14 research outputs found

    Aktivitas Antioksidan Dan Kandungan Β-Karoten Dodol Labu Kuning Dengan Penambahan Bunga Kecombrang Sebagai Pengawet Alami

    Get PDF
    Dodol is a traditional food that is quite popular in Indonesia. The alternative materials are pumpkin and flowers kecombrang. This study aims to determine the antioxidant activity, the content of β-carotene, organoleptic quality and public acceptance. This study used an experimental method with a completely randomized design (CRD) two factors: factor 1 were composition of glutinous rice flour and pumpkin : 50%+50% (L1), 40% + 60% (L2), 30%+70% (L3) and factor 2 were flowers kecombrang : 15% (K1), 25% (K2), 35% (K3). The results showed that there is influence of glutinous rice flour and pumpkin and kecombrang flowers on the antioxidant activity and beta-carotene content. The highest antioxidant activity in the treatment dodol L1K1(glutinous rice flour 50% + pumpkin 50% + kecombrang flowers 15%) was 33.84% and the highest contents of beta-carotene in the treatment L2K2 (glutinous rice flour 40% + pumpkin 60% + kecombrang flowers 25%) was 0,0035Οg / g, while the antioxidant activity and the lowest contents of beta-carotene was 11.81% and 0,0013Οg / g in the treatment L3K3(glutinous rice flour 30% + pumpkin 70% + kecombrang flowers 35%). Dodol pumpkin all treatments were less preferred by the panelists

    “Optimasi Persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Yogyakarta Menggunakan Goal Programming”

    Get PDF
    Saat ini bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis premium dan solar sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Seiring bertambahnya waktu, jumlah permintaan produk tersebut semakin meningkat karena ketergantungan masyarakat terhadap BBM sangat besar. Adanya permintaan yang meningkat terkadang tidak bisa diimbangi dengan jumlah persediaan yang cukup. Dengan demikian, perusahaan penyedia BBM berusaha memaksimalkan volume produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Di sisi lain, perusahaan perlu memperhatikan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi seminimal mungkin. Berdasarkan data yang diperoleh, penentuan solusi optimal masalah persediaan premium dan solar di DIY dapat diselesaikan dengan memodelkan ke dalam bentuk masalah goal programming. Dari beberapa fungsi tujuan, yakni memenuhi jumlah permintaan, memaksimalkan kapasitas pendam, memaksimalkan utilitas alat angkut, memenimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, serta memenuhi kuota persediaan premium. Solusi yang diperoleh berdasarkan penyelesaian dengan metode goal programming adalah dengan jumlah persediaan premium sebesar 597.215,6875 KL dan solar sebesar 350.156,65625 KL dalam satu tahun

    PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk model vehicle routing problem with time windows. Model yang diperoleh diselesaikan dengan goal programming. Selanjutnya, diterapkan pada rute distribusi Liquified Petroleum Gas (LPG). Untuk 5 node yang digunakan dalam simulasi menggunakan LINGO dengan waktu maksimal yang diberikan adalah 6 jam per minggu, maka semua node dapat terlayani. Ketika waktu maksimal yang diberikan 3 jam per minggu, maka hanya 2 node yang dapat terlayani

    OPTIMISASI RUTE DISTRIBUSI LIQUIFIED PETROLEUM GAS (LPG) DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM (VRP) MELALUI PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk model vehicle routing problem with time windows. Model yang diperoleh diselesaikan dengan goal programming. Selanjutnya, diterapkan pada rute distribusi Liquified Petroleum Gas (LPG). Untuk 5 node yang digunakan dalam simulasi menggunakan LINGO dengan waktu maksimal yang diberikan adalah 6 jam per minggu, maka semua node dapat terlayani. Ketika waktu maksimal yang diberikan 3 jam per minggu, maka hanya 2 node yang dapat terlayani

    MODEL GOAL PROGRAMMING DAN ANALISIS SENSITIVITAS UNTUK MENU DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS DI YOGYAKARTA

    Get PDF
    Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolik menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi normal (gula darah normal = 80 –120 mg/dl). Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah jenis DM tipe 2 yang sebagian besar disebabkan pola makan yang kurang sehat. Berkaitan dengan pola makan, dibutuhkan perencanaan menu diet bagi penderita DM yang memperhatikan asupan zat gizi (energi, protein, lemak dan karbohidrat). Oleh karena itu, kebijakan yang diambil adalah dengan menyusun menu diet yang bergizi bagi penderita diabetes mellitus. Menu diet yang sesuai dengan zat gizi disusun berdasarkan jumlah kalori, protein, lemak, dan karbohidrat. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis sensitivitas model, membuat bahasa pemrograman LINGO dan mengaplikasikannya untuk pasien DM. Pada penelitian ini, digunakan model Goal Programming untuk menentukan variasi menu diet yang optimal bagi penderita diabetes mellitus dengan memperhatikan biaya pengeluaran optimal. Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit Di Yogyakarta, dianalisa variasi menu yang optimal dengan model Goal Programming beserta analisis sensitivitas model dan diselesaikan dengan program komputer LINGO. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa nilai fungsi tujuan (deviasi) berturut-turut senin, rabu, dan jumat yaitu 15,355; 1,257 dan 0. Menu hari senin fungsi tujuan yang tidak tercapai adalah batas bawah lemak menyimpang sebesar 15,355 (40,6%) dan menu hari rabu fungsi tujuan yang tidak tercapai adalah batas atas protein menyimpang sebesar 1,257 (1,97%). Sementara itu, menu hari jumat fungsi tujuan tercapai semua karena dihasilkan deviasi sebesar nol. Oleh karena itu, dari ketiga menu yang paling optimal adalah menu hari Jumat. Adapun biaya pengeluaran untuk ketiga adalah senin sebesar Rp20.606,58, rabu sebesar Rp22.720,94 dan jumat sebesar Rp22.897,7

    Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Aljabar Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau dari Perbedaan Gender pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Mojolaban

    Get PDF
    This study aims to describe the student’s problem solving ability of in resolving equation of the algebra story by step Polya terms of gender differences. This type of research is descriptive qualitative, by taking of six participants of class VII F SMPN 2 Mojolaban. Data collection techniques used in this study was the documentation of test results and interviews. Data validation was done by triangulation technique by comparing the documentation of test results with the results of interviews. Based on the analysis and discussion of data, they are obtained: (1) Understanding the problem: female and male students having high ability can understand the problems, female students having sufficient ability can understand the problem in number 1 and 2. Male students having low ability can understand problem in number 2 and 3. (2) Making a plan: Male and female students having high capability and also female students having sufficient ability can plan the completion well. Male students having sufficient ability can plan the completion of question number 1 and 3. The male students having low ability can only plan completion in question number 1. (3) Implementation: performed by male and female students with high ability. Male students having sufficient ability can implement the solution of the problem number 2 and 3, while female students do in number 3. Male and female students having low ability can only perform at one question. (4) Looking back: male and female students having high ability can look back at all the questions. Male and female students having sufficient ability can look back two questions. Female students having low ability can look back only one question, while male students with similar capabilities cannot look back the answers

    Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dan Pola Asuh Gizi Dengan Status Gizi Balita Di Desa Ngebung Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

    Get PDF
    Pendahuluan : Balita umur 1-5 tahun merupakan kelompok rentan terhadap masalah gizi. Di Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk di Desa Ngebung Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen sebesar 19,2%. Salah satu faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi status gizi kurang dan gizi buruk adalah pengetahuan ibu dan pola asuh gizi. Pengetahuan gizi merupakan hasil tahu seseorang tentang makanan dan zat-zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan dan cara mengolah makanan agar zat gizi dalam makanan tidak hilang, serta pola asuh gizi merupakan sikap atau perilaku ibu dalam pemberian dan pengaturan pola makan pada balita. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan pola asuh gizi dengan status gizi balita di Desa Ngebung Kecamatan Kalijambe Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri untuk mengetahui status gizi kemudian dilakukan pengisian kuesioner pengetahuan ibu dan pola asuh gizi dengan status gizi balita. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling hingga didapat sampel sebanyak 35 balita menggunakan uji Pearson Product Moment Hasil : Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu baik 57,1%, pola asuh gizi cukup memiliki 60,0% dengan status gizi balita sebagian besar normal 94,2%. Hubungan Pengetahuan ibu dengan status gizi balita nilai p= 0,162, Hubungan Pola asuh gizi dengan status gizi balita nilai p= 0,025 Kesimpulan : Ada Hubungan Antara Pengetahuan ibu dan Pola Asuh Gizi dengan Status Gizi Balita Di Desa Ngebung Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

    Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dan Pola Asuh Gizi Dengan Status Gizi Balita Di Desa Ngebung Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

    Get PDF
    Introduction: 1-5 years old toddler is a vulnerable group of nutrition problem. In Indonesia, there is a double nutritional problem, which are malnutrition and over nutrition. Based on the previous survey researcher conducted, prevalence of malnutrition and severe malnutrition in Ngebung village Kalijambe district Regency of Sragen is 19.2%. One of indirect factors that can affect malnutrition and severe malnutrition is mother’s knowledge and nutrition parenting. Nutrition knowledge is the result of individual’s understanding about foods and nutrients, nutrients sources on food and how to process food so that nutrients in foods will not be lost. And the nutrition parenting is mother’s attitude of behavior in the provision and regulation eating pattern of toddler. Objective: This research is to understand the relation between mother’s knowledge with nutrition parenting and toddler’s nutrition status in Ngebung village Kalijambe district Regency of Sragen Research method: This research is using correlative descriptive method with cross sectional. Data collection is used by the assessment of Anthropometry in order to unveil toddlers’ nutrients status then conducting mother’s knowledge and nutrition parenting questionnaire filling with toddlers’ nutrition status. The sampling is using simple random sampling so that it required 35 toddlers sample using Pearson Product Moment test. Research: Most of good mother’s nutrition knowledge 57.1%, nutrition parenting has 60.0% with most toddler’s nutrition normal status 94.2 %. The relation between mother’s knowledge and toddler’s nutrition statues p value = 0.162, the relation between nutrition parenting p value = 0.025. Conclusion: There is a relation between mother’s knowledge with nutrition parenting and toddle nutrition status in Ngebung village Kalijambe district Regency of Sragen

    Manfaat Active Cycle Of Breathing Technique (ACBT) Bagi Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

    Get PDF
    Background: The science and technology always develop, that have and make side impaction. One of them as the amount of pollutant that can make disease of pulmonary infection Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) according to Global Initiative Chronic Obstructive Lung Disease (GINA, 2014) is a chronic disease that characterized by airflow resistance is not fully reversible. The ACBT is one of chest physiotherapy as the non farmacological therapy make mucociliary clearance as that result of pathological COPD. The ACBT have 3 subtechnique as the breathing control (BC), thoracic expansion exercise (TEE) and forced expiratory technique (FET). So can be used to help breath easily and cut the others physical problem of COPD. At the Ario Wirawan Pulmonary Hospital Salatiga population of COPD patient at 2013 as the first case. Objective: This study aimed to know The Active Cycle Breathing Technique can make mucociliary clearance in patient with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Methods: This study was time series, research design with pre test post test one group design. Technique of sampling is purposive sampling. Number of population 78 respondens and get sample 28 respondens with COPD in Ario Wirawan Pulmonary Hospital Salatiga. Number of men was 17 patients and women 11 patients, that’s range of age 60,8 years old. All of 28 respodens given modality chest physiotherapy as the ACBT was done 1x in 3 days. So volume of sputum can measured with milimeters glass, pre and post do the ACBT. Statistic test by the Wilcoxon Signed Ranks Test. The research start at Nopember, 18, 2014 until January, 16, 2015 (two month). Results: Based on statistical tested of Wilcoxon Signed Ranks Test get significancy result 0.000 where p < 0.05, that patient can out sputum clearly and until cut the others problematic. It’s mean Ha is accepted. The ACBT can make mucociliary clearance in patient with COPD. Conclusions: There is a significant the ACBT can make mucociliary clearance in patient with COPD. Beside this, Borg Scale can down and thoracal expansion added

    Performa Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) secara Intensif di Tambak Baba Rafi Kabupaten Subang, Jawa Barat

    No full text
    Kebutuhan udang vannamei terus meningkat dalam kondisi COVID-19 seperti saat ini. Ekspor ke pasar Amerika Serikat tetap stabil meningkat hingga 45% di tahun 2020. Salah satu upaya peningkatan produksi udang dilakukan melalui budidaya secara intensif. Pembesaran udang vaname dengan sistem intensif beresiko terhadap limbah budidaya yang beresiko terhadap peningkatan senyawa beracun dan penyakit. Kabupaten Subang termasuk wilayah dengan tingkat produksi udang vaname tertinggi di Jawa Barat namun masih sebagian kecil lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya dan hasil produksi sering mengalami penurunan salah satu faktor penyebabnya adalah besarnya fluktuasi produktivitas seperti mortality rate. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa budidaya udang vaname secara intensif terhadap faktor yang mempengaruhinya secara kuantitatif dan kualitatif. Performa budidaya meliputi performa pertumbuhan seperti laju pertumbuhan harian udang (Average Daily Growth), dan berat rata-rata udang (Average Body Weight). Performa produksi berupa kelulushidupan (Survival Rate), efisiensi pakan (Feed Conversion Ratio), ukuran (Size) udang, dan produktivitas lahan. Budidaya intensif di lokasi penelitian dilakukan pada 9 kolam yaitu kolam C1 sampai C9 yang terletak di Blok C1 dengan luas masing-masing berkisar 931- 1386 m2 dan padat tebar berkisar 129-134 ekor/m2. Sistem panen dilakukan dengan sistem parsial (panen sebagian) dan panen total pada DOC 60-71, terdapat kolam yang mengalami gagal panen karena serangan penyakit sehingga dilakukan pemusnahan menggunakan kaporit dosis 10 ppm. Sistem pakan dilakukan secara manual dan menggunakan automatic feeder saat DOC 50 di kolam C4, C6, dan C9. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksploratif dengan pengumpulan data agar persoalan dapat terjawab dan belum menggunakan hipotesis. Parameter utama berupa performa pertumbuhan dan produksi sedangkan parameter penunjang berupa data kualitas air, data pakan, data penyakit dan kematian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan Software microsoft excel 2010 untuk ditabulasi dan disajikan dalam bentuk grafik. Selanjutnya data dianalisis secara kualitatif dengan bantuan literatur dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil produksi total berkisar 150,54-900, 98 kg dengan tingkat SR berkisar 7,59%-71,99%, FCR berkisar 1,13–3,43, Size berkisar 87-94 ekor/kg, dan produktivitas lahan berkisar 1,09-9,52 ton/ha. Ditemukan kematian udang akibat penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) dan White Feces Disease (WFD). Kolam yang menerapkan sistem pemberian pakan dengan automatic feeder memiliki hasil produksi yang lebih baik dengan nilai konversi pakan lebih rendah dibandingkan kolam lainnya. Kualitas air yang dianalisis berupa oksigen terlarut, pH, kecerahan air, ketinggian air, salinitas, alkalinitas, nitrit, amonia, kelimpahan plankton, total bakteri, dan vibrio setiap seminggu sekali sesuai jadwal laboratorium. Kadar salinitas, alkalinitas, dan bahan organik di lokasi nilainya melebihi batas optimal
    corecore