25 research outputs found

    Variation of morphology, isozymic and vitamin C content of dragon fruit varieties

    Get PDF
    Rahmawati B, Mahajoeno E. 2009. Variation of morphology, isozymic and vitamin C content of dragon fruit varieties. Nusantara Bioscience 1: 131-137. The aims of the research was to study the variation of morphology, the band pattern of isozyme, and vitamin C content of dragon fruit (Hylocereus spp.) varieties such as super red, red and white from Pasuruan (East Java), Sukoharjo and Klaten (Central Java), and Bantul districts (Yogyakarta). Morphological character were carried include fruit, stem, and flowers of each variety of dragon fruit. The isozymic pattern was analyzed using NTSYS 2.02i. The data matrix was counted based on the DICE coefficient. The clustering was done by applying UPGMA which counted through SHAN. Vitamin C content measured by titration method then analyzed descriptively. The results showed that the higher vitamin C content was found from super red of Pasuruan (6.00) and then followed by red color (5.376) and super red (5.113) both from Bantul. The morphological variation on the stem and petal colors, and fruits were also shown by the isozymic data of three varieties of dragon fruits collected from four separated locations. Esterase (EST) showed 18 bands and forming four (4) groups based on 75% genetic similarity index. The specific band occurred on Rf 0.633 of red varieties of dragon fruit from Bantul and on Rf 0.755 from Pasuruan. The specific band also occurs on Rf 0.347 of white variety from Bantul and on Rf 0.510 and on Rf 0.633 from Klaten. Glutamic oxaloacetic transaminase (GOT) enzyme shows 12 bands and also forming four groups with a little difference for member in the fourth group. The specific band occurs on Rf 0.321 of red color fruit from Pasuruan. The specific band also occurs on the white from Pasuruan on Rf 0.446 and on Rf 0.482. The variation of dragon fruits were also supported by isozymic data indicated that the morphological character were in accordance with the genetics data. Key words: dragon fruit, Hylocereus, morphology, isozyme, vitamin C

    STUDI VARIASI MORFOLOGI DAN POLA PITA ISOZIM PADA VARIETAS BUAH NAGA (Hylocereus sp)

    Get PDF
    Buah naga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan dan manfaat lainnya yang belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga perlu dilakukan pendataan. Penelitian ini bertujuan untuk Menguji keragaman variasi morfologi, dan pola pita isozim pada buah naga berdaging super merah, merah, dan putih dari Kabupaten Pasuruan, Sukoharjo, Klaten, dan Bantul. Analisis data morfologi tanaman diuaraikan secara deskriptif. Data pola pita isozim dianalisis menggunakan program Numerical Taxonomy and Multivariate Analys System versi 2.02i (NTSYS). Data matrik dihitung berdasarkan koofisien DICE. Klusterisasi (pengelompokan) dilakukan dengan UPGMA ( Unweighted Pair Group With Arithmatic Mean) yang dihitung melalui SHAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variasi morfologi terjadi pada warna batang, warna kelopak bunga dan rasa daging buah yang ditunjukkan juga pada pola pita isozim ketiga varietas pada keempat lokasi pengamatan. Enzim esterase mengekspresikan 18 pita yang membentuk empat kelompok berdasarkan jarak kemiripan 75%. Pita spesifik muncul pada Rf 0.633 pada varietas buah naga berdaging merah Bantul dan pada Rf 0.755 dari Pasuruan. Pita spesifik juga dimiliki untuk buah naga putih pada Rf 0.347 dari Bantul serta Klaten pada Rf 0.510 dan Rf 0.633. Untuk enzim GOT mengekspresikan 12 pita dan juga memperlihatkan empat kelompok dengan sedikit berbeda untuk keanggotaannya dikelompok empat. Pita spesifik muncul pada Rf 0.321 pada varietas buah naga berdaging merah dari Pasuruan. Pita spesifik juga muncul pada buah naga berdaging putih dari Pasuruan pada Rf 0. 446 dan Rf 0.482. Terjadinya variasi pada buah naga yang di uji dan di dukung oleh data isozim walaupun hanya 2 macam enzim ini memberikan bukti bahwa data genetik mendukung karakter morfologi. Kata kunci: Buah naga (Hylocereus sp), Morfologi, Isozim, Vitamin C

    Produksi Biogas dari Limbah Makanan melalui Peningkatan Suhu Biodigester Anearob

    Full text link
    Isu lingkungan seperti pencemaran udara, pemanasan global, dan zero waste telah mendorong peningkatan perhatian pada sumber-sumber energi terbarukan. Harga bahan bakar minyak (fosil) yang semakin mahal menjadi salah satu alasan untuk memenuhi kebutuhan energi, salah satu diantaranya berupa biogas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi biogas dari limbah makanan dengan peningkatan suhu dalam biodigester anaerob.Penelitian dilaksanakan di Sub Laboratorium Biologi, UPT Lab. Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, dari bulan Mei sampai dengan September 2009. Biodigester digunakan jerigen plastik bervolume 5 liter dengan volume kerja 4 liter (sumber inokulum : substrat, 20% : 80%). Perlakuan percobaan diberikan dalam bentuk penambahan suhu biodigester dari berbagai sumber inokulum: inokulum kotoran sapi dan kotoran ayam pada suhu tinggi (50ÂșC) dan suhu ruang (31ÂșC) dengan substrat utama limbah makanan. Parameter diamati meliputi pH, suhu, COD, BOD, TS, VS, dan produksi biogas. Data hasil pengamatan di analisis dengan sidik ragam GLM univariate dan uji lanjut DMRT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi biogas dari substrat limbah makanan terbaik diperoleh dengan sumber inokulum kotoran ayam yaitu 0,91 (l/hari) biogas pada suhu tinggi (500C) dengan efisiensi reduksi organik BOD 80,9% / COD 85,2%, dan efisiensi reduksi organik TS 80% / VS 78,2%

    Fermentasi lumpur digestat kotoran ayam petelur dengan kapang Aspergillus niger untuk sumber protein pada ransum ayam

    Get PDF
    Pamungkas GS, Sutarno, Mahajoeno E. 2012. Fermentasi lumpur digestat kotoran ayam petelur dengan kapang Aspergillus niger untuk sumber protein pada ransum ayam. Bioteknologi 9: 00-00. Lumpur digestat dari kotoran ayam petelur berpotensi sebagai pakan ternak, di samping sebagai pupuk kandang dan biogas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan berupa lumpur digestat dari kotoran ayam petelur yang difermentasi menggunakan kapang Aspergillus niger pada ransum ayam broiler. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Searah dengan empat kali ulangan di mana setiap ulangan berisi empat ekor ayam. Pada penelitian ini digunakan empat perlakuan berupa level pemberian fermentasi lumpur digestat yaitu kontrol atau tanpa pemberian fermentasi lumpur digestat, pemberian fermentasi lumpur digestat 2%, 4% dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi dengan kapang A. niger mampu menaikkan kandungan protein kasar lumpur digestat sebanyak 55,6% yaitu dari 9,84% menjadi15,31%, sedangkan pemberian lumpur digestat yang difermentasi dengan A. niger sampai 6% tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan, konversi pakan, pertambahan bobot badan, feed cost per gain, bobot potong, persentase karkas yang meliputi dada, punggung, sayap dan paha, serta presentase non karkas yang meliputi jantung, ampela, dan hati. Disimpulkan bahwa lumpur digestat yang difermentasi dengan kapang A. niger dapat digunakan sampai taraf 6% sebagai ransum ayam broiler

    PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH MAKANAN MELALUI PENINGKATAN SUHU BIODIGESTER ANEAROB

    Get PDF
    ABSTRAK Isu lingkungan seperti pencemaran udara, pemanasan global, dan zero waste telah mendorong peningkatan perhatian pada sumber-sumber energi terbarukan. Harga bahan bakar minyak (fosil) yang semakin mahal menjadi salah satu alasan untuk memenuhi kebutuhan energi, salah satu diantaranya berupa biogas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi biogas dari limbah makanan dengan peningkatan suhu dalam biodigester anaerob.Penelitian dilaksanakan di Sub Laboratorium Biologi, UPT Lab. Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, dari bulan Mei sampai dengan September 2009. Biodigester  digunakan jerigen plastik bervolume 5 liter dengan volume kerja 4 liter (sumber inokulum : substrat,  20% : 80%). Perlakuan percobaan diberikan dalam bentuk penambahan suhu biodigester dari berbagai sumber inokulum: inokulum kotoran sapi dan kotoran ayam pada suhu tinggi (50ÂșC) dan suhu ruang (31ÂșC) dengan substrat utama limbah makanan. Parameter diamati meliputi pH, suhu, COD, BOD, TS, VS, dan produksi biogas. Data hasil pengamatan di analisis dengan sidik ragam GLM univariate dan uji lanjut DMRT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi biogas dari substrat limbah makanan terbaik diperoleh dengan sumber inokulum kotoran ayam yaitu 0,91 (l/hari) biogas pada suhu tinggi (500C) dengan efisiensi reduksi organik BOD 80,9% / COD 85,2%, dan efisiensi reduksi organik TS 80% / VS 78,2%. Kata kunci : biogas, suhu biodigester anaerob, kotoran ayam

    The Influence of Mycorrhiza and Organic Ferlitizer to The Growth of Seedling Matoa ( Pometia pinnata )

    Get PDF
    This research was conducted on Central Laboratory Sebelas Maret University Surakarta from December 2010 to May 2011. The purpose of this research was to find out the influence of mycorrhiza, organic fertilizer and their combination to the growth of seedlings matoa. The reseach was arranged on Completely Randomized design with two treatments factor ; i e : giving mycorrhiza ( 0 g, 5g, 10g /polybag ) and giving organic fertilizer ( 0ml, 1ml, 2ml /polybag ) respectively each in 6 replications. The observed treatments were plant height, leaf number and plant biomass. The observation datas were analyzed by multivariate analysis level of 5 %, continued with LSD test. The result showed that there was no significant influence on given mycorrhiza for matoa seedling growth for all of the growth parameters. There was no influence of organic fertilizer for plant height parameter, but significantly influence for the number of leaf and biomass. The best increase of the number of leaf and biomass was on organic fertilizer treatment at 2ml dosage. There were no influence in the growth of matoa by the combination treatments betwen mycorrhyza and organik fertilizer

    PRODUCTION OF BIOETHANOL FROM CITRUS FRUIT (Citrus sp) WASTE BY ACID HYDROLYSIS AND FERMENTATION USING Saccharomyces cerevisiae

    Get PDF
    One of the promising biofuel is bioethanol which can be produced from agricultural waste cellulosic biomass such as citrus fruit waste. Bioethanol can be derived from citrus fruit waste that is rarely used. Cellulosecontained in citrus fruit  waste can be converted into ethanol through a process of chemical and biological. Sulfuric acid ( H2SO4) can be used in hydrolysis of cellulose material in citrus fruit waste to producesugars and batch fermentation by Saccharomyces cereviseae can be used to convert sugars into bioethanol.The purpose of this research were to determine the highest reducing sugar from acid hydrolisis with different acid concentration levels of 0, 3, 7, and 10% and to know the highest levels of bioethanol and optimum incubation time. Extracts made from citrus fruit waste without peel. Citrus fruits were hydrolyse using a variation of 1 M H2SO4 acid concentration of 0, 3, 7, and 10 % to produce reducing sugars. Reducing sugars were analyzed using the Nelson Somogyi method.The optimum reducing sugar is used for fermentation by yeast Saccharomyces cerevisiae using a variation of the long incubation days 0, 2, 4, 6, 8 and bioethanol purified by distillation method. Acid hydrolysis resulted reduction sugar 3,5%, at an optimum concentration of 3% is used for fermentation by yeast S. cerevisiae. The highest level of fermentation time of 6 days produced bioethanol having the content 9,75% .  Kata Kunci : Bioethanol, Citrus Acid Waste, Saccharomyces Cerevisiae, Fermentation

    Studi Variasi Morfologi Dan Pola Pita Isozim Pada Varietas Buah Naga (Hylocereus SP)

    Full text link
    Buah naga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan dan manfaatlainnya yang belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga perlu dilakukanpendataan.Penelitian ini bertujuan untuk Menguji keragaman variasi morfologi, danpola pita isozim pada buah naga berdaging super merah, merah, dan putih dariKabupaten Pasuruan, Sukoharjo, Klaten, dan Bantul.Analisis data morfologi tanaman diuaraikan secara deskriptif. Data polapita isozim dianalisis menggunakan program Numerical Taxonomy andMultivariate Analys System versi 2.02i (NTSYS). Data matrik dihitungberdasarkan koofisien DICE. Klusterisasi (pengelompokan) dilakukan denganUPGMA ( Unweighted Pair Group With Arithmatic Mean) yang dihitung melaluiSHAN.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variasi morfologi terjadi pada warnabatang, warna kelopak bunga dan rasa daging buah yang ditunjukkan juga padapola pita isozim ketiga varietas pada keempat lokasi pengamatan. Enzim esterasemengekspresikan 18 pita yang membentuk empat kelompok berdasarkan jarakkemiripan 75%. Pita spesifik muncul pada Rf 0.633 pada varietas buah nagaberdaging merah Bantul dan pada Rf 0.755 dari Pasuruan. Pita spesifik jugadimiliki untuk buah naga putih pada Rf 0.347 dari Bantul serta Klaten pada Rf0.510 dan Rf 0.633. Untuk enzim GOT mengekspresikan 12 pita dan jugamemperlihatkan empat kelompok dengan sedikit berbeda untuk keanggotaannyadikelompok empat. Pita spesifik muncul pada Rf 0.321 pada varietas buah nagaberdaging merah dari Pasuruan. Pita spesifik juga muncul pada buah nagaberdaging putih dari Pasuruan pada Rf 0. 446 dan Rf 0.482. Terjadinya variasipada buah naga yang di uji dan di dukung oleh data isozim walaupun hanya 2macam enzim ini memberikan bukti bahwa data genetik mendukung karaktermorfologi

    STUDI VARIASI MORFOLOGI DAN POLA PITA ISOZIM PADA VARIETAS BUAH NAGA (Hylocereus sp)

    Get PDF
    ABSTRAKBuah naga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan dan manfaatlainnya yang belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga perlu dilakukanpendataan.Penelitian ini bertujuan untuk Menguji keragaman variasi morfologi, danpola pita isozim pada buah naga berdaging super merah, merah, dan putih dariKabupaten Pasuruan, Sukoharjo, Klaten, dan Bantul.Analisis data morfologi tanaman diuaraikan secara deskriptif. Data polapita isozim dianalisis menggunakan program Numerical Taxonomy andMultivariate Analys System versi 2.02i (NTSYS). Data matrik dihitungberdasarkan koofisien DICE. Klusterisasi (pengelompokan) dilakukan denganUPGMA ( Unweighted Pair Group With Arithmatic Mean) yang dihitung melaluiSHAN.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variasi morfologi terjadi pada warnabatang, warna kelopak bunga dan rasa daging buah yang ditunjukkan juga padapola pita isozim ketiga varietas pada keempat lokasi pengamatan. Enzim esterasemengekspresikan 18 pita yang membentuk empat kelompok berdasarkan jarakkemiripan 75%. Pita spesifik muncul pada Rf 0.633 pada varietas buah nagaberdaging merah Bantul dan pada Rf 0.755 dari Pasuruan. Pita spesifik jugadimiliki untuk buah naga putih pada Rf 0.347 dari Bantul serta Klaten pada Rf0.510 dan Rf 0.633. Untuk enzim GOT mengekspresikan 12 pita dan jugamemperlihatkan empat kelompok dengan sedikit berbeda untuk keanggotaannyadikelompok empat. Pita spesifik muncul pada Rf 0.321 pada varietas buah nagaberdaging merah dari Pasuruan. Pita spesifik juga muncul pada buah nagaberdaging putih dari Pasuruan pada Rf 0. 446 dan Rf 0.482. Terjadinya variasipada buah naga yang di uji dan di dukung oleh data isozim walaupun hanya 2macam enzim ini memberikan bukti bahwa data genetik mendukung karaktermorfologi.Kata kunci: Buah naga (Hylocereus sp), Morfologi, Isozim, Vitamin C
    corecore