621 research outputs found
Concentration And Distribution Of Polycyclic Aromatic Hidrocarbons (Pahs) During Bioremediation Processes Of Oil-contaminated Beach Sediments In Karang Song Beach, Indramayu
Bioremediation research was conducted from June to September, 2010 in oil-contaminated beach sediment in Karang Song Beach, Indramayu. The objective of this paper is to determine concentration and distribution of polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) during bioremediation processes. Upon 90 days biodegradation treatment, PAH concentration was reduced in several mesocosms. Concentration of PAH before treatment and after 90 day incubation were follows, Mesocosm A (110.499 mg/kg to 16.125 mg/kg), Mesocosm B (217.067 mg/kg to 12.239 mg/kg), Mesocosm C (102.016 mg/kg to 16.695 mg/kg), Mesocosm D (124.256 mg/kg to 60.869 mg/kg), Mesocosm E (117.723 mg/kg to 50.663 mg/kg), Mesocosm F (143.495 mg/kg to 38.310 mg/kg), and Mesocosm G (9.838 mg/kg to 4.248 mg/kg). Generally, all mesocosms treatment was reduced of PAH concentration, but there are no stable degraded after 60, and 90 days incubation. Fertilizer application has showed good influence for increasing degradation rate of bacteria to degraded oil contaminant. Keywords: polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), bioremediation, mesocosm, Karang Song, IndramayuPenelitian bioremediasi dilakukan dari Juni hingga September, 2010 di pantai Karang Song, Indramayu yang sedimen telah terkontaminasi minyak. Tujuan penelitian dari makalah ini adalah untuk mengamati konsentrasi dan distribusi Polisklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) selama proses bioremediasi. Setelah 90 hari pengamatan biodegradasi, konsentrasi PAH dalam beberapa mesokosme menjadi menurun.. Konsentrasi PAH saat awal perlakuan dan setelah 90 hari inkubasi adalah sebagai berikut:, Mesokosme A (110,499 mg / kg menjadi 16,125 mg / kg), Mesokosme B (217,067 mg / kg menjadi 12,239 mg / kg), Mesokosme C (102,016 mg / kg menjadi 16,695 mg / kg), Mesokosme D (124,256 mg / kg menjadi sampai 60,869 mg / kg), Mesokosme E (117,723 mg / kg menjadi 50,663 mg / kg), Mesokosme F (143,495 mg / kg menjadi 38,310 mg / kg), dan Mesokosme G (9,838 mg / kg menjadi 4,248 mg / kg). Umumnya, semua pengobatan mesokosme menyebabkan berkurang konsentrasi PAH, tetapi tidak ada yang stabil terdegradasi setelah 60, dan 90 hari inkubasi. Pemupukan telah menunjukkan pengaruh yang baik untuk meningkatkan tingkat degradasi bakteri kontaminan minyak terdegradasi
Scanning Hall Probe Microscopy (SHPM) using quartz crystal AFM feedback
[No abstract available
Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR Dengan Natrium Metabisulfit Dan Reduktor Jones
Radioisotop 125iodium cukup dikenal luas manfaatnya, diantaranya adalah sebagai Perunut (tracer) kit RIA/IRMA untuk deteksi in-vitro berbagai penyakit, sebagai sumber radiasi dalam brachytherapy penyakit kanker, sebagai Perunut binding assay dalam berbagai penelitian bioteknologi. Beberapa tahun lalu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri 125I masih diimpor. BATAN, telah memiliki fasilitas produksi radioisotop 125I, tetapi sampai dua tahun terakhir selain efisiensi produksi belum optimal, kualitas produk belum memenuhi persyaratan untuk banyak keperluan di atas. 125I yang digunakan pada bidang kesehatan dalam bentuk larutan Na125-I harus memiliki kemurnian radiokimia tinggi (>95 %) agar mendapatkan hasil penandaan yang baik. Dengan demikian perlu dilakukan peningkatan kemurnian radiokimia 125I- dengan mengurangi pengotor radiokimia yang berasal pengotor ion iodat dan ion periodat. Pada penelitian ini digunakan Na2S2O5 dan reduktor Jones untuk mereduksi ion iodat dan ion periodat menjadi ion iodida. (Na125-I) produksi PRR-BATAN sampai batas yang diharapkan. Pada percobaan ini diperoleh kemurnian radiokimia 125I- 91,49 % dengan penambahan Na2S2O5 0,1 N volume 6 uL, dan 95,16% dengan volume 8 uL. Penggunaan Na2S2O5 dengan konsentrasi 0,3 N volume 2 uL diperoleh kemurnian radiokimia 99 % sedangkan volume 4 uL, 6 uL, dan 8 uL menghasilkan kemurnian radiokimia 100 %. Sedangkan penggunaan reduktor Jones menghasilkan kemurnian radiokimia 125I- yaitu 99,83 %
On the formulation of parallel position/force control schemes for industrial manipulators
In this paper, three commonly-used position/force control schemes namely Impedance,
Admittance and Hybrid Position/Force control are investigated for use in industrial
manipulators. In order to eliminate the instability problem that may occur in the customary
versions of these schemes for large position errors, a modification is proposed, which is
based on determining the joint-space position errors using inverse kinematic solutions rather
than using the inverse Jacobian matrix. The feasibility of this modification relies on the fact
that almost all of the industrial manipulators have easily obtainable inverse kinematic
solutions. The simulation results showing the performance of the modified control schemes
are also presented as applied on a Puma 560 manipulator
Karakt£risasi Senyawa Aktif Anti Bakteri Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzygium Arimaticum)
Water distillation and purification of drought clove (Syzygium arimaticum) interest yields clove interest essential oils 6,5 % (v/w), rust colored ofchocolate, refractive index (25°C) 1,52874, specific mass (25°C) 1,0636 g/ml and condensation in ethanol 70% (1:2) limpid. Oil of clove haves the character of antibacterial to five test bacteriums ( B. subtilis, B. cereus, S. aureus, P. aeroginosa and E. coli). Result of analysis GCMS shows existence of eugenol compound (72,98%), kariaphilena (10,40%), a-humulena (1,04%) and acetate eugenol ( 15,58%). SpectraphotometerJKTI, VOL. 12, No.1, Juni 2010 analysis UV- Vis existence of absorption at Amaks 207,63 nm (ethanol) and 283,76 nm (eugenol). Analysis FTIR existence of bunch - OH (3543,39 em'), aliphatic C-H (1605,79 - 1766,90 em'), aromatic C=C ( 1433,60 - 1514,74 em'), C-Caril (1433,60-1514,74em-I) and cO (1268,44 em')
Manajemen pengelolaan pondok pesantren dalam meningkatkan perilaku Akhlakul Karimah santri : Penelitian di Pondok Pesantren Salafy Ar-Raaid Kota Bandung
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang terjadi di pondok pesantren dalam mengatasi perilaku buruk santri pada kehidupan sehari- hari seperti masih ada santri yang tingkat beribadahnya rendah juga berprilaku tidak sopan terhadap sesama, tidak menghargai lingkungan sekitar dan kegiatan buruk lainnya yang merupakan masalah tersendiri bagi pondok pesantren yang semestinya dikelola dengan sistematis melalui manajemen pondok pesantren sehingga dapat
meningkatkan akhlakul karimah santri.
Fokus dalam penelitian ini yaitu untuk mengkaji dan mengetahuipengelolaan pondok pesantren yang terjadi di Pondok Pesantren Salafy Ar-Raaid dalam meningkatkan akhlakul karimah santri, kemudian untuk mengetahui peluang untuk meningkatkan akhlakul karimah Santri di Pondok Pesantren.
Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di Pondok Pesantren Salafy Ar-Raaid Kota Bandung.
Konsep teori besar dalam penelitian ini merupakan teori empat fungsi manajemen yang diungkapkan oleh George F. Terry yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan juga pengontrolan (controlling). Fungsi manajemen menurut George R. Terry tersebut dikenal dengan singkatan POAC dalam ranah pengelolaan kemudian dihubungkan dengan konsep upaya peningkatan akhlakul karimah yang terjadi dikalangan para santri di pondok pesantren.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan pondok pesantren dalam upaya meningkatkan akhlakul karimah santri di Pondok Pesantren Salafy Ar-Raaid Kota Bandung memiliki hubungan dengan fungsi manajemen yaitu pada tahap perencanaan dalam upaya meningkatkan akhlakul karimah para santri
dilakukan dengan pembuatan program jangka pendek dan jangka panjang. Pada tahap pengorganisasian dalam upaya meningkatkan akhlak dilaksanakan dengan membentuk kepengurusan Himpunan Santri Ar-Raaid (HISANAR) yang mempunyai peranan dan jobdesk masing-masing dalam meningkatkan akhlakul
karimah santri. Dalam tahap pelaksanaan, upaya yang dilakukan yaitu dengan mengadakan beberapa program yang mampu meningkatkan akhlakul karimah dan sejalan dengan ajaran Islam. Pengawasan yang dilaksanakan memalui tiga cara yaitu melalui pengawasan jasus (mata-mata), pembinaan dengan pemberian nasihat serta pengawasan melalui tata tertib dan pemberian sanksi dan reward. Adapun
peluang yang dapat meningkatkan akhlakul karimah bagi santri adalah melalui pelaksanaan program seperti melaksanakan program yang terbagi untuk peningkatan akhlak kepada Allah swt, terhadap Rasulullah saw, kitab suci Al-
Qur’an, kepada guru, lingkungan, orang tua dan diri sendiri. Program pelaksanaan tersebut diantaranya seperti pelaksanaan program akademik dan membentuk komunitas santri khidmat hingga menjalankan program bidang keamanan dan bidang bahasa
Identification of Acacia Mangium Provenances for Solid-wood Forest Plantations
Provenance trial is a planting test aimed at fi nding the best provenance for establishing forest plantations. Such best provenance depends on the type of fi nal harvest or yield expected. The objective of this research was to identify A. mangium provenances that were suitable for forest plantation producing solid woods for construction and furniture. A total of 225 samples of 15 provenances from Papua New Guinea and Australia were planted in three blocks in Parungpanjang, Bogor, West Java. The measured parameters included tree height, clear bole height, stem diameter, tree volume, stem form, branching habit, and crown form. Bi-plot analysis indicated that Kini WP, Keru Village WP, Derideri R. Morehead, and Claudia River were the best provenances in terms of productivity. Correspondence analysis showed that almost all provenances were equally good in stem form, but they varied in branching system as well as crown form. Provenances Kini WP, Keru Village WP, Kiriwo/Serisa WP, and Bimadebun Village possessed the better branching habit. In terms of crown form provenances Dimisi Village WP, Kiriwo/Serisa WP, and Derideri R. Morehead exhibited a good performance. In general, fi ve provenances, i.e. Kini WP, Keru Village WP, Derideri R. Morehead, Kiriwo/Serisa WP, and Claudia River were considered appropriate for seed sources supplying seeds for industrial plantation development intended to produce construction and furniture material
- …