34 research outputs found
PERLAWANAN TOKOH PEREMPUAN TERHADAP BUDAYA PATRIARKI DALAM NOVEL TARIAN BUMI KARYA OKA RUSMINI (KAJIAN FEMINISME)
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perjuangan tokoh perempuan dalam melawan budaya patriarki pada novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori feminisme sebagai pisau analisismya. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini, yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data sebagai berikut: membaca berulang-ulang secara keseluruhan novel tersebut untuk memahami isinya secara utuh, mencatat kata, kalimat, atau data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, mencatat serta mengumpulkan teori-teori yang relevan yang berhubungan dengan penelitian, melakukan penelitian berdasarkan teori yang sudah ada, dan menarik simpulan. Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut: deskripsi data, klasifikasi data, analisis data, interpretasi data, dan evaluasi. Teknik analisis data yang digunakan yakni: pengolahan dan penyajian data, membaca keseluruhan data, coding data dan interpretasi data. Temuan dalam penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki seharusnya memperoleh kesetaraan dalam hak-hak dan kewajibannya, sehingga perempuan bisa mendapatkan kebebasan seperti laki-laki. Tokoh-tokoh perempuan dalam novel Tarian Bumi menentang adat dan budayanya sendiri demi tewujudnya kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan tanpa memandang kelompok sosial tertentu
SINCERITY VALUE IN MERINDU CAHAYA DE AMSTEL MOVIE (STUDY SOCIOLOGY OF LITERATURE)
A movie is one of oral literature that is a major literary goal for connoisseur of literature. One of the films that became an object of this study was the Merindu Cahaya De Amstel movie that had a storied life on a continent in Europe. Merindu cahaya de amstel movie reveals many of the problems that often occur in daily life, but it has become interesting to study because of the sincerity values it contains. The study hopes that learning about the value of the sincerity held by Merindu cahaya de amstel will be a study and reference to a millennium child knowing the value of the sincerity that is then a role model in life, thus shaping children's character, attitudes, and behavior today. In the value of sincerity that will be discussed in this study rests upon the value of sincerity with two categorically as: 1) grace in the worship of god almighty and 2) grace in the pursuit of god's reward. The research he obtained was: That is 1) showing people's attitude is alive with the only will of god whatever he does all acts of kindness, 2) showing that people is obedient to a command that god has ordained, and 3) showing that they are conscious of all their good deeds and their charitable acts It was attitude that showed the value of sincerity in merindu cahaya DE amstel movie.
Keywords: sincerity value, movi
Kajian Psikologi Humanistik Abraham Maslow Pada Tokoh Dalam Novel “Garis Waktu” Karya Fiersa Besari
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk pemenuhan kebutuhan yang dialami tokoh dalam novel Garis Waktu karya Fiersa Besari berdasarkan teori hirarki kebutuhan bertingkat Abraham Maslow. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berasal dari novel Garis Waktu karya Fiersa Besari, yang terdiri dari dialog, kalimat, frasa, dan kata-kata tokoh utama. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data melalui studi pustaka yaitu dengan cara membaca bacaan yang menunjang dalam penyelesaian masalah. Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa karakter utama dalam novel Garis Waktu karya Fiersa Besari melakukan berbagai hal untuk memenuhi kebutuhan mereka
NILAI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK HIDUP DALAM MITE DEWI KILISUCI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN MORAL MASYARAKAT
Penelitian ini bertujuan untuk menggali pelestarian budaya mitos yang ada di daerah Kediri tepatnya digunung Kelud. Pada penelitian ini peneliti memerikan hasil penelitian tentang nilai manusia sebagaimakhluk hidup yang terbagi menjadi tiga yaitu, nilai keseimbangan antar makhuk hidup, nilai cinta kasihantar makhluk hiudp, nilai konsistensi antar makhuk hidup dan nilai kepercayaan diri anta makjlukhidup. Ketiga nilai tesebut memiliki pesan moral yang dihasilkan dari cerita Dewi Kilisuci. Seorang dewiyang diperebutkan oleh lelaki dimasanya sehingga ayahnya rela berbuat sesuatu demi anaknya.Sayembara terbentuk berkat raja yang tidak mau adanya pertumpahan dara. Kemenangan sayembaratersebut jatuh ke lelaki yang buruk rupa yaitu Lembu Suro. Dewi Kilisuci yang tau kalau pemenang ituburu rupa akhirnya memohon kepada ayahnya untuk menolaknya. Raja Brawijaya demi anaknyaakhirnya membunuh Lembu Suro dengan menjatuhkannya ke dalam sumur yang telah ia buat sebagaisyarat diterima cintanya oleh Dewi Kilisuci. Nilai moral adalah konsep baik dan buruk dari sebuahtindakan yang diukur dengan moritas. Nilai moral yang terkandung dalam mitos Dewi Kilisuci adalahcerita ini dapat kita jadikan sebagai contoh tindakan seorang ayah yang melindungi anaknya sampaimenghalalkan segala cara agar tidak menikahi lelaki yang buka dia impikan
Semiotics in Tengger Mask Puppet Show on Bethara Kala’s Tale
Tengger puppet mask contains a lot of semiotics. Semiotics consists of icons, indexes and symbols. Icons consist of (1) typology icons, such as mountains, oxen, vegetable plants (2) diagrammatic icons, such as the Ruler of Sang Sang Hyang Pikulun Sas Sis, Sang Hyang Punggung, Sang Hyang Pongat, Sang Hyang Lesmana Dewa, Sang Hyang Manikmaya, (3) metaphorical icons, such as Sang Hyang Punggung’s sensing through the mediation of the jayengkaton story that the budama buddha is near Semeru Mountain. Index is a sign that indicates a natural relationship between signs and markers that are causal relationships, such as Sang Hyang Punggung’s sensing through mediation of jayengkaton stories. While symbols are signs that do not show any natural connection between markers and their markings and have broad meanings, such as white pigeon, Bethara Guru, Bethara Kala. Keywords: Semiotics, icons, indexes, symbols, Tengger mask puppets, Bethara Kala. DOI: 10.7176/RHSS/9-12-14 Publication date:June 30th 201
KRITIK SOSIAL DAN NILAI MORAL INDIVIDU TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA LEILA S. CHUDORI
Kritik sosial dan nilai-nilai moral selalu tertuang dalam suatu karya sastra karena merupakan cerminan dari realitas sosial di masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk-bentuk kritik sosial dan nilai moral individu yang dapat diteladani dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data simak dan catat. Dari penelitian ini dapat ditemukan perwujudan kritik sosial yang berupa 1) Pihak berwajib dan penguasa tidak mampu melindungi rakyat kecil, 2) masyarakat yang malas berbenah diri, 3) penindasan untuk mendapatkan informasi, 4) penyelewengan hegemoni dan ideologi pemerintahan, 5) pergerakan radikalisme mahasiswa, 6) tindakan sewenang-wenang kepada petani dan empat nilai moral individu yang diantaranya 1) pantang menyerah, 2) suka membantu, 3) kesetiaan, dan 4) rela berkorban. Kesimpulan yang didapatkan yaitu masih banyak ketimpangan sosial yang terjadi di dalam masyarakat oleh karena itu, pengarang mewadahi kritik sosial dan nilai-nilai moral melalui karya sastra agar pembaca senantiasa peka terhadap konflik-konflik yang terjadi di lingkungan sosial
Pendidikan Karakter Tokoh Bethara Guru dalam Lakon Bethara Guru Krama Wayang Topeng Tengger
Pembentukan karakter masyarakat tidak terlepas dengan kondisi lingkungan, adat, budaya yang berlaku. Seperti tokoh-tokoh dan teladan dalam cerita rakyat, salah satunya adalah tokoh Bethara Guru dalam Lakon Bethara Guru Krama di Pewayangan Tengger. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil analisis dari pendidikan karakter yang terdapat pada peneladanan tokoh Bethara Guru dalam Lakon Bethara Guru Krama Wayang Topeng Tengger. Keteladanan karakter tokoh-tokoh dan cerita pada Lakon Bethara Guru Krama dapat dijadikan sebagai bentuk materi dan dasar ajuan untuk membangun dan mendidik karakter individual seseorang, baik formal maupun non-formal. Sosok inti di tiap generasi dalam lakon Bethara Guru Krama memiliki beberapa sikap yang patut ditelaah dan diteladani. Penelitian ini disusun menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan sumber data dan data penelitian bentuk sastra lisan berupa cerita lakon Bethara Guru Krama yang disampaikan oleh dalang Ki Lebari pada pegelaran wayang topeng di desa Wonosari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik rekam catat. Model penelitian dalam penelitian ini menggunakan analisis konten. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan kecukupan bahan referensial. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi (1) transkripsi data rekaman, (2) transliterasi data rekaman, (3) klasifikasi data, (4) analisis struktur dan interpretasi, dan (5) pengujian data. Hasil penelitian berupa pendidikan karakter yang dapat diperoleh melalui teladan tokoh Bethara Guru dalam lakon Bethara Guru Krama Wayang Topeng Tengger yang merupakan modifikasi representatif masyarakat dengan tujuan membentuk karakter yang baik. Tokoh Bethara Guru dalam lakon Bethara Guru Krama juga merupakan sosok yang berperan penting dalam meneladani pembentukan karakter manusia di tengah masyarakat. Karena lakon Bethara Guru Krama kerap dibawakan pada pertunjukan Wayang Topeng Tengger dalam upacara adat ruwatan, baik ruwatan adat maupun ruwatan anak. The formation of community character is inseparable from the prevailing environmental conditions, customs and culture. Like the figures and role models in folklore, one of them is the character Bethara Guru in the Lakon Bethara Guru Krama in the Wayang Topeng Tengger. This study aims to present the results of the analysis of character education contained in the example of the character Bethara Guru in the Lakon Bethara Guru Krama Wayang Topeng Tengger. The character traits and stories in the Lakon Bethara Guru Krama can be used as a form of material and a basis for submission to build and educate one's individual character, both formal and non-formal. The central figure in each generation in the Lakon Bethara Guru Krama has several attitudes that should be studied and emulated. This research was compiled using a qualitative approach based on data sources and research data on the form of oral literature in the form of the story of the Lakon Bethara Guru Krama which was delivered by the puppeteer Ki Lebari at a mask puppet performance in Wonosari village, Sumber sub-district, Probolinggo district. The data collection technique in this study used note-taking and record techniques. The research model in this study uses content analysis. Test validity of the data in this study using the adequacy of referential materials. Data analysis techniques in this study included (1) transcription of recorded data, (2) transliteration of recorded data, (3) data classification, (4) structural analysis and interpretation, and (5) data testing. The result of the research is character education that can be obtained through the example of the character Bethara Guru in Bethara Guru Krama play Wayang Topeng Tengger which is a representative modification of the community with the aim of forming good character. The character of Bethara Guru in Bethara Guru Krama play is also a figure who plays an important role in modeling the formation of human character in society. Because the Bethara Guru Krama play is often performed at the Tengger Mask puppet show in traditional ruwatan ceremonies, both traditional ruwatan and children's ruwatan
AKTUALISASI DAN SELF DEFENSE MECHANISM TOKOH UTAMA NOVEL “BUNGKAM SUARA”: KAJIAN PERSPEKTIF PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD
Sastra merupakan penerapan manusia dalam tindakan dengan harapan yang diinginkan. Psikologi merupakan ilmu mengenai perilaku dan pikiran manusia kemudian dikaitkan dengan bidang lain seperti sastra dan ilmu pengetahuan lainnya. Dapat disimpulkan sastra memiliki hubungan erat dengan manusia. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan analisis terhadap novel “Bungkam Suara” karya J.S Khairen, novel “Bungkam Suara” banyak melukiskan gambaran aspek kehidupan terutama pada kepribadian tokoh utama yakni Juju Timur. Analisis dalam penelitian ini meliputi struktur kepribadian dan self defense mechanism dalam tinjauan perspektif psikonalisis Sigmund Freud. Struktur kepribadian dalam pandangan Freud terbagi menjadi tiga yakni. (1) Id, adalah keinginan, didorong oleh prinsip kesenangan, kenikmatan, dan kenyamanan serta berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan timbul kecemasan dan ketegangan. Id juga menghindar dari rasa sakit, ketidaknyamanan, dan selalu memilih posisi yang aman. (2) Ego, merupakan pelaksana untuk menghilangkan sebuah ketegangan. Ego dapat memberi wadah untuk menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, bahkan memberi pertimbangan. Ego memiliki beberapa aspek diantaranya tindakan, peranan, dan kepuasan. (3) Superego merupakan pengenal nilai baik dan buruk yang mengacu pada nilai moral yang berkembang pada kehidupan bermasyarakat. Superego sendiri sama halnya dengan hati nurani yang menentukan pilihan perilaku seseorang apakah pantas atau tidak. Analisis self defense mechanism (mekanisme pertahananego) tokoh Juju Timur yakni. (1) Rasionalisasi, merupakan salah satu mekanisme pertahanan ego yakni seseorang akan melakukan tindakan pembenaran pada tindakannya. Seseorang tidak melihat bahwa Tindakan yang dilakukan adalah perbuatan yang salah atau tidak baik. (2) Intelektualisasi, merupakan salah satu mekanisme pertahanan ego yakni seseorang akan mengesampingkan emosi pada atau melalui proses sikap kesadaran
UPAYA PENINGKATAN PUBLIKASI MAHASISWA DI JURNAL MELALUI PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Keberadaan artikel ilmiah pada jurnal nasional atau internasional diperlukan untuk menunjangperingkat universitas. Semakin tinggi jumlah publikasinya, angka kredit dalam indikator penilaianpemeringkatan perguruan tinggi juga semakin meningkat. Namun, sampai saat ini jumlah publikasimasyarakat Indonesia masih rendah. Salah satu akar permasalahan yang berhasil diidentifikasi adalahmasih kurangnya publikasi khususnya mahasiswa dalam jurnal nasional atau internasional bereputasi.Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah salah satunya dengan mewajibkan publikasi bagi mahasiswaakhir sebagai syarat kelulusan. Namun, jika hal itu tidak didukung dengan keterampilan dalam menulisartikel, maka akan sia-sia. Faktor yang berpengaruh antara lain adalah belum semua mahasiswa terlatihdalam penulisan artikel ilmiah. Oleh karena itu, perlu peningkatan kemampuan dalam penulisan artikelilmiah, terutama bagi mahasiswa. Salah satu solusi pemecahan masalah tersebut yaitu dengan melakukanpelatihan penulisan artikel ilmiah. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswadalam menulis artikel ilmiah. Metode pelaksanaan dilakukan secara daring atau online melalui mediazoom. Pemaparan materi diberikan langsung oleh narasumber kepada mahasiswa mitra, kemudianmahasiswa diberikan waktu satu minggu untuk mengaplikasi materi yang didapat melalui coaching clinic.Coaching clinic dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan pemantauan kepada mahasiswa saatpraktik penulisan artikel
MASYARAKAT DESA SEMBUNG PARENGAN TUBAN SEBAGAI MASYARAKAT BAHASA: (Kajian Sosiolinguistik)
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya masyarakat bahasa di desa Sembung sesuai dengan teori bidang sosiolinguistika. Topik masyarakat bahasa merupakan pondasi utama dalam studi sosiolinguistika. Masyarakat bahasa sering diartikan sebagai sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu dengan menggunakan bahasa yang sama dan saling dimengerti sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Data yang digunakan adalah masyarakat bahasa di desa Sembung, Parengan, Tuban sebagai masyarakat bilingual. Teknik pengumpulan data menggunakan rekam dan catat. Beberapa percakapan dari masyarakat desa Sembung direkam, kemudian dianalisis menggunakan teori sosiolinguistika. Teknik analisis data berupa, 1) merekam beberapa percakapan; 2) mencatat dialek yang terkandung dalam percakapan; 3) pengkorelasian dengan teori masyarakat bahasa dalam bidang sosiolinguistika; 4) identifikasi masyarakat Desa Sembung sebagai masyarakat bahasa; 5) penyimpulan data. Sumber data yang digunakan adalah tiga sampel masyarakat Desa Sembung. Masyarakat desa Sembung termasuk ke dalam masyarakat bahasa bilingual dengan penguasaan dua bahasa, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.