Physical States of Embodiment and their Impact on the Performer

In this thesis research, dance artist Valerie Calam highlights the goals, creative processes, and results of three choreographic case studies, Gotta Go Church, All My Colours, and Dull Roar. In the three projects, Calam investigates the theme of embodiment in creation and performance of dance using a choreographic method she devised called states of the body. This method draws on postmodern contemporary choreographic devices such as Skinner Releasing Technique as well as the ancient somatic practice Qigong. This research reveals that by focussing on connection, a deeper physical awareness manifests and the performer will experience embodiment, the place where the body is leading, not the mind. Through this method, the performers are working on something as opposed to demonstrating something, and this change in approach exposes concepts and narratives within the choreography, and fuels the performer’s transformation

Preventing interpersonal violence in Panama:is a parenting intervention developed in Australia culturally appropriate?

OBJECTIVES: To explore cultural appropriateness of a transported parenting intervention in Panama. METHODS: Panamanian parents (n = 25) were interviewed after participation in an Australian parenting intervention. A thematic analysis was conducted to interpret qualitative data. RESULTS: Three themes emerged; cultural context, appropriateness of the intervention, and development of support networks. In terms of cultural context, parents described economic difficulties, living in a dangerous world, struggling to balance parenting and work, and using aggressive communication patterns. In terms of appropriateness of the intervention, they rated materials as appropriate, although suggested modifications to its delivery by including children and teachers in the training. Finally, parents commented that the intervention prompted the development of social networks within their communities. CONCLUSIONS: Overall, parents considered a transported parenting intervention as appropriate to their local needs. This study might be useful to local governments and international funders in charge of deciding whether transporting parenting interventions North to South as a strategy for violence prevention would be respectful of local needs. Our findings cannot be generalized beyond Panama, but the methodology can be replicated to answer this question in other settings

Reformulasi Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Abstract : Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang diberi tugas mewujudkan tujuan pendidikan, maka harus melakukan perannya dengan benar. Dalam menjalankan peran suatu institusi pendidikan, sekolah harus dikelola dengan baik untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah diformulasikan secara optimal. Manajemen sekolah yang tidak profesional dapat menghambat proses pendidikan dan dapat menghambat sekolah untuk sebagai lembaga pendidikan formal. Visi dan misi adalah elemen di sekolah, di mana visi dan misi ini digunakan untuk operasinya yang bergerak di jalur yang diamanatkan oleh kepentingan dan harapan untuk mencapai kondisi yang diinginkan di masa depan sebagai perwujudan dari Tujuan. Hasil analisis pada dasarnya; Pertama, penyusunan visi dan misi sekolah tidak perlu peninjauan mendalam dan melibatkan semua pemangku kepentingan sehingga apa yang kedua, visi dan misi sekolah mengandung banyak hal besar seperti mencapai sampai hal-hal kecil tapi sangat mendesak seperti anggaran tahunan, semua ini harus direncanakan sehingga dalam pelaksanaan identitas sekolah hanya dapat dilihat dengan membaca visi dan misi, Ketiga, Dalam rangka praktis visi dan misi tidaklah mudah meskipun semua pemangku kepentingan kepentingan yang terlibat tetapi masih sulit, oleh karena itu diperlukan pengawasan ketika kesulitan ini dan Keempat, Dalam mewujudkan sekolah yang memiliki kualitas baik perlu direncanakan dan Pengembangan. Perkenalan Lingkungan pendidikan yang sangat kompetitif saat ini akan berdampak pada tuntutan untuk selalu bangun keunggulan kompetitif, perbarui peta jalan organisasi secara berkesinambungan, penentuan langkah-langkah strategis di masa depan, penyebaran, sentralisasi kapabilitas dan komitmen seluruh staf dalam mewujudkan masa depan sekolah. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang diberi tugas untuk mewujudkan tujuan pendidikan harus melakukan perannya dengan benar.Kata Kunci: Reformulasi, Visi Misi Tujuan, Sekolah

Transportation Routes with Fastest Determination Algorithm Prim in Department of Transportation

Prim's algorithm is an algorithm in graph theory minimu spaning looking for a tree to resolve the problems TSP example is the replacement of the telephone network system or service transport lines making ari mail post box, and so on. In DISHUB (Department of Transportation), especially in Asahan. Which are currently experiencing density of transport, even experienced problems in determining the appropriate transport connections needed in Asahan. So on the basis that the author describes a case study with the determination of the transport path in Asahan District Department of TransportationKeywords: Prim’s Algorithm, Transportation, Asaha

Pengalaman komunikasi wartawan investigasi harian umum Radar Bandung: studi fenomenologi pengalaman komunikasi wartawan tentang peliputan berita investigasi pada Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik

Kode Etik Jurnalistik (KEJ) tahun 2006 Pasal 2 menyatakan bahwa wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. Dalam penafsirannya pasal ini menyatakan bahwa penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik. Beberapa faktor yang sering menjadi pendukung untuk menghasilkan sebuah laporan investigasi diantaranya ialah pengalaman komunikasi wartawan dalam menjalin kedekatan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Di Indonesia sendiri masih sangat jarang media massa yang memberikan ruang kepada wartawannya untuk melakukan pelputan investigasi. Selanjutnya, profesioanlisme dari pengalaman wartawan investigasi dalam peliputan berita investigasi menjadi penting untuk diteliti secara fenomenologi dan penting bagi kebebasan pers sejati yang senantiasa harus dibangun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses komunikasi wartawan Radar Bandung dalam peliputan investigasi, untuk mengetahui wartawan Radar Bandung dalam memahami peliputan investigasi, serta untuk mengetahui pengalaman komunikasi wartawan Radar Bandung dalam menjalankan profesinya. Penelitian ini menggunakan pendeketan kualitatif dan metode fenomenologi, yang menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai data utama dalam memahami realitas. Eksplorasi difokuskan pada pengalaman komunikasi wartawan dalam peliputan investigasi, ketika dihadapkan dengan Kode Etik Jurnalistik Pasal 2. Untuk memenuhi keprofesionalismean wartawan dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik. Hasil penelitian ini menemukan beberapa fakta. Pertama dalam proses komunikasi wartawan investigasi terbagi menjadi dua, yaitu penyembunyian identitas atau penyamaran pada saat liputan dan hambatan yang meliputi bahasa yang berbeda, waktu terbatas, lingkungan yang baru, serta narasumber berkata bohong. Kedua, dalam memahami peliputan investigasi, wartawan memahami bahwa peliputan investigasi merupakan liputan mendalam tentang isu atau permasalahan tertentu serta memberikan solusi atas permasalahan tersebut dan memiliki dampak positif bagi masyarakat luas. Ketiga, pengalaman komunikasi wartawan Radar Bandung dan implementasi KEJ Pasal 2 dalam menjalankan profesinya serta penggunaan dari penjelasan poin per poin dari pasal tersebut dsesuaikan dengan keadaan di lapangan. Wartawan juga dituntut kerja cerdas dan kreatif dalam menjalankan pasal tersebut