801 research outputs found

    ANALISIS HUBUNGAN PARAMETER ANGKA PORI (e) DENGAN KECEPATAN REMBESAN PADA JENIS TANAH YANG BERBUTIR HALUS

    Get PDF
    Secara umum, Gradasi tanah dapat mempengaruhi secara langsung angka pori tanah, jika butir-butir agregat tanah memiliki ukuran yang sama, maka rasio pori tanah akan besar. Jika ukuran butir berbeda, maka volume pori kecil. Kepadatannya tinggi karena butiran kecil mengisi pori-pori di antara butiran yang lebih besar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh karakteristik tanah berbutir halus terhadap kecepatan rembesan aliran air serta menganalisis pengaruh perubahan angka pori (e) terhadap kecepatan rembesan aliran air terhadap berbagai jenis tanah berbutir halus. Dalam penelitian ini menggunakan 3 jenis tanah berbutir halus yaitu, lempung lanau berpasir, lempung berpasir berlanau dan lanau lempung berpasir, serta 3 jenis intensitas curah hujan yaitu intensitas kala ulan 5 tahun (I5), 15 tahun (I15) serta 25 tahun (I25). Pada pengujian pertama tanah lempung lanau berpasir dengan dengan e0 0,47, kecepatan rembesan arah horizontal  yaitu 0,181 cm/menit sedangkan arah vertikal yaitu 0,264 cm/menit. Pada pengujian kedua tanah lempung lanau berpasir dengan e0 0,51, kecepatan rembesan arah horizontal yaitu 0,182  cm/menit sedangkan untuk arah vertikal yaitu 0,286 cm/menit. Pada pengujian ketiga untuk lempung lanau berpasir dengan e0 0,56, kecepatan rembesan arah horizontal yaitu 0,185 cm/menit sedangkan arah vertikal yaitu 0,327 cm/menit. Pada pengujian pertama  tanah lempung berpasir berlanau dengan e0 0,52, kecepatan rembesan horizontal yaitu 0,201 cm/menit sedangkan pada arah vertikal yaitu 0,270 cm/menit. Pada pengujian kedua tanah lempung berpasir berlanau dengan e0 0,56, kecepatan rembesan horizontal yaitu 0,215 cm/menit, sedangkan untuk arah vertikal yaitu 0,297 cm/menit. Pada pengujian ketiga tanah lempung berpasir berlanau dengan e0 0,61, kecepatan rembesan horizontal yaitu 0,231 cm/menit, sedangkan untuk arah vertikal yaitu 0,338 cm/menit. Pada pengujian pertama tanah lanau lempung berpasir dengan e0 0,67, kecepatan rembesan horizontal yaitu 0,278 cm/menit, sedangkan arah vertikal 0,274 cm/menit. Pada pengaujian kedua lanau lempung berpasir dengan e0 0,72, kecepatan rembesan horizontal yaity 0,305 cm/menit, sedangkan arah vertikal yaitu 0,310 cm/menit. Pada pengujian ketiga dengan e0 0,79 kecepatan rembesan horizontal yaitu 0,347 cm/menit sedangkan arah vertikal yaitu 0, 356 cm/menit. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin kecil angka pori maka semakin lambat rembesan aliran airnya, begitupun sebaliknya

    PREDIKSI CURAH HUJAN WILAYAH MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN (JST) BACKPROPAGATION DI DAS RONGKONG

    Get PDF
    Hidrologi merupakan salah satu faktor yang diperlukan untuk penyelesaian suatu permasalahan sumber daya air. Analisa curah hujan sangatlah diperlukan sebelum melakukan suatu prediksi. DAS Rongkong seluas 1728,034 Km²yang terletak di Kabupaten Luwu Utara mengalami permasalahan tentang peralihan tata guna lahan yang menyebabkan kemampuan infiltrasinya menjadi berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk prediksi curah hujan di DAS Rongkong dan mengetahui perbandingan antara data lapangan dengan data hasil prediksi menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Back Propagation. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pada tahun 2022 bulan Januari: 66 mm, Februari : 25 mm, Maret : 22 mm, April : 19 mm, Mei : 22 mm, Juni : 40 mm, Juli : 18 mm, Agustus : 18 mm, September : 66 mm, Oktober : 18 mm, November : 30 mm, Desember : 67 mm. Berdasarkan Grafik data lapangan dengan data hasil prediksi Metode JST Pada bulan Januari, September dan Desember curah hujan wilayah yang dihasilkam mengalami kenaikan ,Sedangkan Pada bulan Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus dan November curah hujan wilayah yang dihasuilkan mengalami penurunan. Sehingga Rata-rata selisih yang dihasilkan sebesar 13,83 mm

    PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP KEDALAMAN GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN MONCONGLOE

    Get PDF
    Runtuhnya jembatan Moncongloe sebagian besar disebabkan karena terjadinya debit banjir yang sangat besar pasca banjir tahun 2018,  sehingga menyebabkan  gerusan disekitar pilar jembatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk  menganalisis pengaruh debit aliran terhadap kedalaman gerusan lokal  pada pilar jembatan Moncongloe dan pengaruh kedalaman gerusan lokal terhadap pilar jembatan. Penelitian ini dilaksanakan di Jembatan Moncongloe pada aliran sungai Je’nelata dan secara administrasi terletak di Kecamatan Parangloe dan Desa Tamalate Kecamatan Manuju Kab. Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis terletak di 119 34 52 BT dan 5’15’52’’ LS sebelah utara dari Kota Makassar  berjarak 20 km. Hasil penelitian ini menunjukkan dari beberapa metode yang digunakan untuk analisis gerusan, metode Lacey lebih mendekati dengan kondisi lapangan

    Analisis Debit Limpasan Pada Perencanaan Sistem Underground Drainage Jalan Lingkar Tengah Makassar

    Get PDF
    Pembangunan Jalan Lingkar Tengah (Middle Ring Road) Makassar rencananya akan dilaksanakan secara bertahap, dimana tahap pertama direncanakan sepanjang 3,050 km mulai dari Jl. Perintis Kemerdekaan melintasi Jl. Dr. Laimena dan berakhir di Jl. Borong Raya dengan lebar total 42 m termasuk prasarana saluran drainase. Dalam pembangunan jalan harus dibarengi dengan sistem saluran drainase yang baik dimana sistem drainase tersebut mampu melayani air limpasan hujan yang terjadi di permukaan jalan dan kawasan – kawasan sekitar jalan yang akan membebani saluran – saluran drainase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  debit limpasan yang terjadi di kawasan Pembangunan Jl. Lingkar Tengah (Middle Ring Road) Makassar dan sekitarnya yang akan membebani saluran drainase jalan dan untuk  merencanakan dimensi saluran drainase tertutup (underground drainage) yang mampu mengalirkan debit aliran air maksimum. Hasil yang diharapkan adalah perencanaan sistem underground drainage sebagai alternatif pemecahan masalah banjir dan genangan pada ruas Jl. Lingkar Tengah (Middle Ring Road) Makassar

    KAJIAN HIDROLIKA DAN ANALISIS KAPASITAS TAMPANG SUNGAI LEKOPANCING KECAMATAN TANRALILI KABUPATEN MAROS

    Get PDF
    Sungai Lekopancing adalah sebuah sungai di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Beberapa kecamatan di sekitar Kabupaten Maros, seperti Tompobulu, Tanralili, dan Moncongloe, serta Kota Makassar bagian utara dan timur, mengandalkan Sungai Lekopancing sebagai suplai air baku dan air bersih untuk memenuhi kebutuhannya. Selain berdampak baik bagi manusia, akan tetapi sungai juga dapat berdampak buruk seperti yang sering terjadi ialah banjir. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi hidrolis serta kalkulasi kapasitas tampang Sungai Lekopancing melalui program komputasi Hec-Ras. Kemudian metode pada penelitian ini ialah kuantitatif  berupa data curah hujan sebagai analisis hidrologi dan analisis debit banjir rencana serta data Demnas sebagai analisis hidrolik sungai. Berdasarkan hasil, untuk  analisis hidrolika dengan 79 titik ruas penampang sungai pada program Hec-Ras bahwa terjadinya luapan air di beberapa titk ruas penampang sungai pada debit kala ulang 25 tahun. Kemudian kapasitas tampangnya berdasarkan Hec-Ras sebesar 3359,78

    PENGARUH KECEPATAN ALIRAN TERHADAP PERUBAHAN NILAI KESERAGAMAN BUTIRAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi kecepatan terhadap perubahan gradasi sedimen dasar dan tingkat keseragaman pada waktu tertentu dan untuk mendapatkan hubungan parameter berpengaruh (v, d50awal, t) dengan gradasi final (d50hasil). Penelitian ini menggunakan 3 variasi kecepatan dengan 3 variasi waktu pengaliran pada 3 gradasi butiran yang yang berbeda. Dalam menentukan sifat aliran digunakan parameter angka Reynold yang hasilnya ada tiga sifat aliran yang terjadi dalam penelitian ini yaitu aliran laminar pada kisar anangka Reynold sebesar 448,75 dan aliran transisi pada kisaran angka Reynold 524 dan 617 dengan 3 variasi kecepatan. Keseragaman butiran pada dasar saluran dipengaruhi oleh jumlah sedimentasi terendapkan (agradasi) dan erosi terangkut (degradasi) di sepanjang saluran atau sungai. Penyajian hasil penelitian menunjukkan bahwa volume sedimen yang hanyut akan semakin besar seiring besar kecepatan aliran dan waktu yang digunakan dengan volume butiran halus (D40) yang lebih besar volume hanyutnya dibanding butiran lain. Demikian pula sebaliknya volume yang butiran kasar lebih banyak yang tertinggal

    Degradasi Fisik Beton Normal Pasca Bakar

    Get PDF
    AbstractA research about the effect of semen's temperature is still being a hot topic to be investigated. The effect of temperature need to be measured, physically or mechanically, and also need to be analyzed by using descriptive statistic analysis. The researchers' expectation in knowing a formulation, a description, and a big effect of temperature to semen is something which still need to be discussed more. The researchers begin to investigate it by making a tool of semen's test which fired in an oven directly. The tool of semen's test next to be tested its pressure power, elastic power, and elastic modules. The research had been done to fired building so far, but the result still not give a basic power. Generally, the problem of this research is to know semen's normal degradation physically and mechanically after firing in certain temperature. The result showed that there was a physic degradation happened to semen after firing. The height of normal semen after firing was 0,002331 kg/cm3 in normal temperature, 0,002259 kg/cm3 in 100°C temperature, 0,002203 in 300°C temperature, and 0,002182 kg/cm3 in 600°C temperature. Keywords: Normal Concrette, Physic, Burn  AbstrakPenelitian tentang pengaruh temperatur pada beton masih merupakan topik yang hangat diteliti. Pengaruh temperatur diukur, baik sifat fisik maupun sifat mekanik, dan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Keinginan para peneliti untuk mengetahui secara akurat bentuk, gambaran, dan besar pengaruh temperatur terhadap beton merupakan hal yang masih perlu diteliti lebih lanjut.  Para  peneliti  mulai  meneliti  dengan  membuat benda uji beton yang kemudian dibakar langsung dibakar dalam oven atau tungku. Setelah itu, dilakukan pengujian pada benda uji berupa kuat tekan, kuat lentur, dan   modulus elastisitas. Penelitian yang pernah dilakukan adalah sisa suatu bangunan yang telah terbakar. Namun sejauh ini penelitian penaksiran tersebut masih belum menemukan landasan awal yang kuat. Secara garis besar masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui besar degradasi beton normal secara fisik dan mekanik setelah dibakar pada suhu tertentu dan dibandingkan dengan beton normal yang tidak dibakar. Hasil ini diharapkan dapat memberikan dasar bagi penanggulangan bangunan yang telah terbakar. Hasil yang dicapai yaitu beton normal terjadi degradasi fisik akibat pasca bakar. Hasilnya yaitu berat isi rata-rata beton normal pasca bakar yaitu pada suhu normal sebesar 0,002331 kg/cm3, suhu 100oC sebesar 0,002259 kg/cm3, suhu 300oC sebesar 0,002203 kg/cm3, suhu 600oC sebesar 0,002182 kg/cm3. Kata Kunci: Beton Normal, Fisik, Baka

    Nurses\u27 Alumnae Association Bulletin, April 1962

    Get PDF
    Staff Nurses Association Alumnae Meetings 1961 Social Committee Clara Melville Scholarship Fund Ways and Means Report Cook Book Report Bulletin Committee Private Duty Nurse\u27s Section Hospital Report and Nursing Service Federal Nursing Service Practice of Nursing Report of Student Council Activities Medical Work in Ghan

    Assessment of Mesophotic Coral Ecosystem Connectivity for Proposed Expansion of a Marine Sanctuary in the Northwest Gulf of Mexico: Larval Dynamics

    Get PDF
    In coral reef ecosystems, mesophotic coral habitat (\u3e30 m to the end of the photic zone) are extensions of shallow reefs and contribute to the persistence of coral reef populations. In the North West Gulf of Mexico (NW GOM), the Flower Garden Banks National Marine Sanctuary (FGBNMS) is an isolated reef ecosystem comprising contiguous shallow and mesophotic reefs habitats on two central banks along the margin of the continental shelf. A future expansion of the sanctuary is proposed to include additional mesophotic banks and aims at building a network of protected areas in the NW GOM to ensure the persistence of the coral reef populations inhabiting the sanctuary. To evaluate the feasibility of this expansion and investigate the overall dynamics of coral species in the region, we studied the patterns of larval connectivity of Montastraea cavernosa, a common depth generalist coral species, using a larval dispersal modeling approach. Our results highlighted larval exports from the NW GOM banks to the northeastern and southwestern GOM, larval connectivity between all banks investigated in this study, and the potential for exporting larvae from mesophotic to shallower reefs. Our study associated with Studivan and Voss (2018; associate manuscript) demonstrates the relevance of combining modeling and genetic methods to consider both demographic and genetic timescales for the evaluation of the connectivity dynamics of marine populations. In the case of the NW GOM, both studies support the future management plan for expanding FGBNMS

    Settling the Variance of Multi-Agent Policy Gradients

    Get PDF
    Policy gradient (PG) methods are popular reinforcement learning (RL) methods where a baseline is often applied to reduce the variance of gradient estimates. In multi-agent RL (MARL), although the PG theorem can be naturally extended, the effectiveness of multi-agent PG (MAPG) methods degrades as the variance of gradient estimates increases rapidly with the number of agents. In this paper, we offer a rigorous analysis of MAPG methods by, firstly, quantifying the contributions of the number of agents and agents’ explorations to the variance of MAPG estimators. Based on this analysis, we derive the optimal baseline (OB) that achieves the minimal variance. In comparison to the OB, we measure the excess variance of existing MARL algorithms such as vanilla MAPG and COMA. Considering using deep neural networks, we also propose a surrogate version of OB, which can be seamlessly plugged into any existing PG methods in MARL. On benchmarks of Multi-Agent MuJoCo and StarCraft challenges, our OB technique effectively stabilises training and improves the performance of multi-agent PPO and COMA algorithms by a significant margin. Code is released at https://github.com/morning9393/Optimal-Baseline-for-Multi-agent-Policy-Gradients
    • …
    corecore