23 research outputs found

    HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG TAHUN 2014

    Get PDF
    Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi dimana kolesterol dalam darah meningkat melebihi nilai normal.Suatu keadaan yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia yaitu hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahuihubungan kadar kolesterol total dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr.H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung.Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik-korelatif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional).Populasi penelitian adalah semua pasien yang datang berobat di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek BandarLampung. Sampel sejumlah 25 orang. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman.Pasien penderita Hiperkolesterolemia di RSUD Dr.H.Abdoel Moeloek Bandar Lampung sebesar 84,0% Reratakadar kolesterol total sebesar 247,44 mg/dl dan Besarnya koefisien korelasi yaitu sebesar 0,458 yang tergolong sedang.Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol total dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr. H. AbdoelMoeloek Bandar Lampung

    Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMK Negeri Tanjungsari Lampung Selatan

    Get PDF
    Smoking is one of the activities that still carried out by individuals in all ages ranging from children to adults. Smoking offers the possibility for an ex-smoker to become a smoker again or for those who have never tried smoking to get interested in trying it. They always have a reason to smoke. The prevalence of active smokers in Indonesia increases rapidly. If the government does not wide-awake with more effective policies, the number of smokers in Indonesia is estimated will be increased by 90 million people in 2025Merokok merupakan salah satu kegiatan yang masih dilakukan individu dalam segala usia mulai dari anak-anak hingga dewasa dan tidak menutup kemungkinan untuk mereka yang sebelumnya sudah merokok, kemudian merokok kembali, ataupun bagi mereka yang sebelumnya belum pernah mencoba merokok pun menjadi tertarik untuk mencobanya. Perlahan seperti air, mereka selalu memiliki alasan untuk merokok. Prevalensi perokok aktif di Indonesia meningkat sangat cepat. Apabila pemerintah tidak sigap dengan kebijakan yang lebih efektif, diperkirakan pada tahun 2025 jumlah perokok di Indonesia akan bertambah sebanyak 90 juta oran

    Hubungan Merokok Dan Riwayat Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi

    Get PDF
    Background: Smoking is an overt behavior in which smokers inhale tobacco rolls. In this case, it means that smoking is inhaling a roll of tobacco that wrapped in a paper. History of descent is if both parents have a history of the disease, then their descent will be at risk for getting the disease because of the genetics influence. Hypertension is a condition when the systolic blood pressure ≥ 140 mmHg and diastolic ≥ 90 mmHg on two blood pressure measurement examinations within 5 minutes and in a relaxed state. Methodology: The type of research that is used is patients that are suspected of having hypertension in the working area of Community Health Center (PUSKESMAS observational analytic method with cross-sectional approach by using a questionnaire. The population of this study was all) Simbarwaringin in Trimurjo district of Central Lampung in 2019. As well as sampling using purposive sampling method, with a total of 88 samples. The data were analyzed by Chi-Square test. Result: In this study, out of 42 respondents who have a smoking habit, most experienced hypertension as many as 36 people (85.7%). Similarly of the 59 respondents who have hereditary factors, most experienced hypertension as many as 48 people (81.4%). By using the Chi-Square test, shows that a p-value = 0.016 which is less than the value of significance of 5%. It shows a significant relationship between smoking habit with the incidence of hypertension and also a relationship of hereditary with the incidence of hypertension by using Chi-Square showed a p-value = 0.023 which is less than the value of significance of 5% (0.05). Conclusion: There is a relationship between smoking and the history of descent with hypertension events in the working area of Community Health Center (PUSKESMAS) Simbarwaringin in Trimurjo district of Central Lampung in 2019.Latar Belakang: Merokok merupakan overt behavior dimana perokok menghisap gulungan tembakau. Dalam hal ini dimaksud bahwa merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Riwayat keturunan adalah apabila kedua orang tua memiliki riwayat penyakit maka keturunannya akan beresiko terkena penyakit tersebut karena pengaruh genetika. Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg pada dua kali pemeriksaan pengukuran tekanan darah dalam jangka waktu 5 menit dalam keadaan rileks. Metodologi: Jenis penelitian yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional menggunakan kuisioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang di curigai hipertensi di wilayah kerja puskesmas simbarwaringin kecamatan trimurjo lampung tengah tahun 2019, serta pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sample sebanyak 88. Data dianalisis dengan Uji Chi-Square. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan dari 42 responden yang memiliki kebiasaan merokok, sebagian besar mengalami kejadian hipertensi sebanyak 36 orang (85.7%).  Sama halnya juga dari 59 responden yang memiliki faktor keturunan, sebagian besar mengalami kejadian hipertensi sebanyak 48 orang (81.4%). Dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan p-value = 0.016 dimana kurang dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05),  hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara  kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi dan juga terdapat hubungan faktor keturunan dengan kejadian hipertensi Dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan p-value = 0.023 dimana kurang dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05). Kesimpulan : Ada hubungan antara merokok dan riwayat keturunan terhadap kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas simbarwaringin kecamatan trimurjo lampung tengah tahun 2019

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hemoroid Eksterna Dan Hemoroid Interna Pada Pasien Hemoroid Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Tahun 2017-2019

    No full text
    ABSTRACT Hemorrhoids, or people who are better known as hemorrhoids, are a common disease and have been around since time immemorial. The incidence of hemorrhoids tends to increase where the peak age is 45-65 years. Hemorrhoids can affect both men and women (Sunarto, 2016). This study aims to determine the factors associated with external hemorrhoids and internal hemorrhoids in PertaminaBintang Amin Hospital, Bandar Lampung in 2017-2019. The type of research used is quantitative research with observational analytic methods using a cross-sectional design. The sample in this study is all medical record data in 2017-2019 at Bintang Amin Hospital, Bandar Lampung, as many as 65 samples with total sampling technique. Data obtained through medical records. The data analysis technique to test the hypothesis was the chi-square statistical test. Results of analysis of factors associated with external hemorrhoids and internal hemorrhoids in hemorrhoid patients at Pertamina Bintang Amin Hospital 2017-2019. The age factor from the statistical results shows that there is a p-value = 0.101 which means it is greater than (p-value <0.05), with this it can be said that there is no relationship between age and the incidence of external and internal hemorrhoids. p-value = 0.469 which means greater than (p-value <0.05), with this it can be said that there is no relationship between sex factors in the incidence of external and internal hemorrhoids, the work factor of the statistical results shows that there is a p-value = 0.036, which means smaller than (p-value <0.05), it can be said that there is a relationship between work and the incidence of external and internal hemorrhoids. Genetic factors from statistical results have a p-value = 0.265 which means greater than (p-value <0.05), it can be said that there is no relationship between genetics and the incidence of external and internal hemorrhoids. There is a relationship between occupational factors and the incidence of external and internal hemorrhoids in hemorrhoid patients at Pertamina Bintang Amin Hospital, Bandar Lampung, 2017-2019.  Keywords: Age, Gender, Occupation, Genetics, Haemorrhoids ABSTRAK Hemoroid, atau masyarakat lebih mengenal dengan sebutan ambeien merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak jaman dahulu. Kejadian hemoroid cenderung meningkat dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun. Hemoroid bisa diderita baik pria maupun wanita (Sunarto, 2016). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Hemoroid Eksterna Dan Hemoroid Interna Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2017-2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif metode analitik observasional dengan menggunakan desain Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh data rekam medik pada tahun 2017-2019 di Rumah Sakit Bintang Amin Bandar Lampung sebanyak 63 sampel dengan teknik total sampling. Data diperoleh melalui rekam medik. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis yaitu uji statistic chi square. Hasil analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan hemoroid eksterna dan hemoroid interna pada pasien hemoroid di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Tahun 2017-2019.Faktor Usia dari hasil statistic menunjukkanterdapatp-value = 0,101 yang berarti lebih besar dari (p-value <0,05) dengan ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara Usia dengan kejadian hemoroid eksterna dan interna , Faktor jenis kelamin dari hasil statistic terdapatp-value = 0,469 yang berarti lebih besar dari (p-value <0,05) dengan ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara antarafaktor jenis kelamin padakejadianhemoroid eksterna dan interna, Faktor pekerjaan dari hasil statistic menunjukkan terdapat p-value = 0,036 yang berarti lebih kecil dari (p-value <0,05) dengan ini dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian hemoroid eskterna dan interna, Faktor genetik dari hasil statistic terdapat p-value = 0,265 yang berarti lebih besar dari (p-value <0,05) dengan ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara genetik dengan kejadian hemoroid eksterna dan interna Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2017-2019. Tidak terdapat hubungan antara Usia, jenis kelamin, genetik dengan hemoroid eksterna dan interna dan ada hubungan yaitu antara faktor Pekerjaan dengan kejadian hemoroid eksterna dan hemoroid interna di rumah sakit pertamina bintang amin bandar lampung tahun 2017-2019. Kata kunci :Usia, Jenis kelamin, Pekerjaan, Genetik, Hemoroi

    Hubungan Derajat Aktivitas Penyakit Dengan Status Kesehatan Pada Pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung

    No full text
    ABSTRACT Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a complex systemic autoimmune disease characterized by increased production of autoantibodies, with inflammation of various organs.  To determine the relationship between the degree of disease activity and health status in Systemic Lupus Erythematosus (SLE) patients in the Lampung ODAPUS Community in 2020.  An analytic survey with cross-sectional, using total sampling. The subjects are 40 patients in the Lampung ODAPUS Community in 2020. The study found patients with a degree of mild disease activity were 5 respondents (12.5%), and severe 35 respondents (87.5%). Good health status 13 respondents (32.5%), bad 27 respondents (67.5%). The results of the Chi-Square test analysis showed a p-value=0.000 (p <0.015), which means that there is a significant relationship between the degree of disease activity and health status. There is a relationship between the degree of disease activity and health status in Systemic Lupus Erythematosus (SLE) patients in the Lampung ODAPUS Community in 2020 (p-value<0,05). Keywords: Degree of Disease, Health Status, SLE ABSTRAK Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun sistemik kompleks penandaannya pada peningkatan produksi autoantibodi dan inflamasi pada organ. Tujuan untuk mengetahui  hubungan derajat aktivitas penyakit dengan status kesehatan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas ODAPUS Lampung tahun 2020. Metode bersifat analitik secara cross sectional, menggunakan total sampling. Responden penelitian seluruh pasien Lupus di Komunitas ODAPUS Lampung sebanyak 40 orang. Penelitian didapatkan pasien dengan derajat aktivitas penyakit ringan 5 responden (12,5%), berat 35 responden (87,5%). Status kesehatan baik 13 responden (32,5%), buruk 27 responden (67,5%). Hasil analisa uji Chi Square p-value=0,000 (p<0,015) terdapat hubungan bermakna derajat aktivitas penyakit dengan status kesehatan. Terdapat hubungan derajat aktivitas penyakit dengan status kesehatan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas ODAPUS Lampung tahun 2020 (p-value<0,05). Kata Kunci : Derajat Penyakit, Status Kesehatan, SLE

    Analisis Tingkat Kecemasan Pada Pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) Di Komunitas Odapus Lampung Pada Masa Pandemi Covid-19

    No full text
    ABSTRACT Systemic lupus erythematosus (SLE) is an autoimmune disease that attacks the immune system. Patients with SLE who are immunologically and genetically compromised are predisposed to infection. Currently the world, including Indonesia, is being hit by the COVID-19 pandemic, which is a respiratory tract infection caused by the corona virus. Because of the easy and fast way of transmission, the community is no exception for SLE sufferers who are more susceptible to infection for fear of contracting this virus, this can cause psychological conditions that can be experienced, namely anxiety. To determine the analysis of anxiety levels in patients with Systemic Lupus Erythematosus Community ODAPUS Lampung during the COVID-19 Pandemic. This type of research is descriptive with a cross sectional approach using the Zung Self-rating Anxiety Scale online questionnaire. The sample of this study was all patients diagnosed with Systemic Lupus Erythematosus in the ODAPUS Lampung community as many as 40 people. Data analysis used univariate analysis by using tables in presenting the data. The results of the study of 40 patients showed that the characteristics of SLE patients based on age were mostly adults (65%), the most gender were women (97.5%), the last education was college. (60%), most of the jobs are at university level. IRT (42.5%), on the level of anxiety obtained normal anxiety (50%) and mild anxiety (50%). It is known that the analysis of the level of anxiety in patients with Systemic Lupus Erythematosus Community ODAPUS Lampung during the COVID-19 pandemic showed that there were 20 patients with normal anxiety levels, 20 patients with mild anxiety, and no patients with mild anxiety. moderate or severe anxiety levels of a total of 40 patients. Keywords: SLE, COVID-19, Anxiety Level  ABSTRAK Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah suatu penyakit autoimun, yang menyerang kekebalan tubuh. Pasien dengan SLE yang terganggu imunologi serta genetik menjadi predisposisi terjadinya infeksi. Saat ini, dunia termasuk Indonesia sedang dilanda pandemi COVID-19 yang merupakan infeksi saluran pernapasan oleh corona virus. Karena cara penularannya yang mudah dan cepat membuat masyarakat tidak terkecuali pasien SLE yang lebih rentan terkena infeksi takut tertular oleh virus ini, hal ini dapat menyebabkan satu keadaan psikologi yang bisa dialami yaitu rasa cemas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Analisis Tingkat Kecemasan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus di Komunitas ODAPUS Lampung pada masa Pandemi COVID-19. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan Cross-sectional menggunakan kuesioner Zung Self-rating Anxiety Scale secara online. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosa Systemic Lupus Erythematosus di komunitas ODAPUS Lampung sebanyak 40 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan tabel dalam penyajian data. Hasil penelitian dari 40 pasien tersebut didapatkan karakteristik pasien SLE berdasarkan usia terbanyak yaitu pada dewasa (65%), jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan (97,5%), pendidikan terakhir terbanyak pada tingkat perguruan tinggi (60%), pekerjaan terbanyak pada IRT (42,5%), pada tingkat kecemasan didapatkan normal (50%) dan kecemasan ringan (50%). Diketahui analisis tingkat kecemasan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus di Komunitas ODAPUS Lampung pada masa pandemi COVID-19 yaitu didapatkan tingkat kecemasan normal terdapat 20 pasien, kecemasan ringan 20 pasien dan tidak ditemukan pasien pada tingkat kecemasan sedang maupun berat dari total keseluruhan 40 pasien. Kata Kunci : SLE, COVID-19, Tingkat Kecemasa

    HUBUNGAN FREKUENSI LAMA MENJALANKAN HD DENGAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN CKD DI RSPBA BANDAR LAMPUNG

    No full text
    Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah yang sangat serius, dimana terjadi kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, terapi yang biasa dilakukan untuk pasien ckd adalah dengan melakukan hemodialisa dimana digunakan untuk mengambil zat – zat nitrogen yang bersifat toksik dari dalam darah, tindakan tersebut mempunyai efek samping pada kondisi fisik serta psikologis penderita CKD. Trombosit memiliki peran penting yaitu melindungi integritas endotel pembuluh darah dalam proses hemostasis apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah. Hasil pemeriksaan hitung trombosit dipengaruhi oleh suhu dan waktu sejak pengumpulan spesimen. Hasil pemeriksaan hitung trombosit dipengaruhi oleh suhu dan waktu sejak pengumpulan spesimen. Pada pemeriksaan laboratorium bisa terjadi kelainan pada trombosit yaitu trombositopenia dan trombositosis. Penelitian ini bersifat analitik retrospektif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara total sampling, dengan sampel yang dipakai sebanyak 76. Berdasarkan lama menjalankan perawatan HD terhadap kadar trombosit diperoleh (p-value = 0,294), sedangkan lama waktu pelaksanaan HD terhadap kadar trombosit (p-value 0,014). Tidak terdapat hubungan yang signifikan lama menjalankan perawatan HD dengan kadar trombosit pada pasien CKD, dan terdapat hubungan yang signifikan lama proses HD dengan kadar trombosit pada pasien CKD di RSPBA Bandar Lampung Tahun 2019 – 2020

    Hubungan Derajat Aktivitas Penyakit Dengan Fibromialgia Pada Pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung

    No full text
    ABSTRACT Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a participatory systemic autoimmune condition involving many organ systems in the body and high production of autoantibodies. Objective to see the relationship between the degree of disease activity and fibromyalgia in systemic lupus eriythematosus patients in the ODAPUS Lampung community in 2020. Cross-sectional analytic. Sampling was done using total sampling. Respondents of this study were all Lupus patients in the ODAPUS Community in Lampung, as many as 40 people. Showed that from 40 patient respondents, 5 respondents (12.5%) had the degree of mild disease activity, 35 respondents (87.5%) had no diagnosis. fibromyalgia 14 Respondents (35.0%), diagnosed with fibromyalgia 26 respondents (65.0%) Chi Square analysis results obtained p-value = 0.000 (p ≤ 0.05), which is a relationship between the degree of disease activity and fibromyalgia in systemic lupus patients eriythematosus in the ODAPUS community in Lampung. The existence of a relationship between the degree of disease activity and fibromyalgia in systemic lupus eriythematosus (SLE) patients in the Lampung ODAPUS community in 2020 with (p <0.05) Key words: Disease Degree, Fibromyalgia, SLE ABSTRAK Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan kondisi autoimun sistemik ditandai dengan melibatkan banyak sistem organ didalam tubuh serta didapatkan produksi kadar yang tinggi pada autoantibodi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara derajat aktivitas penyakit dengan fibromialgia pada pasien systemic lupus eriythematosus di komunitas ODAPUS lampung. Bersifat analitik secara cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Total sampling. Responden penelitian ini adalah seluruh pasien Lupus di Komunitas ODAPUS Lampung sebanyak 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan dari 40 responden didapatkan pasien derajat aktivitas penyakit ringan 5 responden (12,5%), derajat aktivitas penyakit berat 35 responden (87,5%), tidak terdiagnosa fibromialgia 14 Responden (35,0%), terdiagnosis fibromialgia 26 responden (65,0%) Hasil analisis uji Chi Square didapatkan p-value = 0,000 (p ≤ 0,05) yaitu Terdapat hubungan antara derajat aktivitas penyakit dengan fibromialgia pada pasien systemic lupus eriythematosus di komunitas ODAPUS lampung. Terdapat hubungan antara derajat aktivitas penyakit dengan fibromialgia pada pasien systemic lupus eriythematosus (SLE) di komunitas ODAPUS lampung tahun 2020 dengan (p< 0,05) Kata kunci : Derajat penyakit, Fibromialgia, SL

    Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) Dengan Kadar Ureum Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Dr. H Bob Bazar Skm Lampung Selatan

    No full text
    ABSTRACT Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both (American Diabetes Association, 2017). DM is classified as a non-communicable disease where the sufferer is automatically unable to control the level of sugar in their blood. Globally, an estimated 422 million adults lived with diabetes in 2014, compared to 108 million in 1980. The International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 reports that the DM epidemic in Indonesia is still showing an increasing trend. Type 2 DM in Indonesia itself is ranked seventh in the world after China, India, the United States, Brazil, Russia and Mexico. WHO predicts an increase in the number of DM sufferers in Indonesia by around 21.3 million in 2030 from 8.4 million in 2000. To determine the relationship between the time blood sugar levels value with urea levels in type 2 Diabetes mellitus patients at Hospital DR.H. Bob Bazar South Lampung in 2020. This type of research is correlative analytic with cross sectional method using purposive sampling as many as 201 samples of type 2 DM patients who meet the inclusion criteria. Data collection began in January 2021. The data used were secondary data in the form of medical records. The data were evaluated using the Spearman test. The research sample was 201 patients with type 2 diabetes with a minimum value of the GDS levels contained in the data 120 mg / dl, the maximum value of the GDS levels found in the data was 392 mg / dl and the average GDS level was 227 mg / dl, for urum levels. The highest urea level values found in the data were 117, the lowest urea levels were found in data 13 and the mean urea levels were 44.32. The results of the Spearman correlation obtained the value of p = 0.000 and the value of r = 0.695, because the value of p = 0.000 <0.05 so that it can be stated that Ha is accepted and Ho is rejected, then there is a relationship between the two variables studied, with r = 0.695 which means that there is a relationship or relationship strong between GDS levels and urea levels in type 2 DM patients at the DR. H. Bob Bazar, SKM South Lampung in 2020. There is a relationship between GDS levels and Ureum levels in type 2 DM patients at DR.H Hospital. Bob Bazar, SKM South Lampung in 2020 with results of p = 0.000 and r = 0.695. Keywords: Diabetes Mellitus, Time Blood Sugar Levels , Urea    ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (American Diabetes Association, 2017). DM tergolong penyakit yang tidak menular dimana penderitanya secara otomatis tidak dapat mengendalikan tingkat gula dalam darahnya. Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan bahwa epidemi DM di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan yang meningkat. DM tipe 2 di Indonesia sendiri menduduki peringkat ketujuh didunia setelah China, India, Amerika serikat, Brazil, Rusia dan Mexico. WHO memprediksikan kenaikan jumlah penderita DM di Indonesia sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 dari 8,4 juta pada tahun 2000. Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara nilai GDS dengan kadar ureum pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit DR.H. Bob Bazar Lampung Selatan tahun 2020. Jenis Penelitian ini adalah analitik korelatif dengan metode cross sectional menggunakan purposive sampling sebanyak 201 sampel pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inkulsi. Pengambilan data dimulai pada bulan Januari 2021. Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa rekam medik. Data dievaluasi dengan uji Spearman. Didapatkan sampel penelitian berjumlah 201 pasien DM tipe 2 dengan nilai minimal dari Kadar GDS yang terdapat di data 120 mg/dl , nilai maksimal dari kadar GDS yang terdapat di data 392 mg/dl dan rerata Kadar GDS yaitu 227 mg/dl, untuk kadar urum didapatkan nilai kadar ureum yang tertinggi yang terdapat di data yaitu 117 , nilai terendah kadar ureum yang terdapat di data 13 dan nilai rerata kadar ureum adalah 44.32 . hasil korelasi Spearman didapatkan nilai p=0,000 dan nilai r=0,695, karena nilai p=0,000 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak maka terdapat hubungan antara kedua variabel yang diteliti, dengan r=0,695 dapat diartikan terdapat hubungan atau berhubungan kuat antara kadar GDS dengan kadar ureum pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit DR. H. Bob Bazar, SKM Lampung Selatan tahun 2020. Terdapat hubungan antara kadar GDS dengan Kadar Ureum pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit DR.H. Bob Bazar, SKM Lampung Selatan tahun 2020 dengan hasil p=0,000 dan r = 0,695. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Kadar GDS, kadar ureu

    HUBUNGAN ANTARA KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN PRA LANSIA DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOK PROVINSI LAMPUNG

    No full text
    Abstrak : Hubungan Antara Kadar Kolesterol Total Dengan DerajatHipertensi Pada Pasien Pra Lansia Di RSUD Dr. H. Abdul Moelok ProvinsiLampung. Hipertensi adalah sesuatu kelainan pada pembuluh darah yangmenimbulkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampaike jaringan tubuh. Peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh yang menjadi faktorrisiko penyakit jantung (Ruslianti, 2014). Kemenkes 2016, menyebutkan bahwa Usia45-59 masuk ke dalam usia pra lansia yang mana cenderung untuk mengalamipeningkatan tekanan darah. Mengetahui hubungan antara kadar kolesterol totaldengan derajat hipertensi pada pasien pra lansia di RSUD DR. H. Abdul MoeloekProvinsi Lampung Tahun 2021. Penelitian analitik observasional dengan desainpenelitian kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Distribusi frekuensi respondendengan hipertensi grade 1, yaitu sebanyak 37 responden (43,5%), hipertensi GradeII sebanyak 30 responden (35,3%) dan pra hipertensi sebanyak 18 responden(21.2%). Distribusi frekuensi responden dengan kadar kolesterol total tinggi, yaitusebanyak 47 responden (55,3%). Sehingga terdapat hubungan antara kadarkolesterol total dengan derajat hipertensi pada pasien pra lansia di RSUD DR. H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021 p value 0,037 (p value < 0,05).Terdapat hubungan antara kadar kolesterol total dengan derajat hipertensi pada pasien pra lansia di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021 p value 0,037 (p value < 0,05)
    corecore