13 research outputs found

    Pembuatan Kitosan Makropori Menggunakan Ethylene Glycol Diglycidyl Ether (Egde) sebagai Cross-linker dan Aplikasinya terhadap Adsorpsi Methyl Orange

    Get PDF
    Kitosan makropori (CS-M) dipreparasi menggunakan EGDE sebagai cross-linker dan garam NaCl sebagai porogen. Kemampuan adsorpsi kitosan makropori terhadap zat warna methyl orange dipelajari melalui pengaruh pH dan variasi kitosan : EGDE (CS:EGE). Kemudian kitosan makropori dikarakterisasi menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) dan Spektrofotometer FT-IR. Adsorpsi terbesar dihasilkan pada variasi CS:EGDE 4 g : 240 mg yang dicapai pada pH 7 dengan waktu kontak 180 menit. Hasil karakterisasi dengan SEM memperlihatkan struktur makropori pada CS-M dengan ukuran diameter pori berkisar antara 3-12 µm

    Studi Aktivasi Arang dari Tempurung Kelapa dengan Pengozonan

    Get PDF
    Penelitian tentang pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa dengan pengozonan telah dilakukan. Arang hasil aktivasi dengan pengozonan kemudian dibandingkan kualitasnya dengan arang aktif hasil aktivasi ZnCl2. Arang dari tempurung kelapa dikarbonisasi pada temperatur 600 ºC selama dua jam. Arang diaktivasi menggunakan ZnCl2 selama satu jam pada temperatur 550 ºC dan pengozonan dengan variasi waktu 0, 20, 40 dan 60 menit. Arang hasil aktivasi dibandingkan daya adsorpsinya terhadap senyawa iodin, metilen biru dan metil jingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang aktif yang diaktivasi dengan ZnCl2 memiliki daya adsorpsi yang lebih baik terhadap senyawa iodin, metilen biru dan metil jingga daripada arang aktif yang diaktivasi dengan pengozonan. Namun, semakin panjang waktu pengozonan arang aktif yang dihasilkan memiliki daya adsorpsi terhadap metilen biru dan metil jingga yang semakin bai

    Sintesis Hidroksiapatit dari Tulang Sapi dengan Metode Basah-pengendapan

    Get PDF
    Hidroksiapatit merupakan unsur anorganik alami yang berasal dari tulang yang dapat dimanfaatkan untuk regenerasi tulang. Hidroksiapatit dapat disintesis dari limbah tulang sapi dengan menggunakan metode basah-pengendapan. Tahap awal dilakukan dengan preparasi dan kalsinasi tulang sapi pada 1000 oC selama 6 jam. Sintesis hidroksiapatit dilakukan dengan mengalirkan larutan H3PO4+etanol dengan laju alir 1 mL/menit ke dalam campuran CaO dan etanol disertai pengadukan dan pemanasan pada 60 oC. Kemudian pemanasan dilanjutkan pada 60 oC selama 1 jam. Campuran kemudian didiamkan pada temperatur kamar selama 24 jam. Selanjutnya diaduk dan dipanaskan kembali pada 60 oC selama 30 menit. Endapan yang diperoleh disaring dan dikeringkan pada temperatur 100 oC, kemudian dipanaskan dalam furnace pada temperatur 800 oC. Serbuk putih yang dihasilkan diuji kelarutannya, hidroksiapatit dengan keelarutan terkecil tersebut akan dilakukan karakterisasi lebih lanjut dengan XRF dan FTIR

    Pengaruh Ph dan Konsentrasi Tmcs pada Sintesis Aerogel Silika dari Water Glass

    Get PDF
    Telah dilakukan sintesis aerogel silika pada tekanan ambien menggunakan water glass melalui proses sol-gel. Gel disiapkan dengan menambahkan tetes demi tetes natrium silikat ke dalam 5 mL HNO3 hingga pH 3 dan 6. Konsentrasi TMCS yang digunakan adalah 33% dan 6 %. Hidrogel dicuci menggunakan air bebas ion kemudian dikeringkan untuk mengurangi kandungan H2O. Alkogel didapatkan dengan merendam hidrogel dalam metanol selama 24 jam. Sililasi dilakukan pada alkogel menggunakan campuran heksana, TMCS, dan metanol selama 24 jam. Tahap sililasi diakhiri dengan merendam gel dalam heksana selama 12 jam kemudian dikeringkan pada suhu 50 oC selama 24 jam, 80 oC selama 10 jam, dan 120 oC selama dua jam. Tahap pertukaran pelarut dilakukan pada suhu 50 oC. Karakterisasi dilakukan melalui pengamatan secara visual, uji hidrofobisitas dan sudut kontak secara kualitatif, massa jenis, serta spektrofotometri FT-IR. Hasil aerogel silika pada pH 3 dan 6 menggunakan TMCS 33% memiliki massa jenis 0,164 g/mL dan 0,060 g/mL sedangkan menggunakan TMCS 6% aerogel masih bersifat hidrofilik

    Studi Pengaruh Konsentrasi Naoh dan Ph terhadap Sintesis Silika Xerogel Berbahan Dasar Pasir Kuarsa

    Full text link
    In this research, the influence of NaOH concentration and gelation pH of the xerogel silica synthesized from quartz sand. It was extracted by NaOH 1, 2, and 3 M to obtain sodium silicate solution and was added by HCl 1M to reach pH value 7, 8, and 9 to become gel. After that it was heated at 80° C for 18 hours (aging process) to get xerogel silica. This result xerogel silica were characterized by FT-IR and XRD and its surface area was characterized by methylene blue. The optimum concentration of NaOH is 1 M with silica yield 33%. Surface area which was obtained by concentration variation of NaOH is 7 to 8 m2 / g. Surface area was not influenced by pH variation and NaOH. Characteristics using FT-IR show typical absorption of Si - O at 400 to 3000cm-1 and phase of silica xerogel by XRD is amorphous. Determination of surface area xerogel silica by methylene blue methode 7.364 m2 / g

    Pengaruh Penambahan Dolomit terhadap Kekerasan Bahan Baku Pembuatan Keramik dari Lumpur Lapindo

    Full text link
    IonNa+ dan K+ dihilangkan dari lumpur Lapindo dengan cara ekstraksi menggunakan variasi pelarut akuades dan air PDAM. Variasi pelarut akuades dan air PDAM digunakan saat pembuatan HCl untuk melarutkan dolomit. Variasi pelarut yang digunakan adalah 5, 10 dan 15% b/v untuk masing-masing pelarut air PDAM dan akuades. Proses ekstraksi ion Na+ dan K+ dilakukan bersamaan dengan proses penambahan ion Ca(II) dan Mg(II) dari dolomit kedalam lumpur Lapindo. Dolomit dilarutkan ke dalam HCl dengan variasi pelarut akuades dan pelarut air PDAM sehingga menghasilkan variasi larutan dolomit dalam HCl (DDH) dengan pelarut akuades dan air PDAM. Adanya kandungan Mg(II) yang lebih besar dari pada Na+ dan K+ dapat membantu koagulasi koloid saat proses ekstraksi. Konsentrasi larutan dolomit dalam HCl (DDH) yang memberikan hasil paling baik didapatkan pada konsentrasi 15% DDH pada pelarut air PDAM. Dari hasil analisa sebelum dan sesudah ekstraksi, logam Ca(II) bertambah sebesar 17898 ppm

    Pengaruh Ph Dan Waktu Kontak Pada Adsorpsi Pb(ii) Menggunakan Adsorben Kitin Terfosforilasi Dari Limbah Cangkang Bekicot (Achatina Fulica)

    Full text link
    Limbah cangkang bekicot mengandung kitin yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi kitin terhadap ion Pb(II) dengan cara fosforilasi dan juga mempelajari pengaruh pH dan waktu kontak larutan terhadap adsorpsi Pb(II) pada kitin terfosforilasi. Kitin diisolasi dari cangkang bekicot melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Kitin difosforilasi dengan asam fosfat dan dinatrium hidrogen fosfat. Penelitian dilakukan dengan variasi pH 2, 3, 4 dan 5 serta variasi waktu kontak 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit. Hasil yang diperoleh yaitu adsorpsi ion Pb(II) secara maksimum diperoleh pada pH 4 sebesar 86,45% dan waktu kontak selama 60 menit

    Adsorpsi Seng(ii) Oleh Biomassa Azolla Microphylla Diesterifikasi Dengan Asam Sitrat: Kajian Desorpsi Menggunakan Larutan Hcl

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian tentang desorpsi seng(II) yang terikat oleh biomassa Azolla microphylla diesterifikasi dengan asam sitrat menggunakan agen pendesorpsi larutan HCl. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum desorpsi seng(II). Esterifikasi dilakukan dengan menambahkan 5 gram biomassa kering Azolla microphylla berukuran 120-150 mesh ke dalam 50 mL asam sitrat 0,8 M dan diaduk selama 2 jam. Campuran biomassa-sitrat dikeringkan pada suhu 60oC hingga kering dan dilanjutkan dengan pemanasan selama 3,5 jam pada suhu 120oC. Percobaan adsorpsi dilakukan dengan menambahkan adsorben ke dalam 25 mL larutan seng(II) 100 mg/L pH 6 dan dikocok selama 45 menit. selanjutnya dilakukan percobaan desorpsi dengan menambahkan adsorben kering yang telah mengikat seng(II) kedalam larutan HCl sebanyak 25 mL dengan variasi konsentrasi larutan HCl(0,1M;0,5M;1,0M;1,5M;2,0M) dan waktu kontak(30;45;60;75;90 menit). Konsentrasi seng(II) yang terdesorpsi ditentukan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum desorpsi seng(II) terjadi pada penggunaan larutan HCl 1,0 M dan waktu kontak 45 menit dengan persentase desorpsi sebesar 97,78%

    Pengaruh Aktivasi Kimia dan Penambahan Semen Portland Putih pada Zeolit Alam sebagai Adsorben Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

    Get PDF
    Penyumbang polusi udara berupa gas CO,CO2 dan hidrokarbon paling besar ditimbulkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor. Tujuan penelitian ini memanfaatkan zeolit alam sebagai adsorben untuk mengurangi emisi gas CO, CO2 dan hidrokarbon dari kendaraan bermotor. Penelitian ini menggunakan zeolit alam tanpa perlakuan aktivasi dan zeolit alam perlakuan aktivasi kimia dan fisik. Perlakuan aktivasi menggunakan HCl 0,4M dan kalsinasi suhu 500oC. Adsorben zeolit alam dengan semen portland putih dibuat dengan komposisi perbandingan (100:0 dan 87,5:12,5). Hasil penelitian uji daya serap gas menggunakan stargas D 898 OTC menunjukkan kemampuan daya serap zeolit alam aktivasi terhadap gas hidrokarbon dan karbondioksida lebih tinggi daripada zeolit alam tanpa aktivasi. Tetapi kemampuan daya serap zeolit alam aktivasi terhadap gas karbonmonoksida lebih rendah daripada zeolit alam tanpa aktivasi. Penambahan semen portland putih pada adsorben menyebabkan penurunan daya serap gas tetapi meningkatkan kekuatan tekan adsorben. Kesetimbangan daya serap gas hidrokarbon, gas karbondioksida dan gas karbonmonoksida berturut-turut pada zeolit alam tanpa aktivasi mempunyai efisiensi sebesar 37,83%, 39,95% dan 45,53%, sedangkan pada zeolit alam aktivasi sebesar 43,7%, 46,58% dan 43,64%

    Studi Pengaruh Penambahan H2o2 Terhadap Degradasi Methyl Orange Menggunakan Fotokatalis Tio2-n

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan H2O2 30% terhadap degradasi zat warna methyl orange 10 mg/L menggunakan fotokatalis TiO2-N. Sintesis fotokatalis TiO2-N dilakukan dengan perbandingan mol TiO2:urea 10:1,5. Karakterisasi fotokatalis dilakukan dengan menggunakan UV Visible Difuse Reflactance, dan Particle Size Analyzer. Larutan 25 mL methyl orange 10 mg/L ditambahkan 80 mg TiO2-N dan H2O2 30% 0; 0,25; 0,5; 0,75, 1,0 mL disinari pada kondisi sinar matahari dan sinar UV (352 nm) selama 0, 30, 60, 90, 120, 150, 180, dan 240 menit. Hasil karakterisasi menunjukkan penambahan dopan N menyebabkan peningkatan ukuran partikel dan penurunan band gap TiO2 sebesar 0,014 eV. Hasil penelitian menunjukkan volume penambahan H2O2 optimum adalah 0,75 mL dengan peningkatan degradasi dari 69,57 % menjadi 82,76%. Fotodegradasi methyl orange meningkat seiring dengan bertambahnya lama penyinaran
    corecore