74 research outputs found

    Survey Aktivitas Fisik Masyarakat Pedesaan di Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Pandemi merupakan sebuah musibah yang melanda dunia hingga mengorbankan jutaan nyawa di dunia. Ketidakatifan fisik merupakan hal penting yang perlu diperhatikan di masa pandemi. Tingkat aktivitas fisik yang cukup dan mengurangi waktu duduk dapat memainkan peran penting dalam membantu orang mengatasi peristiwa stres utama, seperti pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan intensitas aktivitas fisik masyarakat lansia di pedesaan Kabupaten Majalengka. Kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) digunakan untuk menyelidiki tingkat aktivitas fisik para lansia dengan menggunakan Teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi: (1) Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun (2) Lansia yang mampu  berkomunikasi verbal dengan baik, dan (3) Lansia yang masih  mampu beraktivitas  sahari-hari sejumlah 36 orang. Hasil menunjukkan intensitas wanita dengan rata rata umur 57 sehingga DNM = 220-usia(57) = 163 dengan intensitas sedang sekitar 64-76% sehingga di peroleh wanita 104-123 menit selama seminggu, kemudian untuk pria diketahui rata rata umur 56 sehingga memperoleh intensitas 105-124 menit selama seminggu. Temuan menunjukkan bahwa secara umum aktivitas fisik pria masih lebih tinggi dibandingkan dengan wanita sehingga harus ada usaha perbaikan gaya hidup aktif di kalangan lansia. &nbsp

    PENGARUH LATIHAN AKSELERASI BALANCE COORDINATION RUNNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Berdasarkan tujuan penelitian ini, adalah Untuk mengetahui pengaruh latihan akselerasi balance coordination running terhadap peningkatan hasil belajar lari cepat pada siswa Sekolah Dasar. Metode yang di gunakan dalm penelitian ini adalah metode eksperimen, hal ini dimaksudkan karena masalah yang dihadapi mengungkapkan pengaruh sebab akibat. Tes pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lari cepat 40 meter Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra 20 siswa. Sempel yang di ambil adalah seluruh populasi yaitu 20 siswa. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan tersebut, selanjutnya diolah dan di analisis dengan menggunakan statistik yang cocok. Yang pada akhirnya penelitian kelompok eksperimen dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : rata-rata tes awal 7.895 dan rata-rata tes akhir 6.820 Hasil perhitungan uji normalitas lilierfor tes awal 0.923 dan priode tes akhir 0.892: uji satu pihak (pihak kanan) t hitung pada taraf a 0.05 berada di luar batas interval t table (t hitung > t table = 6.674 > 2.093 atau t hitung < t table = 6.674 < 2.093 ), maka dari itu data tersebut di ketahui ada perbedaan kelompok eksperimen pada tes awal dan akhir. Ini artinya kelompok eksperimen menunjukan adanya perkembangan yang berarti atau ada peningkatan dalam hasil latihan akselerasi balance coordination running terhadap peningkatan hasil belajar lari cepat pada siswa sekolah dasar. Dalam kata lain bahwa latihan akselerasi balance coordination running terhadap peningkatan hasil belajar lari cepat yang di lakukan secara teratur dalam jangka waktu empat minggu memberikan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan hasil belajar lari cepat. Kata Kunci: Akselerasi Balance Coordination Running, Lari Cepa

    SISTEM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA SEPAK TAKRAW

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengidentifikasi sistem pembinaan dan pengembangan olahraga sepak takraw di Indonesia. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Partisipan dalam penelitian ini yaitu pejabat organsisasi, pelatih Nasional, dan pelatih Nasional sepak takraw. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan merujuk pada model Sembilan Pilar SPLISS (dukungan keuangan, kebijakan yang terintegrasi, partisipasi, identifikasi bakat, dukungan pasca karir atlet, fasilitas, pengembangan pelatih, kompetisi dan penelitian ilmiah). Teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Temuan penelitian menjelaskan bahwa sistem pembinaan dan pengembangan olahraga sepak takraw belum terstruktur dan berjalan dengan baik berdasarkan sembilan pilar. Penelitian ini menyajikan rekomendasi dan strategi untuk mengembangkan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga sepak takraw yang memberikan peluang sukses internasional karena olahraga sepak takraw sebagi aset nasional. The purpose of this study was to examine and analyze the system of fostering and developing the sport of takraw in Indonesia. The method used is a qualitative method with a case study approach. The participants in this study were organizational officials, national trainers, and takraw national athlete. Data collection techniques used interviews, observation, and documentation with reference to the SPLISS Nine Pillars model (financial support, integrated policies, participation, talent identification, post-career support for athletes, facilities, coach development, competition and scientific research). Data analysis techniques using data reduction, data presentation and drawing conclusions or verification. The research findings explain that the system of coaching and developing the sport of takraw has not been structured and runs well based on the nine pillars. This research presents recommendations and strategies for developing a system for fostering and developing the sport of takraw which provides opportunities for international success because the sport of takraw is a national asset

    MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN SMASH KEDENG PERMAINAN SEPAK TAKRAW

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan smash kedeng pada permainan sepak takraw dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu model pembelajaran terhadap hasil peningkatan keterampilan teknik smash kedeng. Sehubungan dengan itu, peneliti berinisiatif meneliti dengan menerapkan model project based learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan sebuah penelitian yang memberikan perlakukan (treatment) kepada objek penelitinya. Sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu melakukan tes awal untuk mengetahui hasil sebelum diberikan perlakuan serta diakhiri dengan tes akhir untuk mengetahui hasil setelah diberikan perlakuan. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan smash kedeng. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (pengamatan) dan dokumentasi foto. Pengolahan data dengan analisis statistik, menguji normalitas suatu data serta menganalisis data dengan menggunakan uji-t. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak takraw, sedangkan sampel yang digunakan yaitu total sampling atau sampel jenuh sehingga semua populasi dijadikan sebagai sampel. Sampel yang digunakan adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak takraw di SDN kartini Kota Cirebon sebanyak 20 orang. Hasil perhitungan normalitas liliefors tes awal nilai adalah 0.906 dan periode tes akhir nilai adalah 0.940 Sehingga Ho diterima. Karena nilai signifikansi Pretest dan posttest lebih besar > 0.05: uji satu pihak (pihak kanan) t hitung pada taraf ɑ 0.05 berada di luar batas interval t tabel (t hitung >  t tabel = 17.354 > 2.093 atau t hitung = 17.354 < 2.093), maka dari pada itu data tersebut telah di ketahui ada perbedan kelompok eksperimen pada tes awal dan tes akhir. Penerapan Model Project Based LearningTerhadap Keterampilan Smash Kedengyang dilakuan secara teratur memberikan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan keterampilan smash kedeng. Kata kunci :Model Pembelajaran, Project Based Learning, Smash Kedeng, Sepak Takra

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA TIM PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW

    Get PDF
    AbstractSepak takraw game is a game played by two opposing teams that demand good teamwork to be able to kill opponents. The purpose of this study was to determine the factors that influence teamwork in playing soccer, to find out how much influence a learning model has on the results of increasing cooperation. In this connection, the researchers took the initiative to investigate by applying the cooperative learning model to enhance cooperation in the game of sepak takraw. The method used in this study is the experimental method. Before being given treatment, first do the initial test to find out the results before given treatment and end with the final test to find out the results after being given treatment. The population in this study were students who participated in sepak takraw extracurricular activities, while the sample used was total sampling or saturated sample so that all populations were used as samples. The sample used was 10 students who participated in sepak takraw extracurricular activities at SDN Andir Kidul, Bandung. The aspects assessed in the soccer takraw game with the cooperative learning model are the treatment and process of the elements and factors of cooperation. Based on data analysis, a positive rank is obtained greater than 10 and Z count (-2,805) can be seen from a significant value smaller than α = 0.05. Thus, students who have been given a cooperative learning model have a better improvement compared to students who have not been given the application of cooperative learning models in terms of student team collaboration in the soccer takraw at SDN Andir Kidul, Bandung.Keyword: Cooperative Learning Model, Teamwork, Sepak Takraw. AbstrakPermainan sepak takraw merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan yang menuntut kerjasama tim yang baik agar mampu mematikan lawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama tim dalam bermain sepak takraw, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu model pembelajaran terhadap hasil peningkatan kerjasama. Sehubungan dengan itu, peneliti berinisiatif meneliti dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kerjasama pada permainan sepak takraw. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen.  Sebelum  diberikan  perlakuan,  terlebih dahulu melakukan tes awal untuk mengetahui hasil sebelum  diberikan  perlakuan  serta diakhiri dengan tes akhir untuk mengetahui hasil setelah diberikan perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak takraw, sedangkan sampel yang digunakan yaitu total sampling atau sampel jenuh sehingga semua populasi dijadikan sebagai sampel. Sampel yang digunakan adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak takraw di SDN Andir Kidul Kota Bandung sebanyak  10 orang.  Aspek  yang  dinilai dalam  permainan  sepak  takraw dengan  model pembelajaran kooperatif adalah perlakuan dan proses dari unsur dan faktor kerjasama. Berdasarkan analisis data, rank positif diperoleh lebih besar yaitu 10 dan Zhitung  (-2,805) terlihat dari nilai signifikan yang lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian, siswa yang sudah diberikan model pembelajaran kooperatif mempunyai peningkatan   lebih   baik dibandingkan dengan siswa  yang  belum diberikan penerapan model  pembelajaran kooperatif  dalam  hal kerjasama  tim  siswa  pada  permainan  sepak takraw di SDN Andir Kidul Kota Bandung.Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Kerjasam tim, Sepak Takraw

    Simulasi Pengaruh Phase Noise Pada Kinerja Sistem Komunikasi Nirkabel Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)

    Full text link
    Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) merupakan salah satu alternatif terbaik dalam mengurangi pengaruh lintas jamak pada komunikasi bergerak. OFDM mempunyai kelemahan, yaitu sensitivitas tinggi terhadap Perubahan waktu pada kanal disebabkan efek Doppler, frekuensi offset carrier, dan phase noise. Penelitian ini menganalisis kinerja sistem OFDM terhadap phase noise dengan perbedaan jumlah subcarrier menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK). Hasil simulasi menunjukkan, dengan varians phase noise yang berbeda, phase noise dapat menyebabkan penurunan rasio sinyal terhadap noise (SNR) dan penurunan laju transmisi.Kata Kunci -- OFDM, Phase Noise, QPS

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH : Studi Eksperimen di SDN 2 Kedungdawa Kabupaten Cirebon

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Kedungdawa Kabupaten Cirebon. Teknik sampel yang digunakan yaitu Random Sampling 30 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Instrumen yang digunakan adalah tes penguasaan keterampilan gerak lompat jauh. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (pengamatan) dan dokumentasi foto. Pengolahan data dengan analisis statistik, menguji normalitas dan homogenitas suatu data serta menganalisis data dengan menggunakan uji Paired Sample T-test dan Independent Sample T-test. Berdasarkan analisis data, nilai signifikansi < 0,05 sig p-value sebesar 0,000 dan rata-rata model pembelajaran inkuiri sebesar 18,7 sedangkan hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (Direct Instruction) sebesar 17,2 sehingga menolak H0 ini berarti terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh dan terdapat perbedaan skor yang signifikan keterampilan gerak dasar lompat jauh antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional di SDN 2 Kedungdawa Kabupaten Cirebon. Kata kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, Keterampilan gerak dasar, Lompat jauh   The purpose of this study was to determine whether there is influence of inquiry learning model for learning outcomes basic motor skills long jump in the group using inquiry learning model and conventional learning models. The method used was experimental method. The design used in this study is Randomize pretest-posttest control group design. Population in this research is class student V SDN 2 Kedungdawa Cirebon, while the sample used is random sampling 30 male students and 30 female students. The instrument used is the mastery test motor skills long jump. While data collection techniques used were observation (observation) and photo documentation. Data processing with statistical analysis, test for normality and homogeneity of the data and analyze the data by using Paired Sample T-test and independent sample T-test. Based on data analysis, a significance value <0.05 sig p-value of 0.000 and an average of 18.7 inquiry learning model, while the basic motor skills learning outcomes long jump using conventional learning models (Direct Instruction) of 17.2 to reject H0 This means there is a significant difference in scores basic motor skills long jump between students who learn by inquiry learning model and conventional learning models in SDN 2 Kedungdawa Cirebon. Keywords: Inquiry Learning Model, the basic movement skills, long jum

    FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI PELAKSANAAN METODE PRECEPTORSHIP PADA PEMBELAJARAN PRAKTIK KLINIK MAHASISWA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT : LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    Latar belakang : Metode preceptorship merupakan sebuah metode pembelajaran dengan sistem bantuan preceptor (perawat) kepada preceptee (mahasiswa keperawatan) saat melakukan asuhan keperawatan pada saat praktik klinik. Tujuan : Mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi pelaksanaan metode preceptorship pada pembelajaran praktik klinik mahasiswa keperawatan di rumah sakit. Metode : Jenis penelitian literature review. Artikel diperoleh dari database dan search engine yaitu Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Dengan rentang tahun publikasi 2014-2021. Hasil : Dari hasil literature review ditemukan delapan artikel yang telah sesuai dengan kriteria. Ditemukan faktor – faktor yang memengaruhi pelaksanaan metode preceptorship dari faktor pendukung yaitu persiapan yang dilakukan oleh preceptor dan kolaborasi antara pembimbing akademik dari institusi pendidikan dengan pembimbing klinik. Dan faktor penghambat yang berasal dari preceptor yaitu tanggung jawab preceptor, motivasi, dan komitmen preceptor; dan faktor penghambat yang berasal dari preceptee yaitu keengganan mahasiswa untuk belajar seperti kurangnya motivasi dan kurang disiplin saat praktik klinik. Kesimpulan : Dalam literature review ini terdapat berbagai faktor yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pelaksanaan metode preceptorship pada pembelajaran praktik klinik mahasiswa keperawatan di rumah sakit agar dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan untuk pengembangan dalam pelaksanaannya
    corecore