4 research outputs found
Analisis Produksi Sel Cd4 Dengan Kultur Pheripheral Blood Mononuclear Cell (Pbmc) Akibat Paparan Gelombang Elektromagnetik Frekuensi Radio
Penelitian ini untuk menganalisis produksi sel CD4 dalam limfosit akibat paparan
gelombang elektromagnetik frekuensi radio. Sampel menggunakan limfosit dari darah
donor manusia normal. Limfosit diperoleh dari proses isolasi PBMC. Proses pemaparan
dilakukan dalam kotak pemaparan yang dilapisi oleh aluminium dan timbal. Frekuensi
yang digunakan adalah 900 MHz dan 1800 MHz. Variabel pengukuran menggunakan
variasi jarak dan waktu. Perhitungan produksi sel CD4 menggunakan flowcitometry.
Proses kultur dan pewarnaan PBMC dengan sel staining buffer CD4 dilakukan pada
limfosit. Perhitungan produksi sel CD4 menggunakan flowcitometry. Hasilnya
menunjukkan bahwa semakin lama waktu paparan RF, produksi sel CD4 meningkat.
Pada frekuensi 900 MHz, perubahan sel CD4 tertinggi terjadi pada jarak 2,5 cm. Pada
frekuensi 1800 MHz, perubahan sel CD4 tertinggi terjadi pada jarak 6,25 c
Analisis Nilai Impedansi Listrik Campuran Lemak Babi Pada Lemak Sapi Dan Lemak Ayam Dengan Menggunakan 4 Elektroda
Metode spektroskopi impedansi merupakan metode yang sudah stabil untuk
mengontrol kualitas dan kemurnian bahan secara cepat. Penelitian pengukuran
impedansi listrik ini dilakukan dengan menggunakan metode empat probe pada
lemak babi, lemak sapi dan lemak ayam. Penelitian ini merupakan penelitian
lanjutan dari penelitian sebelumnya yang melakukan pengukuran impedansi lemak
pada frekuensi tinggi dengan menggunakan LCR meter dan metode dua probe.
Analisis model empat probe ini dapat mengindikasikan perubahan sifat
listrik material ketika material tersebut mengandung bahan yang berbeda
beradasarkan impedansinya. Asam lemak jenuh dan tak jenuh yang terkandung
pada masing-masing lemak akan menentukan sifat kelistrikan bahan tersebut.
Dalam penelitian ini, akan dijelaskan pengukuran impedansi listrik berbasis empat
probe pada pengaruh campuran lemak babi terhadap lemak sapi dan lemak ayam
dengan memberikan arus 100 μA pada frekuensi 1 Hz hingga 2 MHz.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum nilai impedansi listrik
dari lemak menurun seiring dengan meningkatnya frekuensi pengukuran.
Impedansi listrik dari lemak sapi lebih kecil dari lemak babi dan lemak ayam.
Pengukuran impedansi bekerja dengan baik pada frekuensi hingga 1 Hz-2 MHz.
Penambahan konsentrasi campuran lemak babi pada lemak sapi akan menyebabkan
nilai impedansi listrik pada lemak sapi semakin meningkat. Sedangkan
penambahan konsentrasi campuran lemak babi pada lemak ayam akan
menyebabkan nilai impedansi listrik semakin menuru
Measurement of Emission Factor and Bioeffication of One Push Aerosol Insecticidies Against Decease of Females Aedes Aegypti
At this time more household insecticide marketed in various trademarks, packaging, and active material content. For every instance should be examined the efficacy to the insect and calculated the particle concentration. The particle concetration measurement and bioeffication to 3 one push aerosol repellent product, the first is poduct A with content transfluthrin 21.3%, product B with content metofluthrin 3.5% and product C with content transfluthrin 25%. The test of bioeffication on female Aedes aegypti use the glass chamber with 3 times repetations. And for to known the relationship between emission factor and bioeffication so do the measurement of the particle concentration. Measurement of the particle insectisides concentration of one push aerosol performed using P-Trak models 8525 with 3 times repetations in the glass chamber. The results of bioeffication using glass chamber showed that the percentage of Aedes aegypti mortality on 3 the mosqito product repellent is 100%. The most rapid in Knock-Down Time 50 (KT 50) and KT 90 is Product A and the longest is product C. The results of Particle measurement use P-Trak models 8525 produces the factor emissions are different for each time of spraying. The highest is Product B, then produt A, and the lowest is the product C
Studi pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Anonna muricata) dan kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap gambaran mikroskopis dan kadar SGPT organ hati mencit (Mus musculus) yang terpapar radiasi GAMMA
Radiasi gamma sering digunakan dalam radioterapi, sinar gamma memiliki
energi yang besar dibandingkan dengan radiasi elektromagnetik lainnya sehingga
dapat menembus jaringan manusia cukup jauh dan dapat membunuh sel kanker, tetapi
di sisi lain penyerapan energi radiasi ke dalam tubuh akan dapat menyebabkan
timbulnya radikal bebas pada dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh dari radiasi gamma terhadap gambaran mikroskopis dan kadar
sgpt organ hati mencit dan pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak dan kulit
manggis. Penelitian ini dilakukan dengan cara mencit dipapari radiasi gamma tanpa
pemberian ekstrak dengan 5 variasi waktu paparan untuk mendapatkan dosis paparan
maksimumnya. Kemudian, mencit diberi ekstrak dengan variasi dosis dengan
masing-masing diberi durasi paparan 40 menit dengan total dosis 268 μSv. Mencit
kemudian diukur kadar SGPT dalam darah mencit selanjutnya mencit dibedah dan
dibuat preparat organ hati. Kerusakan organ dapat dilihat dari gambaran mikroskopis
dengan perbesaran 100x, hasil dari kadar SGPT turut memperkuat hasil gambaran
mikroskopis. Hasil penelitian menunujukkan sebelum diberi antioksidan, kerusakan
total sel hepatosit adalah 47,34%. Setelah diberi ekstrak daun sirsak kerusakan total
sel hepatosit adalah 25,02%, ekstrak kulit manggis 23,42% dan campuran ekstrak
daun sirsak dan kulit manggis 21,95%. Untuk kadar SGPT memiliki nilai masing-
masing 85,3 U/L, 77,7 U/L dan 72,6 U/L dari kadar awal yaitu 128,67 U/L