41 research outputs found
Aktivitas Entrepreneurial dari Bisnis Pembudidaya Ikan Skala Kecil di Jawa Tengah
Kegiatan budidaya ikan di Indonesia mengalami pengingkatan yang cukup signifikan pada beberapa tahun terakhir, khususnya setelah pemerintahan baru mencanangkan untuk mendukung penuh kegiatan perikanan di Indonesia. Aktivitas entrepreneur dilihat dari perspektif akuakultur dan didefinisiakn sebagai suatu implementasi ide oleh petani ikan untuk meningkatkan teknik, manajemen dan kualitas produk akuakultur dalam rangka meningkatkan produksi dan penghasilan petani ikan. Pada penelitian ini enam aktivitas entrepreneur diidentifikasi yaitu: produksi pakan ikan, produksi benih, penambahan spesies budidaya, penambahan jenis produk, pemanfaatan bagian lain dari ikan dan memperluas jaringan pemasaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pembagian kuesioner kepada petani ikan di Jawa Tengah dan dianalisa secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas entrepreneur yang paling banyak dilakukan oleh petani ikan di Jawa Tengah adalah memperluas jangkauan pemasaran (48.5%), menambah jenis spesies ikan budidaya (27.3%) dan penambahan jenis produk (18%) sedangkan aktivitas entrepreneur yang sedikit dilakukan adalah memproduksi benih ikan (5.8%), memanfaatkan bagian ikan yang lain (3%) dan memproduksi pakan ikan (1%).
Kata Kunci: aktivitas entrepreneurial, bisnis, petani ikan, skala keci
The Role of Self-Esteem in Mediating Social Anxiety on Body Shaming Victims
This study aims to (1) empirically test the influence of body shaming with social anxiety, (2) empirically test the influence of body shaming with social anxiety mediated by self-esteem. The subjects in this study were 141 undergraduate students of the Department of Aquaculture where the data collection method was carried out by chance. The research data was collected using three scales, (1) the social anxiety scale, (2) the body shaming scale, and (3) the self-esteem scale. The collected data is analyzed using regression and path analysis. The results showed that (1) body shaming affects social anxiety and (2) self-esteem mediates the influence of body shaming on social anxiety. Based on the results of this study, it is recommended to develop self-esteem because it is proven to be able to mediate the emergence of social anxiety in victims of body shaming. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji secara empiris pengaruh body shaming dengan social anxiety, (2) menguji secara empiris pengaruh body shaming dengan social anxiety yang dimediasi oleh self-esteem. Subjek dalam penelitian ini adalah 141 mahasiswa S1 Jurusan Budidaya Perairan dimana metode pengumpulan data dilakukan secara kebetulan. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan tiga skala, (1) skala social anxiety, (2) skala body shaming, dan (3) skala self-esteem. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan regresi dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) body shaming berpengaruh terhadap social anxiety dan (2) self-esteem memediasi pengaruh body shaming terhadap social anxiety. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan self-esteem karena terbukti mampu memediasi munculnya social anxiety pada korban body shaming
STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias Sp.) DI KECAMATAN GUNUNG PATI KOTA SEMARANG
Potensi usaha budidaya ikan lele di Gunung Pati mempunyai prospek baik karena sebagian besar penduduknya membudidayakan ikan lele dan memiliki luas wilayah sebesar 54,11 km2 dengan luas areal budidaya yang ada sekitar 12,56 Ha. Konsumsi ikan lele yang semakin meningkat merupakan peluang untuk pengembangan budidaya pembesaran ikan lele. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi budidaya pembesaran ikan lele (Clarias sp.), untuk mengetahui potensi pasar budidaya pembesaran ikan lele (Clarias sp.), serta untuk mengetahui strategi pengembangan budidaya pembesaran ikan lele (Clarias sp.) di Kecamatan Gunung Pati Semarang. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode wawancara dan metode distribusi kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi budidaya pembesaran ikan lele di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang dengan menggunakan metode semi intensif dapat dikembangkan dengan adanya potensi lahan yang tersedia dan Sumber Daya Manusia yang mendukung. Produksi budidaya memberikan hasil 27 ton/tahun, luas lahan yang masih tersedia 5,35 Ha, potensi pasar pada tahun 2015 mencapai 355,8 ton/tahun. Berdasarkan analisis faktor internal, kekuatan terbesar yaitu luas lahan budidaya (0,42) dan analisis faktor eksternal yaitu luas lahan di kecamatan Gunung Pati (0,41). Alternatif strategi yang tepat adalah SO (Strengths-Opportunities) dengan skor 3,93 dan kuadran SWOT berada pada posisi I yaitu agresive dimana menggunakan kekuatan dan peluang yang dimanfaatkan untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman. Kesimpulan yang diperoleh bahwa potensi budidaya pada pembesaran ikan lele di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang cukup baik dengan menggunakan metode semi intensif; potensi pasar di Kecamatan Gunung Pati cukup tinggi karena konsumsi ikan lele meningkat; potensi pengembangan budidaya pembesaran ikan lele di Kecamatan Gunung Pati memiliki kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman dan kemungkinan dapat mengembangkan usaha budidaya pembesaran ikan lele untuk menjaga kontinuitas produksi; strategi yang digunakan yaitu strategi SO dengan memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam pengembangan budidaya pembesaran ikan lele dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang tersedia untuk meningkatkan hasil produksi.
Kata kunci: Ikan lele; pembesaran ikan lele; pengembangan budidaya; SWO
INOVASI BUDIDAYA POLIKULTUR UDANG WINDU (Penaeus monodon) DAN IKAN KOI (Cyprinus carpio) DI DESA BANGSRI, KABUPATEN BREBES: TANTANGAN DAN ALTERNATIF SOLUSI
Budidaya polikultur merupakan suatu pola pengelolaan budidaya dua jenis komoditi atau
lebih dalam satu areal tambak secara bersama-sama yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk memanfaatkan secara efektif dan optimal ruang yang ada pada areal tambak. Selain
itu polikultur merupakan upaya peningkatan produksi dengan membudidayakan lebih dari
satu komoditi. Budidaya tambak polikultur 2 komoditi antara budidaya udang windu dan
ikan koi merupakan salah satu sistem pengelolaan tambak yang dapat memberikan manfaat
ekonomi dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tantangan yang dihadapi oleh
pembudidaya dan merumuskan alternatif solusi dalam inovasi budidaya polikultur udang
windu dan ikan koi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus
yang dianalisa secara deskriptif dan analisa SWOT. Hasil penelitian menunjukan budidaya
polikultur udang windu dan ikan koi dapat meningkatkan produktifitas tambak karena
udang windu dan ikan koi dapat mentoleransi kadar salinitas rendah. Berdasarkan hasil
analisa SWOT diperoleh hasil bahwa tantangan utama yang dihadapi secara internal oleh
pembudidaya adalah kurangnya pengetahuan budidaya pembesaran ikan koi.Sedangkan
tangtangan terbesar yang dihadapi petani tambak secara ekternal yaitu pemasaran untuk
ikan koi. Berdasarkan hasil analisa SWOT tersebut, maka alternatif solusi yang dapat
dirumuskan adalah memanfaatkan peran pemerintah dalam pengetahuan budidaya
pembesaran dan pemasaran ikan koi sehingga budidaya polikultur udang windu dan ikan
koi di tambak dapat dikembangkan dan dipasarkan secara lebih luas
Pendekatan kualitatif efektivitas pemanfaatan media sosial whatsapp group pada kelompok pembudidaya Asa Mina Mulia di Kel. Polaman, Kec. Mijen, Kota Semarang.
AbstrakTeknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kebutuhan, contohnya sosial media. Sosial media dimanfaatkan penyuluh dan pembudidaya untuk konsultasi secara online mengenai permasalahan dilapangan yang membutuhkan tindakan cepat dengan menggunakan aplikasi WhatsApp. Aplikasi ini memudahkan penyuluh untuk membantu responden yang membutuhkan informasi budidaya atau suatu permasalahan yang terjadi di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keefektivan WhatsApp terhadap permasalahan yang terjadi pada pembudidaya Asa Mina Mulia di Kel. Polaman, Kec. Mijen, Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, penelitian ilmiah deskriptif dengan menganalisis data secara mendalam berdasarkan permasalahan yang ada sesuai fakta di lapangan. Responden pada penelitian ini sebanyak 7 pembudidaya dan seorang informan. Responden pembudidaya dipilih karena melakukan kegiatan budidaya, masuk dalam WhatsApp Group Asa Mina Mulia dan bersedia menjadi responden. Responden informan dipilih karena seorang penyuluh pembudidaya, masuk di WhatsApp Group Asa Mina Mulia dan bersedia menjadi informan. Â Pengambilan data dilakukan dengan wawancara serta direkap dalam bentuk verbatim wawancara dan observasi dengan mengamati responden di WhatsApp Group. Data verbatim dilakukan dengan uji keabsahan data dan analisis. Hasil penelitian yang dilakukan pada indikator Performance Expectancy cukup efektif karena WhatsApp Group terkonfirmasi 100% dapat mempermudah dan mempercepat informasi budidaya semua responden. Produktivitas budidaya semua responden meningkat karena pemanfaatan WhatsApp Group. Hasil pada indikator Effort Expectancy terkonfimasi WhatsApp Group 100% memberikan kemudahan berkomunikasi dan kebanyakan semua responden cukup aktif berdiskusi menggunakan WhatsApp Group. Hasil pada indikator Social Influence terkonfirmasi mendapatkan 100% dukungan dari lingkungan sekitar responden seperti keluarga, antar responden dan penyuluh. Hasil pada indikator Facilitating Condition terkonfirmasi 100% dapat menfasilitasi semua responden dalam berdiskusi untuk permasalahan budidaya.Kata kunci: Efektivitas, indikator, responden, sosial media, WhatsApp.AbstrackInformation and communication technology can facilitate needs, for example social media. Social media is used by extension workers and cultivators for online consultation regarding problems in the field that require quick action using the WhatsApp application. This application makes it easier for extension workers to help respondents who need cultivation information or a problem that occurs in the field. This study aims to determine the effect of WhatsApp's effectiveness on the problems that occur in Asa Mina Mulia cultivators in Polaman Village, Mijen District, Semarang City. The research method used is qualitative, descriptive scientific research by analyzing data in depth based on existing problems according to facts in the field. Respondents in this study were 7 cultivators and an informant. Respondents for cultivators were chosen because they carried out cultivation activities, were included in the Asa Mina Mulia WhatsApp Group and were willing to be respondents. The respondent informant was chosen because he is a cultivator instructor, is included in the Asa Mina Mulia WhatsApp Group and is willing to become an informant. Data were collected by interview and recapitulated in the form of verbatim interviews and observations by observing respondents in the WhatsApp Group. Verbatim data was carried out by testing the validity of the data and analysis. The results of research conducted on the Performance Expectancy indicator are quite effective because WhatsApp Group is confirmed to be 100% able to simplify and speed up cultivation information for all respondents. The cultivation productivity of all respondents increased due to the use of WhatsApp Group. The results on the WhatsApp Group confirmed Effort Expectancy indicator provide 100% ease of communication and most of the respondents are quite active in discussing using WhatsApp Group. The results on the Social Influence indicator are confirmed to get 100% support from the environment around the respondent such as family, between respondents and extension workers. The results on the Facilitating Condition indicator confirmed 100% can facilitate all respondents in discussing cultivation issues.Keywords: Effectiveness, indicator, respondent, social media, WhatsApp
ANALISIS PARAMETER BIOLOGIS (KELIMPAHAN PLANKTON, BOD) PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) BERSAMA RUMPUT LAUT (Gracillaria sp.) DAN KERANG HIJAU (Perna sp.) DENGAN SISTEM IMTA (Integrated Multitrophic Aquaculture)
Integrated Multi-throphic Aquaculture (IMTA) is a system in cultivation that prioritizes balance in its maintenance. The IMTA system is a cultivation method that utilizes feed residues that can be utilized by organism from the remaining feed biota at higher levels of trophic can be utilized by biota with lower trophic levels. This study aims to analyze the biological parameters with different densities of seaweed and green mussels and the best stocking densities for the growth and survival of tiger shrimp. The test animals used were PL 30 tiger shrimp with a range of sizes from 0.03 to 0.08 grams / larvae. Stocking density of tiger shrimp is 80 larvae / m2. The method used is the experimental method and complete randomized design with factorial design design with 9 treatments and 4 replications. The seaweed stock density treatment is 50, 100 and 150 grams while the stock of green seaweed stock is 30, 60, and 90 grams. The results showed that the highest growth rate and survival rate was found in treatment A1B1 with 50 grams of seaweed stocking density and 30 grams of green mussel with RGR value of 67.11% / day and the best SR of 88.75%. Phytoplankton found included 2 classes, namely Bacillariophyceae, and Cyanophyceae. Phytoplankton which dominates each treatment is found in the Bacillariophyceae class. The highest plankton abundance is found in A1B1 treatment with 50 grams of seaweed stock density and 30 grams of green mussels. BOD values in each treatment ranged from 4.5 to 7.1 mg /l
Pengaruh Corona Virus Disease (Covid-19) terhadap Faktor Produksi dan Pemasaran Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus goramy) di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas
Penyebaran dan peningkatan jumlah kasus Covid-19 terjadi dengan waktu yang sangat cepat dan telah menyebar antar negara termasuk Indonesia dan berdampak pada berbaai sektor perekonomian. Perikanan merupakan salah satu sektor yang terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 secara tidak langsung. Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan permintaan konsumen, akses pasar atau masalah logistik yang berkaitan dengan transportasi dan pembbatasan-pembatasan yang diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh corona virus disease (Covid-19) terhadap faktor produksi dan pemasaran budidaya ikan gurami (osphronemus goramy) di desa Beji, kecamatan Kedungbanteng, kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan adalahh metode kuantitatif dengan bantuan komputasi SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada sampel yang berjumlah 51 orang. Sebanyak 58 pertanyaan disediakan dalam penyebaran instrumen penelitian. Pilihan jawaban diberikan sebanyak 4 pilihan jawaban yakni SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju), dan STS (Sangat tidak setuju). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis untuk mengetahui bagaimana pengaruh Covid-19 terhadap faktor produksi dan pemasaran budidaya ikan gurami. Hasil penelitian menunjukan bahwa Covid-19 tidak memberikan pengaruh ynng signifikan baik terhadap faktor produksi maupun terhadap pemasaran budidaya ikan gurami
PELATIHAN PENGELOLAAN EMOSI PADA GURU UNTUK MENINGKATKAN KEBAHAGIAAN DALAM BEKERJA
KB-TK Siti Sulaechah 04 is a school for early childhood. The problem that arises is that there are interpersonal and intrapersonal conflicts among teachers that cause stress that affects happiness at work. Emotional management training is needed. The ultimate goal of this training is that teachers are able to manage their emotions so that they can carry out their jobs happily.The methods used in this training are lectures, self-identification exercises, and discussions. In the lecture method, participants were given material to know about emotions, managing emotions, in self-identification exercises participants were invited to practice recognizing their emotions, expressing their emotions, modifying their emotions. The training ended with a discussion.The results show that participants can identify the sources of emotional causes, emotional expressions that are usually raised, how they feel, and the impact after expressing emotions. Participants were able to identify more precise emotional expressions and be able to predict the impact after modifying their emotional expressions. Participants can identify negative thoughts that usually accompany negative emotions and can identify positive thoughts that should be thought of, and their impact on themselves and others. Participants can identify actions/expressions of negative emotions that are usually taken and can identify more appropriate actions that should be taken, and their impact on themselves and others.Key words : Emotion Regulation Training, Happiness, Teache
STUDI ANALISA USAHA DAN PROSPEK PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM INTENSIF DI KECAMATAN SLUKE, KABUPATEN REMBANG
Budidaya udang vaname merupakan sub sektor perikanan yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Diperlukan strategi yang tepat dalam pengembangan budidaya udang vaname, sehingga kegiatan budidaya tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui profil dan manajemen kegiatan budidaya udang vaname, analisa usaha, faktor internal dan eksternal serta strategi pengembangan yang tepat untuk budidaya udang vaname intensif di Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan tidak menguji hipotesis. Metode penelitian adalah metode studi kasus, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dan teknik pengambilan responden yaitu non probability sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif, deskriptif, analisis usaha dan analisis SWOT. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah Pokdakan Udang Vaname Sukowati yang berada di Desa Sluke, Kecamatan Sluke. Hasil menunjukkan bahwa Kecamatan Sluke merupakan daerah penghasil udang vaname yang cukup berpengaruh di Kabupaten Rembang. Luas lahan hingga 2015 adalah 29 Ha, dengan volume produksi dari tahun 2008 – 2014 mencapai 678.396 Kg, namun kegiatan budidayanya belum sepenuhnya memenuhi Best Management Practice (BMP), terutama dalam proses pengelolaan limbah hasil budidaya dan minimnya kawasan green-belt, diduga tingginya bahan organik pada kualitas air disebabkan oleh hasil limbah budidaya tersebut. Kondisi yang saat ini menyerang udang vaname yaitu penyakit berak putih (white heces disease). Secara analisa usaha, pendapatan rata-rata yaitu Rp. 46.638.660/tahun dengan efisiensi usaha (R/C ratio) 1,14. Berdasarkan analisis faktor internal, kekuatan (S) terbesar yaitu sarana dan prasarana (0,67) dan analisis faktor eksternal menunjukkan bahwa ancaman (T) terbesar adalah penyakit udang (0,76). Alternatif strategi yang tepat adalah ST (Strengths-Threats) dengan total skor 4,1 dan kuadran SWOT berada pada posisi II yang lebih cenderung mengandalkan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang meskipun memiliki ancaman yang tinggi. Alternatif strategi yang digunakan adalah memanfaatkan potensi lahan yang ada, mengoptimalkan faktor-faktor lingkungan tambak untuk menekan ancaman penyakit dan mengadakan kerjasama dengan berbagai stakeholder perikanan untuk mengadakan kawasan green-belt sebagai perwujudan pembangunan perikanan yang lestari dan ramah lingkungan.
Kata kunci: Litopenaeus vannamei; analisis usaha, strategi pengembangan; sustainable; penyakit berak puti
MONITORING THE IMPACT ON POND PRODUCTIVITY FROM LEARNING AT THE COASTAL FIELD SCHOOL 2016-2019
The monitoring of aquaculture farmers by the UNDIP/WUR-team aims to
assess the progress towards reaching the goals set by the project Building with Nature
– Demak. As planned in this first year the sample was taken in one village:
Tambakbulusan. As farmers implemented the learning from the Coastal Field Schools
during the same season as the training was given, no baseline for this sample was
measured. In the village six ponds were monitored during one cropping season; we
report on five ponds as one of the ponds was the demonstration pond on which Blue
Forest will report.
Before stocking the ponds were dried for at least 5 days and composted goat
manure was mixed to the sediment. Thereafter an good dosage of home-made organic
fertilizer was added to improve water quality; during the culture period a smaller dose
was added weekly to maintain the plankton growth in the pond. The farmers prepared
the organic fertilizer (compost), called MOL, from fermented rotten fruits, vegetables
and household waste. One farmer used an industrial compost and another fed
manufactured pellets; thus the five farmers implemented partly the promoted LEISA
technology.
Several of the cropping cycles couldn’t be completed due to heavy rains or
flooding. The ponds were restocked. Some ponds were harvested early to avoid risk of
mortality due to increase of salinity of shrimp showing disease symptoms. Other water
quality parameters were within the limits for recommended limits for shrimp culture.
For one production cycle only from five ponds in one village, the shrimp
produced per ha was three times higher for the three LEISA farmers and for the other
two 20 times higher than the average found in the Demak baseline for one full year,
The average gross margin (income) was IDR 46 million/cycle, i.e. 4.5 times higher, but
for the three LEISA farmers this was IDR 14 million/cycle, i.e. 40% higher than the
average found in the Demak baseline for one full year. From the limited sample we
conclude preliminary that the technology trained by the CFS allows to reach the goals
set by BwN regarding pond productivity and income from aquaculture