73 research outputs found

    Activation of Natural Zeolite as Water Adsorbent for Mixed-Adsorption Drying

    No full text
    Mixed-adsorption drying with material using zeolite is an option to improve product quality and energy efficiency of drying seeds. In this case, zeolite and seeds are mixed and fluidized by warm air as drying medium. The air will desorb water from seed, and at the same time, zeolite will adsorb vapor from air. Thus, the driving force of drying can be kept high. However, in Indonesia, the zeolite with high adsorption capacity is hardly found in market. This research studied the activation of natural zeolite using two different methods: by heating at 200-400oC, and adding NaOH 0.5-2.0 N. Results showed that the adsorbing capacity of zeolite activated by 1.0 N NaOH is 0.170 gr water/gr dry zeolite. While, by heating at 300oC for 3 hours, is 0.140 gr water loaded/gr dry zeolite. With the performance, zeolite can be used for drying application. Keywords: zeolite, fluidized, adsorption, drying, activatio

    Analisis Pelaksanaan Pencegahan Komplikasi Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi Tahun 2018

    Full text link
    Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini terjadi karena kurangnya perawatan luka, perdarahan (42%) akibat robekan jalan lahir, sisa plasenta dan atonia uteri, eklamsia (13%) dan komplikasi masa nifas (11%), asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 10 ibu yang diwawancarai yang diambil secara accidental sampling. Penelitian ini akan dilksanakan pada tanggal 25 sampai 31 Juli tahun 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi. Analisa data dalam penelitian ini secara Univariat. Berdasarkan penelitian diketahui 6 (60.0%) responden mempunyai pencegahan komplikasi  nifas negative, sebagian besar memiliki pengetahuan rendah sebanyak 6 responden (60.0%), 5 responden  (50.0%) mempunyai sikap positif dan 5 responden (50.0%) dan 5 responden  (50.0%) mempunyai perilaku positif dan 5 responden (50.0%) mempunyai perilaku negative. Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan komplikasi nifas dengan memberuikan konseling pada saat sebelum pulang saat setelah melahirkan, pengadaan penyuluhan baik secara individu maupun kelompok yang bekerja sama dengan tenaga instansi kesehatan setempat

    Hubungan Motivasi, Sikap dan Peran Petugas Kesehatan dengan Perilaku Pencegahan Keputihan pada Remaja di SMA Negeri 3 Kota Jambi Tahun 2016

    Full text link
    Data penelitian kesehatan tentang reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami sebanyak dua kali atau bahkan bisa lebih. Wanita Indonesia 75% pasti mengalami keputihan minimal 1 (satu) kali dalam hidupnya. Lebih dari 70% wanita Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau kuman (Trikomonas Vaginalis).Penelitian ini merupakan penelitian analitik untuk mengetahui hubungan motivasi, sikap dan peran petugas kesehatan dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja di SMA Negeri 3 Kota Jambi Tahun 2016. Populasi seluruh remaja putri di SMA Negeri 3 Kota Jambi Tahun 2016 yang berjumlah 610 orang. Sampel secara sampel proporsional random sampling yang berjumlah 39 orang. Proses penelitian dilakukan pada bulan Agustus Tahun 2016 di SMA Negeri 3 Kota Jambi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat.Hasil penelitian secara univariat diperoleh bahwa sebagian besar 20 (51,3 %) responden memiliki perilaku cukup, 24 (61,5%) responden memiliki motivasi cukup, 20 (51,3%) responden memiliki sikap cukup dan 33 (84,6%) responden memiliki peran petugas kesehatan kurang. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan motivasi remaja, sikap dan peran petugas kesehatan dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja, dengan p-value= 0,000.Diharapkan dapat melakukan kerja sama dengan Instansi Kesehatan yang terkait untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan kepada remaja putri dalam melakukan pencegahan keputihan. Serta memasukkan materi kesehatan reproduks

    Hubungan Paritas, Jarak Kelahiran dan Riwayat Preeklampsia dengan Kejadian Bblr di Rsia Annisa Kota Jambi Tahun 2017

    Full text link
    Di Indonesia, menurut Survey Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada tahun 2005, kematian neonatus yang disebabkan oleh BBLR sebesar 38,85%. Angka kejadian BBLR di Indonesiaberkisar 9-20% bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Sebanyak 25% bayi dengan BBLR meninggal pada saat lahir dan 50% nya meninggal saat bayi. Angka kejadianBBLR di RSIA Annisa Tahun 2015 sebanyak 509% bayi dan tahun 2016 sebanyak 70,4%.Penelitian ini bersifat Retrospektif dengan rancangan Case Control. Penelitian ini dilakukandi RSIA Annisa Kota Jambi pada tanggal 01 Agustus 2017. Populasi dalam kelompok Casesebanyak 104 orang dan kelompok Control sebanyak 104 orang. Pengambilan sampeldengan menggunakan teknik Total Sampling yaitu perbandingan 1:1 jadi total sampling nyayaitu 208 orang. Dilakukan dengan menggunakan lembar checklist, dianalisa denganmenggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Paritasdengan kejadian BBLR di RSIA Annisa Jambi dengan Sig 0,01. Ada hubungan yangbermakna antara Jarak Kelahiran dengan kejadian BBLR di RSIA Annisa Jambi dengan Sig0,01. Ada hubungan yang bermakna antara Riwayat Preeklampsia dengan kejadian BBLR diRSIA Annisa Jambi dengan Sig 0,01.Diperlukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang Faktor risiko BBLRdan upaya pencegahannya. Petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatanpada calon ibu dengan metode yang kreatif dan inovatif. &nbsp

    Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Ibu terhadap Perilaku Kesehatan pada Pemberian Imunisasi Ipv (Inactivated Polio Vaccine) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2018

    Full text link
    Fakta dunia saat ini khususnya di negara sedang berkembang setiap 14,5 juta anak Balita meninggal karena berbagai penyakit yang dapat dicegah, kurang gizi, dehidrasi karena muntaber dan setiap tahunnya 3,5 juta anak Balita meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Achmadi, 2006). IPV meskipun tersedia, namun lebih jarang ditemukan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi ibu terhadap pemberian Imunisasi IPV di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2018. Penelitian dilakukan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi pada tanggal 5-9 Agustus tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 226 orang dan jumlah sampel sebanyak 34 orang dengan teknik accidental sampling. Analisis data adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi IPV dengan nilai p value 0,006 dan adanya hubungan signifikan antara motivasi ibu dengan pemberian imunisasi IPV dengan nilai p value 0,008. Diharapkan pihak petugas kesehatan memberikan informasi dan penyuluhan tentang imunisasi IPV sehingga ibu timbul kesadaran bahwa imunisasi IPV itu sangat penting diberikan kepada bayinya. &nbsp

    Hubungan Faktor Makanan terhadap Kejadian Kambuh Ulang Asma pada Penderita Asma di Wilayah Kerja Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2015

    Full text link
    Asma merupakan penyakit paru dengan karakteristik obstruksi saluran nafas yang reversible.Obstruksi saluran nafas ini memberikan gejala asma seperti batuk, mengi dan sesak nafas.Penyempitan saluran napas ini dapat terjadi secara bertahap, perlahan-lahan dan bahkan menetapdengan pengobatan tetapi dapat pula terjadi secara mendadak, sehingga menimbulkan kesulitanbernapas akut. Tahun 2014 jumlah pasien penderita asma yang datang ke Puskesmas Olak kemangsebanyak 1392 penderita.Tujuan penelitian untuk mengetahuinya Hubungan Faktor makanan terhadap kejadian kambuh UlangAsma Pada Penderita Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2015.Penelitian Deskriptif Analitik ini dengan pendekatan Desain Penelitian Cross Sectional, dan teknikpengambilan sampel adalah dengan teknik Total Sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 95orang penderita asma yang diambil di Wilayah kerja Puskesmas. Data diperoleh dengan kuesioner dianalisis secara Univariat dan Bivariat menggunakan Chi-Square.Berdasarkan Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara Faktor Makananterhadap kejadian kambuh ulang asma (p-value= 0,014). Yang beresiko terhadap faktor makanan 75(78,9%) dan yang mengalami kambuh ulang 73 (76,8).Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor makanan berpengaruh terhadap kejadiankambuh ulang asma pada penderita asma. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi seluruhmasyarakat Di wilayah kerja Puskesmas Olak Kemang, yaitu untuk mendapatkan informasi tentangfaktor yang mempengaruhi kambuh ulang asma

    Gambaran Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Tentang Pencegahan Ascariasis ( Cacingan ) Pada Balita Di Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2015

    Full text link
    Program pemberantasan penyakit kecacingan pada anak yang dicanangkan tahun 2007 efektifmenurunkan prevalensi kecacingan menjadi 33,0 % pada tahun 2008. Sejak tahun 2010 hingga 2012,prevalensi penyakit kecacingan secara berurutan adalah sebesar 33,3 %, 33,0 %, 46,8 % 28,4 % dan32,6 %. Kejadian infeksi cacing tambang prevalensinya jauh lebih rendah, yaitu secara berurutanuntuk tahun yang sama adalah sebesar 2,4 %, 0,6 %, 5,1 %, 1,6 % dan 1,0 %.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey yang bertujuan untukmengetahui gambaran pengetahuan dan motivasi ibu tentang pencegahan ascariasis (cacingan)pada Balita di Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi tahun 2015. Populasi dalam penelitian sebanyak312 orang dan jumlah sampel sebanyak 39 orang. Teknik pengambilan sampel adalah denganaccidental sampling. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi.Penelitian telah dilakukan pada tanggal 11-13 Agustus tahun 2015. Pengumpulan data menggunakankuesioner dengan cara pengisian kuesioner. Data yang diperoleh kemudian di analisis secaraunivariate.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 14 responden (35,9%) memiliki pengetahuan baik,sebanyak 20 responden (51,3%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 5 responden (12,8%)memiliki pengetahuan kurang baik. Sebanyak 17 responden (43,6%) mempunyai motivasi tinggitentang pencegahan ascariasis (cacingan) pada Balita, dan sebanyak 22 responden (56,4%)mempunyai motivasi rendah.Diharapkan petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang tujuan dan manfaat pencegahanascariasis (cacingan) pada Balita agar mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan memotivasi ibuuntuk melakukan pencegahan ascariasis (cacingan) pada Balita dan mengajak para kader untukmembantu dalam memberikan informasi mengenai pencegahan ascariasis (cacingan) pada Balita

    Pektin Sebagai Alternatif Bahan Baku Biosorben Logam Berat

    Full text link
    Berbagai kegiatan manusia sangat berpotensi menghasilkan limbahlogam berat. Limbah ini bila tidak diolah dengan baik akan menimbulkanpencemaran lingkungan serta meracuni makhluk hidup termasuk manusia.Diantara berbagai alternatif pengolahan limbah yang mengandung logamberat, penggunaan biosorben memiliki beberapa keunggulan, diantaranyabiaya yang relatif murah, efisiensi yang tinggi pada larutan encer sertakemudahan proses regenerasinya. Diantara berbagai bahan baku biosorben,pektin merupakan salah satu komponen tumbuhan yang banyak mengandunggugus aktif, yaitu komponen yang berperan penting dalam proses biosorpsi.Pektin banyak terdapat pada daun, kulit dan buah pada berbagai tanaman.Pektin yang dapat diaplikasikan sebagai biosorben logam berat adalah pektinjenis LMP (Low Methoxyl Pectin) yang dapat langsung diambil dari tanamanyang mengandung LMP atau dari HMP (High Methoxyl Pectin) yangmengalami proses demetilasi atau modifikasi. Kinetika proses biosorpsi logamberat dengan biosorben pektin dapat mengikuti model kinetika tingkat duasemu, sedangkan kesetimbangan isothermnya dapat mengikuti model Langmuiratau Freunlich. Beberapa penelitian penggunaan pektin sebagai biosorbenlogam berat diantaranya adalah penggunaan pektin dari pulpa gula beet danpektin dari kulit buah durian

    Pembuatan Polihidroksialkanoat Dari Limbah Cair Industri Terigu Dalam Sequencing Batch Reactor

    Get PDF
    Plastik merupakan salah satu polutan yang sulit dihancurkan oleh alam. Peningkatan volume sampah plastik mendorong pencarian dan pengembangan material plastik yang mudah diuraikan oleh alam (plastik biodegradabel). Polihidroksialkanoat (PHA) adalah salah satu jenis plastik biodegradabel yang termasuk dalam kelompok poliester. Bahan baku PHA antara lain glukosa dan asam lemak volatil. PHA dapat dihasilkan dari bermacam-macam bakteri. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan PHA berasal dari biaya pemenuhan kebutuhan substrat dan biaya pengambilan dan pemurnian PHA dari biomassa. Upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah industri pangan menggunakan sistem lumpur aktif dalam Sequencing batch reactor (SBR) untuk memproduksi PHA. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan antara siklus pendek dan siklus panjang dalam sistem SBR terhadap akumulasi PHA serta pengaruh periode aerob dan anaerob. Penelitian dilakukan dalam SBR dengan volume total sebesar 6 L. Lumpur aktif yang digunakan diperoleh dari PT Apac Inti Corpora Ungaran, sedangkan limbah cair terigu yang digunakan adalah limbah sintesis. Variasi dilakukan terhadap tahapan pengisian dan rasio aerob-anaerob. Satu siklus SBR membutuhkan waktu 12 jam. Kondisi-kondisi yang diusahakan tetap adalah temperatur kamar, pH netral (pada awal operasi), dan SRT selama 10 hari. Variabel tetap lainnya adalah waktu pengendapan 2 jam dan waktu dekantasi 1 jam. Analisa kandungan MLSS dan PHA dilakukan diakhir silkus dan tiap hari selama masa STR. Hasil penelitian menujukkan bahwa konsentrasi PHA yang lebih besar mencapai 1,7 g/L diperoleh pada tahapan pengisian panjang. Rasio aerob dan anaerob dengan periode aerob yang lebih besar menghasilkan konsentrasi PHA yang lebih besar dan konsentrasi PHA terbesar diperoleh pada rasio aerob-anaerob 2:1. Kata Kunci: limbah cair, polihidroksialkanoat,SBR, terig
    • …
    corecore