137 research outputs found

    Infrastruktur SIK di 138 Kabupaten di Indonesia: Evidence dari survei SIK DEPKES

    Get PDF
    Latar Belakang: Sistim informasi kesehatan (SIK) di daerah tertinggal,perbatasan serta bermasalah kesehatan masih merupakan tantangan untukdikembangkan. Untuk menyusun rencana yang tepat tentang pengembanganSIK di daerah tersebut diperlukan informasi tentang bagaimana keadaan SIKsaat ini. Pada tahun 2012 Departemen Kesehatan melakukan assessmentterhadap 138 Kabupaten/Kota yang dikatagorikan sebagai daerah tertinggal,perbatasan dan kepulauan, serta daerah yang bermasalah kesehatan. Padaartikel ini dilakukan analisis data sekunder hasil assessment yang dilaksanakanoleh Depkes. Pada survey tersebut dilakukan wawancara tatap muka di 24kabupaten dan pada 114 kabupaten kuesioner dikirim melalui pos. Quesioneryang digunakan mengadopsi kuesioner Health Metric Network. Salah satu itemyang dinilai adalah masalah sumber daya SIK yang terdiri atas lima indikatoryaitu kebijakan, institusi SIK, SDM, pembiayaan, dan infrastruktur.Metode: Penelitian ini khusus menganalisis komponen infrastruktur. Terdapat 12indikator yang digunakan untuk menilai infrastruktur SIK ditingkatkabupaten/kota. Penelitian ini mendapatkan bahwa ketersediaan tenaga khususuntuk pemeliharaaan komputer dan IT adalah masalah yang dihadapi olehsebagian besar dinas kesehatan kabupaten (70,2%). Berikutnya adalah belumditerapkannya SIKDA generik (54,4%). Tidak adanya dana untuk pemeliharaankomputer dan IT juga menjadi masalah pada 45% kabupaten, kalaupun adajumlahnya tidak mencukupi (30%). Namun demikin, hampir semua dinaskabupaten telah mendapatkan aliran listrik. Hanya sebagian kecil (4,4%)kabupaten yang belum mendapatkan aliran listrik dan terletak di daerah Papua.Hampir semua dinas kesehatan kabupaten (92%) tersedia komputer untukpengelolaan data (membantu kompilasi, pengolahan data, penyajian data),walaupun terdapat 17% yang menyatakan tidak mencukupi. Sebanyak 82%telah dilengkapi dengan fasilitas internet walaupun sepertiganya menyatakankurang mencukup.Hasil: Penyediaan sumberdaya manusia yang kompeten untuk pemeliharaanfasilitas komputer merupakan komponen yang perlu perhatikan untukmeningkatkan SIK. Demikian juga dengan anggaran untuk pemeliharaan fasilitasSIK. Komunikasi melalui elektronik sangat memungkinkan dilakukan ditingkatkabupaten karena hampir semua telah memiliki fasilitas internet

    DETERMINAN PEMERIKSAAN RUTIN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MASSENGA

    Get PDF
    Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Pemeriksaan rutin tekanan darah sangat diperlukan untuk mengetahui tekanan darah serta mencegah terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan rutin tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Massenga. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah pasien hipertensi yang melakukan kontrol tekanan darah di Puskesmas Massenga selama tahun 2017 yaitu 742 orang. Teknik pengambilan sampel berupa simple random sampling dengan besar sampel sebanyak 117 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,004), pengetahuan (p=0,000), akses pelayanan kesehatan (p=0,000) dan dukungan keluarga (p=0,000) dengan pemeriksaan rutin tekanan darah sedangkan variabel jenis pekerjaan tidak berhubungan dengan pemeriksaan rutin tekanan darah pada pasien hipertensi (p=0,386). Disarankan kepada masyarakat agar aktif mengikuti sosialisasi yang berkaitan dengan hipertensi untuk menambah pengetahuan utamanya bagi para penderita hipertensi serta bagi petugas kesehatan sebaiknya memberikan penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat mengenai hipertensi utamanya tentang pentingnya melakukan kontrol tekanan darah secara rutin untuk menghindari komplikasi. Kata Kunci: Hipertensi, tekanan darah, pemeriksaan ruti

    THE RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP STYLE AND NURSE’S WORK MOTIVATION WITH THE APPLICATION OF PATIENT SAFETY CULTURE OF THE INPATIENT INSTALLATION IN THE C CLASS HOSPITAL, BONE REGENCY

    Get PDF
    In building patient safety culture, leadership is one of the behavioral factors in the Total Safety Culture model. The patient safety culture is related to the issue of Adverse Events as the main issue of this study. Beside that, active involvement of organization members is also needed in the form of work motivation. Therefore, this study aims to identify the dominant leadership style of the inpatient nurse managers  in the c class hospitals and to analyze the relationship between the leadership style and nurse’s work motivation with the application of patient safety culture in the c class hospitals of Bone regency. This research is a cross sectional study with 104 samples of nurses providing care, taken in total sampling at three hospitals, namely Datu Pancaitana Regional Hospital, M. Yasin Army Hospital, and Hapsah Hospital. Data were collected using a structured questionnaire and statistically analyzed using the chi-square test (k x k). The results of this study indicate that the dominant leadership style of the inpatient nurse managers is transactional with the percentage of 69.2%. The results also showed that there was a relationship between leadership style (p <0.05) and nurse’s work motivation (p <0.05) with the application of patient safety culture. It was concluded that the transactional leadership had a positive impact in building an independent culture. The combination of extrinsic and intrinsic motivation has succeeded in creating a public service motivation that has a positive impact in building a reporting and learning culture

    Determinants of Chronic Energy Deficiency among pregnant women in Jeneponto regency

    Get PDF
      Background: The prevalence of Chronic Energy Deficiency (CED) in Indonesia reached 24.2% in 2013. The present study aimed to identify the determinants of CED in pregnant women.  Methods: A cross-sectional study was conducted between July 2016 - July 2017 in Jeneponto Regency. The standard used in Indonesia categorizes CED when MUAC <23.5 cm while the normal value is considered as ³23.5 cm. A total 616 respondents were selected using proportional stratified non-random sampling. The independent variables were socio-economic, food intake, and environmental factors. Anthropometric data including Middle-Upper Arm Circumference (MUAC) was measured using MUAC tape. In addition, SECA digital weight scale was used to measure weight and Microtoice for height. Data were collected using structured questionnaires and the results were double input to ensure validity of data. Data analyses used were chi-square and logistic regression run in PASW Statistics for Windows, Version 18.0.      Results: The results showed that the prevalence of CED is quite high (n=131) (21.3%). The variables that contributed to the CED occurrence were age (OR=2.662, 95%CI=1.785-3.968, P<0.001) and education level (OR=0.505, 95%CI=0.340-0.751, P=0.001). Multivariate analysis showed only educational level and latrines availability became the determinant factors of CED in pregnant women (P<0.05). After controlling low carbohydrates and protein intake, there was no statistically significant variable as determinant factor of CED among pregnant women.  Conclusion: The present study concludes that age and education level are potential to be determinant factors for CED. Attempts should be made to prevent the impact of CED on pregnant women. The government needs to provide the proper program to overcome impact and prevalent of CED

    FAKTOR AIR, SANITASI, DAN HIGIENE TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN KUMUH KOTA MAKASSAR: Water, Sanitation, and Hygiene Factors of Diarrhea among Toddlers in Slum Settlements Makassar City

    Get PDF
    Diare merupakan penyakit yang disebabkan kontaminasi mikroorganisme sepeti Rotavirus dan Escherichia coli. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian diare adalah air, sanitasi, dan higiene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi air, kondisi sanitasi, dan praktik higiene ibu dengan kejadian diare pada balita di permukiman kumuh Kecamatan Tallo Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan desain studi Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua balita yang berumur 12-59 bulan dan bertempat tinggal di sekitar wilayah Kecamatan Tallo Kota Makassar tahun 2022 yaitu sebanyak 9252 balita dengan jumlah sampel sebanyak 240 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu teknik accidental sampling. Data dianalisis menggunakan SPSS secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi air rumah tannga (p=0,027), pengelolaan air minum (p=0,000), pengelolaan sampah (p=0,000), kepemilikan jamban (p=0,002), dan praktik higiene ibu (p= 0,000) dengan kejadian diare pada balita 3 bulan terakhir. Sumber air rumah tangga, pengelolaan air minum, kepemilikan tempat sampah, kepemilikan jamban rumah tangga, dan praktik higiene ibu berhubungan dengan kejadian diare pada balita, oleh karena itu diharapkan ibu lebih memperhatikan kondisi air, sanitasi dan praktik higiene demi mengendalikan faktor-faktor risiko kejadian diare

    HUBUNGAN QUALITY OF WORK LIFE (QWL) TERHADAP KINERJA DOKTER DI RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

    Get PDF
    Quality or Work Life (QWL) adalah persepsi karyawan terhadap kehidupan kerja yang dapat mempengaruhikinerja individu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisishubungan QWL beserta dimensinya terhadap kinerja dokter di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Penelitiandilaksanakan di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectionaldengan menggunakan mixed method (metode kualitatif dan kuantitatif). Pengambilan sampel pada penelitian inidilakukan menggunakan metode total sampling terhadap 44 dokter dan dokter gigi yang bertugas. Analisis yangdigunakan adalah Fisher dan regresi logistik. Hasil penelitian menggunanakan analisis bivariat menunjukanbahwa variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan kinerja adalah quality of work life (p=0,000),kompensasi yang seimbang (0,001), rasa aman terhadap pekerjaan (p=0,032), keselamatan lingkungan kerja(p=0,027) dan rasa bangga terhadap institusi (p=0,048). Sedangkan variabel keterlibatan dokter, pengembangankarir (p=0,247), fasilitas yang tersedia (p=0,161), penyelesaian masalah (p=0,175), dan komunikasi (p=0,105)tidak memiliki hubungan signifikan terhadap kinerja dokter. Selanjutnya, dari seluruh komponen QWL,kompensasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja dokter (B=3,133 p=0,009). Suasanaideal yang dapat meningkatkan kinerja dokter ialah harus didukung dengan sarana dan prasana yang baik,dijembatani dengan komunikasi yang baik dan kebijakan-kebijakan yang paten serta tersosialisasi dengan baik

    DETERMINAN PERENCANAAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI DAERAH PERDESAAN KABUPATEN TORAJA UTARA

    Get PDF
    WHO 2010 memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 385.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin. AKI di Kabupaten Toraja Utara mengalami peningkatan pada tahun 2009-2011. AKI kembali meningkat pada tahun 2011 sekitar 122 per 100.000KH. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perencanaan persalinan dan kesiapan komplikasi serta faktor yang berhubungan dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah semua ibu yang bersalin dari Januari hingga Desember 2013 di daerah perdesaan Kabupaten Toraja Utara berjumlah 2.880 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu bersalin dari Januari hingga Desember 2013. Penarikan sampel menggunakan cluster random sampling dengan besar sampel 340 orang. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan perencanaan persalinan adalah kunjungan ANC (p=0,000); pendapatan (p=0,000); pekerjaan ibu (p=0,044); pendidikan suami (p=0,013); pendidikan ibu (p=0,000). Sedangkan yang tidak berhubungan dengan perencanaan persalinan adalah paritas (p=0,881); umur ibu (p=0,252); dukungan suami (p=0,533); pekerjaan suami (p=0,974). Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan kunjungan ANC, pekerjaan ibu, pendapatan, pendidikan ibu dan suami dengan perencanaan persalinan. Penelitian ini menyarankan agar ibu hamil lebih memperhatikan masalah kehamilannya, terutama perencanaan persalinan

    DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU MULTIPARA DI KABUPATEN JENEPONTO

    Get PDF
    Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu strategi global yang dicanangkan WHO dan UNICEF untuk mengurangi angka kematian bayi dan neonatal. Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Jeneponto pada tahun 2013 sebesar 67,7%, belum mencapai target nasional yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deteminan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu multipara. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Wawancara dilakukan pada 262 ibu multipara yang memiliki bayi usia 6-12 bulan. Sampel diperoleh dengan cara proporsional random sampling. Analisis data menggunakan uji statistik chi square dengan p=0,05. Penelitian ini menemukan bahwa sebesar (26,3%) ibu mutlipara yang memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang berhubungan dengan pemberberian ASI eksklusif oleh ibu multipara, yaitu tingkat pengetahuan ibu (0,000), sikap ibu (0,000) dan penerimaan informasi dari petugas kesehatan (0,000), sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif yaitu usia ibu (0,237), tingkat pendidikan ibu (0,468), tingkat pendidikan suami (0,476), status pekerjaan ibu (0,289), dan usia kehamilan ibu (0,095). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu dan penerimaan informasi dari petugas kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu multipara di Kabupaten Jeneponto

    DETERMINAN PEMILIHAN JENIS PENOLONG DAN TEMPAT PERSALINAN DI DAERAH PERKOTAAN KABUPATEN TORAJA UTARA

    Get PDF
    Pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dan fasilitas kesehatan sebagai tempat persalinan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemilihan jenis penolong dan tempat persalinan di daerah perkotaan Kabupaten Toraja Utara. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study. Populasi adalah ibu yang bersalin dari Januari hingga Desember 2013 di daerah perkotaan Kabupaten Toraja Utara. Penarikan sampel menggunakan cluster random sampling dengan besar sampel 287 orang. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan pemilihan jenis penolong persalinan adalah status ekonomi keluarga (p=0,033), paritas (p=0,030), kunjungan ANC (p=0,005), keberadaan bidan (p=0,002) dan komplikasi (p=0,000). Variabel yang berhubungan dengan pemilihan tempat persalinan adalah tingkat pendidikan ibu (p=0,044), tingkat pendidikan suami (p=0,003), dukungan suami (p=0,039), status ekonomi keluarga (p=0,014), kunjungan ANC (p=0,001), keberadaan bidan (p=0,005) dan komplikasi (p=0,000). Tenaga kesehatan sebaiknya melakukan sosialisasi kepada ibu hamil pada saat memeriksakan kehamilan tentang pentingnya persalinan aman yang ditolong oleh tenaga kesehatan

    The intervention of maternal nutrition literacy has the potential to prevent childhood stunting: Randomized control trials

    Get PDF
    Background: Stunting is the impaired growth and development of children due to poor nutrition, repeated infection, and inadequate psychological stimulation. This research aims to examine the impact of maternal nutrition literacy (MNL) in increasing the height or score of a stunted child.Design and Methods: This study is a randomized control trial, which uses a sample size of 85 participants, 43 interventions and 42 controls, an 80% stress test and a 95% confidence level. The intervention group of the MNL consists of families with children under the age of five, focused on the mother's ability to perform breastfeeding, hygiene activities, care, and intervention for 3 months.Result: The status of stunting was determined by the different distribution of stunting before and after the intervention in both the intervention and control groups. There was a decrease of about 9.3% of MNL in the intervention group, while in the control group it decreased by just 2.4% (p<0.05).Conclusions: It can be concluded that MNL has an effect in preventing stunting, and it is recommended that preventive measures should focus more on normal children, while stunted children should be provided with breastfeeding as the core of MNL
    corecore