6 research outputs found
KAJIAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH DI DATARAN TINGGI SUNGAI PENUH JAMBI
ABSTRACT
The use of new varieties and legowo row planting system is a component of integrated crop management technology and be a deciding factor to increase production and productivity of rice plants, and is an easy technology to apply by farm level. This study aims to obtain new varieties and legowo row of upland rice planting systems in Jambi Province. Research conducted at the Sungai Penuh District, Jambi Province from June to November 2013, at an altitude of 938 m above sea level with the type of soil andosol. The project used randomized group of two factors. The first factor is the new varieties of paddy, (1) Inpari 21 (2) Inpari 28, and (3) Batang Piaman. Factor II is cropping systems, (1) Jajar legowo 2 : 1, and (2) Jajar legowo 4 : 1. The results showed that legowo row planting system 2 : 1 and 4 : 1 has not showed significant differences in all variables were observed, except observation of the dry grain yield harvest, where Inpari 28 gives the highest yield in legowo row planting system 2 : 1. The high yield result of Inpari 28 supported by the component that is relatively better results compared to Inpari 21 and varieties Batang Piaman with legowo row planting systems 2 : 1 or 4 : 1. The three varieties and two cropping systems tested were able to provide results > 5 t/ha and higher than 2013 BPS report, however, needs further research on a larger scale before it developed by the farmer.
Keywords: new superior varieties, paddy, plateau, cropping systems, Jamb
KAJIAN PAKET PENGOLAAN TANAMAN TERPADU DAN PAKET PETANI PADI GOGO PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANG ASAI JAMBI
Upland rice production is still low compared with the result of research and genetic potential. The low yield is caused by the use of cultivation technology that is not optimal and the limited of high yielding varieties cultivated that made many farmers still grow local rice for generations. High yielding varieties and Integrated Crop Management (ICM) technology is one of the reliable innovative technologies to increase the upland rice productivity. The study aims to determine the growth and production of upland rice with ICM technology package compared to farmer technology package. The experiment was conducted in the Batang Asai watershed, Panti Village, Sarolangun Jambi District. The study of ICM package and farmers package done by planting the two packages side by side on planting area of 1 ha each, consisting of four farmer cooperator, as well as for replicates. The research was done by using factorial design that compares the ICM package with farmers’ package through the t test. The results indicate that the ICM package provide a better growth and yield than the farmers package, such as the low intensity of leaf and neck blast disease and rice pest pests walang, positively impacted the percentage of grain pithy, weight of 1000 seeds and results. ICM package gives the highest yield 5216 kg/ha, while the farmer package 2,170 kg/ha, so there is an increase in the results of 3,046 kg/ha or 140.37%.
Key words: Upland rice, integrated crop managemen
MENGUKUR TINGKAT MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN PEKARANGAN UNTUK PERTANIAN PERKOTAAN DI KOTA YOGYAKARTA
Urban agriculture continues to grow in relation to environmental, economic, health and social issues, including in the city of Yogyakarta. The people of Yogyakarta City use the yard to grow vegetables and fruit. The economic, social, cultural, and psychological conditions of each household vary to be able to implement an innovation. In order to achieve sustainable yard utilization, the utilization of the yard must adjust to the motivation of the community. The purpose of this study is to determine the level of environmental, economic, health and social motivation of the community in utilizing the yard for farming. This study uses descriptive research methods with qualitative approaches and survey techniques using a questionnaire on 113 respondents. Motivation is measured using Likert scale from item statements. Each statement is given a score of 1 to 5 according to the answers provided. These answers are calculated, made into percentage and an interval scales is used as the reference for high, medium and low category. The results showed that the motivation of the people of Yogyakarta City sequentially from high to low were health motivation, environmental motivation, social/community motivation and economic motivation. Agricultural planning and policy in cities, especially in the yard, must pay special attention to multifunctional farming practices that are environmentally friendly as suppliers of healthy food for families, become a recreation area and a place for socializing and selfdevelopment so that leisure time become more productive
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN SUSU SAPI PADA USAHA SAPI PERAH DI KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG
The object of this study are : 1) to know the scale of the added value of milking-cow manufacture becomes pasteurize milk and ginger milk instant, 2) to know the kind of marketing channel and margin distribution of milking-cow in Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu Province. This study was done since July until August 2006.The location of this study was determined purposively. The respondents of this study were 23 milking-cow breeder, two collectors in marketing position and two manufacturers. The analysis method of this study is descriptive for general illustration of the location and the kind of marketing channel. Hayami’s method was use to analyze quantitative for the added value, margin distribution was counted by the using the cost in the breeders level and the price in the consument’s level  Keywords: added value, marketing, milking-cow
Analisis Usaha Pembibitan Kopi Liberika Tungkal Komposit di Desa Mekarjaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kopi Liberika Tungkal Komposit yang disingkat sebagai Libtukom telah ditetapkan sebagai salah satu kopi unggulan nasional spesifik lahan gambut dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari: 1). Motivasi penangkar bibit Kopi Libtukom; 2). Kapasitas dan distribusi bibit Kopi Libtukom yang dihasilkan oleh penangkar, dan; 3). Biaya dan pendapatan usaha penangkaran bibit Kopi Libtukom. Penelitian ini merupakan penelitian survey, dilkasanakan pada bulan Mei – Juni 2019, di Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Batara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Data yang dikumpulkan terdiri dari primer dan sekunder, responden ditentukan secara sengaja. analisisnya berupa analisis deskriptif kualitatif dan eskriptif kuantitatif. Motivasi utama penangkar adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dengan memanfaatkan momentum adanya permintaan bibit Kopi Libtukom yang besar. Motivasi lainnya adalah: 1). Turut serta menjaga kemurnian bibit kopi Libtukom: 2). Mempertahankan dan meningkatkan rasa kebanggaan atas telah ditetapkannya Kopi Libtukom sebagai salah satu kopi unggul nasional spesifik lahan gambut, dan; 3). Secara tidak lansung turut membantu program pemerintah Kabupaten Tanjung jabung Barat pada khususnya dan lingkup Provinsi Jambi pada umumnya untuk mengembangkan kopi Libtukom secara masiv. Pada tahun 2016/2017 jumlah bibit kopi yang dihasilkan oleh 4 (empat) penangkar sekitar 121.000 bibit, 90 % berlabel, sisanya tidak berlabel namun calon bibitnya berasal dari pohon induk yang sama. Usaha penangkaran bibit Kopi Libtukom memberikan penghasilan yang cukup tinggi. Dalam waktu lebih kurang 6 (enam) bulan, keuntungan bersih yang diperoleh sekitar Rp 2.000,-/bibi.  
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN SUSU SAPI PADA USAHA SAPI PERAH DI KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG
Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor
pertanian yang memiliki nilai strategis. Besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia memungkinkan pengembangan sub sektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru perekonomian Indonesia. Salah satu jenis usaha peternakan yang potensial untuk terus dipacu perkembangannnya adalah usaha ternak sapi perah. Saat ini produksi dalam negeri baru bisa memasok tidak lebih dari 30 % dari permintaan nasional, sisanya 70 % berasal dari Impor. Permasalahan yang dijumpai di lapangan sangat kompleks mulai dari produk susu yang tidak tahan lama hingga permasalahan yang paling mendasar bagi peternak adalah pemasaran. Sentra pengembangan usaha ternak sapi perah di Propinsi Bengkulu di Kabupaten Rejang Lebong tepatnya di Kecamatan Selupu Rejang memiliki masalah yang sama, namun untuk mengatasi masalah tersebut telah berdiri dua Industri Pengolahan Susu (IPS) dalam skala kecil dan diharapkan mampu menampung hasil produksi peternak. Oleh karena itu, produk olahan dari Industri Pengolahan Susu merupakan kegiatan yang menarik untuk diteliti baik nilai tambah maupun pemasarannya. Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui besarnya nilai tambah dari pengolahan susu sapi perah menjadi susu pasteurisasi dan instan susu jahe; 2) untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran dan marjin pemasaran susu sapi perah di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan pada periode Juli sampai Agustus 2006. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, responden dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah sebanyak 23 orang, untuk lembaga pemasaran 2 orang pedagang pengumpul dan 2 lembaga pengolah yang diambil secara sensus. Metode analisis dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk gambaran umum lokasi dan bentuk saluran pemasaran sedangkan analisis kuantitatif untuk nilai tambah digunakan metode Hayami dan marjin pemasaran menggunakan harga ditingkat peternak dan harga ditingkat konsumen.
Hasil analisis data menunjukkan nilai tambah untuk susu sapi perah menjadi susu Pasteurisasi adalah Rp 3.949,18/liter bahan baku dan menjadi instan susu jahe sebesar Rp 12.762,50/liter bahan baku. Ada dua saluran pemasaran untuk susu sapi perah, yaitu : (1) Peternak – Pengumpul I – Perusahaan Susu Fadhil Jaya – Pengecer – Konsumen ; (2) Peternak – Pengumpul II – KOICA Milk Shop – Konsumen, marjin pemasaran susu Pasteurisasi pada saluran I adalah sebesar Rp 6.292,00 pada saluran II sebesar Rp 6.600,00 dari harga yang dibayar konsumen dan marjin pemasaran instan susu jahe pada saluran I dan II adalah sebesar Rp 34.600,00