Kualitas Mikrobiologis Se’i Sapi yang di Curing Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

Abstract

The purpose of this study was to analyze the antibacterial activity of red dragon fruit peel extract against Escherichia coli and its application as a preserfative of beef. Data were processed by analysis of variance (ANOVA) and continued with Duncan test. Based on antagonistic tests using a diffusion method, red dragon fruit peel extract showed the ability to inhibit and even kill E. coli. Microbiological testing of beef shows that the use of red dragon fruit peel extract can inhibit the growth of pathogenic bacteria. This inhibition is caused by the presence of active compounds that act as antibacterial compounds in the skin of red dragon fruit thus suppressing the growth rate of pathogenic bacteria. Microbiological quality of cows with the addition of preservatives (nitrates) is still in accordance with SNI, but the number of bacteria in the addition of preservatives is more when compared to cows with the addition of concentrations of red dragon fruit peel extract which are fewer and still in accordance with SNI. Observation of the presence of E. coli bacteria in beef se'i both in control and treatment using preservatives and the concentration of red dragon fruit peel extract showed that there was no (negative) growth of E coli bacteria. The inhibition of the presence of E. coli bacteria is caused by the presence of red dragon fruit peel extract and bactericidal smoke content so that it can inhibit the growth of E. coli bacteria. It was concluded that the higher concentration of red dragon fruit peel extract (Hylocereus polyrhizus) will be better in the process of inhibition of the growth of Escherichia coli bacteria and potentially as a natural preservative that can be added to se'i products. The use of dragon fruit peel extract by 60% in se'i-making products as a curing agent can also reduce the rate of bacterial growth. The use of red dragon fruit peel extract by 60% in this test is also better when compared to control (-), control (+) and concentration of 50%.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah naga merah terhadap Escherichia coli dan aplikasi sebagai preserfatif se’i daging sapi. Data diolah dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan uji antagonistik menggunakan metode difusi sumuran, ekstrak kulit buah naga merah menunjukkan kemampuan dalam menghambat bahkan membunuh E. coli. Pengujian mikrobiologis se’i daging sapi menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak kulit buah naga merah mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Penghambatan ini disebabkan oleh adanya senyawa aktif yang berperan sebagai senyawa antibakteri di dalam kulit buah naga merah sehingga menekan laju pertumbuhan bakteri patogen. Kualitas mikrobiologis sei sapi dengan penambahan pengawet (nitrat) masih sesuai dengan BSNI akan tetapi jumlah bakteri pada penambahan bahan pengawet lebih banyak jika dibandingkan pada se’i sapi dengan penambahan konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah yang jumlahnya lebih sedikit dan masih sesuai dengan BSNI. Pengamatan keberadaan bakteri E. coli pada se’i daging sapi baik pada kontrol maupun pada perlakuan menggunakan pengawet dan konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah menunjukkan bahwa tidak adanya (negatif) pertumbuhan bakteri E coli. Penghambatan keberadaan bakteri E. coli ini disebabkan oleh adanya kandungan ekstrak kulit buah naga merah dan kandungan asap yang bersifat bakterisidal sehingga mampu menghambat pertumbuahan dari bakteri E. coli. Disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) akan semakin baik dalam proses penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli serta berpotensi sebagai bahan pengawet alami yang dapat ditambahkan dalam produk se’i. Penggunaan ekstrak kulit buah naga sebesar 60% dalam produk pembuatan se’i sebagai agen curing juga dapat menekan laju pertumbuhan bakteri. Penggunaan ekstrak kulit buah naga merah sebesar 60% dalam pengujian ini juga lebih baik jika dibandingkan dengan kontrol (-), kontrol (+) dan konsentrasi 50%

    Similar works