10 research outputs found

    Penerapan Metode Regresi Logistik pada Aplikasi Spreadsheet sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan (Studi Kasus Data Bumn di Bpk RI)

    Full text link
    Decision Support System (DSS) merupakan alat bantu pengambilan keputusan berbasis komputer atau komputasi untuk membantu manajemen dalam memproses data menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Salah satu komponen dari DSS adalah model yang digunakan sebagai abstraksi dari dunia nyata. Model yang sering dipakai adalah model matematika dan statistika untuk membantu pengolahan data menjadi informasi. BPK RI terutama pada unit BUMN belum memiliki dukungan model untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan pemeriksaan. Jumlah BUMN yang banyak dan jenis pemeriksaan yang beraneka ragam membutuhkan penilaian obyektif dalam pengambilan keputusan pemeriksaan dengan menggunakan data yang dimiliki. Data BUMN adalah data keuangan yang wajib untuk disampaikan kepada BPK RI setiap tahun. Data keuangan dapat diolah menjadi rasio keuangan sebagai wujud analisis data sebagai dasar penilaian BUMN. Salah satu model pengambilan keputusan menggunakan rasio keuangan adalah model rating menggunakan metode regresi logistik pada emiten di Bursa Efek Surabaya (BES) oleh Iriawan (2005a). Model tersebut dapat juga diterapkan di BPK RI yang memiliki data keuangan BUMN yang dapat diolah menjadi rasio keuangan terutama untuk mendukung pengambilan keputusan pemeriksaan di BPK RI. Penelitian dengan menggunakan data rasio keuangan BUMN di BPK RI dan jenis keputusan yang dapat didukung dari model seperti ini pada lingkungan kerja BPK RI belum pernah dilakukan.Metode regresi logistik dapat membantu memodelkan BUMN ke dalam klasifikasi tingkat kesehatan menggunakan prediktor berupa rasio-rasio keuangan BUMN. Model regresi ini dapat menghasilkan peringkat BUMN, indikasi pergeseran tingkat kesehatan BUMN dan mengetahui kontribusi pengaruh masing-masing rasio keuangan terhadap tingkat kesehatan BUMN. Informasi tersebut dapat digunakan oleh BPK RI sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan pemeriksaan di BPK RI. Metode regresi logistik tersebut diterapkan dalam aplikasi spreadsheet EWS emiten (Iriawan, 2005b) dengan modifikasi sebagai penyesuaian terhadap informasi yang dibutuhkan

    Analisis Pola Pengambilan Mata Kuliah dan Kinerja Mahasiswa Tiap Angkatan dengan Menggunakan Teknik Process Mining

    Full text link
    Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan salah satu perguruan teknik negeri yang telah menerapkan sistem informasi akademik untuk mendukung proses perkuliahan mahasiswa. Dalam menjalankan proses perkuliahan tentunya telah ditetapkan kurikulum yang bersifat standar. Namun pada Kenyataannya tidak jarang ada perbedaan antara proses perkuliahan yang didefinisikan dalam kurikulum dengan proses perkuliahan yang dijalankan mahasiswa. Hal ini dapat menyebabkan proses perkuliahan mahasiswa terhambat dan menyebabkan mahasiswa lulus dengan tidak tepat waktu ataupun dengan IPK yang kurang baik. Pemodelan proses perkuliahan dilakukan per-angkatan mahasiswa dengan menggunakan teknik process mining. Teknik process mining dipilih karena dengan menggunakan metode ini dapat diketahui pola pengambilan matakuliah suatu angkatan dari pemodelan proses yang memanfaatkan event log yang sudah didapatkan dari sistem informasi akademik ITS. Hasil dari tugas akhir ini adalah model petri net dari proses pengambilan mata kuliah mahasiswa tiap angkatan dari awal masuk hingga menyelesaikan perkuliahan. Analisis yang didapatkan yakni yang pertama adalah banyaknya variasi alur pengambilan mata kuliah untuk setiap mahasiswa serta kinerja mahasiswa berdasarkan IPK dan lama studi, kedua adalah mengenai turunnya kinerja angkatan yang mengalami ekivalensi pada kurikulum 2004 ke 2009 namun tidak berlaku pada angkatan yang mengalami ekivalensi pada kurikulum 2009 ke 2014

    Analisis Kesesuaian dan Variasi Pola Pengambilan Mata Kuliah terhadap Kurikulum dengan Teknik Penggalian Proses

    Full text link
    Perbedaan antara pengambilan mata kuliah pada kurikulum dengan pengambilan mata kuliah mahasiswa dapat diketahui dengan menggunakan teknik penggalian proses. Penelitian ini menggunakan pengambilan mata kuliah mahasiswa salah satu jurusan di ITS yang sudah lulus dan tidak terkena dampak ekivalensi. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2004 dan 2009. Metdologi pengerjaan dalam penggalian proses ini memiliki empat tahap yang pertama adalah tahap persiapan yaitu dari pemahaman teori sampai pembentukan event log yang ada pada sistem informasi INTEGRA ITS dengan cara melakukan ekstrasi data. Tahap kedua adalah melakukan pembentukan model dengan menggunakan algoritma inductive miner. Tahap ketiga adalah melakukan analisis terhadap model yang dihasilkan yaitu pola pengambilan mata kuliah mahasiswa untuk melihat kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku. Tahap terakhir adalah rekomendasi dan pembuatan buku tugas akhir.Hasil dari penggalian proses ini adalah model dari pola pengambilan mata kuliah mahasiswa. Ada enam model yang berbeda yaitu kurikulum 2004 dan 2009, pada setiap kurikulum dipisahkan menjadi tiga yaitu mahasiswa dengan predikat terpuji, sangat memuaskan dan lulus tidak tepat waktu. Setelah dilakukan analisis terhadap keenam model didapatkan hasil bahwa penyebab perbedaan antara kurikulum dengan pola pengambilan mata kuliah mahasiswa adalah terdapat mahasiswa yang mengambil mata kuliah di semester atas dan ada mata kuliah yang diulang kembal

    Identifikasi Bottleneck Pada Hasil Ekstraksi Proses Bisnis ERP Dengan Membandingkan Algoritma Alpha++ Dan Heuristics Miner

    Get PDF
    Saat ini banyak Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang proses bisnis. Namun Kenyataannya hanya beberapa Perusahaan yang melakukan evaluasi untuk proses bisnis pada sistem informasi tersebut. Evaluasi ini didapat dari data Event log yang merupakan hasil proses ekstrasi ERP. Cara melakukan evaluasi yaitu dengan process mining. Process mining berfungsi untuk menggali proses transaksi sehingga terbentuk suatu workflow proses bisnis yang actual. Workflow proses bisnis ini akan digambarkan dalam bentuk Petri Net, selanjutnya dari Petri Net inilah akan dilakukan analisis untuk mengidentifikasi adanya Bottleneck. Bottleneck merupakan peristiwa pada suatu transaksi yang memiliki waktu tunggu yang lebih lama dibandingkan transaksi lainnya dalam suatu proses bisnis. Dengan adanya PROM Tools maka penggambaran mengenai proses bisnis ERP dapat terbentuk. Penggambaran model tersebut menggunakan dua algoritma, yaitu Algoritma Alpha ++ dan Heuristics Miner. Kedua algoritma ini digunakan untuk mencari perbedaan bottleneck yang terjadi. Dari penelitian didapatkan hasil bahwa algoritma sangat mempengaruhi letak bottleneck. Letak tersebut didasarkan pada perhitungan waktu token yang ada pada place (tempat antara dua transisi atau dua transaksi) saat terbentuk model

    Otomasi Proses Administrasi Pre-Production Sampling (PPS) pada Industri Manufaktur Baju Anak

    Full text link
    UD. XYZ merupakan salah satu usaha tingkat menengah yang ada di Surabaya. Dalam kesehariannya, UD. XYZ membuat desain baju sekaligus memproduksi baju secara borongan untuk sebuah Perusahaan Reseller. Alur dari produksi di UD. XYZ dimulai ketika pemilik UD. XYZ membuat sebuah desain baju yang disetujui oleh Reseller. Setelah mendapat persetujuan, UD. XYZ akan melakukan proses pembuatan sample untuk mendapat persetujuan produksi masal dari Reseller. Permasalahan yang sering muncul adalah miskomunikasi yang mengakibatkan pada jumlah biaya produksi yang semakin besar. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut akan dilakukan otomasi sistem administrasi. Tahapan pertama yang akan digunakan untuk melakukan otomasi adalah melakukan identifikasi proses bisnis yang digunakan oleh Perusahaan. Dengan berdasarkan hasil identifikasi akan dibuat model As-is dari Perusahaan. Berdasarkan dari model As-is akan dilakukan analisis untuk membuat model To-be. Model To-be ini yang akan diimplementasikan ke dalam sistem yang akan menjadi sistem otomasi administrasi PPS. Harapannya dengan dilakukan otomasi proses bisnis di bagian administrasi PPS, akan memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan jumlah desain dan jumlah sablon sekaligus mempermudah pemilik usaha untuk melakukan pengecekan seluruh proses PPS kedepannya

    Penilaian Tingkat Kematangan Proses Bisnis Berbasis Enterprise Resource Planning: Studi Kasus: PT. XYZ

    Full text link
    Proses bisnis adalah sekumpulan aktifitas yang saling berelasi satu sama lain untuk menghasilkan suatu keluaran yang mendukung sasaran strategis dari Perusahaan. Perusahaan–Perusahaan di Indonesia saat ini menghadapi persaingan yang ketat terutama dalam aset strategis dan kemampuan untuk menyebarluaskan aset yang dimiliki Perusahaan. Proses bisnis saat ini menjadi aset strategis Perusahaan untuk bersaing dengan Perusahaan lainnya. Penggunaan teknologi informasi dalam mendukung proses bisnis menjadi salah satu peluang yang dapat digunakan Perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif Perusahaan. Salah satu teknologi informasi yang banyak digunakan Perusahaan adalah Enterprise Resource Planning (ERP). Namun, penggunaan ERP di berbagai Perusahaan seringkali tidak diiringi dengan pengelolaan berkesinambungan terkait proses bisnis yang diotomasi. Oleh karena itu perlu adanya pengukuran tingkat kematangan proses bisnis Perusahaan untuk mengetahui sejauh mana Perusahaan tersebut telah mengelola proses bisnis pada Perusahaannya. Pengukuran tingkat kematangan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi menjadi lebih baik dan mengevaluasi kinerja organisasiPenelitian ini akan dilakukan secara kualitatif dengan melakukan wawancara kepada Perusahaan manufaktur otomotif. Setelah proses pengukuran dijalankan, Perusahaan dapat memperoleh gambaran area-area dalam pengelolaan proses bisnis yang masih belum optimal. Selanjutnya, pengetahuan ini dapat digunakan acuan untuk melakukan perbaikan kinerja yang berkesinambungan

    Analisis Tingkat Kematangan Proses Bisnis dan Kesiapan Teknologi Informasi Studi Kasus Usaha Garmen Mikro, Kecil, dan Menengah di Jawa Timur

    Full text link
    UMKM merupakan salah satu pilar utama dalam menggerakkan ekonomi negara. Seiring berkembangnya teknologi informasi saat ini, UMKM harus meningkatkan inovasi karena ketatnya persaingan bisnis. Salah satu strategi peningkatan daya saing UMKM adalah pendampingan serta peningkatan kapasitas TI. Dilihat dari kondisi UMKM terkini, mayoritas UMKM gagal mengimplementasikan TI karena ketidaksesuaian tingkat kesiapan TI dengan infrastruktur TI yang diimplementasikan. Sebagai penentu keputusan, pemilik UMKM perlu memahami pentingnya tingkat kematangan proses bisnis dan kesiapan penerapan TI. Penelitian ini mengukur tingkat kematangan proses bisnis dan kesiapan penerapan TI pada Perusahaan garmen berskala kecil berdasarkan metode BPOMM dari McCormack. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan berbasis studi kasus pada UMKM di Jawa Timur. Untuk aspek Dukungan Sistem Informasi pada BPOMM, penelitian ini mengarahkan ke arah kesiapan TI karena pada penelitian McCormack lebih berfokus pada Perusahaan yang telah mengimplementasikan TI, sedangkan mayoritas UMKM di Indonesia belum. Aspek penilaian yang digunakan adalah infrastruktur, aplikasi, dan SDM TI. Pada penelitian ini diperoleh nilai kematangan proses bisnis dan kesiapan penerapan TI dari sepuluh UMKM garmen yang diteliti. Untuk nilai kematangan proses bisnis, UMKM berada pada Tingkat 2 yaitu Defined dengan nilai kesiapan penerapan teknologi berada di tingkat Tinggi. Hasil akhir dari penilaian dua elemen tersebut dikaitkan dan diprofilkan

    Identifikasi dan Pemodelan Sistem Pengkajian Makalah Menggunakan Pendekatan Berbasis Proses (Studi Kasus: Jurnal Sisfo)

    Full text link
    Jurnal Sisfo adalah jurnal akademis yang diterbitkan untuk mempublikasikan penelitian dalam bidang teknologi informasi. Jurnal Sisfo memfasilitasi penerbitan dengan proses yang mudah namun tetap mematuhi proses kajian ilmiah. Dalam implementasinya, seringkali proses yang berjalan menjadi rumit. Pemakalah terkadang tidak diberikan pemberitahuan mengenai kejelasan makalah. Tugas editor terkait pengalokasian makalah kepada reviewer menjadi terkendala karena banyaknya email masuk yang tidak berhubungan dengan pengkajian makalah. Kurangnya integrasi dalam proses yang berjalan menjadi penyebab utama rumitnya sistem yang sebenarnya memiliki proses yang sederhana. Oleh karena itu, dibutuhkan aplikasi yang dapat mengotomasi proses pengkajian makalah untuk memudahkan pekerjaan pihak Jurnal Sisfo. Mengingat bahwa penanganan makalah ini melibatkan urutan aktivitas-aktivitas yang saling terkait maka pendekatan berbasis proses cocok digunakan dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan tersebut digunakan karena apabila ada proses yang berubah sewaktu-waktu, pengembang dapat langsung menyesuaikan program yang dibuatnya. Dalam pengerjaannya menggunakan Bonita, yang dirancang untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan proses dan mudah dalam penggunaan tools yang ada. Hasil dari studi ini adalah suatu aplikasi berbasis proses yang mempermudah dan mengotomatisasi berjalannya aktivitas dalam Jurnal Sisfo

    Beneficial Non-Compliance with Inadequate Information Systems

    No full text
    Organisational employees who are inadequately supported by corporate information systems nevertheless need to complete work satisfactorily. We hypothesise that the inadequacy of corporate information systems will influence employees to create workarounds that are non-compliant with respect to organisational policy requirements yet are nevertheless beneficial. We motivate and outline the theoretical basis for such beneficial but non-compliant work. We develop a moderated-mediated theoretical model that links inadequate information systems to employee workaround behaviour and explain how we will test it. We expect to present initial validating data during the conference
    corecore