23 research outputs found

    Aplikasi Biochar Sekam Padi yang Telah diperkaya Teh Kompos terhadap Pertumbuhan Awal Turi Merah (Sesbania grandiflora)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai pertumbuhan awal turi yang diberi perlakuan teh kompos yang diperkaya dari bahan dasar dari feses ternak yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari Juli sampai September 2021 bertempat di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kabupaten Timor Tengah Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pola searah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit satuan percobaan. Perlakuan yang diuji terdiri dari R0: tanpa biochar (kontrol); R1: biochar yang diperkaya dalam teh kompos feses sapi; R2: biochar yang diperkaya dalam teh kompos feses kambing; serta R3: biochar yang diperkaya dalam teh kompos ekskreta ayam. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah helai daun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman turi yang diberi perlakuan biochar yang diperkaya dalam teh kompos ekskreta ayam (R3) menghasilkan tinggi tanaman 13,89 cm, diikuti diameter batang 5,14 cm, jumlah helai daun 8,87 helai, dan lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukan bahwa pemberian perlakuan biochar yang diperkaya dalam teh kompos memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah helai daun tanaman turi merah. Disimpulkan bahwa pemberian pupuk biochar sekam padi yang telah diperkaya dalam teh kompos sangat efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman turi (Sesbania grandiflora) yang terlihat dari tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah helai daun

    Pengaruh Penggunaan Biochar Berbahan Sufmuti (Chromolaena odorata) dan Teh Kompos Berbahan Ekskreta Ayam terhadap Kandungan Nutrien Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott)

    Get PDF
    The research was conducted in 2 locations; namely, the cultivation process took place at the Experimental Garden belonging to the Animal Husbandry Study Program, Faculty of Agriculture, University of Timor, while the analysis of nutritional content was carried out at the Laboratory of Feed Chemistry, University of Nusa Cendana, Kupang. The study lasted for one period (60 DAS) and started from May to the end of June 2020. The study aimed to determine the best level of biochar use on the nutrient value of odot grass, determine the best dosage of compost tea use on the nutrient value of odot grass, and determine whether there is an interaction with the administration of biochar and compost tea. This research is an experimental study using a completely randomized design (CRD) with a 3x3 factorial pattern repeated three times so that there are 27 experimental units. The treatments tested consisted of Lo = Without Biochar L1 = Biochar 100g L2 = Biochar 200g and Do = Without Compost Tea D1 = Dose 150 ml D2 = Dose 300 ml. The variables observed in this study were dry matter content (DM), organic matter content (BO), and crude fiber content (SK). (1) The results showed that the 200 g biochar level produced the best dry matter. (2) A 300 ml compost tea dosage produces the best dry matter, organic matter, and crude fiber. (3) There is an interaction with the level of biochar and the dose of compost tea to produce a good plant height. It can be concluded that (1) Biochar Level 200 g produced the best dry matter and crude plant fiber content. (2) Giving a dosage of compost tea of 300 ml/pot can produce the best organic material content. (3) There was an interaction between biochar level (200 gr/pot) and compost tea (300 ml/pot) on dry matter. Watering treatment Once seven days of compost tea has been effective against the nutritional content of odot grass.Penelitian dilaksanakan pada 2 lokasi yaitu proses budidaya berlangsung di Kebun Percobaan milik Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor, sedangkan analisis kandungan nutrien dilaksanakan pada Laboratorium kimia Pakan, Universitas Nusa Cendana Kupang. Penelitian berlangsung selama satu periode (60 HST) dan dimulai pada bulan bulan Mei sampai akhir Juni 2020. Tujuan penelitian untuk mengetahui level terbaik penggunaan biochar pada nilai nutrien rumput odot, untuk mengetahui dosis terbaik penggunaan teh kompos pada nilai nutrien rumput odot, dan untuk mengetahui apakah terjadi interaksi pada pemberian biochar dan teh kompos. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x3 yang diulang 3 kali sehingga terdapat 27 satuan unit percobaan. Perlakuan yang di uji terdiri dari Lo=Tanpa Biochar L1=Biochar 100g L2=Biochar 200g dan Do=Tanpa Teh Kompos D1=Dosis 150 ml D2=Dosis 300 ml. Variabel yang di amati dalam penelitian ini adalah Kandungan Bahan Kering(BK), Kandungan Bahan Organik (BO), Kandungan Serat Kasar (SK). (1) Hasil penelitian menunjukkan pemberial level biochar dapat memberikan pengaruh nyata terhadap produksi bahan kering dan serat kasar yang dihasilkan, level biochar 200g (L2) menghasilkan produksi bahan kering tertinggi yaitu 94,65% dan kandungan serat kasar yang terendah sebesar 24, 39%. (2). Pemberian dosis teh kompos memberikan pengaruh yang nyata terhadap bahan organik rumput odot. Dosis teh kompos 300ml/tanaman (D2) memberikan hasil terhadap kandungan bahan organik rumput odot sebesar 79, 27%. (3). Tidak terjadi interaksi antara faktor pada semua variabel pengamatan

    Pengaruh Perbedaan Tekanan Pengepresan terhadap Kualitas Briket Arang Kotoran Sapi

    Get PDF
    This research has been carried out in the laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Timor, lasting for one month from August 7, 2019 to September 5, 2019. The purpose of this study was to determine the effect of different pressures on the quality of cow manure charcoal briquettes. This study used a completely randomized design model (CRD) with 4 treatments and each treatment was repeated 4 times so that there were 16 experimental units. The composition of the briquettes is 95% cow dung and 5% starch while the treatments tested consist of: (R1) = cow dung briquette with a pressing pressure of 10 kg / cm2, (R2): Briquette manure briquettes with a pressing pressure of 20 kg / cm2, (R3): Cow dung briquettes with pressures of 30 kg / cm2 and (R4): Cow dung briquettes with pressures of 40 kg / cm2. Anova variance results showed that the parameters of water content and ash content did not show a real effect between treatments while the combustion rate and heat value showed a real effect between treatments (P <0.05).It was concluded that the best quality of briquettes was seen from the water content and the heating value was in treatment R3 (briquette manure briquettes with a pressing pressure of 30 kg /cm2), while for the best ash content and rate of combustion in treatment R2 (briquette manure briquettes with pressures of 20 kg / cm2).Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Timor, berlangsung selama 1 bulan terhitung dari 07 Agustus 2019 sampai dengan 05 September 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan tekanan pengepresan terhadap kualitas briket arang kotoran sapi. Penelitian ini menggunakan model rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehinggan terdapat 16 unit percobaan. Komposisi briket tersebut yaitu 95% kotoran sapi dan tepung kanji 5% adapun perlakuan yang diuji terdiri dari: (R1) = Briket kotoran sapi dengan tekanan pengepresan10 kg/cm2,(R2) : Briket kotoran sapi dengan tekanan pengepresan 20 kg/cm2,(R3) : Briket kotoran sapi dengan tekanan pengepresan 30 kg/cm2dan (R4) : Briket kotoran sapi dengan tekanan pengepresan 40 kg/cm2. Hasil sidik ragam anova menunjukkan bahwa parameter kadar air dan kadar abu tidak menunjukkan pengaruh nyata antar perlakuan sedangkan laju pembakaran dan nilai kalor menunjukkan pengaruh nyata antar perlakuan (P<0,05). Disimpulkan bahwa kualitas briket terbaik dilihat dari kadar air dan nilai kalor adalah pada perlakuan R3 (Briket kotoran sapi dengan tekanan pengepresan 30 kg/cm2) , sedangkan untuk kadar abu dan laju pembakaran terbaik pada perlakuan R2 (Briket kotoran sapi dengan tekanan pengepresan 20 kg/cm2)

    Suplementasi Tryptophan dan Treonine Pada Level Protein Kasar Berbeda Dalam Pakan Terhadap Dimensi Tubuh Ayam Kampung Fase Pullet

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of giving tryptophan + threonine amino acids and different levels of crude protein on body dimensions of free-range chickens in the pullet phase. This research was carried out in Sasi sub-district, Kefamenanu City District, North Central Timor Regency, for 8 weeks from October-December 2020. This study used 120 free-range chickens aged 14 weeks, designed with a completely randomized design with a 2 x 3 factorial pattern, namely 2 amino acid levels and 3 levels of crude protein. Each treatment combination was repeated 4 times. The treatments were: A1C1 (threonine 0.75% + tryptophan 0.15% + protein 15%), A1C2 (threonine 0.75% + tryptophan 0.15% + protein 17%), A1C3 (threonine 0.75% + tryptophan 0.15% + protein 19%, A2C1 threonine 1.00% + tryptophan 0.20% + protein 15%), A2C2 (threonine 1.00% + tryptophan 0.20% + protein 15%), A2C3 (threonine 1.00% + tryptophan 0.20% + 19% protein. The variables observed in this study were body weight, body length, chest circumference, chest v-bone length, upper thigh length, lower thigh length, shank length, shank circumference, and finger length. The data obtained were analyzed using analysis of variance and Duncan's multiple distance test. Statistical analysis showed that the amino acids threonine and tryptophan had a significant (P<0,05) effect on body weight, body length, chest circumference, chest v-bone length, upper thigh length and lower thigh length, while crude protein level significantly affected body weight, body length, chest circumference, chest v-bone length, upper thigh length, lower thigh length. In this study, there was an interaction between amino acids and crude protein levels on the body weight and finger length of free-range chickens. It was concluded that the crude protein level of 19% could increase body weight, body length, chest circumference, chest v-bone length, femur length, and maximal pullet phase tibia length of free-range chickens; Amino acid levels of threonine 1.00% and tryptophan 0.20% increased body weight, body length, chest circumference, chest v-bone length, femur length, tibia length of pullet phase chickens; The combination of 19% crude protein level + 1.00% threonine amino acid and 0.20% tryptophan can increase the bodyweight of free-range chickens in the pullet phase.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian asam amino tryptophan + treonine dan level protein kasar yang berbeda terhadap dimensi tubuh ayam kampung fase pullet. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara selama 8 minggu; dimulai dari bulan Oktoberā€“Desember 2020. Penelitian ini menggunakan ayam kampung berumur 14 minggu sebanyak 120 ekor, kemudian penelitian didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 2 x 3; yaitu 2 level asam amino dan 3 level protein kasar. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang 4 kali. Perlakuan yang diberikan: A1C1 (treonine 0,75% + tryptophan 0,15% + protein 15%), A1C2 (treonine 0,75 % + tryptophan 0,15% + protein 17%), A1C3 (treonine 0,75% + tryptophan 0,15% + protein 19%, A2C1 treonine 1,00% + tryptopan 0,20% + troteine 15%), A2C2 (treonine 1,00% + tryptofan 0,20% + protein 15%), A2C3 (treonine 1,00% + tryptophan 0,20% + protein 19%). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah berat badan, panjang badan, lingkar dada, panjang tulang v dada, panjang paha atas, panjang paha bawah, panjang shank, lingkar shank, dan panjang jari. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi dan uji jarak berganda Duncan. Analisis statistik menunjukkan bahwa asam amino treonine dan triptophan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat badan, panjang badan, lingkar dada, panjang tulang v dada, panjang paha atas, dan panjang paha bawah; sedangkan level protein kasar berpengaruh nyata terhadap berat badan, panjang badan, lingkar dada, panjang tulang v dada, panjang paha atas, dan panjang paha bawah. Pada penelitian ini terdapat interaksi antara asam amino dan level protein kasar terhadap berat badan dan panjang jari ayam kampung. Disimpulkan bahwa level protein kasar 19% dapat meningkatkan berat badan, panjang badan, lingkar dada, panjang tulang v dada, panjang femur, dan panjang tibia ayam kampung fase pullet. Level asam amino treonine 1,00% dan tryptophan 0,20% meningkatkan berat badan, panjang badan, lingkar dada, panjang tulang v dada, panjang femur, dan panjang tibia ayam kampung fase pullet. Kombinasi level protein kasar 19% + asam amino treonine 1,00 % serta tryptophan 0,20% dapat meningkatkan berat badan ayam kampung fase pullet

    Effect of Calcium Level in Feed on Blood Profile of Broiler Chicken

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of calcium supplementation in feed on the blood profile of broilers chickens. This research was conducted in a broiler chicken coop, owned by breeders in Sasi Village, Kefamenanu City  District, North Central East District. This research was conducted from July to August 2020. This study used 96 broilers. The method used in this was a completely randomized design consisting of 4 replications and 4 treatments. The treatments given were T0 (control diet), T1 (calcium supplementation 1,00 %), T2 (calcium supplementation 1,50 %), T3 (calcium supplementation 2,00 %). The variables observed in this study were the content of erythrocytes, hemoglobin, and blood leucocytes. The data obtained were analyzed using analysis of variance. Analysis of variance showed that the treatment had no significant effect on erythrocytes, hemoglobin, and leucocytes of broiler chickens. It was concluded that the addition of calcium in feed at different levels did not increase the content of erythrocytes, hemoglobin, and leucocytes of broiler chickens aged 6 weeks

    Suplementasi Tepung Daun Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dalam Pakan terhadap Bobot Hidup dan Profil Karkas Ayam Broiler

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi tepung kaliandra (Calliandra calothyrsus) terhadap bobot hidup dan profil karkas ayam broiler. Penelitian ini telah dilaksanakan pada kandang masyarakat di Kelurahan Sasi, Kota Kefamenanu dan berlangsung selama 7 minggu; sejak bulan Februari sampai April 2021. Penelitian ini menggunakan 96 ekor ayam broiler umur 14 hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola searah yang terdiri dari 4 ulangan 4 perlakuan. Perlakuan yang diberikan meliputi Pā‚€: 100% pakan komersial (kontrol), Pā‚: tepung kaliandra 1,5% dalam ransum komersial, Pā‚‚: tepung kaliandra 3% dalam ransum komersial, Pā‚ƒ: tepung kaliandra 4,5% dalam ransum komersial. Variabel yang diamati dalam penelitian adalah berat hidup, berat karkas, berat dada, berat paha atas, dan berat paha bawah ayam broiler. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi tepung daun kaliandra (Calliandra calothyrsus) sebesar 4,5% dalam pakan dapat meningkatkan pertambahan bobot hidup dan profil karkas ayam broiler. Analisis statistik menunjukkan bahwa suplementasi tepung daun kaliandra berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap variabel penelitian. Disimpulkan bahwa suplementasi tepung daun kaliandra dapat meningkatkan berat hidup dan profil karkas ayam broiler

    Pengaruh Suplementasi L-Threonine dalam Pakan terhadap Kinerja Organ Dalam Ayam Broiler

    Get PDF
    The research aim was to know the effect of l-threonine supplementation on the performance of the internal organs of broilers. This research was conducted in Kampung Bima, Kelurahan Kefa Selatan, North Central Timor Regency, and the Laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Timor, Kefamenanu for 7 weeks, from December 2019 to January 2020. The research used 80 fourteen-day broilers. The research was designed with a Completely Randomized Design, consisting of 4 treatments and 4 replications. The dietary treatments were T0 (control feed), T1 (supplementation of 0.5% l-threonine), T2 (supplementation of 0.1% l-threonine), and T3 (supplementation of 1.5% l-threonine). The variables measured were liver weight, spleen, pancreas, gizzard, small intestinal weight, and intestinal length. Data obtained was analyzed by analysis of variance and Duncanā€™s test. The results showed that the levels of l-threonine significantly affected to gizzard weight, small intestinal weight, and intestinal lenght (P<0.05). It was concluded that supplementation with 1.0% l-threonine improved the digestive organ performance of broilers.Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Kefa Selatan, dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara selama 39 hari sejak Desember 2019 sampai Januari 2020. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh suplementasi l-threonine dalam pakan terhadap kinerja organ dalam ayam broiler. Penelitian ini menggunakan Day Old Chick broiler sebanyak 80 ekor. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam broiler. Perlakuan yang diberikan adalah T0: pakan kontrol, T1: kontrol + 0,5% l-threonine, T2: kontrol + 1,0% l-threonine, T3: kontrol + 1,5% l-threonine. Variabel yang diamati adalah berat hati, berat limpa, berat pankreas, berat gizzard, berat usus halus dan panjang usus ayam broiler. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil Analysis menunjukkan bahwa penambahan l-threonine berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat gizzard, berat usus halus dan panjang usus. Kesimpulan suplementasi l-threonine 1,0% dalam pakan efektif meningkatkan berat gizzard, berat usus halus dan panjang usus ayam broiler

    Pengaruh Pemberian Tepung Kunyit yang Dicampur Dalam Air Minum Terhadap Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi Pakan, dan Konversi Pakan Ayam Broiler

    Get PDF
    The purpose of this research was to know the effect of adding turmeric powder in drinking water on body weight gain, feed consumption, and feed conversion of broilers. This research was carried out in the Poultry Housing of Animal Science Study Program, Faculty of Agriculture, Timor University, Kefamenanu from Mei until July 2021. This research using 96 day old chick (DOC) broilers. The method used is Completely Randomized Design (CRD) consists of 4 treatments and 4 replication. The treatment was giving of T0: 1000 ml of drinking water (without turmeric powder), T1: 995 ml drinking water + turmeric powder 5 g, T2: 990 ml drinking water + turmeric powder 10 g, T3: 885 ml drinking water + turmeric powder 15 g. Data is processed using analysis of variance, and Duncan test. Statistical analysis shows that addition turmeric powder in drinking water significant effect weight gain, feed consumption and feed conversion of broilers (P<0.05). It was concluded that adding turmeric powder in drinking water give results the optimum of body weight gain, feed consumption and feed conversion of broilers.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kunyit dalam air minum terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kefamenanu pada bulan Mei hingga Juli 2021. Penelitian ini menggunakan 96 ekor Day Old Chicks (DOC) ayam broiler. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji terdiri dari T0: 1000 ml air minum (tanpa tepung kunyit), T1: 995 ml air minum + tepung kunyit 5 g, T2: 990 ml air minum + tepung kunyit 10 g, dan T3: 885 ml air minum + tepung kunyit 15 g. Data diolah menggunakan Analisis Variansi, dan Uji Duncan. Analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan tepung kunyit dalam air minum berpengaruh signifikan terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan ayam broiler (P<0,05). Disimpulkan bahwa penambahan tepung kunyit dalam air minum memberikan hasil yang optimum terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan ayam broile

    Kualitas Mikrobiologis Seā€™i Sapi yang di Curing Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

    Get PDF
    The purpose of this study was to analyze the antibacterial activity of red dragon fruit peel extract against Escherichia coli and its application as a preserfative of beef. Data were processed by analysis of variance (ANOVA) and continued with Duncan test. Based on antagonistic tests using a diffusion method, red dragon fruit peel extract showed the ability to inhibit and even kill E. coli. Microbiological testing of beef shows that the use of red dragon fruit peel extract can inhibit the growth of pathogenic bacteria. This inhibition is caused by the presence of active compounds that act as antibacterial compounds in the skin of red dragon fruit thus suppressing the growth rate of pathogenic bacteria. Microbiological quality of cows with the addition of preservatives (nitrates) is still in accordance with SNI, but the number of bacteria in the addition of preservatives is more when compared to cows with the addition of concentrations of red dragon fruit peel extract which are fewer and still in accordance with SNI. Observation of the presence of E. coli bacteria in beef se'i both in control and treatment using preservatives and the concentration of red dragon fruit peel extract showed that there was no (negative) growth of E coli bacteria. The inhibition of the presence of E. coli bacteria is caused by the presence of red dragon fruit peel extract and bactericidal smoke content so that it can inhibit the growth of E. coli bacteria. It was concluded that the higher concentration of red dragon fruit peel extract (Hylocereus polyrhizus) will be better in the process of inhibition of the growth of Escherichia coli bacteria and potentially as a natural preservative that can be added to se'i products. The use of dragon fruit peel extract by 60% in se'i-making products as a curing agent can also reduce the rate of bacterial growth. The use of red dragon fruit peel extract by 60% in this test is also better when compared to control (-), control (+) and concentration of 50%.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah naga merah terhadap Escherichia coli dan aplikasi sebagai preserfatif seā€™i daging sapi. Data diolah dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan uji antagonistik menggunakan metode difusi sumuran, ekstrak kulit buah naga merah menunjukkan kemampuan dalam menghambat bahkan membunuh E. coli. Pengujian mikrobiologis seā€™i daging sapi menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak kulit buah naga merah mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Penghambatan ini disebabkan oleh adanya senyawa aktif yang berperan sebagai senyawa antibakteri di dalam kulit buah naga merah sehingga menekan laju pertumbuhan bakteri patogen. Kualitas mikrobiologis sei sapi dengan penambahan pengawet (nitrat) masih sesuai dengan BSNI akan tetapi jumlah bakteri pada penambahan bahan pengawet lebih banyak jika dibandingkan pada seā€™i sapi dengan penambahan konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah yang jumlahnya lebih sedikit dan masih sesuai dengan BSNI. Pengamatan keberadaan bakteri E. coli pada seā€™i daging sapi baik pada kontrol maupun pada perlakuan menggunakan pengawet dan konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah menunjukkan bahwa tidak adanya (negatif) pertumbuhan bakteri E coli. Penghambatan keberadaan bakteri E. coli ini disebabkan oleh adanya kandungan ekstrak kulit buah naga merah dan kandungan asap yang bersifat bakterisidal sehingga mampu menghambat pertumbuahan dari bakteri E. coli. Disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) akan semakin baik dalam proses penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli serta berpotensi sebagai bahan pengawet alami yang dapat ditambahkan dalam produk seā€™i. Penggunaan ekstrak kulit buah naga sebesar 60% dalam produk pembuatan seā€™i sebagai agen curing juga dapat menekan laju pertumbuhan bakteri. Penggunaan ekstrak kulit buah naga merah sebesar 60% dalam pengujian ini juga lebih baik jika dibandingkan dengan kontrol (-), kontrol (+) dan konsentrasi 50%

    Efektivitas Teh Kompos Berbahan Dasar Berbeda pada Pertumbuhan dan Produksi Rumput Benggala (Panicum maximum)

    Get PDF
    This research has been carried out in the experimental garden owned by the Faculty of Agriculture of the University of Timor, Sasi Village, Kefamenanu City District, Timor Tengah Utara Regency for one planting period (45) days from November 2018 to January 2019. The purpose of this study is to determine the effectiveness Compost based tea is different from the growth and production of Bengal grass (Panicum maximum). This study uses the experimental method, using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments 4 replications so that there are 16 units of experimental units. The treatments tested are as follows: R0: Without Compost Tea. R1: Guano-based Compost Tea. R2: Compost Tea Made from Cow's Stool. R3: Compost Tea Made from Chicken Exkreta. Variables observed were plant height, number of leaves, number of tillers, fresh weight of plants, dry weight of plants. The results showed that the effect of the treatment of different compost-based tea produced the best plant height in the treatment of chicken exkreta compost based on the treatment R3 by 108, 12 cm, the highest number of tillers on R3 treatment with 3.85 tillers of chicken exkreta. The highest number of leaves was R3 treatment with 7 compost based chicken compost tea, 21 leaves, the lowest dry weight in R3 treatment with compost tea made from chicken exkreta as much as 190, 499%, highest fresh weight on R3 treatment with compost tea chicken exkreta base as much as 950.00 g. However, statistically it was shown that the treatment of different compost-based compost teas at the same level produced growth and production that were the same or not significantly different (P> 0.05) for all variebel observations (Plant Height, Number of Leaves, Number of tillers, Fresh Weight and Dry Weight) It was concluded that the administration of guano-based compost tea, cow feces and chicken exkreta produced the same growth and production value because the nutrients available in the given compost tea were relatively the same.Penelitian ini dilaksanakan pada kebun percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara selama satu periode penanaman (45) hari Terhitung Bulan November 2018 Sampai Bulan Januari 2019. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas teh kompos berbahan dasar berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi rumput Benggala (Panicum maximum). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 4 ulangan. Adapun perlakuan yang diuji adalah sebagai berikut : R0 : Tanpa Teh Kompos. R1 : Teh Kompos Berbahan Dasar Guano. R2 : Teh Kompos Berbahan Dasar Feses Sapi. R3 : Teh Kompos Berbahan Dasar Ekskreta Ayam. Variabel yang diamati berupa: tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar tanaman, berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan teh kompos berbahan dasar berbeda menghasilkan tinggi tanaman terbaik pada perlakuan penggunaan teh kompos berbahan dasar ekskreta ayam yaitu pada perlakuan R3 sebesar 108, 12 cm, jumlah anakan terbanyak pada perlakuan R3 dengan bahan dasar ekskreta ayam sebanyak 3,85 anakan, jumlah daun terbanyak pada perlakuan R3 dengan teh kompos berbahan dasar ekskreta ayam sebanyak 7,21 helai daun, berat kering terendah pada perlakuan R3 dengan teh kompos berbahan dasar exkreta ayam sebanyak 190, 499 %, berat segar tertinggi pada perlakuan R3 dengan teh kompos bahan dasar ekskreta ayam sebanyak 950,00 g. Namun secara statistik menunjukan bahwa pemberian perlakuan teh kompos berbahan dasar berbeda pada level yang sama menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang sama atau berbeda tidak nyata untuk semua variabel pengamatan. Disimpulkan bahwa pemberian teh kompos berbahan dasar pupuk guano, feses sapi dan ekskreta ayam menghasilkan nilai pertumbuhan dan produksi yang sama hal ini karena unsur hara yang tersedia dalam teh kompos yang diberikan relatif sama
    corecore