18 research outputs found

    Urgensi Identifikasi dan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus Usia Dini

    Get PDF
    Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang tumbuh dan berkembang dengan berbagai perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Istilah anak berkebutuhan khusus tidak merujuk pada sebutan untuk anak dengan kecacatan, namun merujuk pada layanan khusus yang diperlukan anak berkebutuhan khusus. Terdapat berbagai jenis kategori dalam lingkup istilah anak berkebutuhan khusus. Dalam konteks pendidikan khusus di Indonesia anak berkebutuhan khusus di kategorikan dengan istilah anak tunanetra, anak tunarungu, anak tunagrahita, anak tunadaksa, anak tunalaras, dan anak cerdas dan bakat istimewa. Setiap anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Lebih daripada itu, setiap anak berkebutuhan khusus juga memerlukan layanan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik mereka. Perlu dilaksanakan kegiatan identifikasi dan asesmen untuk mengetahui karakteristik dan kebutuhan mereka. Hal tersebut dianggap penting guna mendapatkan layanan yang tepat sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan kemampuan. Children with special needs (ABK) are children who grow and develop with various differences from children in general. The term children with special needs does not refer to children with disabilities, but instead refers to special services needed by children with special needs. There are various types of categories within the scope of the term children with special needs. In the context of special education in Indonesia, children with special needs are categorized by the terms blind children, deaf children, mentally retarded children, disabled children, children with disabilities, and intelligent children and special talents. Every child with special needs has different characteristics from one another. More than that, every child with special needs also requires special services that are tailored to their abilities and characteristics. It is necessary to carry out identification and assessment activities to determine their characteristics and needs. This is considered important in order to get the right service according to the characteristics, needs and capabilities

    PENGETAHUAN MAHASISWA PG-PAUD UNIPA SURABAYA TENTANG PENDIDIKAN INKLUSIF

    Get PDF
    Sebagai wujud besarnya perhatian pemerintah untuk mempercepat penyelenggaraan pendidikan inklusif, pada tahun 2009 Menteri Penidikan Nasional mengeluarkan Permendiknas No.70 tentang pendidikan inklusif. Permendiknas No.70 tersebut digunakan sebagai rujukan dalam penetapan kebijakan implementasi pendidikan inklusif di wilayah masing-masing. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan inklusif tidak serta merta karena kebijakan penyelenggaraan pemerintah, akan tetapi juga karena pengetahuan pihak-pihak yang terkait dengan sekolah, baik warga sekolah, masyarakat, maupun mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik. Dalam hal ini, mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan yang notabene sebagai calon tenaga pendidik baik dalam lingkup sekolah dasar maupun sekolah menengah, dituntut untuk memiliki kompetensi dan pengetahuan secara khusus tentang pendidikan inklusif demi berperan serta mensukseskan penyelenggaraan sekolah inklusi di setiap daerah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan yang dimiliki mahasiswa tentang pendidikan inklusif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 38 mahasiswa PG-PAUD UNIPA Surabaya. Proses pengumpulan informasi ialah dengan teknik angket terbuka. Adapun analisis data penelitian menggunakan teknik uji tanda. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis dengan rumus statistik sederhana. Pemaparan hasil analisis data menunjukan rata-rata prosentase yang rendah yaitu 9,6%. Berdasarkan nilai persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa PG-PAUD UNIPA Surabaya tentang pendidikan inklusif masih sangat rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perlunya peningkatan wawasan mahasiswa PG-PAUD UNIPA Surabaya terkait penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia

    PENGETAHUAN ORANG TUA, GURU, DAN TERAPIS TENTANG ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDER

    Get PDF
    Anak autism spectrum disorder (ASD) merupakan anak yang memiliki gangguan perkembangan kejiwaan yang kompleks. Anak ASD disebut memiliki gangguan perkembangan yang komplek dikarenakan memiliki kegagalan pada tiga aspek perkembangan yaitu kemampuan interaksi sosial, komunikasi sosial, dan perilaku (restricted dan repetitive). Sehingga membutuhkan penanganan khusus dan intensif dari berbegai pihak. Adapun pihak-pihak yang berperan penting memberikan penanganan anak ASD adalah orang tua, guru, terapis, dan dokter. Penelitian ini mengkaji pengetahuan orang tua, guru, dan terapis tentang penanganan anak ASD. Subjek dan objek penelitian ini adalah 4 orang tua, 2 guru SLB, 2 guru Inklusi, dan 2 terapis. Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Sidoarjo. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa keseluruhan subjek yang terdiri dari 4 orang tua, 2 guru SLB, 2 guru Inklusi, dan 2 terapis tidak mengetahui yang dimaksud dengan autism spectrum disorder dan layanan yang harus diberikan untuk menanganinya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua, guru, dan terapis tentang anak ASD dan penanganannya masih sangat kurang. Permasalahan tersebut dapat timbul dikarenakan kurangnya sosialisasi dan pelatihan-pelatihan khusus untuk pihak yang berperan memberikan penanganan anak ASD.   Kata kunci : Orang Tua, Guru, Terapis ; Autism Spectrum Disorde

    IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF SEBAGAI PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN DI INDONESIA

    Get PDF
    The aim of implementing Inclusive education is providing opportunities for all students to fulfill the right of children with disabilities that is to learn together with other students in a school environment.The implementation of inclusive schools should initiate an inclusive culture, and a friendly environment for children with disabilities.The writing of this article aims to examine the implementation of inclusive education in Indonesia. The data are processed, obtained through literature study, interview, and field observation. Data collected are analyzed using qualitative approach.The data obtained shows that the implementation of inclusive school has not been evenly distributed in every region, not have adequate accessibilityyet, and not fulfillment of competent educator in special education field yet.Based on the analysis it can be concluded that the implementation of inclusive education requires the function of supervision, assistance, and evaluation to support the positive progress of inclusive education in terms of both quantity and quality

    GANGGUAN SENSORY INTEGRASI PADA ANAK DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER

    Get PDF
    Autism Spectrum Disorder is a complex developmental disorder, indicated by symptoms of social communicationdisorders, social interactiondisorders, repetitive and restricted behavior disorders whose development is already visible at the age of 3 years. Repetitive behavior disorder is performed by children with ASD throughout the day that it interferes with progress in carrying out social activities. The restricted behavioral disorders are impaire in the behavior of interest, according to age, in which children with ASD showed interest in an object or activity is improper. Behavioral disorders experienced by children with ASD occurs because of the misperception, in which the sensory input is not integrated, properly can result in a child with ASD interpreting the world differently. The more behavioral disorders caused by inaccuracy in sensory processing systems integration. As for sensory integration disorder that can be experienced by children with ASD are three types of Sensory Modulation Disorder (SMD), Sensory-Based Motor Disorder (SBMD), Sensory Discrimination Disorder (SDD)

    Implementasi TEACCH Dalam Pembelajaran untuk Siswa Autisme di Sekolah Khusus

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode TEACCH dalam pembelajaran siswa dengan gangguan spektrum autisme pada jenjang pendidikan dasar di sekolah khusus. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles & Huberman. Temuan penelitian menunjukkan bahwa proses penerapan TEACCH di sekolah khusus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan meliputi: membangun mindset guru, pemberian edukasi ke tenaga pendidik, membentuk tim percepatan (koordinator program, koordinator kurikulum, guru), membuat support system dan evaluasi berkelanjutan. Pelaksanaan penerapan TEACCH ditunjukkan dari kegiatan pengajarannya yang terstruktur, yaitu: kegiatan yang jelas dan runtut melalui adanya sistem kerja, kegiatan yang jelas dan terprediksi melalui digunakannya jadwal kegiatan, dilakukannya penataan stuktur fisik lingkungan belajar, dan penggunaan alat bantu visual. Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan hasil belajar siswa dan kinerja guru dalam mengajar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan TEACCH dalam pembelajaran siswa autis di SDLB Autisme River Kids Malang berhasil dijalankan dengan baik oleh pihak sekolah

    Work Engagement of the Academic Community in Developing an Inclusive Campus

    Get PDF
    In the last decade, higher education has moved to implement inclusive education to strive for equal access for people with disabilities. However, equality of accessibility is not only in the aspect of infrastructure, but also includes the academic and non-academic climate on campus. If examined more comprehensively, many problems are still not resolved. Various factors are responsible for this, one of which is the involvement of community work in the campus environment. This study aims to describe the role of lecturer involvement in managing quality and equity learning. This research raises a project of implementing inclusive education in various universities in Indonesia. The method used is a mixed method by utilizing a combination of UWES and HEdPERF instruments. Researchers involved 100 lecturer respondents who were involved in learning with students with disabilities. This research has proven the phenomenon of lecturer performance in the perspective of inclusive education. Lecturers with no special educational background have a significant gap. The results of this research can also be a contribution to better policies and procedures

    Kualitas Semen Beku Sexing Sapi Peranakan Ongole Menggunakan Volume Semen Awal Yang Berbeda

    Get PDF
    ABSTRAKInseminasi buatan dengan menggunakan semen sexing diharapkan menghasilkan pedet dengan jenis kelamin sesuai harapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas, proporsi, dan jumlah produksi straw sexing menggunakan metode sentrifugasi gradien densitas percoll dengan volume awal semen yang berbeda. Penelitian dilakukan di Loka Penelitian Sapi Potong, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan dan Laboratorium Reproduksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Materi yang digunakan adalah semen sapi peranakan ongole berumur berkisar lima tahun dan bobot badan  berkisar 700 kg sebanyak tiga ekor, motilitas massa ≥2+ dan motilitas individu ≥70%. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan tiga perlakuan volume awal saat sexing, yaitu 1 (P1); 1,5 (P2); dan 2 (P3) ml dengan ulangan 11 kali (ulangan berfungsi sebagai kelompok). Data dianalisa menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan volume awal semen tidak berpengaruh (menurun) terhadap motilitas, viabilitas, abnormalitas, konsentrasi, total spermatozoa motil, recovery rate dan proporsi spermatozoa (P>0,05). Pengaruh yang sangat nyata (meningkat) terhadap jumlah produksi straw (P0.05). On the other hand, the difference in the initial volume of semen had a very significant effect (increased) on the amount of frozen semen production (P<0.01). Repeated research also had a very significant effect (increased) on the semen quality (motility, concentration, viability, abnormality, total sperm motility, recovery rate proportion, and straw production) and the proportion of spermatozoa X and Y (P<0.01). The total motile sperm for each treatment had met the expected value (10 million/straw). Proportions of spermatozoa X and Y have met the expected value (80%: 20%).Keywords: proportion, quality, sexing frozen semen, straw

    Literature Study: Visual Support Design as Assistive Technology for Children with Autism Spectrum Disorder

    Get PDF
    Providing interventions for children with autism requires various methods and learning media. Visual Support has long been implemented to help train communication skills in children with autism. Recently, many applications have developed as assistive technology to help children with autism in the learning environment. This study aims to elaborate on the visual design integrated into application-based assistive technology for children with autism. The method used in this research is a Systematic Literature Review. Based on the data tracing results, several references have been collected that specifically discuss the design of visual Support. From the data analysis, it can be concluded that visual Support is important to be integrated into digital applications to help children with ASD to carry out daily activities in various environmental settings. The development of visual support design must refer to the prerequisite rules to support the suitability of their characteristics and needs

    KAJIAN PENANGANAN TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

    Get PDF
    Children with special needs are children with disabilities or physical, mental, intellectual, social, or emotional barriers, such as: children with autism, deaf, blind, mental retradation, physical disability and others can have a significant effect on the process of growth or development compared to other children of his age. The problem of children with special needs is a problem that is quite complex in quantity and quality. This condition if not handled properly, the development of the child's ability to experience obstacles and the burden of parents, family, community and country.The purpose of handling done by all experts will have a positive impact for children with special needs. In various aspects such as in the field of academics able to follow the subjects well, in the social field of children able to socialize with the community and in the field of emotion children can channel emotions into positive things. Parents or families as primary service providers to children with special needs, generally still lack the awareness and responsibility to provide equal rights and opportunities for the children. This is because the lack of knowledge of parents or families about how to care for, educate, nurture and meet the needs of these children. Parents or families are the most important factor in facilitating the growth and protection of children with special needsAnak-anak dengan kebutuhan khusus adalah anak-anak cacat atau hambatan fisik, mental, intelektual, sosial, atau emosional, seperti: anak-anak dengan autisme, tuli, buta, retradasi mental, cacat fisik dan lain-lain dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses pertumbuhan atau perkembangan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, perkembangan kemampuan anak mengalami kendala dan beban orang tua, keluarga, masyarakat dan negara. Tujuan penanganan yang dilakukan oleh semua ahli akan berdampak positif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dalam berbagai aspek seperti di bidang akademik mampu mengikuti pelajaran dengan baik, di bidang sosial anak-anak mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan di bidang emosi anak dapat menyalurkan emosi menjadi hal-hal positif. Orang tua atau keluarga sebagai penyedia layanan utama untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, pada umumnya masih kurang memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi anak-anak. Ini karena kurangnya pengetahuan orang tua atau keluarga tentang cara merawat, mendidik, memelihara dan memenuhi kebutuhan anak-anak ini. Orangtua atau keluarga adalah faktor yang paling penting dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perlindungan anak-anak dengan kebutuhan khusus
    corecore