17 research outputs found

    IMPLEMENTASI ALGORITMA CLUSTERING ISMC DAN FCM ( Studi Kasus : Jalur PMB di IT Telkom Bandung) IMPLEMENTATION CLUSTERING ALGORITHM ISMC AND FCM (Study Case : Admissions Path at IT Telkom Bandung)

    Get PDF
    ABSTRAKSI: Clustering merupakan salah satu metode dalam data mining yang sering digunakan dalam penelitian, yang mempunyai tujuan untuk mengelompokkan data tanpa adanya label kelas atau yang sering disebut unsupervised. Dalam tugas akhir ini akan membahas tentang algoritma clustering yang berusaha mengelompokkan data mahasiswa ke dalam sejumlah cluster.Algoritma yang digunakan adalah gabungan 2 (dua) algoritma clustering yaitu ISMC (Improved Split and Merge Classification) dan FCM (Fuzzy C-Means). Kedua algoritma tersebut memiliki peran yang berbeda. Untuk ISMC digunakan untuk menentukan jumlah cluster, sedangkan FCM digunakan untuk menentukan anggota tiap cluster.Analisa performansi algoritma menggunakan 2 (dua) parameter yaitu between cluster scatter matrix Sb dan within cluster scatter matrix Sw Dari hasil pengujian performansi dengan menggunakan 2 (dua) set data yaitu data bunga iris dan data mahasiswa diperoleh bahwa Sw algoritma gabungan mengalami perbaikan. Untuk data set bunga iris dapat mencapai 81%, sedangkan data set mahasiswa mencapai 99% lebih baik dibanding dengan algoritma ISMC. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa algoritma gabungan mampu menghasilkan cluster yang lebih homogen dibanding dengan ISMC.Kata Kunci : Data mining, Algoritma clustering, between cluster scatter matrix, within cluster scatter matrix, data bunga iris, data mahasiswaABSTRACT: Clustering is one of data mining method which is used often on a research that has a purpose to cluster or grouping data without class label which is called unsupervised. In this final task will research about clustering algorithm which is try to group university student’s data into some cluster.The algorithm which is used is merging two clustering algorithm, they are ISMC (Improved Split and Merge Classification) and FCM (Fuzzy C-Means). Those two algorithm have a different character. ISMC is used for determining the amount of cluster, and FCM is used for determining the member of each cluster.The algorithm performance analysis using two parameters, they are “between cluster scatter matrix Sb” and “within cluster scatter matrix Sw”. From the performance testing result with two data set, bunga iris data and university student’s data got the merge Sw algorithm is getting better. For bunga iris data set can reach 81%, and university student’s data set reaches 99%, better than ISMC algorithm. Those conclude that merge algorithm produce more homogen cluster than ISMC.Keyword: Data mining, clustering algorithm, between cluster scatter matrix, within cluster scatter matrix, bunga iris data, university student’s dat

    MANAJEMEN KONTEN PADA MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PENINGKATAN EKONOMI IBU RUMAH TANGGA

    Get PDF
    Perkembangan Kewirausahaan berkembang dengan memanfaatkan Teknologi Informasi berbasis online. Media – media sosial menjadi target pasar dalam bisnis berwirausaha.  Untuk memasarkan produk – produk yang akan ditawarkan ke pelanggan, dibutuhkan konten (isi) pesan yang tidak membingungkan dan menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Manajemen Konten telah terbukti memberikan hasil yang signifikan dalam penjualan dan memberikan pembentukan brand equity dan brand Value sebuah nama atau Merk. Dengan menerapkan manajemen konten, pelanggan dengan mudah mengetahui secara detail produk yang ditawarkan beserta harganya. Sehingga retensi pelanggan akan terjaga dan melakukan pembelian berulang. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus dengan para ibu Rumah Tangga yang berbisnis menggunakan metode online diwilayah Tangerang kemudian menerapkan manajemen konten dan membandingkan hasil sebelum dan sesudah diterapkannya manajemen konten. Penelitian ini menghasilkan sebuah model konten yang tepat bagi para wirausahawan dalam melaksanakan kegiatan operasional penjualan mulai dari perencanaan sampai dengan implementasi ke pelanggan. Kata Kunci : Kewirausahaan, Online, Media Sosial, Manajemen Konte

    Akumulasi Kromium (Cr) Pada Daging Ikan Nila Merah (Oreochromis Ssp.) Dalam Karamba Jaring Apung Di Sungai Winongo YOGYAKARTA

    Full text link
    Sungai Winongo merupakan salah satu sungai penting di Yogyakarta, karena berperan dalam menunjang dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan logam berat kromium (Cr) pada air dan daging ikan nila merah di Sungai Winongo Yogyakarta serta mengetahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Penelitian menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dengan penetapan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling. Metode analisis uji kandungan logam berat Cr pada air dan ikan nila merah menggunakan AAS. Konsentrasi Cr pada air di Sungai Winongo Yogyakarta adalah 0,0213 mg/L, nilai ini masih berada di bawah ambang batas yang sudah ditetapkan PPRI No. 82 Tahun 2001 yakni sebesar 0,05 mg/L. Pada ikan nila merah diketahui akumulasi tertinggi pada stasiun 1 sebesar 10,2265 mg/Kg; kemudian pada stasiun 3 dan 2 sebesar 9,81075 mg/Kg dan 9,2245 mg/Kg. Nilai ini melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Dirjen POM 1989 yakni sebesar 2,5 mg/Kg. Simpulan dari penelitian ini adalah kandungan Cr dalam air masih di bawah ambang batas. Ikan nila merah di sungai Winongo sudah mengakumulasi Cr di atas ambang batas, sehingga tidak layak konsumsi.Winongo river is one of the important rivers in Yogyakarta because this supports and fulfils the people's needs. The purpose of this study was to determine the heavy metal content of Cr in water and red tilapia fish meat captured in Winongo Yogyakarta and to know whether the meat is edible or not. The study design was used exploration design with survey method, in which the determination of sampling was using purposive random sampling. Method of test analysis of heavy metals Cr in water and red tilapia was using AAS. Chromium concentration in water of Winongo river was 0.0213 mg/l, this value remains below the threshold set by PPRI No. 82 year 2001 which was 0.05 mg/L, the highest accumulation of Cr in red tilapia meat was at station 1 i.e. 10.2265 mg/Kg; followed by station 3 and 2 by 9.8108 mg/Kg and 9.2245 mg/Kg, respectively. Thiese values exceed the standard quality set forth by the Director General of POM in 1989 i.e. 2.5 mg/Kg. The conclusion was that Cr content in the water is still below the threshold but Tilapia fishes in Winongo river accumulated Cr above the threshold, so that people better not consume red tilapia fish

    Sistem Ujian Rating Berbasis Web Untuk Personil Pemandu Lalu Lintas Udara (Studi Kasus Airnav Indonesia)

    Get PDF
    Pemandu lalu lintas (Air Traffic Controller) sering disebut mata dan telinga para pilot. Semua personil pemandu lalu lintas udara di Airnav Indonesia diwajibkan melakukan ujian rating setiap enam bulan sekali supaya rating-nya tetap berlaku dan bisa melakukan pemanduan. Hal ini sesuai dengan aturan KP 287 tahun 2015 pasal 22 ayat 2 yang menyatakan bahwa masa berlaku izin rating yang diberikan oleh regulator untuk personil pemandu lalu lintas udara adalah enam bulan. Ujian rating saat ini hanya dapat dikerjakan di kantor menggunakan jaringan LAN sehingga terdapat ketidaksesuaian waktu pelaksanaan ujian rating dengan dinas luar ataupun jadwal cuti tahunan. Tidak banyak orang yang bisa untuk setting jaringan LAN dan fasilitas kantor terbatas membuat pelaksanaan ujian rating terganggu. Sistem yang dirancang dan dibangun ini memungkinkan peserta dapat melakukan ujian rating secara online karena dilengkapi dengan fitur validasi terhadap data-data terkait untuk pelaksanaan ujian rating

    Evaluasi Organoleptik Multinutrien Blok yang dibuat dengan Menggunakan Metode Dingin pada Perbedaan Aras Molases: Organoleptic Evaluation of Multinutrient Block Processed by the Cold Methods on Different Level of Mollases

    Get PDF
    This research aimed to evaluated and assessed the effect of the molasses level on organoleptic quality of multinutrient block (MnB). The materials used were corn forage, bentonite, urea, salt, molasses, water, blood clamshell and egg shells. The experimental designed used was a Completely Randomized Design with  4 treatments (T0 = MnB Formulation T0 + 0% of molasses, T1 = MnB Formulation T1 + 20% of molasses, T2 = MnB Formulation T2 + 35% of molases, and T3 = MnB Formulation T3 + 50% of molasses) and 4 replications. The variables observed were moisture content, texture, colored and aroma of MnB. The results showed that the addition of molasses had significantly (P <0.05) improved of MnB organoleptic quality. The conclusion for the study, that the multinutrient block formulation with 50% molasses resulted the best organoleptic quality. Key words:          molasses, multinutrient block, organoleptic quality DAFTAR PUSTAKA Devendra C & Burns M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor Press Fathia N. 2006. Uji sifat fisik dan mekanik pakan ikan buatan dengan binder tepung tapioka. [skripsi]. Bandar Lampung (ID): Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Garcia LO & Restrepo JIR. 1995. Multinutrient Block Handbook (FAO Better Farming Series no. 45). Rome (IT): Food and Agriculture Organization of United Nation. Hermawan, R Sutrisna & Muhtarudin. 2015. Kualitas fisik, kadar air, dan sebaran jamur pada wafer limbah pertanian dengan lama simpan berbeda. Jurnal Ilmu Peternakan Terpadu. 3 (2): 55 – 60 Ismi RS, Pujaningsih RI & Sumarsih S. 2017. Pengaruh penambahan level molases terhadap kualitas fisik dan organoleptik pakan kambing periode penggemukan. Jurnal Ilmu Petenakan. 5 (1): 58-63 Krisnan R & Ginting SP. 2009. Penggunaan Solid Ex-Decanter sebagai binder pembuatan pakan komplit berbentuk pellet: Evaluasi fisik pakan komplit berbentuk pellet. Bogor (ID): Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor Litbang Pertanian Kurnia F, Suhardiman M, Stephani L & Purwadaria T. 2012. Peranan nano-mineral sebagai bahan imbuhan pakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi ternak. Wartazoa. 22 (4): 187 – 194 Pratama N, Djamas D & Darvina Y. 2016. Pengaruh variasi ukuran partikel terhadap nilai konduktivitas termal papan partikel tongkol jagung. Jurnal Pillar of Physics. 7 (1): 25 – 32 Santi RK, Fatmasari D, Widyawati SD & Suprayogi PS. 2012. Kualitas dan nilai kecernaan in vitro silase batang pisang (Musa paradisiaca) dengan penambahan beberapa akselerator. Jurnal Tropical Animal Husbandry. 1 (1): 15 – 23 Simanihuruk K & Sirait, J. 2010. Silase kulit buah kopi sebagai pakan dasar pada kambing boerka sedang tumbuh. Bogor (ID): Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Litbang Pertanian Syahri M, Retnani Y & Khotijah L. 2018. Evaluasi penambahan binder berbeda terhadap kualitas fisik mineral wafer. Bulletin Makanan Ternak. 16 (1): 24-35 Syukur A & Suharno B. 2014. Bisnis Pembibitan Kambing. Yogyakarta (ID): Penebar Swadaya, Toharmat T, Nurasih E, Nazilah R, Hotimah N, Noerzihad TQ, Sigit NA & Retnani Y. 2005. Sifat fisik pakan kaya serat dan pengaruhnya terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien ransum pada kambing. Media Peternakan. 29 (3): 146 – 154 Triyanto E, Prasetiyono BWHE & Mukodiningsih S. 2013. Pengaruh bahan pengemas dan lama simpan terhadap kualitas fisik dan kimia wafer pakan komplit berbasis limbah agroindustri. Jurnal Animal Agriculture. 2 (1): 400 – 409. Warsy, Chadijah S & Rustiah W. 2016. Optimalisasi kalsium karbonat dari cangkang telur untuk produksi pasta komposit. Al-Kimia. 4 (2): 86 - 97 Widiastuti R. 2013. Kualitas pellet berbasis sisa pangan foodcourt dan limbah sayuran fermentasi sebagai bahan pakan fungsional ayam broiler. [tesis] Semarang (ID): Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Yusmadi, Nahrowi & Ridla M. 2008. Kajian mutu dan palatabilitas silase dan hay ransum komplit berbasis sampah organik primer pada kambing Peranakan Etawah. Agripet. 8 (1): 31 – 38. Zakaria ZA B, Zakaria N & Kasim Z. 2014. Mineral composition of the cockle (Anadara granosa) shells, hard clamp (Meretrix meretrix) shells and corais (Porites spp.): a comparative study. Journal Animal Veterinary Advances. 3 (7): 445 – 447    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengkaji pengaruh aras molases terhadap kualitas organoleptik multinutrien blok (MnB). Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah hijauan jagung, bentonit, urea, garam, molases, air, cangkang kerang darah dan cangkang telur. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan aras molases (T0 = Formulasi MnB T0 + 0% molases, T1 = Formulasi MnB T1 + 20% molases, T2 = Formulasi MnB T2 + 35% molases, dan T3 = Formulasi MnB T3 + 50% molasses) dan 4 ulangan. Variabel yang diamati adalah kadar air, tekstur, warna dan aroma MnB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan molases memiliki pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap peningkatan kualitas organoleptik MnB. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan formulasi multinutrien blok dengan pemberian aras molases sebanyak 50% memiliki kualitas organoleptik paling baik. Kata kunci:  aras molasses, kualitas organoleptik, multinutrien blo

    Climate change effects on people’s livelihood

    Get PDF
    Generally climate is defined as the long-term average weather conditions of a particular place, region, or the world. Key climate variables include surface conditions such as temperature, precipitation, and wind. The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) broadly defined climate change as any change in the state of climate which persists for extended periods, usually for decades or longer (Allwood et al. 2014). Climate change may occur due to nature’s both internal and external processes. External process involves anthropogenic emission of greenhouse gases to the atmosphere, and volcanic eruptions. The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) made a distinction between climate change attributable to human contribution to atmospheric composition and natural climate variability. In its Article 1, the UNFCCC defines climate change as “a change of climate which is attributed directly or indirectly to human activity that alters the composition of the global atmosphere and which is in addition to natural climate variability observed over comparable time periods” (United Nations 1992, p. 7)

    AKUMULASI KROMIUM (Cr) PADA DAGING IKAN NILA MERAH (Oreochromis ssp.) DALAM KARAMBA JARING APUNG DI SUNGAI WINONGO YOGYAKARTA

    No full text
    <p class="IsiAbstrakIndo">Sungai Winongo merupakan salah satu sungai penting di Yogyakarta, karena berperan dalam menunjang dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan logam berat kromium (Cr) pada air dan daging ikan nila merah di Sungai Winongo Yogyakarta serta mengetahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Penelitian menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dengan penetapan pengambilan sampel menggunakan teknik <em>Purposive Random Sampling</em>. Metode analisis uji kandungan logam berat Cr pada air dan ikan nila merah menggunakan AAS. Konsentrasi Cr pada air di Sungai Winongo Yogyakarta adalah 0,0213 mg/L, nilai ini masih berada di bawah ambang batas yang sudah ditetapkan PPRI No. 82 Tahun 2001 yakni  sebesar 0,05 mg/L. Pada ikan nila merah diketahui akumulasi tertinggi pada stasiun 1 sebesar 10,2265 mg/Kg; kemudian pada stasiun 3 dan 2 sebesar 9,81075 mg/Kg dan 9,2245 mg/Kg. Nilai ini melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Dirjen POM 1989 yakni sebesar 2,5 mg/Kg. Simpulan dari penelitian ini adalah kandungan Cr dalam air masih di bawah ambang batas. Ikan nila merah di sungai Winongo sudah mengakumulasi Cr di atas ambang batas, sehingga tidak layak konsumsi.</p><p class="BasicParagraph"><em>Winongo river is one of the important rivers in Yogyakarta because this supports and fulfils the people’s needs. The purpose of this study was to determine the heavy metal content of Cr in water and red tilapia fish meat captured in Winongo Yogyakarta and to know whether the meat is edible or not. The study design was used exploration design with survey method, in which the determination of sampling was using purposive random sampling. Method of test analysis of heavy metals Cr in water and red tilapia was using AAS. Chromium concentration in water of Winongo river was 0.0213 mg/l, this value remains below the threshold set by PPRI No. 82 year 2001 which was 0.05 mg/L, the highest accumulation of Cr in red tilapia meat was at station 1 i.e. 10.2265 mg/Kg; followed by station 3 and 2 by 9.8108 mg/Kg and 9.2245 mg/Kg, respectively. Thiese values exceed the standard quality set forth by the Director General of POM in 1989 i.e. 2.5 mg/Kg. The conclusion was that Cr content in the water is still below the threshold but Tilapia fishes in Winongo river accumulated Cr above the threshold, so that people better not consume red tilapia fish.</em></p

    Implementation of Self-Organizing Map (SOM) Algorithm for Image Classification of Medicinal Weeds

    No full text
    Wild plants or weeds often become enemies or disturb the main cultivated plants. In its development, wild plants or weeds actually have ingredients that are beneficial to the body and can be used as medicine. However, many people still need knowledge about the types of weed plants that have medicinal properties, especially the leaves. The purpose of this research is to classify the image of weed leaves with medicinal properties based on color and texture characteristics with an artificial neural network using a Self-Organizing Map (SOM). To improve information in feature extraction, RGB and HSV color features are used as well as texture features with Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM). Furthermore, the results of feature extraction will be identified as groups or classes with the Self-Organizing Map (SOM) algorithm which divides the input pattern into several groups so that the network output is in the form of a group that is most similar to the input provided. The test produces a precision value of 91.11%, a recall value of 88.17% and an accuracy value of 89.44%. The results of the accuracy of the SOM model for image classification on medicinal weed leaves are in the good category. &nbsp;Wild plants or weeds often become enemies or disturb the main cultivated plants. In its development, wild plants or weeds actually have ingredients that are beneficial to the body and can be used as medicine. However, many people still need knowledge about the types of weed plants that have medicinal properties, especially the leaves. The purpose of this research is to classify the image of weed leaves with medicinal properties based on color and texture characteristics with an artificial neural network using a Self-Organizing Map (SOM). To improve information in feature extraction, RGB and HSV color features are used as well as texture features with Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM). Furthermore, the results of feature extraction will be identified as groups or classes with the Self-Organizing Map (SOM) algorithm which divides the input pattern into several groups so that the network output is in the form of a group that is most similar to the input provided. The test produces a precision value of 91.11%, a recall value of 88.17% and an accuracy value of 89.44%. The results of the accuracy of the SOM model for image classification on medicinal weed leaves are in the good category
    corecore