62 research outputs found

    BERBAGAI BENTUK UJIAN MERUPAKAN PENGHAMBAT KEMAJUAN PENDIDIKAN KITA

    Get PDF
    Ujian (ulangan, tes, evaluasi belajar) untuk siswa dan lulusan sekolah (SD, SMP, SMA) yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga baik lembaga pendidikan maupun non pendidikan dapat menghambat kemajuan pendidikan kita. Ujian tersebut cenderung untuk menghafal, tidak meningkatkan kreativitas anak dan juga tidak memotivasi siswa untuk maju. Setelah ujian selesai, mereka akan melupakan semua yang telah dihafalnya. Ujian yang diselenggarakan umumnya hanya berisi soal-soal untuk ranah kognitif tanpa mempedulikan ranah afektif dan psikomotor sebagai hasil belajar siswa. Di kelas para siswa belajar untuk mencapai ranah kognitif, afektif dan psikomotor dengan evaluasi berbasis kelas, akan tetapi ujian kenaikan kelas, ujian akhir semester, ujian bersama yang diselenggarakan di suatu kota untuk mengendalikan mutu sekolah, ujian masuk perguruan tinggi, ujian masuk pegawai (negeri dan swasta) semuanya hanya berorientasi pada pencapaian kognitif. Ironisnya, sebagian dari kita mengagungkan hasil ujian yang hanya berlangsung beberapa jam. Lembaga legislatif, pejabat pemerintah, kepala sekolah, orang tua, menuntut supaya sekolah meluluskan siswa sebanyak mungkin dengan cara ujian yang kurang tepat. Sekolah bermutu diidentikkan dengan sekolah yang meluluskan semua siswanya, tanpa memperhatikan apakah para lulusannya memiliki kemampuan memadai dan memiliki kreativitas yang tinggi. Meskipun ada ketentuan bahwa evaluasi belajar hendaknya berbasis kelas dan evaluasi dilakukan secara terus menerus selama proses pembelajaran, namun ketika siswa mengikuti ujian, soal-soal yang harus dikerjakannya hanya bersangkutan dengan aspek kognitif. Apabila siswa tidak dapat mengerjakannya maka guru yang mengajarnya dianggap sebagai guru tidak berkualitas. Akibatnya, selama proses pembelajaran guru tidak lagi mengutamakan pembentukan sikap dan psikomotor. Para guru akan memilih metode ceramah yang merupakan pilihan yang paling realistis untuk menyampaikan informasi dan fakta-fakta kepada para siswa, karena siswa hanya dituntut menghafal. Kegiatan dan keterampilan ilmiah siswa tidak pernah muncul dalam ujian-ujian yang akan mereka ikuti. Apabila ujian terus dilakukan sebagaimana yang terjadi saat ini, maka hasil pendidikan kita akan semakin merosot. Lulusan sekolah kita hanya menjadi penghafal, yang selanjutnya mereka tidak akan dapat menerapkan ilmunya untuk menghadapi kehidupan mereka. Bangsa kita akan tetap menjadi bangsa kuli, tidak mampu bersaing dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin maju dengan pesat. Kata kunci: ujian, aspek kognitif, aspek psikomotor, pendidikan, sekolah bermut

    Pengembangan Modul Keanekaragaman Hayati dan Virus Berbasis Model Inkuiri Terbimbing untuk Siswa Kelas X Man 1 Malang

    Full text link
    One of the efforts to achieve competence learn is though teaching activites of the students in the school MAN 1 Malang using teaching materials in the form of guided inquiry model based module on biodiversity and virus material. The purpose of this study are (1) produces a module for teaching materials in the form of virus based biodeversity and virus model of guided inquiry which is validated by an experts module materials and experts in the field of education; and (2) knowing the effectiveness of biodiversity and virus module model based guided inquiry to improve cognitive learning outcomes and science process skill of students in grade X MAN 1 Malang. This study is a research and development using the development model 4D (four D model) that has been developed by Thiagarajan (1974), which contained four steps: define, design, develop and disseminate. This research is only done to the extent of develop with limited trial of module product to the students of gade XI MIA MAN 1 Malang. The validation results of the module matter experts expressed feasibility level with presentations 90,38%, module expert 87,5%, an expert in the field of education 90.32% and limited trial 79,16%. Therefore, it was concluded that the teaching materials developed in the form of modules can be applied to study of biodeversity and virus levels SMA/MA.Salah satu upaya mencapai kompetensi belajar ialah melalui kegiatan pengajaran terhadap siswa di sekolah MAN 1 Malang dengan menggunakan bahan ajar berupa modul berbasis model inkuiri terbimbing pada materi keanekaragaman hayati dan virus. Tujuan penelitian ini adalah (1) menghasilkan bahan ajar berupa modul keanekaragaman hayati dan virus berbasis model inkuiri terbimbing yang layak dan tervalidasi oleh ahli materi, ahli modul dan ahli pendidikan di lapangan; dan (2) mengetahui tingkat keefektifan modul keanekaragaman hayati dan virus berbasis model inkuiri terbimbing untuk siswa kelas X MAN 1 Malang. Penyusunan modul menggunakan model pengembangan 4D (four D) yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974), terdiri dari empat tahapan pengembangan yaitu define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran), namun pada penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap develop dengan melakukan uji coba produk modul secara terbatas. Metode penelitian ini terdiri dari 1) Penyusunan modul dan 2) menvalidasi modul dengan jumlah a) validasi oleh validator ahli materi, ahli modul, ahli pendidikan di lapangan dan b) uji coba terbatas terhadap produk modul pada siswa kelas XI MIA MAN 1 Malang. Hasil validasi modul dari ahli materi menyatakan tingkat kelayakan dengan persentase 90,38%, ahli modul 87,5%, ahli pendidikan di lapangan 90,32%, dan uji coba terbatas 79,16%. Dapat disimbulkan bahwa bahan ajar berupa modul yang dikembangkan dapat diterapkan pada pembelajaran keanekaragaman hayati dan virus tingkat SMA/MA

    Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa SMA Katolik Santa Maria Malang Berbasis Skor Terkoreksi dalam Pembelajaran Biologi melalui Pembelajaran Group Investigation (Gi) Tahun Ajaran 2015/2016

    Get PDF
    This study aims to uncover the correlation between learning styles and learning outcomes, based on the corrected score between posttest scores and pretest score of senior high school students in biology learning implementing Group Investigation (GI) learning strategy in Malang. This study used a descriptive-correlation design. The subject of this research were 32 MIA students of class X and 33 MIA 4 Students of class X of the St Mary Catholic senior high school Malang. Data were analyzed using simple linear regression analysis. The results showed that there is no correlation between learning styles and student learning outcomes.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya belajar dengan hasil belajar siswa SMA berbasis skor terkoreksi antara skor pretes dan skor postes dalam pembelajaran biologi melalui pembelajaran Group Investigation (GI) di SMAK St Maria Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif-korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa SMAK St Maria Malang. Subyek penelitian ini ialah siswa kelas X MIA 2 terdiri dari 32 siswa dan kelas X MIA 4 terdiri dari 33 siswa pada SMAK St Maria Malang. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa

    Penerapan Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Sikap Sosial dan Pengetahuan Siswa Kelas VII

    Full text link
    The research is to develop students' social attitude and knowledge. The research type used is Classroom Action Research. The step of each cycle includes planning, applying, observing and reflecting. The data of social attitude is got from the observation sheet by the observer and the data of knowlegde is got from the essay test in the last cycle. The finding of the research is to give questions and repeated spiritual guiding can develop students' attitude to be grateful of God's creation. Data intrepretation by reading many sources develop students' understanding. The summary shows that the guided inquiry application develop (1) the average of social attitude 44% and the passing grade 52% (2) the average of knowledge 13% and the passing grade 47%. To suggest that the guided inquiry can be applied by teachers to develop students' social attitude and knowledge.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap sosial dan pengetahuan siswa. Penelitian dilakukan di kelas VII-H SMPN 18 Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan 10 kali pertemuan dan siklus II, 7 kali pertemuan. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data sikap sosial diperoleh dari lembar observasi oleh observer dan data pengetahuan diperoleh dari tes uraian di akhir siklus. Temuan dari penelitian adalah, pemberian pertanyaan dan arahan spiritual secara berulang-ulang dapat mengembangkan sikap siswa untuk menyukuri ciptaan Allah. Interpretasi data dengan membaca banyak sumber dapat meningkatkan pemahaman siswa. Kesimpulan menunjukkan bahwa penerapan inkuiri terpimpin meningkatkan (1) rata-rata sikap sosial sebesar 44% dan ketuntasan 52% dan (2) rata-rata pengetahuan sebesar 13% dan ketuntasan 47%. Saran penerapan inkuiri terpimpin dalam pembelajaran IPA dapat dilaksanakan guru untuk meningkatkan sikap sosial dan pengetahuan siswa

    Isolasi, Karakterisasi, Dan Identifikasi Mikoflora Dari Rizosfer Tanah Pertanian Tebu (Saccharum Officinarum L.) Sebagai Bahan Ajar Kingdom Fungi Untuk Siswa Kelas X SMA

    Get PDF
    Agricultural area, particularly in the rhizosfer area there are various species of mold which lives mainly in the soil. The students have known molds which live in nature but they have not recognized mold which lives in the soil. It is required to develop a teaching material in the form of module which is created based on a research result. The results of this study were; (1) it has been discovered 7 species of mold, which are Trichoderma harzianum, Penicillium nalgiovense, Penicillium corylophilum, Penicillium funiculosum, Penicillium camemberti, Aspergillus ochraceus, dan Penicillium citrinum, (2) the most dominant mold species was Trichoderma harzianum with the total number 1,8 x 104 cfu for every gram soil sample, and (3) there has been arranged of the learning module about fungi kingdom for students in high school level.Tanah pertanian, khususnya di daerah rizosfer, merupakan habitat dari berbagai spesies kapang yang hidup di dalamnya. Para siswa telah mengenal kapang yang tumbuh di alam tetapi mereka belum mengenal kapang yang hidup di dalam tanah pertanian. Perlu dikembangkan sebuah bahan ajar berupa modul yang dibuat berdasarkan hasil penelitian. Hasil penelitian ini, meliputi (1) ditemukan 7 spesies kapang, yaitu Trichoderma harzianum, Penicillium nalgiovense, Penicillium corylophilum, Penicillium funiculosum, Penicillium camemberti, Aspergillus ochraceus, dan Penicillium citrinum, (2) spesies kapang yang paling dominan adalah Trichoderma harzianum dengan total jumlah 1,8 x 104 cfu/g sampel tanah, dan (3) telah tersusun bahan ajar Biologi berupa modul Kingdom Fungi para siswa SMA

    HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KATOLIK SANTA MARIA MALANG BERBASIS SKOR TERKOREKSI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TAHUN AJARAN 2015/2016

    Get PDF
    This study aims to uncover the correlation between learning styles and learning outcomes, based on the corrected score between posttest scores and pretest score of senior high school students in biology learning implementing Group Investigation (GI) learning strategy in Malang. This study used a descriptive-correlation design. The subject of this research were 32 MIA students of class X and 33 MIA 4 Students of class X of the St Mary Catholic senior high school Malang. Data were analyzed using simple linear regression analysis. The results showed that there is no correlation between learning styles and student learning outcomes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya belajar dengan hasil belajar siswa SMA berbasis skor terkoreksi antara skor pretes dan skor postes dalam pembelajaran biologi melalui pembelajaran Group Investigation (GI) di SMAK St Maria Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif-korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa SMAK St Maria Malang. Subyek penelitian ini ialah siswa kelas X MIA 2 terdiri dari 32 siswa dan kelas X MIA 4 terdiri dari 33 siswa pada SMAK St Maria Malang. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa

    Pembelajaran Biologi Berpendekatan Saintifik Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

    Get PDF
    Abstrak: Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam prosespembelajaran pada semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran Biologi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran berpendekatan saintifik menggunakan model Sains Tekonoogi Masyarakat (STM). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas X SMA Negeri 1 Pemangkat. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I materi pencemaran lingkungan, sedangkan siklus II materi limbah. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pemangkat pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar sikap peduli lingkungan berdasarkan nilai rata-rata tes siklus I sebesar 73,4 dan siklus II sebesar 84,6, hasil belajar kognitif berdasarkan nilai rata-rata tes siklus I sebesar 67,7 dan siklus II sebesar 83,3, serta hasil tes keterampilan proses sains berdasarkan nilai rata-rata tes siklus I sebesar 80,0 dan siklus II sebesar 82,2

    PROTOTIPE MODEL PEMBELAJARAN ERCORE (ELICITATION, RESTRUCTURING, CONFIRMATION, REFLECTION) UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI

    Get PDF
    Pembelajaran Biologi mengharapkan siswa memiliki keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif adalah keterampilan yang dimiliki oleh siswa untuk mengontrol kemampuan berpikirnya. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kurang memiliki keterampilan metakognitif dan guru masih belum paham tentang pemberdayaan metakognitif. Pemberdayaan keterampilan metakognitif dapat dilakukan melalui penerapan model pembelajaran konstruktivistik yaitu pada model pembelajaran ERCoRe. Model pembelajaran ERCoRe dikembangkan dengan prosedur pengembangan model mengacu pada Plomp (1997) terdiri dari 5 fase yaitu (1) fase investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase tes, evaluasi, revisi, dan (5) fase implementasi. Komponen model pembelajaran yang dikembangkan berupa sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi dalam hal ini peran guru dalam memproses pembelajaran, sistem pendukung, dan dampak instruksional dan dampak pengiring. Sintaks model yang dikembangkan sebagai berikut. 1) Elicitation, 2) Restructuring, 3) Confirmation, 4) Reflection yang disingkat dengan ERCoRe. Produk telah divalidasi dengan hasil uji ahli menyatakan produk model dalam kategori layak. Produk model pembelajaran akan diuji melalui quasi eksperimen untuk mengetahui efektivitas dalam memberdayakan keterampilan metakognisi

    Sistem Pengelolaan Dan Upaya Penanggulangan Sampah Di Kelurahan Dufa- Dufa Kota Ternate

    Full text link
    Persoalan sampah tidak henti hentinya untuk dibahas, karena berkaitan dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Kota ternate adalah salah satu kota yang mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cukup memicu meningkaknya kegiatan jasa, industri, bisnis dan sebagainya di wilayah Ternate sehingga akan memicu meningkatnya produksi limbah buangan atau sampah. Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengngkut timbulan sampah sebesar 214 m³/hari, dinas kebersihan Kota Ternate, (2012) sedangkan berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012 adalah413 m³/hari didasari pada jumlah penduduk kota Ternate saat ini yakni 172.559 jiwa BPS Ternate dalam angka, (2011) bararti menyisakan 52% sampah tidak terangkut ke TPA. Meningkatnya produksi sampah tanpa sistem pengolahan yang tepat menjadi alasan tidak terciptanya lingkungan yang bersih. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis data distribusi frekuensi dengan dilakukan analisis terhadap sistem pengelolaan sampahan di Kelurahan Dufa- Dufa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pengelolaan persampahan di Kota ternate belum cukup baik, beberapa faktor yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa masih mengalami permasalahan yakni budaya sikap dan perilaku masyarakat, timbunan dan karakteristik sampah, serta sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan akhir sampah
    • …
    corecore