-108. Perbedaan nyata (P≤0,05) nilai hematokrit pada jam
ke-0, 24, 72, 84 dan 96 serta perbedaan sangat nyata (P≤0,01) terjadi pada jam ke120,
(T1)
mempunyai
rata-rata
yang
lebih
tinggi
disbanding
dengan
(T0).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan profil hematologi dalam
satu siklus estrus kelompok rusa yang diberi suplementasi mineral meningkat
dibandingkan dengan kelompok rusa tanpa suplementasi mineral
Pengaruh Ekstrak Daun Binahong(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dalam Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Kualitas Semen Kambing Peranakan Etawah
Penelitian bertujuan untuk mengetahui penggunaan ekstrak daun Binahong
dalam pengencer tris kuning telur terhadap kualitas spermatozoa kambing
Peranakan Etawah.Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah
mengenai pemberian kadar ekstrak daun Binahongyang ditambahkan dalam
pengencer tris kuning telur terhadap motilitas, viabilitas dan persentase hidup
spermatozoa kambing PE. Penelitian telah dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak
(KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Jawa
Tengah pada bulan Maret – Juni 2016.
Materi yang digunakan dalam penelitian 6 ekor kambing PE jantan
denganumur 11 - 16 bulandan bobot badan ≥ 60 kg hingga ≤ 66 kg. Perlakuan
pada penelitian ini adalah T0 (Tris kuning telur + antibiotik penicilin dan
streptomycin), T1 (Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 1,28%) T2 (Tris
kuning telur + ekstrak daun Binahong 2,57%), T3 (Tris kuning telur + ekstrak
daun Binahong 3,85%), T4 (Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 5,10%).
Parameter yang diamati adalah motilitas, viabilitas dan persentase hidup
spermatozoa.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata
(P>0,05) antara T0 dengan T1 dan T2, namun terdapat perbedaan dengan T3 dan
T4 (P<0,05) pada motilitas spermatozoa. Pemeriksaan viabilitas spermatozoa
terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) antara T0 (perlakuan kontrol) dengan T1,
T2, T3 dan T4. Perlakuan T1 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T2, dan
berbeda nyata (P<0,05) dengan T3 dan T4. Perlakuan T2 tidak berbeda nyata
(P>0,05) dengan T3, namun berbeda nyata dengan T4. Pemeriksaan persen hidup
spermatozoa tidak terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) antara T0 dengan T1
dan T2, namun berbeda nyata (P>0,05) dengan T3 dan T4. Perlakuan T1 tidak
berbeda nyata (P0,05) dengan T3 dan
T4. Perlakuan T3 tidak berbeda nyata (P<0,05) dengan T4. Tidak adanya
perbedaan yang nyata dapat disebabkan karena kandungan flavonoid dalam
Binahong yang bekerja seperti antibiotik penicilin dan streptomycin, serta dapat
berperan sebagai antioksidan karena kandungan utamanya yaitu quercetin.
Perbedaan yang nyata antara T0 dengan perlakuan penambahan ekstrak daun
Binahong dapat disebabkan karena penambahan ekstrak daun Binahongyang
dosisnya tidak tepat dapat bersifat toksik bagi spermatozoa
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan ekstrak daun Binahong
harus dibatasi untuk mempertimbangkan kualitas semen yang diencerkan. Dosis
eksrak daun Binahong yang dapat ditambahkan dalam pengencer yaitu T1
(1,28%) dan T2 (2,5,7%) untuk hasil motilitas dan persentase hidup spermatozoa,
sedangkan viabilitas menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan T0
TINGKAH LAKU RUSA TIMOR (Rusa timorensis) BETINA YANG DISUPLEMENTASI MAGNESIUM, SENG DAN SELENIUM PADA SATU SIKLUS ESTRUS
ACHMAD SETIYONO. 23010112140314. 2016. Tingkah Laku Rusa Timor (Rusa timorensis) Betina yang Disuplementasi Magnesium, Seng dan Selenium pada Satu Siklus Estrus (Pembimbing : DAUD SAMSUDEWA dan YON SOEPRI ONDHO). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret - 31 Mei 2016 di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tingkah laku rusa Timor betina selama satu siklus estrus serta mengetahui pengaruh suplementasi magnesium, seng dan selenium terhadap tingkah laku rusa Timor betina selama satu siklus estrus. Materi yang digunakan berupa rusa Timor (Rusa timorensis) betina yang telah disinkronisasi estrus dengan BCS 2 - 3,25 dan poel 2 sebanyak 10 ekor. Kondisi rusa sudah pernah melahirkan dan sehat fisik. Alat yang digunakan untuk pengamatan tingkah laku berupa kamera digital, kabel charger kamera digital, tabel ethogram, laptop, alat tulis serta jam digital. Alat yang digunakan dalam pembuatan mineral blok adalah pres mineral, kuas, gelas, tongkat penekan, gelas ukur, timbangan analitik dan timbangan digital dengan kapasitas 5 kg, oven, blender, plastic wrap, sendok. Bahan yang digunakan adalah bekatul, onggok kering, bungkil kedelai, premix, garam, molases, vitamin (A, D, E, dan K), mineral (magnesium, seng dan selenium), minyak sayur, kertas minyak, sabun cair, dan air. Alat yang digunakan saat pelaksanaan sinkronisasi adalah pencetak spon, spon vagina, jarum, benang, spuit 10 cc, mangkok, ember, box pengering, sarung tangan, aplikator sinkronisasi. Bahan yang digunakan adalah medroxy progesterone acetat (MPA), metanol, sabun cair, aquabidest, tissue, alkohol 70%, betadin dan KY Jell. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 (kontrol) tanpa suplementasi mineral dan T1 dengan suplementasi mineral. Parameter tingkah laku yang diamati adalah urinasi, following, kissing other female, walking around the fence, shouting, standing heat, makan dan minum. Data urinasi, following, walking around the fence, kissing other female, shouting, makan dan minum dianalisis statistik dengan menggunakan Mann Whitney U-test. Data standing heat dianalisis deskriptif karena tidak terdistribusi normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkah laku rusa Timor betina selama satu siklus estrus menampakkan tingkah laku urinasi, following, kissing other female, walking around the fence, shouting, standing heat, makan dan minum. Suplementasi mineral magnesium, seng dan selenium tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap shouting, sedangkan pada urinasi, following, kissing other female, walking around the fence, standing heat, makan dan minum menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama satu siklus estrus rusa Timor menunjukkan fluktuasi frekuensi urinasi, following, kissing other female, walking around the fence, shouting, standing heat, makan dan minum serta suplementasi magnesium, seng dan selenium dapat mempengaruhi tingkah laku estrus rusa Timor betin
Kadar NaCl dan pH Lendir Serviks Rusa Timor (Rusa timorensis) Betina yang Mendapat Suplementasi Mineral Selama Siklus Estrus
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral
(Mg, Zn dan Se) yang berbentuk mineral blok terhadap tanda-tanda berahi melalui
kadar natrium klorida (NaCl) dan potential of Hydrogen (pH) lender serviks
selama siklus estrus rusa Timor. Manfaat dari penelitian adalah untuk mengetahui
tanda-tanda rusa birahi melalui kadar NaCl dan pH lender serviks. Memberikan
informasi kepada penangkar akan pentingnya suplementasi mineral (Mg, Zn dan
Se) terhadap reproduksi betina rusa Timor selama siklus estrus. Penelitian telah
dilaksanakan di usaha penangkaran rusa Timor di Desa Margorejo, Kecamatan
Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada 10 Maret - 30 Mei 2016. Materi
menggunakan 10 ekor rusa Timor betina body condition score(BCS) 2–3,25 dan
poel gigi 2 dengan kondisi sudah pernah melahirkan dan sehat fisik.Perlakuan
yang diterapkan adalah T0 (kontrol) tanpa suplementasi mineral dan T1 dengan
suplementasi mineral. Pengambilan data sebelumnya disinkronisasi spon vagina
denganmedroxy progesterone acetate(MPA). Parameter yang diamati adalah
kadar NaCl lender serviks dengan metode titrasi Mohr yang dilaksanakan di
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang dan pH lender serviks diukurdengan pH
indikator. Analisis data yang digunakan adalah uji t-test.
Hasil analisis uji t-test bahwa tampilan berahi dapat dilihat dari kadar NaCl
meningkat pada T0 di jam ke-72 dengan persentase 0,0028% dan pada T1 di jam
ke-84dengan persentase 0,0027%. pH lender serviks terjadi fluktuasi selama
siklus estrus dan pH netral serta cenderung basa antara 7,76-8,52. Tidak ada
pengaruh nyata dari suplementasi mineral (Mg, Zn dan Se) yang berbentuk
mineral blok terhadap kadar NaCl dan pH lendir serviks selama siklus estrus rusa
Timor.Siklus estrus dipengaruhi oleh laju hormon estrogen, adrenalin,
mineralokortikoid dan dibantu oksitosin. Mineralokortikoid adalah subtype
darigolongan hormone kortikoid yang berfungsi sebagai regulasi ekskresi cairan
elektrolit pada ginjal dan menjaga keseimbangan garam natrium, klorida, kalium
dan hydrogen yangdialirkan keseluruh tubuh termasuk sel goblet melalui sel saraf.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adalah melalui titik
puncak estrus, kadar NaCl dan pH lender serviks selama siklus estrus rusa Timor
antara yang disuplementasi dengan mineral (Mg, Zn dan Se) yang berbentuk
mineral blok dan tanpa suplementasi adalah sama. Perlu penelitian lebih lanjut
untuk level pemberian suplementasi mineral (Mg, Se dan Zn) supaya dapat
diketahui level yang tepat untuk reproduksi rusa Timor betinadan pemberian
suplementasi mineral sebaiknya selama penelitian
Proses Produksi Semen Beku Sapi Friesien Holstein di Balai Inseminasi Buatan Lembang, Bandung, Jawa Barat
Tugas Akhir disusun berdasarkan serangkaian kegiatan Praktek Kerja
Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 02 Februari – 18 Maret 2015 di Balai
Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung, Jawa Barat. Tujuan dari Praktek
Kerja Lapangan ini adalah untuk mengetahui dan memahami tata laksana proses
produksi semen beku sapi Friesien Holstein (FH) meliputi proses penampungan
semen, pemeriksaan kualitas semen, pengenceran semen, printing straw, filling &
sealing dan pembekuan semen di BIB Lembang Bandung.
Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah semen dari
12 ekor Sapi Pejantan FH di BIB Lembang. Metode yang digunakan dalam
Praktek Kerja Lapangan adalah pengamatan dan berpartisipasi langsung dalam
melaksanakan segala kegiatan rutin sesuai jadwal kerja di BIB Lembang
mengenai pemeliharaan pejantan FH dan produksi semen beku serta mencatat
data-data yang mendukung proses produksi semen beku di BIB Lembang melalui
tanya jawab dengan instruktur lapangan. Data yang diperoleh meliputi data primer
yang berupa data hasil kerja praktek, pengamatan dan tanya jawab dengan
instruktur lapangan dan staf karyawan BIB Lembang, serta data sekunder berupa
catatan kerja harian laboratorium. Data dianalisis kemudian dibandingkan dengan
literature sehingga diperoleh kesimpulan tentang produksi semen beku yang tepat
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas semen beku sapi pejantan FH.
Hasil dari Praktek Kerja Lapangan menunjukkan bahwa proses
penampungan semen di BIB Lembang menggunakan metode vagina buatan atau
Artificial Vagina (AV). Proses penampungan meliputi persiapan pejantan,
persiapan vagina buatan dan pelaksanaan penampungan. Proses penampungan
sapi FH dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis. Pemeriksaan semen segar
secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi dan pH, sedangkan
pemeriksaan mikroskopis meliputi gerak massa, motilitas dan konsentrasi. BIB
Lembang menentukan standart motilitas 70% dan gerakan massa 2+. Proses
pengenceran dilakukan dengan menggunakan kuning telur dan susu skim sebagai
pengencer. Pemeriksaan semen beku meliputi test before freezing dengan
presentase motilitas 60%, post thawing motility dengan presentase motilitas 40%,
test water incubator dengan presentase motilitas 10%. Kesimpulan yang diperoleh
yaitu produksi semen beku sapi FH di BIB Lembang dilakukan dengan baik mulai
dari persiapan penampungan semen segar sampai penyimpanan semen beku dalam
storage container
Pemberian Larutan Daun Binahong Dalam Memperpendek Fase Involusi Uterus Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan Tipologi Ferning Serviks Dan Saliva (Effect of Binahong's Leaves Solution in Shortening Uterine Involution of Etawah Goat Grade Based on Typology
Aim of the study was to determine the effect of binahong's leaves solution (Anredera cordifolia) on shortening the uterine involution evaluated through based typology ferningof cervical mucus and saliva of goats. Eight Etawah goat Grade (PE) were divided into 4 groups. Those were A group (without giving solution Binahong leaf ), B (giving solution leaves much Binahong 0.54 g/kg body weight of goats), C (leaf Binahong solution giving as much as 0.64 g/kg body weight of goats) and D (giving solution Binahong leaves as much as 0.78 g/kg body weight of goats). Giving binahong solution administered for 7 consecutive days in the morning and aftenoon after 7 days postpartum. Intake of cervical mucus and saliva collected in the morning for 7 days after treatment administration. The results of the p-value of cervical and salivary ferning goat had 0.981 (p>0.05) and 0.847 (p>0.05). Kruskal Wallis H - Test showed no significant difference between cervical and salivary ferning with Anredera cordifolia solution to shorten the involution of the uterus. Solution leaves binahong given on Etawah Goat Grade (PE) of 0.54g/kg body weight of goats to 0.78g /kg body weight of goats for 7 days post partum from day 8 to day 14 can not shorten the phase involution of the uterus. Phytoestrogens are there in the new binahong leaves can work to help the uterine contractions locia spending. It is marked by lack ofvisibility typologi of ferning cervix and salivary
PENGARUH BODY CONDITION SCORE (BCS) TERHADAP KUALITAS SEMEN DOMBA WONOSOBO DI KABUPATEN WONOSOBO
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi dan mengetahui kualitas semen
Domba Wonosobo (Dombos) baik secara makroskopis maupun mikroskopis
dengan body condition score (BCS) yang berbeda. Penelitian dilakukan pada bulan
Oktober hingga Desember 2015 di beberapa kecamatan di Kabupaten Wonosobo.
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 13 ekor Dombos pejantan
berumur 2-3 tahun dengan BCS 2 dan 3. Alat yang digunakan ialah vagina buatan,
tabung penampung semen berskala, termometer raksa, alumunium foil, beaker
glass, pipet tetes, pH meter, object glass, deck glass, bantal hangat, bunsen, hand
tally counter dan mikroskop. Bahan yang digunakan yaitu air hangat bersuhu
±500C, pelicin vagina buatan, eosin 2% dan NaCl 0,9%. Parameter yang diamati
meliputi volume, warna, bau, derajat keasaman (pH), gerak massa, motilitas,
persentase hidup dan abnormalitas semen. Metode pada penelitian ini adalah
metode studi kasus dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Data
yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan u-test.
Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada pengaruh nyata antara kedua
body condition score (BCS) terhadap volume, warna, bau, pH, gerak massa,
persentase hidup dan abnormalitas semen Dombos pejantan. Namun memberikan
pengaruh nyata terhadap motilitas semen Dombos pada taraf signifikasi 5%
(P<0,05). Dombos dengan BCS 3 memiliki nilai motilitas lebih baik yakni 80,21%
dibandingkan BCS 2 sebesar 69,68%. Kedua nilai motilitas tersebut berbeda nyata
namun masih dalam taraf normal nilai motilitas yaitu 60-80%.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah BCS tidak memberikan
pengaruh kepada kualitas semen segar Dombos. Semen segar Dombos dari dua
kelompok BCS yang berbeda (2 dan 3) memiliki kualitas yang baik, sehingga layak
digunakan sebagai pejantan dalam perkawinan
Hubungan Motivasi dengan Perilaku dalam Pemanfaatan Teknologi Inseminasi Buatan pada Peternak Anggota Kelompok Tani Ternak Sapi Perah (Studi Kasus di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang)
The aim of this research is to determine a relationship between motivation and behavior in the use of artificial insemination technology on farmer members of Livestock Farmers Community (KTT) in the West Ungaran District. The study conducted on December 2012 up to January 2013. Survay method was used in this research. Responden were chosen with stratified random sampling supported with slovin equation. Primary and secondary data were collected. Descriptive quantitatif was used in data analysis, supported with Statistical Package for Social Science (SPSS) 16. The result showed correlation between motivation and behavior, knowledge, atitude and skills with r-square 0,979, 0,979, 0,556 and 0,962, respectively. Highly correlation showed in correlation of motivation and behavior towards artificial inseminaton technology used. Factor affected correlation of motivation and behavior towards artificial inseminaton technology used are age and experience. This study concluded that increasing motivation of responden will increased behavior of the artificial inseminaton technology used. Suggested that increasing skills of farmers by government to increased bahavior of the artificial inseminaton technology used
- …