40 research outputs found
The Protective Effect of Tropical Fruit Juice on Histopathological of Kidney Wistar Rats After Exposed Cigarette Smoke
Cigarette smoke is a toxic compound that can interfere with physiological effects and damage the organ systems in the body. The effects of free radicals arising from cigarette smoke can be neutralized by consuming antioxidant compounds. The research aims to look at the protective effects of mixed juice from tropical fruits that grow in Indonesia to the histopathological picture of the kidney of wistar rats exposed to cigarette smoke. There were 35 rats used and divided into 5 treatment groups consisting of K (without treatment), K- (cigarette smoke exposed), P1 (strawberry and guava juice mixed juice 3ml), P2 (strawberry and papaya mixed juice 3ml), P3 (P3 (strawberry and apple mixed juice 3ml). In P1, P2 and P3 before being given a mixture of fruit juice, rats were exposed to cigarette smoke first. The treatment was carried out for 40 days by oral gavage, then on the 41st day the rats were dissected and their kidney organs were taken for observation and histopathological preparations. Histopathology preparations were made by the paraffin method and Haematoxylin Eosin staining. The cell damage data is then analyzed by comparing the kidney cells from the control group with the treatment group and scoring damage followed by the percentage of kidney damage. Data were statistically tested using ANOVA followed by Post Hoc LSD. The results showed that mixed tropical fruit juice could protect kidney cell damage by decreasing the percentage of hydropic degeneration, necrosis and infiltration of inflammatory cells compared with negative controls (P <0.05). There is no significant difference between P1, P2 and P3 in reducing cell damage. The conclusion of the study is that all combinations of tropical fruit juice can protect cell damage caused by free radicals from exposure to cigarette smoke in wistar rats
Accumulation and partitioning of total phenols in two varieties of Labisia pumila Benth. under manipulation of greenhouse irradiance
Two varieties of Labisia pumila (var. pumila and alata) were exposed to four levels of greenhouse irradiance (100, 70, 50, 30% of the incoming radiation (IR); equivalent to respective 670, 630, 470, 240 μmol m-2 s -1) in a 2-factorial Randomized Complete Block Design trial with the aim to determine the existence of varietal preferences in total phenols (TP) accumulation and their distribution to different organs (leaf, stem, root) due to manipulation in irradiance levels. TP were determined according to Folin-Ciocalteu method and results expressed in mg Gallic acid g-1 dry weight (DW). Total phenolic content in red var. alata consistently recorded lower values (p≤0.0001) than green var. pumila when exposed to high irradiance (100-70% IR) by 4.5-6.6%. Reducing irradiance to 50% IR; however, increased TP in red higher than green var. by 39.2% (10.96 vs. 7.87 mg GAE g-1 DW) due to marked increase (p≤0.0001) in phenols partitioning to the leaf of red var. compared to green var. (4.6 vs. 3.0 mg g"). Partitioning of phenols to the leaf in red var. alata, although kept increasing (6.5% over green var.), did not continue to enhance plant TP with further decrease in irradiance to 30% IR. Instead TP partitioning to the stem and root in green var. pumila exceeded substantially over red var. alata by 11.8-18.4%, respectively, implying there are varietal preferences between var. pumila and alata in terms of TP accumulation and partitioning related to varying levels of irradiance. Although both varieties are shade loving, var. alata was more sensitive to high irradiance than var. pumila in accumulation of TP in the plants and that manipulation of irradiance in controlled environment agriculture was able to enhance partitioning of phenols to different parts or organs of Labisia pumila for potential niche production of plant parts
Perencanaan Pengadaan Suku Cadang Berdasarkan Criticality Menggunakan Metode Poisson Process dan Modifikasi Model Economic Order Quantity (Eoq) untuk Permintaan Diskrit
PT XYZ memiliki performance rate yang rendah karena penyediaan spare part yang kurang efektif dan efisien, sehingga kurangnya ketersediaan spare part di saat mesin rusak sering terjadi. Criticality analysis yang dilakukan menunjukkan bahwa sistem kritis pada PT XYZ adalah sistem welding. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian persediaan spare part dengan menggunakan metode general EOQ dan modifikasi EOQ untuk permintaan diskrit. Total biaya persediaan dari semua komponen dengan menggunakan metode general EOQ adalah Rp1.740.311.749 dan jika menggunakan metode modifikasi EOQ total biayanya adalah Rp1.740.158.817 Jika sudah dikalikan dengan total jumlah mesin, total biaya persediaan dari metode general EOQ menjadi Rp3.053.087.068 dan dari metode modifikasi EOQ menjadi Rp3.019.597.875. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode modifikasi EOQ, Perusahaan dapat menghemat biaya persediaan hingga puluhan juta rupiah bahkan bisa mencapai ratusan atau milyaran rupiah jika perhitungan kebutuhan spare part mencangkup seluruh komponen yang ada di sistem
PRAKTEK IMPLEMENTASI PENGONTROL SUHU PADA RUANGAN MENGGUNAKAN DETEKSI SUHU OTOMATIS KEPADA SISWA KELAS XI DAN XII JURUSAN MIPA DAN IPS MAS ATTOYYIBIYYAH CIKANDE
Meningkatnya kebutuhan listrik di Indonesia semakin menimbulkan kekhawatiran karena dampaknya terhadap perekonomian dan lingkungan. Konsumsi energi yang tidak efisien, khususnya pada bangunan, industri, dan rumah tangga, berkontribusi terhadap permasalahan ini. Hal ini menyoroti perlunya strategi konservasi energi yang efektif. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) telah dilaksanakan pengenalan penggunaan sistem pengendali suhu bagi siswa/i MAS Attoyyibiyyah. Pengenalan sistem pengendali suhu terhadap siswa/i dimaksudkan agar siswa/i dapat mengetahui dan mengembangkan sistem kendali suhu otomatis menggunakan mikrokontroler dan sensor suhu untuk mengoptimalkan konsumsi energi dan mengurangi dampak perubahan iklim. Dengan menerapkan sistem kendali suhu pada ruangan seseorang dapat mengetahui informasi suhu udara di ruangan secara langsung dan secara otomatis menyesuaikan pengoperasian kipas angin maupun AC untuk meminimalkan penggunaan energi yang tidak perlu. Sistem yang dikembangkan dapat direplikasi di berbagai lingkungan, seperti rumah, kantor, dan sekolah, untuk mencapai penghematan energi yang signifikan dan mendorong praktik yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Perkembangan teknologi ini perlu di sampaikan ke siswa di madrasah mengingat peran yang penting dalam sistem monitoring dan kendali suhu pada ruangan. Hasil dari kegiatan PkM ini para siswa/i sangat antusias untuk mendengarkan dan tertarik untuk mencoba membuat dan mengembangkan sistem pengendali suhu menggunakan mikrokontroler.
Kata Kunci : DHT11, Arduino Uno, pengonrtrol suhu, deteksi suhu otomati
Penerapan Model UTAUT pada Penggunaan E-SKP Pegawai Kecamatan di Nagan Raya
district employees in Nagan Raya Regency using the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). The sample of this study was 354 sub-district employees who filled out the research questionnaire. Data were analyzed using the Ordinary Least Square (OLS) method to test the effect of independent variables on the dependent variable. The results showed that performance expectancy, effort expectancy, social influence, and facilitating conditions had a significant effect on behavioral intention to use e-SKP. Performance expectancy was the strongest predictor, followed by social influence, facilitating conditions, and effort expectancy. In addition, behavioral intention had a significant effect on the use behavior of e-SKP. The findings of this study confirm the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) model in the context of implementing e-SKP on sub-district employees in Nagan Raya Regency. The implication is that Performance expectancy Effort expectancy moderated by gender, Social influence moderated by gender, age, experience and voluntariness of use affect behavioral intention. Furthermore, facilitating conditions moderated by age and experience and behavioral intention influence use behavior.Kata kunci: UTAUT, e-SKP, performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, behavioral intention, use behavior
Kebijakan Sustainable Development Goals (SDGS) Dalam Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa (Studi Kasus: Desa Wargajaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam melakukan penanggulangan kemiskinan yang berada di wilayah pedesaan dan mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan program Sustainable Development Goals. Subjek dalam penelitian ini adalah 4 Pemerintah Desa Wargajaya, 1 Pendamping Lokal Desa, 1 Ketua RW dan 3 Masyarakat Desa Wargajaya. Pendekatan penelitian ini yang digunakan adalah kualitatif, yaitu berawal pada data dan bermuara pada kesimpulan. Tujuan penelitian yang digunakan adalah deskripsi, mengemukakan gambaran mengenai suatu fenomena yang terdapat di lapangan secara sistematis dan faktual. Dasar penelitian adalah studi kasus yang berguna untuk mengumpulkan dan menganalisa suatu proses tertentu terkait fokus penelitian, sehingga dapat menemukan suatu lingkup fenomena tertentu yang terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan Sustainable Development Goals pemerintah Desa Wargajaya mengaplikasikan program turunan yang dicanangkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yaitu SDGs Desa. SDGs Desa dalam pengaplikasiannya ditujukan untuk melakukan pendataan terhadap para warga, perangkat desa (desa) dan rukun warga (RW). Hal itu ditujukkan untuk mendapatkan gambaran yang konkret mengenai persoalan dan kehidupan masyarakat di Desa Wargajaya. Tentu saja, terdapat program-program bantuan bagi masyarakat miskin di Desa Wargajaya berupa bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tujuannya adalah sebagai stimulus bagi masyarakat Desa Wargajaya yang berada dalam kategori masyarakat miskin. Masyarakat Desa Wargajaya tidak memahami program SDGs Desa itu, karena tidak terdapat sosialisasi terhadap masyarakat mengenai program SDGs Desa tentang tujuan dan manfaat SDGs Desa bagi masyarakat. Masyarakat lebih memahami dan mengetahui program-program konkret berupa bantuan-bantuan yang berbentuk uang dan sembako
Implementasi Infrared Barrier Obstacle Sensor Menggunakan Modul Hw-201 Pada Smart Car Robot Line Follower
This research discusses the implementation of an infrared barrier obstacle sensor using the HW-201 module on a smart car robot line follower. The main aim of this research is to improve the ability of the smart car robot line follower to detect and follow lines on a predetermined path. This system is designed to use an infrared barrier obstacle sensor installed on the front of the line follower robot smart car facing downwards to detect and follow lines along the movement path. The method used includes hardware design consisting of the HW-201 module, microcontroller and drive motor, as well as software development to control the response of the smart car robot line follower to the detected line. The test results show that the smart car robot line follower is able to detect and follow lines with high accuracy, thereby increasing efficiency and reliability in following the line. It is hoped that this implementation can become the basis for further development of robotic systems that require automatic navigation capabilities. And these results show that the HW-201 IR sensor is a suitable option for robotics applications that require the ability to detect and avoid obstacles.Penelitian ini membahas implementasi infrared barrier obstacle sensor menggunakan modul HW-201 pada smart car robot line follower. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan smart car robot line follower dalam mendeteksi dan mengikuti garis pada jalur yang telah ditentukan. Sistem ini dirancang menggunakan infrared barrier obstacle sensor yang dipasang pada bagian depan smart car robot line follower menghadap ke bawah untuk mendeteksi dan mengikuti garis di sepanjang jalur pergerakan. Metode yaitu metode yang digunakan meliputi perancangan perangkat keras yang terdiri dari modul HW-201, mikrokontroler, dan motor penggerak, serta pengembangan perangkat lunak untuk mengendalikan respon smart car robot line follower terhadap garis yang terdeteksi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa smart car robot line follower mampu mendeteksi dan mengikuti garis dengan akurasi yang tinggi, sehingga meningkatkan efisiensi dan keandalan dalam mengikuti jalur. Implementasi ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan lebih lanjut pada sistem robotik yang membutuhkan kemampuan navigasi otomatis. Dan hasil ini menunjukkan bahwa sensor IR HW-201 adalah opsi yang cocok untuk aplikasi robotika yang memerlukan kemampuan untuk mendeteksi dan menghindari rintangan
APLIKASI M-LEARNING MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN ANDROID STUDIO
Perkembangan teknologi khususnya pada ponsel pintar (smartphone) sangat pesat, apalagi dengan munculnya ponsel pintar (smartphone) yang menggunakan sistem operasi android yang mengakibatkan menurunnya ketertarikan manusia terhadap buku sebagai media untuk belajar. M-Learning merupakan aplikasi yang diterapkan sebagai media belajar, baik untuk memahami materi belajar ataupun sebagai sarana untuk mengasah pengetahuan terhadap materi belajar yang telah di dapat.Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis android yang dibangun menggunakan android studio. Aplikasi ini dapat menampilkan materi belajar Bahasa Indonesia untuk SMPN 4 Muara Teweh kelas VI,VII, dan IX. Aplikasi ini mampu menampilkan halaman latihan soal pilihan ganda dimana soal-soal yang diberikan menggunakan sistem acak atau random yang dapat dikerjakan langsung oleh pengguna dan setelah selesai mengerjakan soal latihan, pengguna bisa langsung mengetahui berapa skor yang di dapat, dan skor tertinggi baru yang dicapai. Kata Kunci : android studio, bahasa indonesia, m-learnin
KONTROL SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA (KASUS PACARAN DI TAMAN SYARIAH KOTA PAREPARE)
This research explains about community social control toward deviant behavior of adolescents in Parepare City, especially community social control toward adolescents who are dating in the sharia park. Qualitative research methods were used to explore and understand the meaning of the problem studies, on the basis of case study research. There were seven informants in this research, consisting of community leaders, people who lived around the park, and visitors of the sharia park. The results of the research revealed that adolescent dating behavior was still considered in the category of relative deviation. Thus, the community that controls adolescents starting from the form, nature, and control processes are very weak. This was because the community would only control optimally when the courtship of adolescents in the sharia park had entered the stage of intimacy or sexual self-disclosure. The lack of community social control was caused by lack of socialization, government oversight and a variety of existing values and norms. Keywords: social control, deviant behavior, dating of adolescent