7 research outputs found

    PERBANDINGAN FREKUENSI PENGGUNAAN ANESTESI REGIONAL DAN ANESTESI GENERAL PADA PASIEN SEKSIO SESARIA DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI 2011-JANUARI 2013

    Get PDF
    Latar Belakang Anestesi diperlukan dalam setiap prosedur seksio sesaria. Teknik anestesi pada seksio sesaria dibagi dalam dua kategori besar, yaitu anestesi regional atau neuroaksial dan anestesi general atau umum. Pedoman anestesi obstetri merekomendasikan anestesi regional untuk seksio sesaria. Walaupun anestesi regional menjadi rekomendasi untuk seksio sesaria namun anestesi general masih digunakan untuk beberapa prosedur seksio sesaria karena onsetnya yang cepat. Tujuan Untuk mengetahui perbandingan frekuensi penggunaan anestesi regional dan anestesi general pada pasien seksio sesaria di RSUP Dr Kariadi Semarang. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian belah lintang. Penelitian ini menggunakan data dari rekam medis 194 pasien yang melahirkan dengan metode seksio sesaria di RSUP Dr Kariadi Semarang periode 1 Januari 2011 sampai 31 Januari 2013. Data dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan ditampilkan dalam bentuk tabel serta grafik. Hasil Terdapat 85,6% atau 166 sampel yang menggunakan anestesi regional dan 14,4% atau 28 sampel yang menggunakan anestesi general pada prosedur seksio sesaria. Indikasi terbanyak untuk dilakukan seksio sesaria adalah bekas seksio sesaria, kelainan presentasi, dan partus tak maju. Simpulan Perbandingan frekuensi penggunaan anestesi regional dan anestesi general pada pasien seksio sesaria di RSUP Dr Kariadi Semarang adalah 85,6% anestesi regional dan 14,4% anestesi general. Kata Kunci: seksio sesaria, anestesi regional, anestesi genera

    RERATA WAKTU PASIEN PASCA OPERASI TINGGAL DI RUANG PEMULIHAN RSUP DR KARIADI SEMARANG PADA BULAN MARET – MEI 2013

    Get PDF
    Latar belakang : Pulih dari anestesi dikelola di ruang pemulihan. Idealnya adalah bangun dari anestesi secara bertahap tanpa keluhan dengan pengawasan dan pengelolahan secara ketat sampai keadaan stabil. Setelah efek anestesi hilang, pasien kemudian dapat dipindahkan keluar dari ruang pemulihan ke bangsal. Tujuan : Mengetahui rerata waktu pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional crossectional dengan sampel pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi pada bulan Maret-Mei 2013. Sampel sebanyak 23 pasien dengan kriteria inklusi, lalu di hitung waktu pasien tinggal di ruang pemulihan dengan menggunakan stopwatch. Hasil : Diperoleh sampel sebanyak 23 pasien. Kemudian didapatkan rerata waktu pasien tinggal di ruang pemulian pada bulan Maret-Mei 2013 adalah 52,6 menit. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah rerata waktu pasien pascaoperasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013 adalah sebesar 52,6 menit yaitu lebih cepat dari standar yang telah ditetapkan. Kata Kunci : rerata, ruang pemulihan, anestes

    LAMA RAWAT INTENSIVE CARE UNIT (ICU) PASIEN PASCA OPERASI JANTUNG DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

    Get PDF
    Latar belakang: Lama rawat pasien pasca operasi jantung di ICU penting karena berpengaruh terhadap biaya yang harus ditanggung oleh pasien dan keluarga. Faktor yang mempengaruhi lama rawat pasien pasca operasi jantung di ICU antara lain usia pasien, diagnosa penyakit lain yang memperberat, dan komplikasi pasca operasi. Metode: Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan data yang dikumpulkan secara retrospektif, menggunakan data rekam medik pasien pasca operasi jantung periode Januari 2012 sampai Desember 2013. Pasien pasca operasi jantung sebanyak 124 pasien, dan 104 pasien telah memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh antara lain: diagnosa penyakit, tindakan operasi, komplikasi pasien, dan lama waktu rawat di ICU. Data dideskripsikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil: Dari 104 pasien pasca operasi jantung di ICU RSUP Dr. Kariadi, diketahui jumlah pasien pasca operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) sebanyak 47 pasien dengan rerata lama rawat ICU selama 4,49 hari dan jumlah pasien pasca operasi jantung kongenital sebanyak 57 pasien dengan rerata lama rawat ICU selama 3,77 hari. Kesimpulan: Rerata lama rawat ICU 57 pasien pasca operasi jantung kongenital adalah 3,77 hari dan rerata lama rawat ICU 47 pasien pasca operasi CABG adalah 4,49 hari. Faktor yang mempengaruhi bertambahnya waktu lama rawat pasien pasca operasi jantung yaitu penyakit terdahulu, penyakit lain, komplikasi, usia, dan kondisi pasien. Kata kunci: CABG, ICU, pasca operasi jantung, penyakit jantung kongenital, RSUP Dr. Kariadi Semaran

    PENGARUH PARASETAMOL DOSIS ANALGESIK TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMAT OKSALOASETAT TRANSAMINASE TIKUS WISTAR JANTAN

    Get PDF
    Latar belakang: Parasetamol digunakan untuk menangani keadaan nyeri akut pasca operasi. Pada dosis yang direkomendasikan parasetamol dianggap aman. Namun penggunaan parasetamol diatas rentang dosis terapi dapat menyebabkan gangguan hati. Kerusakan sel hati secara jelas akan mempengaruhi kadar SGOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parasetamol dosis analgesik terhadap kadar SGOT tikus wistar jantan. Metode: Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian eksperimental dengan pendekatan Post-Test Only Control Group Design yang menggunakan tikus Wistar Jantan sebagai objek penelitian. Terdapat 3 kelompok penelitian yaitu kelompok kontrol, kelompok yang diberikan parasetamol dosis analgesik selama 2 hari dan kelompok yang diberikan parasetamol selama 4 hari. Normalitas data diuji dengan Shapiro Wilks. Data dianalisis dengan independent t test dan one way Anova yang dilanjutkan uji LSD. Hasil: Uji independent t test menunjukkan kenaikan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi parasetamol dosis analgesik selama 2 hari. Selain itu, terdapat peningkatan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi parasetamol dosis analgesik selama 4 hari. Uji one way Anova menunjukkan kenaikan yang signifikan (p<0,05) antara semua kelompok. Akan tetapi pada kelompok tidak didapatkan kenaikan signifikan antara kedua kelompok perlakuan yang diberi parasetamol dosis analgesik selama 2 hari dan 4. Kesimpulan: Pemberian parasetamol dosis analgesik dapat meningkatkan kadar SGOT. Kata kunci: SGOT, parasetamol, analgesik, nyeri akut pasca operas

    RERATA WAKTU PENGGUNAAN MESIN CARDIOPULMONARY BYPASS PADA OPERASI PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG BULAN JANUARI 2011 – JANUARI 2013

    Get PDF
    Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner adalah salah satu penyakit pada sistem kardiovaskuler yang sering terjadi dan merupakan masalah kesehatan utama di negara maju. Beberapa pengobatan untuk penyakit jantung koroner meliputi pemberian obat-obatan, tindakan intervensi dengan prosedur kateterisasi (balloon dan stent/ring) dan operasi Bypass Coroner. Tindakan Coronary Arteri Bypass Graft dapat menggunakan mesin cardio pulmonarybypass yang sering disebut On-Pump Coronary Artery Bypass atau tanpa menggunakan mesin Cardio pulmonarybypass yang sering disebut Off-Pump Coronary Artery Bypass (OPCAB). Tujuan Mengetahui rerata lama penggunaaan mesin Cardiopulmonary Bypass pada pasien operasi jantung koroner yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Kariadi pada bulan Januari 2011 – Januari 2013 Metode Penilitian ini merupakan penilitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional karena variabel diukur pada suatu saat. Sampel penelitian merupakan pasien operasi CABG Penyakit Jantung Koroner dan mendapatkan perawatan mesin Cardiopulmonary Bypass di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Januari 2011 – Januari 2013. Data dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan ditampilkan dalam bentuk tabel serta grafik. Hasil Terdapat rerata pemakaian mesin Cardiopulmonary Bypass (CPB) pada operasi penyakit jantung koroner di RSUP Dr Kariadi adalah sebesar 100,71 menit atau 1 jam 40 menit. Kesimpulan Rerata pemakaian mesin Cardiopulmonary Bypass (CPB) pada operasi penyakit jantung koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang periode Januari 2011 – Januari 2013 adalah sebesar 100,71 menit atau 1 jam 40 menit. Kata Kunci penyakit jantung koroner, cardiopulmonary bypas, coronary arteri bypass graf

    PENGGUNAAN ANALGESIK PASCA OPERASI ORTHOPEDI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

    Get PDF
    Latar belakang: Analgesik yang inadekuat bisa memicu nyeri kronik, memperpanjang lama pemberian obat, dan tingkat nyeri yang bertambah sehingga memperberat beban yang ditanggung pasien pasca operasi orthopedi. Maka diperlukan penggunaan analgesik yang tepat guna memberikan lebih banyak keuntungan daripada kerugian efek sampingnya pada pasien. Tujuan: Memberikan informasi mengenai analgesik yang paling sering digunakan pasca operasi orthopedi di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Januari-Juni 2013. Metode: Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan data yang dikumpulkan secara retrospektif, menggunakan data rekam medik pasien pasca operasi orthopedi periode Januari-Juni 2013 sebagai sampel. Dua ratus tiga puluh tiga pasien pasca operasi orthopedi dari semua jumlah sampel telah memenuhi kriteria inklusi serta dilakukan pencatatan tentang jenis agen analgesik, dosis, metode pemberian, lama pemberian, dan jenis analgesik intrabedah yang digunakan. Data dideskripsikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil: Dari 233 pasien pasca operasi orthopedi, diketahui bahwa analgesik paling banyak digunakan adalah NSAID ketorolac sebanyak 209 pasien (89,7%) dan paracetamol sebanyak 21 pasien (9,01%). Kombinasi NSAID ketorolac dengan opioid tramadol digunakan sebanyak 2 pasien (0,85%), anestesi lokal bupivacaine digunakan sebanyak 1 pasien (0,43%), dan tidak terdapat pasien yang menggunakan opioid saja. Fentanyl adalah analgesia paling sering digunakan selama intraoperatif. Simpulan: Penggunaan analgesik pasca operasi orthopedi terbanyak adalah NSAID ketorolac 30 mg/8 jam jalur intravena selama dua hari, sedangkan penggunaan analgesik intraoperasi orthopedi terbanyak adalah opioid fentanyl jalur intravena. Kata kunci: analgesik, pasca operasi orthopedi, RSUP Dr. Kariadi Semaran

    ANGKA KEMATIAN OPERASI JANTUNG RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI 2011 – JANUARI 2013

    Get PDF
    Latar belakang : Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit dengan jumlah kasus tertinggi di Jawa Tengah (62,43% dari 1.409.857 kasus) dan menjadi penyebab kematian ke-5 rumah sakit di Indonesia pada tahun 2005. Salah satu penatalaksaan untuk pasien adalah dengan melakukan tindakan bedah jantung. Angka kematian pasien dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan operasi bedah jantung di suatu rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui data mengenai angka kematian operasi jantung di RSUP Dr.Kariadi Semarang periode 1 Januari 2011- 31 Januari 2013. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional, dengan simple random sampling, menggunakan data sekunder dari rekam medik, ICU (Intensive Care Unit) dan IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1 Januari 2011 – 31 Januari 2013. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis operasi, diagnosa penyakit, usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, status ASA, komplikasi dan penyebab kematian. Hasil : Pasien operasi bedah jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada 1 Januari 2011 – 31 Januari 2013 sebanyak 191 orang. Jumlah pasien yang meninggal 26 orang (13,6%). Penyebab kematian terbanyak adalah syok kardiogenik (57,7%). Jenis operasi dengan angka kematian tertinggi adalah operasi perbaikan katup (100% dari 1 kali operasi), sedangkan yang terendah adalah sebesar 4% dari 53 operasi MVR (Mitral Valve Replacement). Simpulan : Selama periode 1 Januari 2011- 31 Januari 2013, angka kematian operasi jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang adalah sebesar 13,6%. Kata kunci : Angka kematian , operasi bedah jantung, IBS RSUP Dr.Kariadi
    corecore