12 research outputs found

    Karakteristik Geodinamika Periodik Di Provinsi Lampung Dari Pengukuran GNSS Kontinu Selama Satu Bulan Pada Tahun 2018

    Get PDF
    Geodinamika periodik merupakan fenomena yang diamati untuk mempelajari perilaku bumi. GNSS dapat digunakan untuk mengamati fenomena periodik tersebut. Fenomena periodik diteliti karena memiliki kegunaan dalam hal sistem referensi dan menjadi koreksi agar dapat memperoleh pergerakan fenomena sekuler dan episodik yang lebih akurat. Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik geodinamika periodik di Provinsi Lampung. Data GNSS yang digunakan pada penelitian ini adalah data kontinu selama satu bulan pada Januari 2018 pada titik TJKG di Natar dan titik KRUI di Krui yang berada pada pesisir yang menghadap samudra. Pengolahan data GNSS menghasilkan solusi koordinat titik untuk setiap menit dengan strategi Precise Point Positioning (PPP) dan metode absolut kinematik dengan tidak menggunakan model geodinamika periodik. Hasil pengolahan dilakukan analisis data 24 jam dan analisis data 31 hari, serta analisis pada domain frekuensi yang didapatkan dari hasil transformasi Fourier. Kekuatan fenomena periodik di KRUI lebih besar dibandingkan titik TJKG yang disebabkan posisi titik KRUI yang lebih dekat dengan samudra. Fenomena geodinamika periodik yang teridentifikasi pada kedua titik tersebut adalah fenomena diurnal dengan periode 24 jam, fenomena semidiurnal dengan periode 12 jam, dan fenomena fortnightly dengan periode 15 hari

    PERBANDINGAN PERLEKATAN KOLONI BAKTERI STREPTOCOCCUS ORALIS PADA BENANG CATGUT DAN BENANG POLYGLECAPRONE 25 PADA INTERVENSI BEDAH MULUT (STUDI PADA TIKUS PUTIH [RATTUS NORVEGICUS])

    Get PDF
    Intervensi bedah mulut merupakan prosedur bedah menggunakan benang bedah yang berguna sebagai penutup tepi luka, meningkatkan penyembuhan luka, dan mengontrol pendarahan. Benang bedah yang digunakan saat ini terdiri dari jenis absorbable dan nonabsorbable, berstruktur monofilamen atau multifilamen, dan terbuat dari bahan alami maupun sintetis. Benang bedah dapat menyebabkan reaksi jaringan karena terjadi akumulasi koloni bakteri yang melekat pada benang bedah. Streptococcus oralis merupakan bakteri yang umum berada pada rongga mulut manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perlekatan koloni bakteri S. oralis pada benang bedah berbahan alami (catgut) dan benang bedah berbahan sintetis (polyglecaprone 25). Bakteri yang melekat di benang bedah diteliti dengan metode pengenceran bertingkat/lempeng sebar dan dihitung dengan menggunakan metode standard plate count. Penelitian ini dilakukan pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Hasil penelitian ini terdapat 4 koloni bakteri yang melekat pada kedua jenis benang bedah dengan karakteristik Gram-positif, anaerob fakultatif, mesofil, dan katalase positif serta dikelompokkan dalam genus Micrococcus, Rothia, Staphylococcus, dan Bacillus/Listeria/Propionibacterium. Pada penelitian ini tidak terdapat perlekatan koloni Streptococcus oralis pada benang bedah yang digunakan pada intervensi bedah mulut pada tikus putih disebabkan karena kompleksitas bakteri rongga mulut tikus yang rendah dan berbeda dengan rongga mulut manusia

    Penentuan Titik IGS sebagai Titik Ikat dalam Pengolahan Data GNSS untuk Studi Geodinamika di Pulau Sumatra

    Get PDF
    Geodynamic studies on the Sumatra island generally use GNSS data. GNSS data processing using the differential method by using the IGS point as a tie point. This study aims to determine good IGS point in processing GNSS data for geodynamic studies on the Sumatra island. The data used are GNSS data from 3 SuGAr points and 20 IGS points in 2019 with DOY 061, 062, and 063. 211 GNSS data processing is carried out using different IGS points. The number of tie points used are 18, 19, and 20 IGS points. Determination of a good IGS point is based on the results of the standard deviation. The factors that cause the standard deviation value are the quality of the IGS point, distance, and temperature value. The processing results with 18 IGS points are better than 20 IGS points when using poor IGS points. The processing quality at the SuGAr point on the southern part of Sumatra Island (TJKG point) is the best compared to the other two SuGAr points. IGS points that are bad for geodynamic studies are XMIS and PBRI points because of the high standard deviation values for close distances. Good IGS points with low standard deviation values are COCO, DGAR, and LHAZ points. The low temperature value at the LHAZ point is thought to be the cause of the low standard deviation value.  Keywords : GNSS, Standard Deviation, Precision, IGS, Differentia

    Multipurpose cadastre for campus room appraisal

    Get PDF
    The use of fundamental components of multipurpose cadastre which can be used as basic information and backbone for government policy with geographical information system as a tool are applied in this research method to appraisecampus room. The process to appraise of the facilities in a room begins with collecting facilities data which related to attribute data and defining room boundary which related to spatial data. Room appraisal are analysed by firstly calculate room valuebasedon facilities and activity hours.The method to calculate room value is comparison of quantity and functionality of facilities in every room. Thorough analysis is conducted to separate room value data containing human errors. The determination of which category (high, medium, low) every room fit in is based on distribution of value of every room value which is free of human errors. Room appraisal using this research method will lead to optimize every campus room especially low category room. This approach is also effective way to record number of rooms and facilities of campus comprehensively. Keywords: Multipurpose cadastre, Appraisal, Geographic Information Syste

    Perubahan Kecepatan Subduksi Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Sundaland akibat Gempa Bumi Samudera Hindia tahun 2016

    Get PDF
    Gempa bumi Samudera Hindia terjadi pada tanggal 2 Maret 2016 dengan magnitudo7.8 di sekitar zona subduksi Lempeng Sundaland. Implikasi tektonik dari gempa bumi dengan magnitudo di atas 7 ini diteliti karena implikasi tektonik gempa bumi di Samudera Hindia tahun 2012 sangat besar hingga Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pengaruh gempa bumi Samudera Hindia tahun 2016 terhadap perubahan kecepatan subduksi. Data yang digunakan adalah data Global Navigation Satellite System (GNSS) kontinu di tujuh stasiun yang berada di Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Sundaland. Data diolah dengan perangkat lunak ilmiah untuk mendapat solusi koordinat harian. Pada deret waktu koordinat, dilakukan perhitungan kecepatan degan regresi linier untuk data sebelum gempa bumi dan data setelah gempa bumi. Nilai kecepatan yang diperoleh digunakan untuk perhitungan regangan. Hal yang didapatkan dan dibahas adalah perubahan nilai kecepatan dan regangan, serta membandingkan arah kecepatan stasiun GNSS dengan arah kecepatan dari lempeng terkait. Kecepatan stasiun GNSS yang diperoleh berkisar 18 hingga 70 mm/tahun. Kecepatan stasiun GNSS mengalami penurunan dan regangan mengalami pertambahan nilai pemendekan setelah gempa bumi. Nilai perubahan semakin besar untuk stasiun yang lebih dekat ke Palung Sunda. Stasiun GNSS yang berada di pulau di sebelah barat Pulau Sumatra diduga berada di Blok Sumatra, pecahan dari Lempeng Sundaland

    Segmentasi Sesar Semangko Timur menggunakan Pengukuran Fotogrametri

    Get PDF
    Sesar Semangko dengan panjang 65 km merupakan wilayah yang aktif secara tektonik dan terletak di Provinsi Lampung. Sesar Semangko terbagi menjadi dua: Sesar Semangko Barat dan Sesar Semangko Timur. Segmentasi sesar Semangko Timur terlihat terputus dari citra satelit dengan resolusi spasial 30 meter ketika melalui Kota Agung karena terjadi sedimentasi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan segmentasi sesar Semangko Timur menggunakan pengukuran fotogrametri dengan resolusi spasial yang jauh lebih baik dibandingkan citra dari satelit. Data yang digunakan adalah data pengukuran fotogrametri dan Global Navigation Satellite System (GNSS) di wilayah dengan luas 100 hektar di lokasi terputusnya sesar Semangko Timur di Kota Agung, Tanggamus. Pengukuran fotogrametri dilakukan dengan menggunakan tinggi terbang sebesar 100 meter. Segmentasi sesar dilakukan dari DSM hasil pengolahan fotogrametri dengan mendefinisikan perbedaan nilai kelerengan di sesar Semangko Timur sebelum terputus dan diterapkan di lokasi penelitian dengan ciri serupa. Nilai kelerengan diperoleh dengan pembuatan kontur dari DSM. Kualitas produk DSM hasil pengukuran fotogrametri mencapai 12,4 cm untuk ketelitian horizontal dan 36 cm untuk ketelitian vertikal. Segmentasi sesar Semangko Timur yang tergambarkan dengan pengukuran fotogrametri yaitu sepanjang 100 meter di tutupan lahan persawahan

    Slip Rate of Kumering Fault in Lampung Province Calculated from GPS Data from 2007 to 2021

    Get PDF
    Kumering Fault in Lampung Province is a segment of SFZ that was tectonically active region that had generates large earthquakes. The earthquake hazard around Kumering Fault can be estimated by understanding slip rate of Kumering Fault. This research aim is to estimate slip rate of Kumering Fault by using GPS data from 2007 to 2021. GPS data used in this research are 6 periodic GPS sites and 1 continuous Sumatran GPS Array site. GPS data is processed to obtain daily solution coordinates which are used to calculate velocity by using least-square method of linear regression. Fault parallel velocities are calculated to estimate slip rate and locking depth of Kumering Fault. The  The process to obtain slip rate is using grid-search method by finding best fit velocities for all GPS sites. The velocities of GPS sites indicate Sundaland Plate movement. Fault parallel velocities shows the typical movement of right-lateral Kumering Fault. The slip rate of Kumering Fault estimated from this study is 18.2 ± 10 mm/year while the locking depth of the Kumering Fault is 17 ± 3 km. It proves that SFZ is rigid block. However, building more GPS sites in area study is mandatory to obtain better result

    Effect of Investment, Free Cash Flow, Earnings Management, Interest Coverage Ratio, Liquidity, and Leverage on Financial Distress

    Get PDF
    This study aims to provide empirical evidence of the effect of investment, free cash flow, earnings management, interest coverage ratio, liquidity and leverage on financial distress. The dependent variable is financial distress as measured by the Altman Z-score. The independent variables are total assets growth as a proxy for investment, free cash flow, earnings management with modified Jones model, interest coverage ratio, leverage and liquidity. This study was tested using ordinal logistic regression analysis. The sample used in this study were manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2020. The sample in this study was selected using purposive sampling with a total of 392 observations. The results of this study indicate that free cash flow, interest coverage ratio and liquidity have a significant effect on financial distress, while investment, earnings management and leverage have no effect on financial distress. The implication of this research is to prove the signal theory and agency theory. The limitation of this study is that there are still errors of type I and II in classifying companies that experience financial distress and non-financial distres

    Association between Surface Air Temperature And Land Use On The Campus Scale

    No full text
    The increasing trend of global temperature is related to the land use change in the form of urbanization. The impact of land use change to surface air temperature in Indonesia especially in smaller scope in Indonesia have not researched yet. The study area is located on newly built campus and the development of land use change inside campus can be managed carefully. This research aim is to determine which land use affecting high-temperature by using multiple linear regression method with least square approach so that temperature increase can be controlled in which some land uses must be preserved in urbanization. Land use data is interpreted from the photo map of 275 hectare campus. Temperature data is measured by using the digital thermometer three times a day. The method idea is to obtain distinctive contribution of every land use to every temperature measurement point. The contribution follows the inverse distance weighted concept. Surface air temperature measurement points are located with 150 meter interval and centroids of land use polygons are used for association calculation. Temperature measurement shows values between 25.5oC and 35.4oC. Land use with more anthropogenic activities and rubber plantation are the top contributors to high surface air temperature within a day. In the non-built-up land use category, water body increases the temperature in the daytime. Anthropogenic activities and vegetation density within land use is the main factor in increasing the surface air temperature so that it is suggested to plant farm-like vegetation around every built-up land use
    corecore